Dans dan Dayat memulai kehidupan baru mereka yang benar-benar baru, pasalnya mereka tidak memiliki pengawas atau pelindung sekarang. Ini berbeda dengan sebelumnya, di mana mereka memiliki Pihak Kerajaan yang mendukung mereka. Di dunia asing ini, pertama-tama mereka memerlukan seorang informan untuk bekerja pada mereka.
“Apa kamu yakin kita perlu memilikinya, Dans? Maksudku, bukankah ini kejam untuk melakukan perbudakan?” tanya Dayat yang berjalan selaras dengan temannya itu.
“Hmm? Apa yang kamu khawatirkan?” Dans menatapnya dan bertanya. “Perbudakan adalah hal yang wajar di dunia ini. Bukan hanya perbudakan, bahkan poligami dan prostitusi juga wajar. Kita tidak bisa menilai nilai-nilai zaman ini menggunakan zaman kita.”
“Jangan bilang… kamu ingin membeli budak untuk melakukan ‘itu’?” tebakan asal Dayat.
“Mana mungkin!” Dans berteriak spontan. “Aku tidak akan melakukan hal sebejat itu. Meski zaman ini berbeda dengan asal kita, bukan berarti kita harus melakukan semuanya. Kita perlu melakukan filter thinking dalam menghadapi perubahan zaman. Juga, aku membeli budak untuk menjadi pemandu kita! Kriterianya adalah orang yang berkomitmen dan luas pengetahuannya.”
“Oh, begitu ya. Kupikir kalian akan langsung pergi dari tempat ini. Tak kusangka kalian tetap berani di sini dengan batang hidung kalian.”
*Tap!*
Dans dan Dayat langsung melompat menjauh mendengar suara yang tidak berasal dari satupun di antara mereka. Ketika mereka berbalik, keduanya menyadari bahwa itu adalah Zen yang menyelinap di antara mereka. Entah apa tujuannya untuk datang ke mari. Dia di tempatnya dengan seringai misterius dan mencurigakan. Selain itu, dia membawa pedang di kanan dan kiri pinggangnya.
“Zen! Apa yang kau inginkan?” Dayat terkejut. Tak pernah sekalipun dia menyangka kedatangan Zen.
“Tidak banyak. Aku hanya ingin melihat situasi kalian setelah seharian terpisah dari regu. Kupikir kalian sudah habis di tangan preman.” Zen sangat misterius. Dia tersenyum yang lebih tampak seperti seringai.
“Membawa pedang ganda, menyapa di gang sepi, dan menyeringai dengan misterius. Aku rasa kamu malah seperti ingin memalak kami,” ujar Dans.
“Hmph!” Zen langsung memegang kedua gagang pedang. “Tepat seperti yang kau duga!”
*Sis!*
Dengan suara desisan itu, tubuh Zen langsung menghilang dan dia tiba-tiba saja muncul di antara mereka berdua.
‘Ini… Keterampilan Assassin: Shukuchi! Sejak kapan dia bisa menggunakan kemampuan ini?’ batin Dans.
“Keterampilan Pendekar Pedang Ganda: Pusaran Pedang!” Zen menarik kedua gagang pedangnya, kemudian dilanjutkan dengan memutar tubuhnya.
*Whirl!*
Bilah-bilah angin tercipta ketika Zen melakukannya.
*Brak!*
“Akh!” Dayat langsung terlempar karena serangan itu, dan berhenti setelah dia menabrak pagar kayu.
*Sis!*
Di lain sisi, Dans berhasil melarikan diri menggunakan keterampilan yang sama dengan Zen sebelumnya, yaitu Shukuchi.
“Kenapa kamu menyerang kami? Apa berpisah saja tidak cukup?” Dans berdiri beberapa meter dari sana dan berkata dengan geram.
“Yah, bagaimana mengatakannya, ya?” Zen mengangkat kedua bilah pedang tersebut dengan entengnya. “Pihak Kerajaan terlalu banyak mengawasi kami, Para Hero. Aku hanya ingin ke luar untuk jalan-jalan malam. Tapi karena aku tidak memiliki uang saku dan Pihak Kerajaan tidak akan memberikannya, maka aku ambil saja uang yang kalian miliki. Itu jauh lebih mudah, bukan? Juga, tidak kah kau ingin memiliki budak-budak yang kawai?”
