Bab 4 Langit Runtuh

Pria yang tidak dikenal itu berhasil melepas permen karet yang tertempel di kursi itu tapi tidak di pakaian gadis itu. Akhirnya dengan kecepatan tangannya, ia memodifikasi ujung gaun Marwah Jingga yang menjuntai ke lantai dengan menempelkan nya lagi ke atas membentuk kembang yang sangat cantik.

"Gaun ini mungkin akan pensiun sebentar lagi, tapi yakinlah bahwa ini adalah desain pertamaku yang sangat memukau, hehehe," kekeh pria itu dengan wajah lucunya.

"A-apa?" gugup Marwah.

"Panggilan untuk yang terakhir kalinya, Marwah Jingga dengan nomor urut 2! Setelah ini maka peserta ini akan dinyatakan gugur!" Sekali lagi suara MC bergema memanggil namanya.

"Ayo cepat naik!" ujar pria itu seraya mendorong tubuh Marwah Jingga ke arah tangga.

"Semangat!" Pria itu meninju udara dengan tangan yang terkepal memberi semangat.

"Makasih," jawab gadis itu tersenyum kemudian melanjutkan langkahnya naik ke panggung.

Tak lama kemudian, musik pun berbunyi, suara bening Marwah Jingga langsung menyihir semua penonton dan dewan juri.

Ya man sollaita BI kullil anbiya

Ya man fi kolbika rohmatallinnaas

Ya man afaita kuluban bil Islam

Ya Habibi ya Syafi'i ya rasulallah

Bi ummi wa Abi fataitu kasayyidi

Shlatullah salam alaika ya nabi

Habibi ya Muhammad

Ataita bissaalami Wal Huda Muhammad

Habibi ya

Ya Muhammad

Ya rahmatan Lil alamina ya Muhammad

Hemm mmm mmmm

Untuk beberapa detik tak ada yang bernafas, Semua terlalu terpukau dengan penampilan gadis cantik dan sederhana yang ada di atas panggung.

Prok

Prok

Prok

Semua orang bertepuk tangan. Suara bening dan merdu berikut penampilan luar biasa oleh seorang Marwah Jingga membuat semua orang takjub. Gadis berusia 18 tahun yang ternyata mempunyai bakat terpendam.

"MasyaAllah!" Tiga orang dewan juri itu mengucapkan kalimah yang sama. Marwah Jingga membungkukkan badannya kemudian mengucapkan terimakasih.

"Mana tepuk tangannya untuk Marwah Jingga!" Suara MC kembali membuat alun-alun itu bergemuruh dengan tepuk tangan. Berikan aplaus yang sebanyak-banyaknya!"

Tepuk tangan dan teriakan nama Marwah Jingga semakin membuat alun-alun terasa bergetar.

"Selanjutnya, nomor urut 3 Putri Ayuningtyas!" Marwah Jingga sudah tidak mendengar lagi perkataan MC berikutnya. Dadanya terlalu penuh dengan rasa haru dan bahagia.

"MasyaAllah, Wa' kamu hebat sekali. Suaramu benar-benar memukau dan membuat semua orang ikut merasakan makna sholawatnya." Risma memeluk sahabatnya itu dengan suara bergetar menahan rasa haru dan bahagia yang membuncah.

Marwah ikut menitikkan airmatanya. Ia sendiri merasa seperti mendapatkan rahmat yang sangat melimpah. Rasanya baru kali ini ia tampil dengan sangat menjiwai syair yang ia nyanyikan.

"Kamu pasti menang Wa'!" Risma kembali berujar dengan perasaan bangga dari dalam hatinya.

"Semoga saja Is, saya berharap sekali ada yang bisa saya dapatkan dari kompetisi ini. Ibuku, butuh pengobatan secepatnya." Marwah tak kuat lagi. Ia pun menyusut air matanya mengingat keadaan ibunya saat ini.

"Jangan menangis Wa' kamu harus tersenyum menantikan kemenanganmu. Kamu akan terkenal sayang." Risma tersenyum lebar. Ia berusaha menghibur sahabatnya itu dengan kata-kata yang membahagiakan.

"Terima kasih Is. Tapi gaunmu- jangan marah ya, kalau aku punya uang, aku akan menggantikannya untukmu," ujar Marwah dengan wajah meringis. Ia menyentuh gaun yang ia pinjam itu dengan tangan gemetar. Risma pun memperhatikan sahabatnya itu dengan intens.

"Ada apa Wa' gaunnya kok tambah modis gini ya?" tanya gadis itu dengan wajah mengernyit. Otaknya mulai berpikir keras. Ia yakin sekali gaunnya tidak berbentuk ini sebelumnya. Ia pun memutar tubuh Marwah dan memperhatikan apa yang terjadi dibagian belakang gadis itu.

"Wah bentuknya bagus banget, desainer kamu siapa? Perasaan kita datang tidak seperti ini deh bentuknya." Risma meraba kain itu dengan tangannya dan tiba-tiba merasakan tangannya melengket dengan begitu banyak permen karet disana.

