Regi menyetujui

"Bibi juga nggak tahu mas Regi," jawab bibi panik.

Regi dan Zahrin yang diliputi rasa panik kemudian membawa ibu Olivia ke rumah sakit. Tiga puluh lima menit berlalu di jalanan. Hingga akhirnya roda empat yang ditumpangi ketiga nya sampai di pelataran rumah sakit.

Saking paniknya, Regi berteriak histeris memanggil dokter dan suster yang tengah berada di Unit Gawat Darurat.

Perasaan Regi campur aduk. Karena tidak biasanya mendapati mama nya pakai acara pingsan segala.

Tidak lama papanya Alma datang karena mendapat informasi dari bibi setelah berulang kali pak Hanung mencoba menghubungi ibu Olivia karena tidak diangkat. Beliau sudah berdiri di depan Regi.

Sedang dua mata Regi membeliak saat melihat sepatu pantofel hitam klimis itu berhenti tepat di depan nya. Matanya perlahan menatap pria itu. Sudah dia duga. Papa nya Alma yaitu om Hanung calon suami mama nya.

"Bagaimana keadaan mama kamu?" tanya pak Hanung kepada Regi.

"Mama masih diperiksa dokter di UGD," jawab nya dengan segumpal marah yang coba Regi tahan.

Karena pria di hadapan nya lah, yang membuat Regi perang dingin terus-menerus dengan mama nya.

Jika bukan karena sentuhan jemari Zahrin yang mengusap-usap punggungnya. Regi mungkin sudah berdiri dengan tatapan permusuhan atau bahkan menarik kerah kemeja pria tua itu dengan menyalahkan nya.

Setelah nya, keheningan terjadi diantara mereka bertiga. Hanya pertukaran mata yang entah apa makna nya yang pasti ketiganya tidak ada yang saling bicara.

Selang beberapa menit Dokter akhirnya keluar. Ketiga nya pun beranjak dari tempat duduk mereka, bangkit lalu mendekat ke arah Dokter yang berdiri setelah menutup kembali tirai berwarna hijau muda cerah itu.

"Bagaimana dok? Bagaimana kondisi mama saya?" tanya Regi panik takut ada hal serius dengan kesehatan mama nya.

"Pasien tidak apa-apa. Mohon setelahnya untuk diperhatikan pola makan nya," jawab Dokter.

"Syukurlah..." Regi lega mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangan.

Begitu juga dengan Zahrin. Namun tidak pada pak Hanung yang tahu betul siapa Olivia. Hanya pak Hanung yang tahu persis mengapa Olivia tidak jujur kepada putra nya terkait kesehatan nya.

Regi kemudian menyingkap tirai pembatas itu. Menatap mama nya yang sudah sadar dan tengah menatap nya pula.

Perlahan kakinya melangkah mendekat dan keduanya berpelukan dengan tangis pelan.

Regi meminta maaf kepada mama nya. Dia tidak ingin melihat mama nya jatuh sakit karena nya. Regi kemudian mengatakan jika dia menyetujui pernikahan mama nya dengan om Hanung.

Regi juga mengatakan jika dia akan bahagia jika melihat mama nya bahagia.

"Apa kamu serius?" tanya ibu Olivia yang hampir tidak percaya dengan apa yang dikatakan putra nya.

"Regi serius ma." Regi kemudian menyatukan tangan pak Hanung dengan tangan mama nya.

Ibu Olivia dan pak Hanung sama-sama belum pulih dari rasa terkejutnya. Pak Hanung memeluk Regi dan mengucapkan terimakasih. Di susul ibu Olivia juga tidak lupa mengucapkan terimakasih atas restu putra nya.

Meskipun usia mereka sudah tidak lagi muda. Namun harapan pernikahan mereka berdua tetap lah sama. Mufakat untuk bahagia.

.

.

Kembalinya ibu Olivia dari rumah sakit.

"Apa Alma juga pindah keyakinan seperti Om Hanung?" tanya Regi setelah mama nya menjelaskan perihal keyakinan om Hanung kepada nya.

"Mama belum sempat tanya masalah Alma. Tapi dia sudah kembali dari berkelana nya."

Mata Regi membola. Malas saja bertemu dengan wanita itu kembali. "Ck, bertemu dia lagi. Kenapa jadi begini sih ma?"

Ibu Olivia tertawa kecil mendengar Regi menggerutu terkait Alma yang otomatis akan menjadi saudara nya. "Kamu ini kepedean. Mana tahu Alma sudah menikah dan punya anak? Dia sudah kubur dalam perasaan nya dan bahkan tidak ingat dengan kamu lagi. Hih ge er kamu," kelakar ibu Olivia.

"Alhamdulillah ma, aku malah senang kalau Alma sudah punya suami dan punya anak. Sayangnya kok belum ya ma. Facebook nya yang mengatakan itu semua."

"Oh ya?" Ibu Olivia terkaget.

Regi manggut-manggut.

"Itu kamu tahu. Apa dia masih berharap sama kamu? Ah nggak mungkin ah."

"Sudah lah ma, jangan bahas masalah Alma."

"Idih, orang yang bahas kamu duluan. Kok jadi mama yang disalahin."

Regi tersenyum menggoda mama nya. Mengatakan jika mama nya aura nya berbeda dari biasanya. Meledek mama nya akan jadi pengantin dan menanyakan bagaimana perasaan mama nya.

Meskipun pernikahan mama nya dan Pak Hanung akan digelar secara sederhana, ijab qabul biasa dan sama sekali tidak ada pesta-pesta untuk merayakan nya kecuali makan-makan bersama keluarga besar.

Namun persetujuan dari Regi adalah hal teristimewa bagi mama nya.

Regi juga bersyukur, jika mama nya bahagia. Itu semua dapat terlihat dari pancaran wajah mama nya.

Meskipun sebentar lagi dunia mama nya akan om Hanung. Bukan lagi dia atau Zahrin. Begitu juga dengan Arsyad dan Arsyla. Regi yang terpaksa harus tersenyum manis di depan mama nya. Walau hatinya sudah tentu belum sepenuhnya ingin merelakan mama nya menikah lagi setelah puluhan tahun hanya hidup berdua dengan nya semenjak kepergian papa nya.

.

.

"Kenapa?" tanya Zahrin melihat Regi murung setelah keluar dari kamar mama nya.

"Entahlah ... Jujur aku masih berat biarpun aku memberi restu pada mama."

Zahrin tersenyum menatap teduh suaminya.

"Setelah menikah, mama pasti sudah tidak ada waktu lagi buat kita. Ngobrol santai saat senja. Mengajak jalan-jalan Arsyad dan Arsyla. Liburan bersama atau sekedar bercengkerama masalah toko kue Olivia. Aku yakin pasti berkurang intensitas nya."

Zahrin tersenyum. Sekarang dia mulai paham mengapa Regi begitu tidak menyetujui mama nya menikah lagi. Alasan ketakutan akan ada jarak diantara mereka adalah hal utama. Regi takut jika mama nya tidak sehangat dulu.

"Aku pikir mama sudah bahagia hidup seperti ini. Tidak ingin menikah lagi setelah puluhan tahun ditinggal papa. Tapi ternyata aku salah. Arsyla dan Arsyad tidak cukup menandingi keinginan mama. Kelucuan mereka berdua belum mampu menghibur mama yang hatinya kesepian. Aku hampir lupa itu."

"Mama pasti punya alasan untuk itu semuanya, sayang." Zahrin menatap suaminya, tidak dapat di pungkiri jika Regi cukup sedih menerima keputusan ibu Olivia.

Regi hanya diam. Dia tidak menimpali apa yang dikatakan istri nya. Regi bahkan tidak mengerti dengan mama nya. Apakah hanya alasan ingin menghabiskan masa senja bersama, atau ada alasan lain nya yang tidak diketahuinya, hingga mama nya memutuskan hal terbesar dalam hidup nya.

"Apa mama akan tinggal bersama om Hanung setelah menikah?" tanya Zahrin pada Regi yang membuat suaminya terkesiap seketika.

BERSAMBUNG

Terpopuler

Comments

⁽⁽ଘ[🐾©️le🅾️🦋]ଓ⁾⁾

⁽⁽ଘ[🐾©️le🅾️🦋]ଓ⁾⁾

AQ Mampir kak💞💞💞💞

2023-05-19

0

Puja Kesuma

Puja Kesuma

bagus bagus jd sinle.mom bs menikmati hari tua tanpa beban mengurus suami malah kegatalan nikah lg.... ni org tua gk ada pikiran cuma mikirin kesenangannya aja

2023-04-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!