“Keparat!”
*Sis!* *Sis!*
Dengan teriakan itu, Dans langsung bergerak cepat ke arah Zen. Namun di sisi lain, Zen juga menggunakan keterampilan yang sama untuk mendekat pada Dans.
*Dentang!*
Pedang mereka berdua saling bertabrakan di tengah jalan dan menciptakan suara logam.
“Ingin adu mekanik dalam kecepatan? Apa kau pikir bisa melakukannya?” cemooh Zen.
*Dentang!* *Dentang!* *Dentang!*
Keduanya saling beradu pedang dari jarak dekat. Bukan hanya itu, sesekali mereka menggunakan Keterampilan Assassin: Shukuchi untuk saling membuat jarak ataupun mendekat dan menyerang titik lemah. Gang yang sepi itu menjadi ramai karena pertarungan mereka di sana.
Di saat mereka berdua saling beradu, Dayat bagkit perlahan tanpa diketahui oleh mereka berdua. “Keterampilan Pendukung: Peningkatan Kekuatan, Keterampilan Pendukung: Peningkat Kecepatan. Majulah, Dans! Aku akan mendukungmu!”
“Oke!”
*Slash!* *Slash!* *Slash!*
Dengan kecepatan yang telah ditingkatkan, Dans menghilang dari pandangan Zen. Menggunakan Shukuchi dan Peningkatan Kecepatan membuatnya memiliki kemampuan yang lebih unggul.
*Trank!* *Trank!* *Trank!*
Meskipun dengan kekuatan dan kecepatan yang telah ditingkatkan, namun semua serangan Dans berhasil ditangkis oleh Zen. Pedang Zen memang tersentak mundur dan seperti akan terlepas dari tangannya, tetapi ini tidak mengubah kenyataan bila serangan itu gagal untuk mengenai tubuh Zen.
“Cukup bagus, tapi masih kurang bertenaga,” ucap Zen.
“Tch… Keterampilan Pendukung: Electrivity!”
*Zrt!* *Zrats!*
Aliran listrik berwarna kebiruan menyelimuti tubuh Dans, kemudian dia melanjutkan dengan menebas Zen.
"Keterampilan Pendukung: Windtalker!"
*Wisss!*
Aliran angin berputar dan menyelimuti kedua bilah Zen.
*Trank!*
Keduanya beradu pedang dengan imbang. Akan tetapi, bila diperhatikan lebih jauh terdapat perbedaan. Zen masih memiliki ekspresi santai, sedangkan Dans sudah tidak berani berkedip. Gagal fokus saja, tubuhnya bisa langsung terbelah.
"Sepertinya kamu masih belum cukup kuat, ya," ucapnya. 'Electrivity meningkatkan kecepatan dan memberikan kerusakan lebih dari serangan. Untung saja Meta Tetrasia membuat gagang pedang dari karet yang nyaman dipegang dan merupakan isolator. Kalau tidak, tersengat listrik itu sangat tidak menyenangkan.'
"Aku akan membantu!" pekik Dayat.
*Slash!*
Dayat muncul dari belakang Zen. Dia memegang pedangnya dan mulai menyerang dengan itu. Tentu saja, dia menggunakannya sihir pendukung pada dirinya sendiri untuk membuat serangan yang lebih kuat.
*Tap!*
Mata Zen melirik ke belakang pada Dayat yang menyerang padanya. Sebelum tebasan pedang itu mengenainya, dia melompat tinggi-tinggi ke atas dan menghindari serangan mereka berdua.
"Sihir Petir: Aliran Pelumpuh!" Dans menembakkan baut listrik pada Zen yang ada di udara.
"Shukuchi!" Zen muncul di antara mereka berdua dengan keterampilan itu. Tubuhnya sedikit menunduk sehingga lebih rendah dari mereka berdua. "Pusaran Pedang, Windtalker, Tebasan Aura!"
Serangan ini kurang lebih sama dengan dia yang menggunakan kedua pedangnya untuk membuat serangan memutar. Hanya saja, dia yang menggunakan Windtalker dan Pelepasan Aura membuat serangannya berkali-kali lebih kuat dari sebelumnya.
*Brak!*
Dans dan Dayat langsung terhempas beberapa meter dari sana. Kejadian berlangsung dengan sangat cepat, hanya beberapa sepersekian detik saja. Kedua orang itu jatuh pada jalanan gang yang kosong ini. Bukan hanya itu, Zen mengincar armor mereka berdua sehingga armor tersebut hancur.
"Masih belum!" Dans berusaha untuk bangun, tetapi ….
*Deg!* *Deg!*
Dia merasakan aura ancaman yang sangat intens dan membuatnya takut.
"Sudah, hentikan saja. Semakin kalian melawan, maka kalian hanya semakin kelelahan." Di depan mereka berdua, Zen menggunakan Pelepasan Auranya yang memberikan efek intimidasi pada mereka berdua.
"Kau pikir… aku akan menyerah begitu saja?" Dayat berdiri kembali dengan beberapa luka di tubuhnya.
"Anti-Debuuf, ya?" gumam Zen menatap Dayat. "Kemampuan yang sangat berguna, tapi …."
*Bam!*
Zen menggunakan Shukuchi miliknya untuk mendekat pada Dayat, kemudian memukul perutnya.
"Buagh…," rintih Dayat.
"Sayang sekali kemampuan itu tidak ada gunanya ketika musuh menggunakan serangan langsung," lanjut Zen.
*Bugh!*
Dayat sekali lagi terjatuh di tanah dengan kondisi pingsan. Serangan sebelumnya memberikan rasa shock padanya membuat tubuhnya terkejut untuk menerima luka yang tidak pernah dirasakannya sebelumnya.
"Hmm… hanya sampai di sana perjuanganmu?" ujar Zen dalam monolog.
Dia kemudian berbalik dan berjalan menjauh, meninggalkan mereka berdua dalam kondisi menyedihkan. Auranya memang telah dipadamkan, tetapi perasaan intimidasi masih ada di tubuh Dans. "Pertemuannya selanjutnya aku akan lebih serius. Sebaiknya kalian menjadi kuat. Juga, aku akan membawa ini bersamaku." Zen menunjukan dua kantong emas di tangannya yang entah kapan dia mengambilnya.
'Sial…,' umpat Dans di dalam benaknya.
*Tap!* *Tap!*
Zen melompat dari atap ke atap menggunakan Shukuchi miliknya. Setelah melompat selama beberapa kali saat, dia berhenti pada salah satu atap bangunan yang tidak jauh dari sana.
"Apa kau yakin untuk membiarkan mereka tanpa uang?" Seseorang yang memakai jubah menyapa Zen.
Sosok berjubah itu memiliki tinggi badan yang sama dengan Zen. Dia memiliki rambut berwarna hitam dan kulit putih. Matanya berwarna kecoklatan seperti orang Jawa. Yap, dia memang bukan orang dari dunia ini, melainkan salah satu teman sekelas Zen yang ikut bersamanya. Namanya adalah Meta Tetrasia, seorang siswi yang mendapatkan gift Manufaktur.
"Hmph! Mereka lebih baik memulai dari nol. Dan juga, jika mereka membawa banyak uang, mereka mungkin malah akan diserang oleh kriminal. Kalau aku yang mengambilnya sepertinya ini, lebih bagus karena pasti mereka hanya kehilangan uang," argumen Zen.
"Bahkan jika tidak memiliki uang, mereka tetap bisa dijadikan budak, lho. Mereka yang memiliki gift adalah barang yang mahal," jawabnya.
"Sudahlah, Meta. Kau tidak perlu mengatasi itu. Biarkan mereka berdua bergerak seperti dunia ini bergerak." Zen langsung melompat pergi setelah itu.
"Membiarkan seseorang perjalanan bak dunia yang berjalan…. Apakah aku harus menganggap ini sebagai kutipan filosofi?" tanya Meta pada dirinya. "Tapi bahkan jika kau mengatakan itu, menggunakan item-item ciptaanku, seperti Jimat Pendekar di tangan kiri yang menambah kekuatan, dua pedang yang meningkat kecepatan, dan Zirah Angin yang meningkat ketangkasan, belum lagi Liontin Cakar Naga dari Pihak Kerajaan yang meningkat semua aspek kekuatan… ini lebih terdengar seperti perundungan.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments