Bab 3 Kepanikan Sebelum Tampil

"Bagaimana Wa' apa kata petugas nya?" tanya Risma dengan wajah penasarannya. Hatinya tiba-tiba merasa was-was karena sahabatnya itu keluar dari kantor BPJS dengan bahu menurun serta wajah yang sangat tak bersemangat.

"Saya sudah daftar sama ibu. Tapi sayangnya gak bisa dipakai sekarang. Baru bisa digunakan setelah 15 hari atau 2 pekan. Jadi gimana dong? padahal kondisi ibuku sudah sangat mengkhawatirkan." Marwah tak sadar menitikkan airmatanya. Untuk pertama kalinya ia merasa begitu sangat sedih karena miskin.

"Ya, mau gimana lagi Wa'. Andaikan biayanya gak semahal itu mungkin aku bisa bantu. Kita berdoa saja semoga Ibumu masih bisa bertahan sampai kartunya bisa digunakan."

"Aamiin. Ayo kita cepat kembali ke rumah sakit. Ibuku gak ada yang nemenin lho."

"Eh, iya." Risma setuju. Ia pun mengambil motornya. Mereka pun kembali ke Rumah sakit yang untungnya tidak jauh dari kantor BPJS yang mereka datangi tadi.

"Ibu, maaf ya, kami lama baru balik. Ibu gak apa-apa kan?"

"Alhamdulillah tidak nak. Cuma tadi perawat nanya, kita ini masuk sebagai pasien umum atau menggunakan Jaminan kesehatan?" tanya Saidah dengan perasaan yang sangat sedih. Ia tahu jawabannya tapi ia berusaha untuk mengulur waktu.

"Ibu sudah lebih baik kok Wa' jadi kamu minta saja kita keluar. Biaya rumah sakit selama dua hari ini pasti mahal."

"Ibu tenang ya. Saya akan melapor pada staf administrasinya." Marwah segera berdiri dari duduknya dan meninggalkan ibunya lagi. Tak berapa lama kemudian ia pun datang.

"Operasi ibu akan dilakukan saat kartunya bisa digunakan. Jadi saya meminta kita keluar aja dulu hari ini Bu." Marwah Jingga berusaha menahan airmatanya agar tidak tumpah. Uang tabungannya hanya bisa membayar perawatan sang ibu untuk 2 hari. Hatinya sungguh sangat sedih karena tidak melakukan yang terbaik untuk ibunya.

"Iya tak apa nak. Kita keluar saja. Dengan minum obat insyaallah ibu akan baik-baik saja." Saidah sangat mengerti kesulitan anaknya. Andai ia mati saja, ini mungkin akan lebih baik.

"Maafkan Marwah Bu. Marwah belum bisa melakukan hal yang terbaik untuk ibu, hikss." Gadis itu memeluk ibunya dengan perasaan yang sangat sedih. Hatinya bagaikan sedang diremas-remas dengan sangat keras.

Saidah berusaha untuk tersenyum dan menghibur putrinya, "Eh, ini tidak apa-apa. Ibu sekarang sudah sehat. Kamu jangan sedih. Bukan penyakit yang membuat orang bisa mati Wa' tapi ajal nak."

"Ibu jangan bicara mati. Marwah yakin ibu akan sehat saat operasi nanti. Jadi sekarang kita bersiap pulang ya," ujar gadis itu dengan tangan menyusut airmatanya. Saidah mengangguk. Ia tak punya pilihan lain.

Tak lama kemudian perawat pun datang untuk membuka jarum infusnya. Setelah itu mereka pun pergi dari Rumah Sakit itu dengan rasa sakit yang masih dirasakan oleh perempuan paruh baya itu. Hanya saja ia tidak ingin memberitahukannya pada sang putri. Ia harus berusaha nampak sehat dan baik-baik saja.

🌻

"Ibu, Doakan Marwah ya, malam ini, Marwah ikut lomba nasyid," ujar gadis itu seraya menciumi ibunya yang nampak sangat pucat. Perempuan paruh baya itu balas mencium pipi putrinya dengan perasaan haru.

"Semoga kamu menang ya sayang, supaya cita-citamu tercapai." jawab sang ibu dengan linangan airmatanya.

"Kenapa ibu menangis?" Marwah segera menghapus lelehan airmata itu dengan ibu jarinya.

"Karena ibu tidak bisa menyaksikan kamu tampil nak. Andaikan ibu sehat, ibu pasti akan ikut menonton."

"Tidak apa Bu. Risma yang akan merekam penampilanku nantinya jadi ibu bisa menonton nanti saat kami pun pulang."

"Ah iya Wa' kamu pakai baju siapa ini kok cantik banget." Saidah memandang putrinya yang nampak sangat cantik dimatanya itu.

"Saya pinjam sama Risma Bu. Dan make up-nya pun Risma yang urus."

"Alhamdulillah, semoga kalian jadi sahabat selamanya," ujar Saidah kemudian melepaskan kepergian putrinya dengan perasaan penuh haru. Rasanya ia tidak ingin ditinggalkan oleh Marwah sendiri di rumah itu. Tapi sayangnya ia tidak bisa menahan putrinya itu.

🌻

Marwah dan Risma tiba ditempat lomba ketika MC sudah berdiri di atas panggung. pria dan wanita itu mulai membuka acara dengan sangat heboh.

Karena ini adalah acara pertama yang diadakan setelah pandemi berlalu, maka antusiasme masyarakat sangatlah tinggi. Penonton sangatlah banyak. Apalagi hadiahnya juga sangat menggoda. Selain beasiswa untuk kuliah di universitas, promosi untuk rekaman pun ada bagi juara 1, dan beberapa hadiah hiburan lainnya.

Marwah pun segera ke belakang panggung untuk bersiap-siap. Nomor urut tampilnya adalah nomor 2.

"Hey, kamu ikut lomba ini juga?" tanya seorang gadis muda seusianya. Tampilannya sangat cantik dengan pakaian yang sangat mewah dan berkelas. Ia adalah Putri Ayuningtyas, teman sekelasnya duku sewaktu SMA.

"Iya Put, kamu nomor urut berapa?" Marwah tersenyum kemudian balas bertanya.

"3, tapi aku yang akan menang!" Putri menjawab dengan dagu terangkat. Ia menatap Marwah dengan tatapan mencemooh. Gadis itu dari dulu tidak pernah suka pada Marwah.

Marwah tidak menjawab. Tentu saja ia juga ingin menang. Jadi ia diam saja. Dan juga ia tahu bagaimana sifat Putri Ayuningtyas, semasa sekolah dulu. Orangnya tak pernah mau kalah maupun mengalah.

Tepuk tangan terdengar dari arah panggung. Itu artinya sekarang adalah giliran dari Marwah Jingga yang akan tampil. Ia pun berdiri dari duduknya tapi tiba-tiba merasakan pakaian tertarik ke bawah.

"Awwww, ada apa ini?" ujar gadis itu panik. Ia tidak bisa mengangkat gaunnya karena seperti terkena lem dari tempatnya duduk.

"Penampilan berikutnya dengan nomor urut 2, Marwah Jingga!" Namanya dipanggil dan ia belum juga bisa terlepas dari kursi itu. Gadis itu panik, berharap ada yang mau menolongnya. Risma pun entah kemana.

"Ya Allah, ada apa ini?" ujarnya lagi dengan tubuh gemetar. Ia pun bernafas lega karena ada seseorang yang tiba-tiba saja muncul di tempat itu. Seorang pria tampan dengan pakaian yang sangat rapih. Ia tidak tahu siapa itu yang jelasnya ia butuh pertolongan.

"Maaf Mas, eh Pak, sekarang giliran saya untuk tampil tapi gaunku tidak bisa terlepas dari kursi. Mohon bantuannya." Marwah Jingga melipat tangannya di depan dadanya. ia benar-benar sangat butuh bantuan sekarang ini. Pria itu tersenyum kemudian mendekat. Ia melihat apa yang terjadi pada bagian belakang gadis itu.

"Ini permen karet, kok bisa? Dan MasyaAllah banyak sekali." Pria itu bergumam di belakang Marwah dengan perasaan kasihan.

"Bagaimana dengan peserta nomor 2 sekali lagi, atas nama Marwah Jingga!" Namanya kembali dipanggil dan ia semakin tegang.

"Mas, tolong. Saya bisa gugur nih," Marwah hampir menangis. Ia sudah tidak tahu harus mengatakan apa lagi. Sementara pria itu masih terus berusaha melepaskan permen karet yang menempel di bagian belakangnya.

🌻🌻🌻

*Bersambung.

Hai readers tersayangnya othor mohon dukungannya untuk karya receh ini ya gaess dengan cara klik like ketik komentar dan kirim hadiahnya yang super banyak agar othor semangat updatenya okey?

Nikmati alurnya dan happy reading 😍

Terpopuler

Comments

Normah Basir

Normah Basir

jng dulu,merasa menang orang blm bertanding

2024-08-29

0

Isss

Isss

gara-gara permen karet🤭

2023-05-06

1

Isss

Isss

beda bnget sama Risma di kunjung yg gak tahu dandan dan gak bisa berpenampilan menarik🤭