"Desainernya cowok tampan entah datang darimana."

"Jadi maksudnya ini sengaja pakai permen karet?" Mata bulat Risma semakin membulat tak percaya. Gaun ini adalah hadiah dari ibunya sebagai kado ulangtahun nya beberapa bulan yang lalu dan itu artinya,

"Oh Tidak!!!!" Gadis itu berteriak keras karena shock. Sedangkan Marwah Jingga hanya bisa menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Maafkan Aku ya Is, aku akan gantikan dengan yang lebih bagus kok kalau aku menang dan dapat hadiah yang banyak," ujar gadis itu dengan perasaan yang berubah tak nyaman. Risma jadi tidak enak hati. Ia pun memeluk tubuh sahabatnya itu dengan senyum diwajahnya.

"Jangan dipikirkan. Insyaallah, kamu menang. Dan kamu pasti jadi terkenal, bisa rekaman. Aku kan juga ikut senang. Punya sahabat artis, hehehe," kekeh gadis itu dengan wajah bersemangat.

"Aamiin. Gak harus jadi artis. Yang penting bisa untuk berobat Ibu lah Is. Lainnya aku serahkan pada yang kuasa." Marwah tersenyum. Ia pasrah dengan apapun yang Allah berikan padanya.

"Iya Wa'. Semoga saja. Allah tahu yang terbaik untuk mu." Risma ikut tersenyum.

"Cari duduk yuk, bentar lagi pengumumannya 'kan?"

"Iya, Is." Mereka berdua pun mencari tempat duduk yang agak jauh dari panggung.

"Nih, minum yang segar-segar. Kamu pasti gerah banget." ujar Risma seraya memberikan sebotol air mineral dingin.

"Makasih Is."

Dua gadis itu duduk di rumput sambil mendengarkan dari jauh penampilan dari peserta lainnya.

"Mereka semua ternyata bagus-bagus. Aku kok jadi ragu untuk menang ya Is." Marwah tiba-tiba merasa dirinya rendah diri.

"Hush jangan bilang kayak gitu dong. Harus semangat!!" Risma mengepalkan tangannya ke udara seperti yang dilakukan oleh pria yang membantunya tadi.

"Iya aku semangat banget, tapi sekarang malah semangat mau pipis, hahaha," ujar Marwah seraya berdiri dari duduknya. Ia pun pamit mau ke toilet yang ada di belakang panggung.

"Hati-hati!" teriak Risma pada sahabatnya itu.

"Iyaa mbak Is." Gadis itu pun berjalan hati-hati ke arah belakang panggung. Suasana gelap karena kurangnya penerangan di bagian belakang panggung membuatnya harus melangkah pelan.

"Aku gak mau tahu. Pokoknya aku yang harus menang! Gak rela aku kalau gadis miskin itu yang lebih terkenal daripada aku!"

"Putri! Kamu jangan berkata seperti itu. Kakakmu pasti akan marah!"

"Aku tidak peduli!"

Marwah Jingga menajamkan pendengarannya. Ia berusaha untuk menebak-nebak apa yang sedang dikatakan oleh Putri Ayuningtyas.

Ia masih terpaku disana selama beberapa menit sampai kupingnya mendengar bahwa Juara 1 pada kompetisi itu adalah bukan dirinya. Langit terasa runtuh dihadapkannya. Ia merasa kalau mimpinya sudah kandas di tengah jalan.

🌻🌻🌻

*Bersambung.

Hai readers tersayangnya othor mohon dukungannya untuk karya receh ini ya gaess dengan cara klik like ketik komentar dan kirim hadiahnya yang super banyak agar othor semangat updatenya okey?

Nikmati alurnya dan happy reading 😍

Terpopuler

Comments

Isss

Isss

jgn putus asa Marwah. in syaa Allah kamu pasti menang

2023-05-06

0

Uya Suriya

Uya Suriya

lagunya Marwah....viral di tik tok 😄😄😄

2023-04-12

1

☠ᵏᵋᶜᶟ Fiqrie Nafaz Cinta🦂

☠ᵏᵋᶜᶟ Fiqrie Nafaz Cinta🦂

Sabar.. terkadang apa ynk qta kejar tak bisa qta gapai.. apa ynk qta inginkan tak bisa terwujud... itu soal waktu dan rejeki... jadi jngan putus asa... tetap semangat

