Tidak boleh tinggal satu atap

"Mas Akhyar," Alma menoleh.

"Syukur masih hidup. Kadang lebih baik tidak ada jika kedatangan kamu nanti buat masalah."

"Apa an sih?"

"Ya bagaimana coba? Anak yang harusnya di gadang-gadang buat mengelola PT. Mebel Sejahtera, kabur begitu saja ninggalin papa nya dan Indonesia."

"Tapi kan aku udah kembali mas."

"Asal nggak nambah perkara aja."

"Lagian juga dengan kabur nya aku menguntungkan mas. Sekarang situ banyak duit gara-gara saham PT sebagian di bagi dengan anda. Dasar pria mata duitan." Alma lalu terkekeh.

Akhyar tidak bisa marah lama-lama dengan Alma. Keduanya kemudian bicara ringan dan saling menanyakan kabar masing-masing bagaimana.

Alma dan Akhyar kemudian berjalan mendekat ke arah ibu Olivia dan pak Hanung. Memberi selamat kepada keduanya. Alma dapat merasakan jika papa nya terlihat bahagia setelah memperistri ibu Olivia.

Setelah itu Alma dan Akhyar melipir, Akhyar seperti biasa mencari keberadaan Arsyla. Sedang Alma berjalan-jalan menjauh dari tamu undangan. Tanpa sengaja, Alma mendapati Regi tengah sendirian di area belakang Hotel.

"Sendirian aja kak?" tanya Alma yang lagi-lagi mengagetkan Regi.

"Ck, kamu lagi." Bola mata Regi menatap malas sosok Alma.

"Mau sampai kapan kakak benci sama aku? Takdirnya kita sekarang menjadi keluarga. Kita menjadi saudara biarpun itu tiri." Alma perlahan memposisikan diri lebih dekat ke Regi.

Regi menoleh, menatap Alma dan masih diam belum menyampaikan kata.

"Justru itu. Aku tidak bisa bayangkan dunia ku yang sebentar lagi terasa sesak karena ketambahan kamu."

"Idih, begitu amat. Emang aku sebesar apa? Sampai bikin sesak dunia kakak."

"Bukan besar badan nya kamu. Besar nya masalah yang akan kamu buat gara-gara tindakan konyol kamu nanti."

Alma tertunduk. Memainkan ibu jari kaki yang dia usap-usapkan pada rumput hijau setelah dia lepas hells nya.

"Lihat aja nanti. Kalau kamu tukang bikin masalah. Aku jeburin kamu ke kawah gunung Semeru," ancam Regi biarpun tidak mungkin namun mengundang tawa kecil Alma.

"Serem banget sih kak, mau di jeburin ke kawah gunung Semeru," ucap nya manja.

"Kamu hanya lama pergi Al, bukan amnesia atau punya penyakit hilang ingatan. Kamu lupa dengan semua tindakan tercela yang kamu lakukan?" tekan Regi dengan tatapan tajam nya.

Sedang Alma hanya tertunduk pasrah apabila semua hal kekonyolan nya dalam mengejar cinta nya Regi diungkit kembali.

Suasana mendadak hening sebentar. Baik Regi dan Alma terdiam dan saling tatap-tatapan.

Regi yang kemudian membuang muka, berbeda dengan Alma yang canggung akhirnya memilih garuk-garuk area belakang bagian kuping nya yang tidak gatal.

"Apa kakak akan ketus terus kalau bicara sama aku?"

"Tergantung," jawab cepat Regi yang kemudian pergi. Kedatangan Alma menambah buruk suasana hatinya.

.

.

Beberapa hari kemudian.

Usai pernikahan. Ibu Olivia ternyata tinggal di rumah suaminya. Alma bahkan dengan santai nya memanggil ibu Olivia dengan sebutan mama karena memang dia anak yang manja.

Keakraban Alma dan ibu Olivia bisa dengan cepat mengalir begitu saja. Alma bahkan sangat senang kala mama barunya memperlakukan nya dengan penuh kasih sayang.

Namun tidak pada hari itu. Ibu Olivia merindukan semua nya yang ada di rumah. Arsyad dan Arsyla, tanaman-tanaman anggrek nya yang mempesona di pandang mata. Suasana jerit ribut Arsyad dan Arsyla tak terdengar memekik telinga rasa nya sepi bagi ibu Olivia. Tidak tinggal bersama anak nya, menantunya dan cucu-cucunya terasa hampa. Beliau merindukan nya.

"Liv, ada apa?" tanya Hanung suami nya. Sedari tadi melihat istri nya melamun di dekat jendela.

"Aku kepikiran rumah, rindu Arsyad dan Arsyla. Dua cucu ku yang biasanya ribut berebut meminta pangku aku."

"Ya sudah nanti malam kita menginap di sana. Jadi kamu bisa main bersama mereka."

"Bagaimana kalau kita tinggal di sana saja?" tawar ibu Olivia.

"Lalu bagaimana dengan Alma?"

"Alma ikut tinggal di sana saja. Aku tidak keberatan dan Regi juga pasti tidak akan keberatan."

Pak Hanung masih terdiam. Ingatan beberapa tahun lalu tentang tindakan Alma yang dengan sengaja menggagalkan akad nikah Regi dan Zahrin saja masih belum lenyap dari memori otak nya. Masih ditambah lagi perbuatan tercela Alma yang lain nya. "Apa kamu yakin?" Pak Hanung yang malah tidak enak hati jika harus tinggal bersama dengan keluarga dari putra istrinya.

Ibu Olivia mengangguk meyakinkan suami nya.

"Kamu sendiri tahu kan anak perempuan ku manja. Dia juga putri ku satu-satu nya. Begini saja, kamu bisa buat taman baru sesuka kamu. Lalu untuk Arsyad dan Arsyla, kamu bisa mengunjungi mereka kapan pun. Mengajak nya kemari jika kamu merasa sepi di rumah ini. Bagaimana?" Pak Hanung yang memberi pilihan pada ibu Olivia.

Dert ... dert

Suara ponsel ibu Olivia bergetar. Panggilan dari Regi, putra nya yang memberi tahu jika Arsyad dan Arsyla sakit bersamaan dan memanggil-manggil Oma nya.

Ibu Olivia dan pak Hanung kemudian pergi ke rumah sakit, menjenguk Arsyad dan Arsyla.

"Unch ... unch ... unch cucu-cucu Oma sakit apa sayang?" tanya ibu Olivia dengan gaya bicara mengimbangi Arsyad dan Arsyla yang kemudian menciumi pipi-pipi keduanya secara bergantian.

"Sakit nya rindu sama oma. Oma tinggal sama kita aja. Boleh ya opa Hanung?" tanya Arsyla dengan manja. Rengekan putri Regi dan Zahrin itu memang juara. Membuat ibu Olivia dan pak Hanung tidak tega dengan bocah-bocah gemas ini.

Setelah Ibu Olivia dan pak Hanung saling bertukar tatap. Mata mereka berbicara. Membuat opa baru mereka memutuskan untuk mereka tinggal bersama. "Iya, Oma dan opa akan tinggal bersama kalian," jawab pak Hanung kepada Arsyla.

"Hore... opa baik deh. Terimakasih ya opa," jawabnya dengan bergegas memeluk opa baru mereka secara bergantian dengan tawa yang riang.

.

.

Namun alih-alih tentram setelah dua cucu nya lega akan kehadiran Oma nya kembali ke rumah. Urusan hati orang dewasa beda lagi. Terutama pada diri Regi.

Regi yang tercengang, mendapati Alma berdiri di depan pintu utama. Sibuk dengan koper-koper yang diturunkan seorang diri dari mobil nya.

"Kamu?" Regi menatap Alma penuh heran.

"Kak." Alma yang agak takut kalau ia juga memutuskan tinggal bersama ibu Olivia yang menjadi mama nya yang otomatis akan satu atap bersama Regi.

"Kamu mau cari papa kamu. Papa kamu kan kerja. Cari di kantornya." Secara halus Regi terang-terangan mengusir Alma.

Alma malah tersenyum mendengar hal itu. "Mama kakak kan mama aku juga sekarang. Mama ngijinin aku tinggal di sini."

Mata Regi menyipit, dahinya membentuk garisan rasa tidak percaya. Setelahnya tersadar jika apa yang dikatakan Alma benar adanya.

Belum reda dari rasa terkejutnya dengan apa yang disampaikan Alma. Ibu Olivia datang. "Alma ... masuk sayang."

Alma tersenyum bahagia. Satu wanita yang dulu calon mertua yang didamba, kini berpihak padanya. Separuh dari hati ibu Olivia, minimal dapat dia luluhkan.

"Nggak ma, Alma nggak boleh tinggal di sini," tegas Regi pada mama nya.

BERSAMBUNG

Terpopuler

Comments

⁽⁽ଘ[🐾©️le🅾️🦋]ଓ⁾⁾

⁽⁽ଘ[🐾©️le🅾️🦋]ଓ⁾⁾

Ternyata biang masalah datang,siap2ya darting Regi😅😅😅

2023-05-19

0

Puja Kesuma

Puja Kesuma

inilah org tua bodoh dan egois gk mikirin anaknya...klo mikirvpasti gk akan mau tinggal sama anaknya dgn membawa anak tirinya ikut serta jg...itu sama aja mengundang kehancuran anak dan menantunya

2023-04-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!