Bab 2# Astagfirullah, Nabrak Orang!

Raymond merasa di atas angin. Pikirannya sepintar-pintarnya perempuan bawa motor. Mereka tidak akan bisa mengalahkannya di arena balap liar ini.

"Bro, lawan Lo manis banget. Yakin Lo tega ngalahin dia?" goda salah satu kawan dari Genk Raymond.

"Gua harus ngalahin dia, Black. Kalo enggak, gua bisa mental dari kampus itu. Tetapi, kalo gua menang, dia bakalan jadi cewek gua dan bibir seksinya itu bakal bisa gua rasain," ucap Raymond penuh percaya diri dengan di selingi tertawa.

"Njirr ... udah bayangin bibirnya segala. Keren banget sih taruhan balapan kali ini. Yaudah, Bro. Gua cuma bisa dukung. Kalo lu menang nanti, jangan cuma dapetin bibir atasnya tapi bawahnya juga," kekeh Black yang kemudian di ikuti oleh Raymond.

"Satu server Lo emang Ama gua!" Raymond tertawa lagi. Tak lama ia pun mengenakan helm full face-nya tersebut.

Hasna yang juga telah bersiap, kini menutup wajahnya dengan helm yang sama. Dirinya juga mengenakan jaket yang memiliki pelindung punggung, siku dan juga celana panjang di balik gamisnya juga menggunakan pelindung lutut.

Bagaimanapun Hasna tak luput untuk memperhatikan poin-poin keselamatan berkendara. Ia belajar dari kecerobohannya beberapa tahun lalu ketika masih duduk di bangku Madrasah Aliyah.

Hasna tak menuruti keinginan bundanya yang menganjurkan agar meneruskan kuliah di Universitas Islam Negeri.

Hasna tak ingin berkecimpung di bidang agama seperti sang bunda dan kakeknya yang menjadi pendakwah.

Hasna memiliki cara lain untuk menyampaikan kebenaran Islam di kalangan anak muda. Ia akan bergerak dan berpikir menggunakan caranya. Baginya, untuk menunjukkan hal yang benar tidak harus terlalu formal.

Bendera telah di gerakkan dan hitungan mundur di mulai.

Dua kendaraan roda dua itu pun melaju dengan kencang.

Jalur jalanan tersebut yang lengang sering di gunakan para anak muda ini untuk melakukan aksi balap liar mereka tanpa terendus pihak yang berwajib.

Biasanya mereka akan taruhan menggunakan uang maupun perempuan. Akan tetapi, motif balapan kali ini berbeda. Hasna melakukannya untuk melepaskan para kawannya agar terbebas dari belenggu perbedaan kasta.

Hasna ingin, para pemuda berbakat itu tidak mati obor dalam menuntut ilmu. Jangan justru pemuda seperti Ray dan Genk-nya yang notabene kuliah hanya demi gengsi, titel dan formalitas yang bisa melenggang bebas.

Tipe pemuda macam mereka sama sekali tidak menghargai apa itu ilmu dan pendidikan. Mereka hanya tau bersenang-senang menghabiskan uang dan kekayaan orang tua.

Negara sama sekali tidak membutuhkan pemuda berjiwa renta seperti mereka. Justru, negara akan sangat membutuhkan jiwa pemuda yang penuh semangat dalam menuntut ilmu namun mereka memiliki kesempatan kecil dalam meraih hal itu.

Kendaraan roda dua dengan suara menderu itu melaju kencang dan saling berusaha untuk mendahului.

Motor sport milik Raymond yang berwarna hijau itu kini telah berada di samping body hasna. Pemuda itu, mengacungkan jari tengahnya untuk meledek.

Akan tetapi, pada saat di tikungan dengan cepat dan mengejutkan Hasna mendahuluinya, Ray pun hampir oleng lantaran kaget.

Kini, Hasna telah berada jauh di depan kendaraannya. Mulai saat ini, Ray tidak lagi menganggap Hasna enteng dan main-main. Pemuda ini akan menghadapi balapan kali ini dengan serius. Nasibnya ke depan di tentukan malam ini.

Ray, dengan sangat percaya diri dan yakin jika dirinya akan menang. Tertawa menyeringai di balik helm-nya.

Keduanya pun berusaha untuk saling mendahului. Hasna yang sengaja tidak menunjukkan skillnya pada saat pertama kali melaju, membuat lawannya ini menjadi lengah.

Kini, pada putaran penentuan. Hasna menunjukkan kebolehan yang ia miliki sepenuhnya. Dua tahun lalu, Hasna pernah melawan seorang ketua gangster di arena balap.

Pada saat itu taruhannya adalah, agar ketua gangster itu tidak menyerang lagi sebuah kampung yang terbilang cukup kumuh. Karena ketua gangster tersebut kerap melakukan tawuran di daerah itu.

Hasna dengan kepandaiannya dalam bernegosiasi dan melakukan mediasi. Akhirnya, a berhasil memancing ketua gangster itu agar tidak menggunakan kekerasan. Maka Hasna menantangnya.

Sang ketua yang tak menyangka jika Hasna jago mengemudikan motor sport di atas aspal, tentu dengan mudah menerima tantangan Sebab ia telah menganggap remeh lawannya.

Hal itu tentu saja menguntungkan bagi Hasna. Karena lawan yang telah menganggapnya remeh itu tidak akan memiliki persiapan yang matang. Sementara Hasna berlatih keras selama satu pekan.

Akan tetapi, na'as.

Lawannya kali itu curang, mereka pun menantang Hasna untuk tanding ulang. Hingga, dirinya mengalami kecelakaan hebat yang menyebabkan beberapa luka di kepala serta kakinya.

Akan tetapi, hal itu mendatangkan kebaikan juga. Ketua gangster merasa salut akan perjuangan Hasna dan mereka pun membebaskan kawasan tersebut.

Hasna hampir di salip okeh Ray, bahkan pemuda itu pun sudah memasang seringai penuh kemenangan.

Tetapi, dengan cepat Hasna merubah posisi dengan berada di depan motor Ray. Hasna semakin melaju kencang hingga suara mesin kendaraan menderu memekakkan telinga.

Pada akhirnya Hasna berada di depan kendaraan roda dua milik Raymond. Para penonton bersorak-sorai ketika motor sport hitam milik Hasna berhenti tepat di depan mereka.

Hasna turun dari motornya. Membuka helm, dan angin malam pun mengibarkan ujung pashmina-nya yang terjulur hingga ke belakang punggungnya.

Mila langsung berlari dan menghambur ke dalam pelukan. Hasna menang dalam memperjuangkan kebebasan mereka.

Raymond mengehentikan kendaraannya, turun dengan cepat kemudian melempar helm mahalnya itu ke atas aspal.

Wajahnya terlihat berang dan marah. Ia tak terima karena di kalahkan wanita yang telah dianggapnya remeh itu.

"Lu kalah, Bro! Tuh cewek benar-benar gilak dia. Lihai banget bawa motornya. Sumpah, kita udah ketipu muka manisnya. Njirr!" umpat salah satu kawan satu Genk dengan Raymond itu.

"Gua gak terima, Black. Panggil yang lain, kita kerjain dia!" ucap Ray pelan dengan tatapan matanya yang tajam menatap ke arah Hasna.

Dimana pada saat ini gadis itu juga menatapnya penuh kemenangan.

"Lu boleh sombong sekarang. Liat nanti!" Raymond pun berlalu hendak menaiki motornya. Hingga, terdengar suara sirine mobil pasukan jaguar.

Seketika semua kocar-kacir termasuk Hasna.

"Cepetan, naik Mil. Gue gak mau ketangkep!" titah Hasna yang sudah menghidupkan kembali mesin motornya itu.

Karena kejadian ini, mau tak mau Raymond menunda aksinya.

Mereka memilih untuk menyelamatkan diri lebih dulu dari tangkapan pihak yang berwajib.

Kendaraan roda dua milik polisi telah berada di belakang motor Hasna. Mila telah berpegangan kencang pada pinggang sahabatnya ini karena Hasna membawa motor dengan kecepatan di atas rata-rata.

Hari sudah hampir subuh.

Hasna memilih untuk menyelinap ke pemukiman untuk menghindari pengejaran polisi.

Hingga, ia berbelok masuk ke dalam gang dan keluar lagi dari gang yang lainnya.

Pada sebuah tikungan, ada seseorang yang tiba-tiba muncul hendak menyebrang.

"Astagfirullah! Awas!" teriak Hasna.

"Awas Na!" teriak Mila.

Hasna langsung, membelokkan stang hingga pria yang berada di depannya tadi hanya tersenggol namun, hal itu mampu membuatnya tersungkur. Sebab, kendaraan yang di bawa Hasna cukup cepat. Motornya hanya goyang sedikit.

"Ya Allah, Na! Nabrak orang!" pekik Mila di belakang kepala Hasna sambil menepuk bahu sahabatnya itu.

Hasna menghentikan motornya, membuka helm dan menoleh. Pria yang ia tabrak telah bangun sambil memegangi kepala dan juga siku. Mereka sempat bertatapan sepersekian detik. Pada saat Hasna memutuskan untuk turun, suara sirine terdengar kembali.

"Lo gak kenapa-kenapa kan? Maafin gue! Tapi gue harus pergi!" seru Hasna. Pria itu hanya melongo ke arahnya. Setelah mengatakan itu, Hasna pun kembali mengenakan helmnya dan berlalu.

"Ya Allah, mimpi apa semalam. Ketabrak motor yang bawa cewek cakep. Astagfirullah! Tetap aja sakit ini," gumam pria itu sambil menatap ke arah sikunya yang berdarah.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Assyfa Husna

Assyfa Husna

asalamuallaikum author...sy mampir,cerita bguz👍🏽

2024-05-14

0

Sweet Girl

Sweet Girl

hai songong... yg sportif kamu...

2023-09-22

0

Nnek Titin

Nnek Titin

gpp bro sakit dikit mah
kan yg nabrak cantiiikk

2023-04-13

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1# Menerima Tantangan
2 Bab 2# Astagfirullah, Nabrak Orang!
3 Bab 3# Ketegasan Sang Kakek
4 Bab 4# Sisa Trauma Masa Lalu
5 Bab 5# Melawan Genk Cemen
6 Bab 6# Nggak Boleh Nakal!
7 Bab 7# Ditabrak Lagi
8 Bab 8# Gus Musa dan Hasna
9 Bab 9# Spesial Pake Telor
10 Bab 10# Korban DRAKOR
11 Bab 11# Salah Sasaran
12 Bab 12# Dikira Santri Mesum
13 Bab 13# Menahan Emosi
14 Bab 14# Pembicaraan Empat Mata
15 Bab 15# Salep Luka Bakar
16 Bab 16# Luka Gak Elit
17 Bab 17# Takut Ular
18 Bab 18# To the Point
19 Bab 19# Tes Kesabaran
20 Bab 20# Gus Amar Al Buchori
21 Bab 21# Kejadian Di Tengah Malam
22 Bab 22# Tak Bisa Diam Saja
23 Bab 23# Hasna Mulai Bertindak
24 Bab 24# Sosok Misterius yang Memukau
25 Bab 25# Kena Panah Asmara Dara Perkasa
26 Bab 26# Bikin Dua Gus Galau
27 Bab 27# Hati yang Tersentuh
28 Bab 28# Kenapa Aku Merasa Tak Rela?
29 Bab 29# Hasna Sakit
30 Bab 30# Kekhawatiran Dua Gus Bersaudara
31 Bab 31# Kekhawatiran Gus Musa
32 Bab 32# Mas Rela Melepas Hasna
33 Bab 33# Bukan Hanya Satu, Melainkan Keduanya
34 Bab 34# Hati Hasna yang Tersentuh
35 Bab 35# Aku Sayang Kamu, Hasna
36 Bab 36# Pertanyaan Hasna
37 Bab 37# Kakek Angkasa
38 Bab 38# Karomah Di Tengah Musibah
39 Bab 39# Keputusan Hasna
40 Bab 40# Pertahankan Aku!
41 Bab 41# Tak Bisa Egois.
42 Bab 42# Dag-Dig-Dug
43 Bab 43# Hasna Terima
44 Bab 44# Kekhawatiran Hanifa
45 Bab 45# Kepulangan Aira Dari Yaman
46 Bab 46# Kunjungan Aira Ke Rumah Sakit
47 Bab 47# Jodoh Untuk Musa
48 Bab 48# Rencana Gus Musa
49 Bab 49# Gara-gara Pesanan Aira
50 Bab 50# Keberanian Gus Musa
51 Bab 51# Abi Harus Potong Sapi
52 Bab 52# Terungkapnya Sosok Misterius
53 Bab 53# Dua Gus, Jangan Tegang ya!
54 Bab 54# Dua Bidadari
55 Bab 55# Ijab Qobul 1
56 Bab 56# Ijab Qobul 2
57 Bab 57# Kamu Adalah Ratuku, Hasna!
58 Bab 58# Kembali Ke Pesantren
Episodes