2023-04-11

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Kabar Baik Dan Buruk
2 Bab 2 Keresahan Hati
3 Bab 3 Kepanikan Sebelum Tampil
4 Bab 4 Langit Runtuh
5 Bab 5 The Real Winner
6 Bab 6 Lamaran Sebelum Tidur
7 Bab 7 Tentang Lamaran Lagi
8 Bab 8 Pertemuan Kedua
9 Bab 9 Perdebatan Di Pagi Hari
10 Bab 10 Malu Sendiri
11 Bab 11 Sebuah Paket Lebaran
12 Bab 12 Besan Tak Jadi
13 Bab 13 Paket Baru
14 Bab 14 Pria Baik Hati
15 Bab 15 Hati Airlangga
16 Bab 16 Jaga Energi
17 Bab 17 Hari Kemenangan
18 Bab 18 Pertemuan Kedua
19 Bab 19 Kebencian Putri
20 Bab 20 Cinta Akan Datang
21 Bab 21 Butuh Pembalut
22 Bab 22 Mencari Ayah
23 Bab 23 Usaha Terbaik
24 Bab 24 Perhatian Sang Dokter
25 Bab 25 Ada Saingan
26 Bab 26 Terima Dan Maafkan
27 Bab 27 Belum Berniat
28 Bab 28 Menjadi Saksi Saja
29 Bab 29 Nyasar Di Lift
30 Bab 30 Kejutan Untuk Risma
31 Bab 31 Saksi Nikah
32 Bab 32 Selamat Berbahagia
33 Bab 33 Malam Pertama
34 Bab 34 Malam Pertama 2
35 Bab 35 Malam Pertama 3
36 Bab 36 Resah Dan Gelisah
37 Bab 37 Sebuah Rasa
38 Bab 38 Batuk Kering
39 Bab 39 Frustasi Lagi
40 Bab 40 Harus Bersabar Lagi
41 Bab 41 Nyasar Lagi
42 Bab 42 Harus Semangat
43 Bab 43 Ada Banyak Hikmah
44 Bab 44 Hari Mendebarkan
45 Bab 45 Pasca operasi
46 Bab 46 Rindunya Putra
47 Bab 47 Kembali Pulang
48 Bab 48 Keinginan Sasmita
49 Bab 49 Teman Rasa Pacar
50 Bab 50 Rindu Yang Menggunung
51 Bab 51 Takut Gempa Lokal
52 Bab 52 Hentikan Mas!
53 Bab 53 Duh, Sakit Mas
54 Bab 54 Sarapan Ala Pengantin Baru
55 Bab 55 Menantu Kesayangan
56 Bab 56 Gara-gara Kartu
57 Bab 57 Permen Karet Cinta
Episodes

Updated 57 Episodes

1
Bab 1 Kabar Baik Dan Buruk
2
Bab 2 Keresahan Hati
3
Bab 3 Kepanikan Sebelum Tampil
4
Bab 4 Langit Runtuh
5
Bab 5 The Real Winner
6
Bab 6 Lamaran Sebelum Tidur
7
Bab 7 Tentang Lamaran Lagi
8
Bab 8 Pertemuan Kedua
9
Bab 9 Perdebatan Di Pagi Hari
10
Bab 10 Malu Sendiri
11
Bab 11 Sebuah Paket Lebaran
12
Bab 12 Besan Tak Jadi
13
Bab 13 Paket Baru
14
Bab 14 Pria Baik Hati
15
Bab 15 Hati Airlangga
16
Bab 16 Jaga Energi
17
Bab 17 Hari Kemenangan
18
Bab 18 Pertemuan Kedua
19
Bab 19 Kebencian Putri
20
Bab 20 Cinta Akan Datang
21
Bab 21 Butuh Pembalut
22
Bab 22 Mencari Ayah
23
Bab 23 Usaha Terbaik
24
Bab 24 Perhatian Sang Dokter
25
Bab 25 Ada Saingan
26
Bab 26 Terima Dan Maafkan
27
Bab 27 Belum Berniat
28
Bab 28 Menjadi Saksi Saja
29
Bab 29 Nyasar Di Lift
30
Bab 30 Kejutan Untuk Risma
31
Bab 31 Saksi Nikah
32
Bab 32 Selamat Berbahagia
33
Bab 33 Malam Pertama
34
Bab 34 Malam Pertama 2
35
Bab 35 Malam Pertama 3
36
Bab 36 Resah Dan Gelisah
37
Bab 37 Sebuah Rasa
38
Bab 38 Batuk Kering
39
Bab 39 Frustasi Lagi
40
Bab 40 Harus Bersabar Lagi
41
Bab 41 Nyasar Lagi
42
Bab 42 Harus Semangat
43
Bab 43 Ada Banyak Hikmah
44
Bab 44 Hari Mendebarkan
45
Bab 45 Pasca operasi
46
Bab 46 Rindunya Putra
47
Bab 47 Kembali Pulang
48
Bab 48 Keinginan Sasmita
49
Bab 49 Teman Rasa Pacar
50
Bab 50 Rindu Yang Menggunung
51
Bab 51 Takut Gempa Lokal
52
Bab 52 Hentikan Mas!
53
Bab 53 Duh, Sakit Mas
54
Bab 54 Sarapan Ala Pengantin Baru
55
Bab 55 Menantu Kesayangan
56
Bab 56 Gara-gara Kartu
57
Bab 57 Permen Karet Cinta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!