2023-05-06

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Kabar Baik Dan Buruk
2 Bab 2 Keresahan Hati
3 Bab 3 Kepanikan Sebelum Tampil
4 Bab 4 Langit Runtuh
5 Bab 5 The Real Winner
6 Bab 6 Lamaran Sebelum Tidur
7 Bab 7 Tentang Lamaran Lagi
8 Bab 8 Pertemuan Kedua
9 Bab 9 Perdebatan Di Pagi Hari
10 Bab 10 Malu Sendiri
11 Bab 11 Sebuah Paket Lebaran
12 Bab 12 Besan Tak Jadi
13 Bab 13 Paket Baru
14 Bab 14 Pria Baik Hati
15 Bab 15 Hati Airlangga
16 Bab 16 Jaga Energi
17 Bab 17 Hari Kemenangan
18 Bab 18 Pertemuan Kedua
19 Bab 19 Kebencian Putri
20 Bab 20 Cinta Akan Datang
21 Bab 21 Butuh Pembalut
22 Bab 22 Mencari Ayah
23 Bab 23 Usaha Terbaik
24 Bab 24 Perhatian Sang Dokter
25 Bab 25 Ada Saingan
26 Bab 26 Terima Dan Maafkan
27 Bab 27 Belum Berniat
28 Bab 28 Menjadi Saksi Saja
29 Bab 29 Nyasar Di Lift
30 Bab 30 Kejutan Untuk Risma
31 Bab 31 Saksi Nikah
32 Bab 32 Selamat Berbahagia
33 Bab 33 Malam Pertama
34 Bab 34 Malam Pertama 2
35 Bab 35 Malam Pertama 3
36 Bab 36 Resah Dan Gelisah
37 Bab 37 Sebuah Rasa
38 Bab 38 Batuk Kering
39 Bab 39 Frustasi Lagi
40 Bab 40 Harus Bersabar Lagi
41 Bab 41 Nyasar Lagi
42 Bab 42 Harus Semangat
43 Bab 43 Ada Banyak Hikmah
44 Bab 44 Hari Mendebarkan
45 Bab 45 Pasca operasi
46 Bab 46 Rindunya Putra
47 Bab 47 Kembali Pulang
48 Bab 48 Keinginan Sasmita
49 Bab 49 Teman Rasa Pacar
50 Bab 50 Rindu Yang Menggunung
51 Bab 51 Takut Gempa Lokal
52 Bab 52 Hentikan Mas!
53 Bab 53 Duh, Sakit Mas
54 Bab 54 Sarapan Ala Pengantin Baru
55 Bab 55 Menantu Kesayangan
56 Bab 56 Gara-gara Kartu
57 Bab 57 Permen Karet Cinta
Episodes

Updated 57 Episodes

1
Bab 1 Kabar Baik Dan Buruk
2
Bab 2 Keresahan Hati
3
Bab 3 Kepanikan Sebelum Tampil
4
Bab 4 Langit Runtuh
5
Bab 5 The Real Winner
6
Bab 6 Lamaran Sebelum Tidur
7
Bab 7 Tentang Lamaran Lagi
8
Bab 8 Pertemuan Kedua
9
Bab 9 Perdebatan Di Pagi Hari
10
Bab 10 Malu Sendiri
11
Bab 11 Sebuah Paket Lebaran
12
Bab 12 Besan Tak Jadi
13
Bab 13 Paket Baru
14
Bab 14 Pria Baik Hati
15
Bab 15 Hati Airlangga
16
Bab 16 Jaga Energi
17
Bab 17 Hari Kemenangan
18
Bab 18 Pertemuan Kedua
19
Bab 19 Kebencian Putri
20
Bab 20 Cinta Akan Datang
21
Bab 21 Butuh Pembalut
22
Bab 22 Mencari Ayah
23
Bab 23 Usaha Terbaik
24
Bab 24 Perhatian Sang Dokter
25
Bab 25 Ada Saingan
26
Bab 26 Terima Dan Maafkan
27
Bab 27 Belum Berniat
28
Bab 28 Menjadi Saksi Saja
29
Bab 29 Nyasar Di Lift
30
Bab 30 Kejutan Untuk Risma
31
Bab 31 Saksi Nikah
32
Bab 32 Selamat Berbahagia
33
Bab 33 Malam Pertama
34
Bab 34 Malam Pertama 2
35
Bab 35 Malam Pertama 3
36
Bab 36 Resah Dan Gelisah
37
Bab 37 Sebuah Rasa
38
Bab 38 Batuk Kering
39
Bab 39 Frustasi Lagi
40
Bab 40 Harus Bersabar Lagi
41
Bab 41 Nyasar Lagi
42
Bab 42 Harus Semangat
43
Bab 43 Ada Banyak Hikmah
44
Bab 44 Hari Mendebarkan
45
Bab 45 Pasca operasi
46
Bab 46 Rindunya Putra
47
Bab 47 Kembali Pulang
48
Bab 48 Keinginan Sasmita
49
Bab 49 Teman Rasa Pacar
50
Bab 50 Rindu Yang Menggunung
51
Bab 51 Takut Gempa Lokal
52
Bab 52 Hentikan Mas!
53
Bab 53 Duh, Sakit Mas
54
Bab 54 Sarapan Ala Pengantin Baru
55
Bab 55 Menantu Kesayangan
56
Bab 56 Gara-gara Kartu
57
Bab 57 Permen Karet Cinta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!