Updated 58 Episodes

1
Bab 1# Menerima Tantangan
2
Bab 2# Astagfirullah, Nabrak Orang!
3
Bab 3# Ketegasan Sang Kakek
4
Bab 4# Sisa Trauma Masa Lalu
5
Bab 5# Melawan Genk Cemen
6
Bab 6# Nggak Boleh Nakal!
7
Bab 7# Ditabrak Lagi
8
Bab 8# Gus Musa dan Hasna
9
Bab 9# Spesial Pake Telor
10
Bab 10# Korban DRAKOR
11
Bab 11# Salah Sasaran
12
Bab 12# Dikira Santri Mesum
13
Bab 13# Menahan Emosi
14
Bab 14# Pembicaraan Empat Mata
15
Bab 15# Salep Luka Bakar
16
Bab 16# Luka Gak Elit
17
Bab 17# Takut Ular
18
Bab 18# To the Point
19
Bab 19# Tes Kesabaran
20
Bab 20# Gus Amar Al Buchori
21
Bab 21# Kejadian Di Tengah Malam
22
Bab 22# Tak Bisa Diam Saja
23
Bab 23# Hasna Mulai Bertindak
24
Bab 24# Sosok Misterius yang Memukau
25
Bab 25# Kena Panah Asmara Dara Perkasa
26
Bab 26# Bikin Dua Gus Galau
27
Bab 27# Hati yang Tersentuh
28
Bab 28# Kenapa Aku Merasa Tak Rela?
29
Bab 29# Hasna Sakit
30
Bab 30# Kekhawatiran Dua Gus Bersaudara
31
Bab 31# Kekhawatiran Gus Musa
32
Bab 32# Mas Rela Melepas Hasna
33
Bab 33# Bukan Hanya Satu, Melainkan Keduanya
34
Bab 34# Hati Hasna yang Tersentuh
35
Bab 35# Aku Sayang Kamu, Hasna
36
Bab 36# Pertanyaan Hasna
37
Bab 37# Kakek Angkasa
38
Bab 38# Karomah Di Tengah Musibah
39
Bab 39# Keputusan Hasna
40
Bab 40# Pertahankan Aku!
41
Bab 41# Tak Bisa Egois.
42
Bab 42# Dag-Dig-Dug
43
Bab 43# Hasna Terima
44
Bab 44# Kekhawatiran Hanifa
45
Bab 45# Kepulangan Aira Dari Yaman
46
Bab 46# Kunjungan Aira Ke Rumah Sakit
47
Bab 47# Jodoh Untuk Musa
48
Bab 48# Rencana Gus Musa
49
Bab 49# Gara-gara Pesanan Aira
50
Bab 50# Keberanian Gus Musa
51
Bab 51# Abi Harus Potong Sapi
52
Bab 52# Terungkapnya Sosok Misterius
53
Bab 53# Dua Gus, Jangan Tegang ya!
54
Bab 54# Dua Bidadari
55
Bab 55# Ijab Qobul 1
56
Bab 56# Ijab Qobul 2
57
Bab 57# Kamu Adalah Ratuku, Hasna!
58
Bab 58# Kembali Ke Pesantren

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!