*Cring!*
Cahaya bersinar di tengah-tengah ruangan. Selanjutnya, mulai terlihatlah bahwa cahaya tersebut membentuk beberapa peti. Dan yap, peti-peti tersebut berisikan hadiah setelah mereka berhasil mengalahkan monster bos di lantai 5 ini. Namun bukan itu yang menjadi fokus mereka berdua. Masalahnya adalah jumlah peti yang ada di sana.
Ketika bos monster telah dikalahkan, maka dia akan memberikan loot dengan jumlah yang sama dengan jumlah orang yang mengalahkan dia. Masalahnya di sini adalah, terdapat 3 buah peti di sana, sedangkan mereka hanya berdua saja.
Mereka berdua saling menatap satu sama lain, sampai pada akhirnya Dans berkata, “Dayat, kamu tahu apa yang harus dilakukan pada saat-saat seperti ini?”
"Ya, tidak perlu ditanyakan lagi," jawabnya.
Mereka berdua segera masuk ke dalam posisi siaga. Keduanya mengarah pada sisi yang berlawanan dengan punggung saling menempel satu sama lain. 3 peti di sana menunjukkan bahwa ada 3 orang yang masuk ke sana. Dengan begitu, pasti ada satu orang dari luar yang secara diam-diam mengikutinya mereka.
*Zrt!*
Bayangan di bawah pintu ruang bos tiba-tiba naik ke atas dan membentuk suatu sosok manusia. "Sayang sekali, aku tidak menyangka jika kalian berdua akan bisa menemukanku secepat ini."
Mereka berdua langsung terkejut dan menghadap pada arah suara tersebut berasal. Keduanya sama sekali tidak tahu motif apa yang dimiliki oleh orang ini. Namun yang pasti, keduanya dapat menduga bulak orang ini pasti tidak memiliki niat yang baik karena menjadi stalker pada mereka berdua. Mengambil inisiatif untuk waspada adalah keputusan mereka sebagai penjagaan.
"Siapa kau!" teriak Dans.
Sosok bayangan tersebut mulai semakin jelas wujud manusianya. Dia memakai pakaian serba hitam dan hanya menyisakan kedua matanya yang berwarna hijau. Perwujudan lain dari dirinya sama sekali tidak terlihat dan tertutup oleh pakaian ketatnya yang berwarna hitam itu. Dia adalah penggambaran yang sangat tepat untuk seorang assassin, pembunuh, atau orang yang bergerak di balik bayangan.
Tunggu, dia memang bergerak di balik bayangan. Dengan kata lain, dia bergerak di balik bayangan sebagai kiasan dan secara harfiah.
"Namaku adalah… rahasia. Tapi untuk memudahkan, kalian bisa memanggilku dengan sebutan Assassin. Lalu tujuanku, apakah kalian sebodoh itu untuk menanyakan tujuan kedatangan seorang assassin yang menghampiri mangsanya?" ujarnya.
"Dengan begitu, aku bisa menyimpulkan bila kamu ingin membunuh kami, benar? Tapi apa alasannya?" tanya Dans.
"Sederhana saja. Seorang Hero berjalan-jalan di luar tanpa pengawasan Pihak Kerajaan. Apakah menurutmu kami akan membiarkannya begitu saja? Tidak! Kami tidak suka mengambil resiko dengan membiarkan sosok berbahaya seperti kalian berkeliaran begitu saja!" Dia juga menjelaskan, "Tapi tentu saja, Pihak Kerajaan tidak bisa mengeksekusi kalian sesuka hatinya. Rakyat akan marah bila Pemerintah mengeksekusi seorang Hero."
"Begitu ya…. Mengirim pembunuh adalah yang tertepat," ucap Dans lirih.
"Bagus. Kalau kau tahu…." Assassin bergerak cepat dan langsung muncul di depan Dans. Dia memegang dua belati masing-masing di tangan kanan dan kirinya. "Diam dan matilah!"
*Dentang!*
Sudah pasti Dans tidak akan diam begitu saja. Menggunakan pedangnya, dia menebas ke leher Assassin, tetapi pembunuh ini menangkis menggunakannya 2 belati miliknya.
"Sleep!" Dari jarak dekat, Dans segera melemparkan debuff yang secara langsung diterima oleh Assassin.
*Tap!*
Assassin tersebut langsung melompat mundur dan mengambil jarak. Kemudian, dia juga sedikit mengiris ujung jarinya.
“Sleep, salah satu sihir debuff sederhana yang membuat targetnya tertidur. Tapi apa kau pikir itu merupakan sihir yang kuat? Sihir Sleep bisa dibatalkan dengan mudah jika target terkena sesuatu yang mengguncang mereka,” ucapnya sombong.
*Strike!*
“Sambaran Magis!” Dayat muncul di belakang Assassin dan menebaskan pedangnya yang berbilah biru itu.
*Zzssshh…!*
Serangan tersebut berhasil mengenai Assassin, namun tubuh orang itu tiba-tiba saja berubah menjadi bayangan, sementara sosok aslinya tercipta beberapa meter dari sana.
“Menyergap seorang penyergap. Harus aku akui gift milikmu terlalu berguna. Bahkan Sihir Deteksi tidak bisa digunakan padamu…,” ucapnya.
*Sis!* *Slash!* *Slash!* *Slash!*
“Keterampilan Pedang: Tebasan Beruntun!” Dans langsung muncul di dekat Assassin itu menggunakan Shukuchi, kemudian dia melanjutkan dengan memberikan banyak tebasan.
*Dentang!* *Dentang!* *Dentang!*
“Keterampilan Belati: Power Dagger, Keterampilan Pembunuh: Kecepatan Ilusi….” Assassin tersebut membalas dengan memperkuat belatinya dan menebas dengan kecepatan yang sama… tidak, itu adalah kecepatan yang sedikit lebih cepat dari pada Dans. Selain itu, dia menggunakan dua senjata yang membuatnya memiliki peluang menyerang lebih banyak.
*Slash!* *Slash!* *Slash!*
Sayang sekali, dalam konfrontasi singkat tersebut, malah Dans yang mendapatkan beberapa luka sayatan di beberapa tempat. Untung saja tidak dalam dan tidak fatal, jadi dia bisa lanjut bertarung.
*Stab!*
Melihat Dans yang dalam bahaya, Dayat menggunakan buff Peningkatan Kekuatan dan Kecepatan, lalu langsung mengarah pada Assassin tersebut dan menyerang dengan pedang dalam satu tusukan.
*Zrash!*
Tusukan pedang tersebut berhasil mengenai bahu kanan dari Assassin dan membuat orang itu mengalami penurunan dalam kemampuan bertarungnya.
Matanya melebar selama beberapa saat ketika melihat bahunya terluka. Namun dengan keahliannya yang sudah profesional, dia langsung menggunakan Keterampilan. “Keterampilan Pembunuh: Langkah Hantu.”
*Shus!*
Tubuhnya bergerak dengan bayangan hitam buram mengikuti di belakangnya. Selanjutnya, dia sudah berada di sisi ruangan lain, membebaskan diri dari kepungan Dans dan Dayat.
‘Cih, jika aku fokus pada yang satu, maka yang satunya akan menyergapku. Belum lagi kemampuan sembunyinya terlalu bagus dan tidak bisa dibatalkan. Jika aku tidak fokus padanya, sudah pasti aku tidak akan bisa mendeteksinya,’ batinnya.
*Sis!*
Tidak seperti Dans akan membiarkannya, dia menggunakan Shukuchi dan Electrivity yang membuat tubuhnya seperti diselimuti petir tipis berwarna biru.
*Trank!* *Trank!* *Trank!*
Sekali lagi, dia beradu mekanik di jarak dekat dengan pembunuh yang mengincar mereka. Namun dengan Electrivity yang meningkatkan kecepatannya, dia lebih unggul dan efek listrik ini membuat tangan Assassin merasa nyeri.
“Memang hebat… aku tidak akan bisa menang melawan kalian jika hanya begini…,” gumam Assasin.
*Wom!* *Wom!* *Wom!*
Di sela-sela serangannya, dia mengambil beberapa butiran kantong pada sabuk di pinggang dan melemparkannya ke lantai. Seketika itu juga, asap berwarna ungu terbentuk dan menyebar dari sana.
‘Ini… racun!’ pikir Dans melihat asap itu.
Sebelum menghirup lebih banyak dari asap atau sebelum asap itu mengenainya, dia menggunakan Shukuchi dan bergerak menjauh dari sana. Berbeda dengan Assasin yang pastinya memiliki cara, penawar, atau apapun itu dalam mengatasi racun, Dans sudah pasti akan tumbang bila dia menghirup asap tersebut.
“Serahkan saja padaku!” Dayat segera berlari ke arah kabut asap dengan pedangnya yang menyala dalam warna biru. “Keterampilan Pedang: Tebasan Mag—.”
*Psiu!*
Belum selesai dia berucap, tiba-tiba dia merasakan sakit di perutnya dan langsung terjatuh di lantai.
“Dayat!” panggil Dans dengan berteriak.
*Ssshhh…!*
Kabut tersebut menghilang perlahan-lahan dengan Assasin dengan jari membentuk pistol yang mengarah pada Dornum. “Sihir Kegelapan: Peluru Hitam. Apakah kalian pikir aku tidak tahu jika dia pasti akan dengan nekat masuk ke sini? Bahkan jika kalian tidak menyerang, aku tetap akan menyerang dari sini.” Mulutnya memang tertutup kain hitam, namun di baliknya dia menyeringai.
Serangan tersebut tidak mengenai bagian vital, tetapi tetap saja itu adalah luka yang dalam. Dengan serangan seperti itu, darah mulai mengalir perlahan-lahan, tidak sampai membuat luka pendarahan besar. Tentu saja ini adalah bagian dari gift Dayat yang mana dia tidak bisa terkena debuff atau status buruk. Luka pendarahan tidak berlaku untuknya.
“Kau….” Dans tentu saja geram melihat itu. Namun belum sempat dia bereaksi ….” Uhuk, uhuk….” Dia terbatuk beberapa kali dan melihat jika ada sedikit darah keluar dari mulutnya.
“Oh, aku lupa mengatakan. Kabut ini sebenarnya bukan racun, melainkan penawar racun. Sebelum pertarungan kita, aku sudah menyebarkan racun khusus yang tidak memiliki bau, rasa, dan warna. Aku sendiri juga terkena efek dari racun ini. Tapi tidak sepertimu, aku yang menghirup banyak kabut antidot ini tidak terkena efek racun. Sayang sekali, kau memiliki pengamatan yang kurang, anak muda.”
Perlahan-lahan pandangan Dans mulai menjadi kabur. Dia masih berusaha untuk berdiri, tetapi tubuhnya seperti tidak menurutinya. Semakin lama, dia merasakan tubuhnya terasa berat dan panas. Tubuhnya itu seperti tidak mau berjuang bersamanya untuk melawan musuh di depannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments