Dika menunggu jawaban dari Ilham dan Cinta yang masih terlihat berpikir, sampai akhirnya Cinta kembali angkat suara.
"Belum Kak, Rangga belum mengetahui tentang semua ini, karena Kasih belum siap untuk menceritakan semuanya kepada Rangga dan keluarga, apalagi Rangga adalah Anak tunggal, dan Kasih takut jika kedua orangtua Rangga tidak bisa menerima kekurangan Kasih."
Dika menghela nafas panjang, karena saat ini dirinya tidak bisa membantu Kasih.
"Kasihan sekali nasib Kasih, Kakak tau betul ambisi Mertua Kasih jika sudah memiliki keinginan, dulu saja mereka terus memaksa untuk menjodohkan Rangga dan Kasih karena ingin segera mendapatkan Cucu. Semoga ada keajaiban dan penyakit Kasih bisa disembuhkan," ucap Dika yang di Amini oleh Cinta dan Ilham.
"Dita bilang dia akan berusaha menyembuhkan penyakit Kasih, semoga saja ada jalan ke luar untuk semua masalah ini, meski pun sangat sulit untuk Kasih bisa hamil."
"Sebagai orangtua kita hanya bisa mendo'akan kebahagiaan Anak-anak kita. Ya sudah kalau begitu Kakak ke kamar Iqbal dulu, pasti Anak itu sudah menunggu Om nya yang tampan ini," ujar Dika dengan terkekeh, Cinta dan Ilham memutar malas bola mata mereka jika penyakit narsis Dika sudah kumat.
Setelah semuanya pergi, Ilham membaringkan kepalanya pada paha Cinta, seperti biasa Cinta langsung memijit lembut kening Suaminya.
"Tidak terasa usia pernikahan kita sudah tujuh belas tahun, makasih ya sayang karena Bunda selalu menemani Ayah dalam suka dan duka. Ayah sekarang sudah tidak punya siapa-siapa lagi selain Bunda dan Anak-anak."
"Kita akan selalu bersama hingga maut yang memisahkan, maaf ya jika Ayah sering merasa tidak nyaman karena kita harus satu rumah dengan Kak Dika."
"Ayah sangat mengerti posisi Dika saat ini yang hanya memiliki Bunda sebagai keluarganya, apalagi sampai sekarang Dika masih belum mau membuka hatinya untuk perempuan lain setelah Dika mengetahui jika Bunda adalah Adik kembarnya."
"Kita hanya bisa mendo'akan yang terbaik untuk semuanya. Ya sudah sebaiknya sekarang kita ke kamar," ujar Cinta.
"Apa Bunda mau ngajak Ayah bikin Adik untuk Iqbal?" goda Ilham, dan Cinta langsung memutar jengah bola matanya.
......................
Saat ini jarum jam sudah menunjukan pukul sebelas malam, tapi Dita dan Rangga sama-sama belum bisa memejamkan mata, karena bayang-bayang masalalu terus menari-nari dalam ingatan mereka, sampai akhirnya Dita memutuskan ke luar menuju balkon kamarnya untuk mencari angin.
Dita menatap langit malam yang bertabur bintang dengan airmata yang terus menetes pada pipinya, tapi beberapa saat kemudian Dita merasakan sebuah tangan kekar memeluk tubuhnya dari belakang, sontak saja Dita terkejut dan langsung membalikan badannya.
"Rangga, apa yang kamu lakukan? tidak seharusnya kamu melakukan semua ini, lepaskan tangan kamu dari tubuhku Rangga !!" ujar Dita, dengan memberontak mencoba melepaskan diri dari pelukan Rangga, tapi Rangga malah mengeratkan pelukannya.
"Dita, aku sangat merindukanmu, aku sudah berusaha untuk melupakanmu, tapi ternyata semua itu sangat sulit, bahkan cinta dalam hatiku semakin hari semakin besar."
Plak
Satu tamparan keras mendarat pada pipi Rangga.
"Tutup mulut kamu Rangga !! tidak seharusnya kamu berbicara seperti itu, karena saat ini kamu adalah Suami dari saudaraku sendiri," ujar Dita dengan airmata yang terus menetes ada pipinya, begitu juga dengan Rangga.
"Dita, aku benar-benar minta maaf, kamu harus tau semua kebenarannya."
"Aku tidak butuh penjelasan apa pun dari kamu Rangga, karena semua itu sudah tidak ada artinya lagi dan tidak akan bisa mengubah keadaan. Kamu tidak usah membela diri, karena pada kenyataannya kamu adalah PENGHIANAT !!" ucap Dita dengan penuh penekanan.
"Dita, kamu harus tau saat aku pulang dari luar negeri, semua barang-barangku hilang, termasuk handphoneku, aku sudah berusaha mencari nomor handphone kamu, tapi tidak aku temukan juga, bahkan sosmed kamu sudah tidak aktif saat aku terus mencobanya. Aku begitu frustasi karena tidak bisa menghubungi kamu, apalagi kedua orangtuaku terus mendesak supaya aku segera menikahi Kasih, dan kami menikah atas dasar perjodohan."
"Apa pun alasan kamu, aku sudah tidak peduli lagi Rangga, karena kenyataannya sekarang kita adalah saudara ipar, meski pun aku dan Kasih bukan saudara kandung, tapi kami saling menyayangi melebihi saudara kandung."
"Lalu bagaimana dengan perasaan kita? aku tau kalau kamu juga masih memiliki perasaan yang sama untukku, dan kita masih saling mencintai."
"Aku sudah tidak percaya lagi dengan yang namanya Cinta, dan terimakasih karena kamu telah membuat aku merasakan semua itu. Semoga kamu dan Kasih selalu bahagia."
"Tidak Dita, kebahagiaanku adalah kamu, dan aku tidak bisa melupakan kamu begitu saja."
"Lupakan Aku, karena itu yang terbaik untuk kita, anggap saja aku tidak pernah hadir dalam kehidupan kamu, begitu juga dengan aku yang akan berusaha untuk melupakan kamu Rangga."
"Tidak Dita, aku tidak bisa," ucap Rangga dengan menjatuhkan tubuhnya di atas lantai.
"Kamu tidak boleh egois Rangga, aku tidak mau menyakiti hati saudaraku sendiri, dan kamu jangan berpikir bisa menyakiti hati Kasih, karena aku tidak akan pernah membiarkannya," ujar Dita dengan melangkahkan kaki menuju kamarnya meninggalkan Rangga yang masih duduk bersimpuh memohon kepada Dita supaya tidak meminta dirinya untuk melupakan Dita.
Setelah menutup pintu kamarnya, Dita menjatuhkan tubuhnya dibalik pintu, kemudian Dita kembali menumpahkan airmatanya.
Kenapa harus Rangga yang menjadi Suami Kasih? semua ini sangat berat untuk kami Tuhan, ucap Dita dalam hati, dan rasanya Dita ingin sekali berteriak menumpahkan semua isi hatinya, sampai akhirnya beberapa saat kemudian Dika mengetuk pintu dan masuk ke dalam kamar Dita.
"Ayah," ucap Dita kemudian berhambur memeluk tubuh Dika, dan menumpahkan airmatanya dalam pelukan Dika.
Jika tidak ada oranglain, Dita memanggil Dika dengan sebutan Ayah seperti saat dirinya masih kecil, karena sebelum menikah dengan Ilham, Dika adalah Ayah angkat Dita.
"Nak, Ayah tadi sudah melihat semuanya saat Ayah berada di dalam kamar Iqbal. Kenapa Dita tidak mengatakan jika Dita sudah mempunyai Kekasih?" tanya Dika yang ikut menangis dengan Dita.
"Sekarang Rangga hanyalah masalalu untuk Dita, dan Dita akan berusaha untuk melupakannya."
"Kenapa kisah cinta kita begitu tragis Nak, padahal Ayah berharap Dita tidak mengalami kisah cinta seperti Ayah, dan Ayah tau jika semua itu sangat menyakitkan karena mau tidak mau, kita harus melihat orang yang kita cintai hidup bersama orang yang paling dekat dengan kita."
"Dita akan berusaha untuk ikhlas demi kebahagiaan Kasih, dan Dita akan berusaha untuk melupakan Rangga meski pun semua itu akan sangat sulit."
"Nak, melupakan tidak semudah membalikan telapak tangan. Dulu Ayah sudah berusaha untuk ikhlas melepas Cinta untuk menikah dengan Ilham, tapi ternyata ikhlas hanya mudah di ucapkan, dan sangat sulit untuk dilakukan."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
@Kristin
Iklas memang tidak mudah namun harus di sertai kesabaran.
2023-04-10
1
@Kristin
Labih baik bagitu Dita...
2023-04-10
1
Sunshine
yg paling sulit adalah ikhlas, 😭
2023-04-04
1