Beberapa hari kemudian, malam harinya, mereka semua mendapatkan kamar masing-masing dengan satu kamar yang diisi tiga orang. Kebetulan, Zen, Dayat, dan Dans mendapatkan satu ruangan yang sama, jadi baguslah untuk mereka karena bisa melakukan diskusi tentang apa yang akan dilakukan selanjutnya. Dunia baru memiliki hukum dan sosial yang berbeda dengan dunia sebelumnya, mereka tidak bisa terus berada di comfort zone seperti yang biasa mereka lakukan.
"Menurut kalian, bagaimana orang-orang di sini?" tanya Dans.
"Entahlah. Aku merasa jika mereka tidak bisa dipercaya," jawab Dayat. Tatapan matanya tajam dan serius. "Yang mereka lakukan pada kita adalah secara paksa membawa kita. Meski sudah memberikan kompensasi, tetap saja kita harus masuk ke dalam medan perang yang berbahaya. Mereka tidak bisa dipercaya."
"Sudah, sudah, kalian tidak perlu terlalu tegang." Zen berbaring di atas kasur sambil membaca buku RPUL (Rangkuman Pengetahuan Umum Lengkap). "Lihatlah sisi positifnya. Dunia ini tidak memiliki polusi, makanan beragam dan pelayan yang cantik, dan paling bagusnya adalah sihir. Tidak perlu terlalu banyak berpikir. Apakah, aku tadi sudah janjian sama seorang pelayan imut."
"Kita tidak bisa percaya begitu saja pada mereka." Dans berargumen, "Mereka memang seseorang yang berpangkat tinggi dan menjadi pemerintah dari sebuah negara. Tapi, apa kamu tidak berpikir jika mungkin saja mereka membuat sebuah skema di belakang kita? Mereka saja berperang dengan ras yang satu dunia dengan mereka, apalagi dengan kita yang dari dunia lain. Kita tidak bisa percaya."
"...." Zen sama sekali tidak menjawab, dia tetap tersenyum tipis sambil membaca RPUL.
"Aku setuju denganmu, Dans." Dayat menambahkan, "Aku curiga pada mereka, terutama ketika mereka melarang kita untuk tidak ke beberapa tempat di istana. Pasti ada rahasia."
"Sudahlah, kalian terlalu berlebihan. Tidak bisakah kalian lebih santai?" Zen mengangkat alisnya. "Anggap saja ini seperti liburan panjang. Lagi pula, mereka juga membiayai kita dan memberikan pengawalan. Memangnya kalian mau terus di kelas dan mengerjakan tugas gak jelas?"
"Jadi seperti itu pandanganmu terhadap mereka?" tanya serius Dans pada Zen.
"Yaps!" jawaban santai dari mulut Zen.
"Hah… ini sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan perjalanan liburan…." Dayat menghela napas lelah.
"Aku punya ide, bagaimana jika kita pergi saja dari istana kerajaan? Terlalu berbahaya di lingkungan pihak yang tidak diketahui," saran Dans.
"Dan kalian akan kehabisan bekal, lalu tamat. Selesai," timpal Zen.
"Aku setuju saja denganmu, sih. Pokoknya kita memerlukan modal awal, bukan? Kerajaan pasti memberi uang," ujar Dayat mengabaikan Zen.
Zen sendiri juga tidak meminta untuk diperhatikan. Dia hanya diam dan membiarkan percakapan mereka berdua mengalir seperti sungai. Bila mereka mulai melibatkannya, baru dia akan mulai berkomentar dan memberikan beberapa hal untuk dikatakan pada mereka.
Keesokan paginya, mereka berdua, Dans dan Donum pergi menemui putri, bukan raja. Raja memiliki tugas yang sangat banyak sebagai seorang pemimpin dari suatu negeri. Meski mereka berdua merupakan tamu penting, bukan berarti mereka bisa melakukan sesukanya di dalam Istana Kerajaan ini. Mereka dalam posisi tidak berdaya bila harus melawan semua orang yang ada di dalam istana kerajaan. Pertimbangan lainnya, putri yang lebih muda dibandingkan raja mungkin saja mau membantu mereka.
Sistina von Aldenia. Dia merupakan anak ketiga dalam keluarga kerajaan. Di antara saudara-saudaranya, dia adalah satu-satunya wanita di sini. Penampilannya sangat elegan dan manis. Dia memiliki rambut coklat lurus sampai ke bahunya. Kulitnya berwarna putih dan segar. Pupil matanya berwarna keemasan dengan iris kecoklatan. Dia biasanya mengenakan gaun berwarna putih dengan beberapa renda. Usianya tidak jauh dari mereka, namun jelas jika dia menjalani masa kecil yang berbeda dari keduanya.
Saat ini mereka bertiga berada di ruangan Sistina. Kamarnya memiliki dekorasi yang sama bagus dan mewahnya dari seluruh bagian istana kerajaan. Pada bagian balkon, terdapat meja bundar dan 4 kursi yang mengelilinginya. Dans dan Dayat duduk saling bersebelahan, sedangkan Sistina berada di seberang, dan satu kursi kosong.
“Kalian berdua ingin meninggalkan istana kerajaan, ya?” Sistina menatap mereka berdua. Matanya beralih dari satu ke lainnya.
“Um.” Dans mengiyakan dengan mengangguk.
Sistina memejamkan matanya dan memikirkan tentang perkataan keduanya. “Walaupun kalian mengatakan demikian, aku tidak punya otoritas untuk mengeluarkan kalian dari istana kerajaan. Yang ada malah akan mendapatkan hukuman dari Ayahanda bila membiarkan Hero pergi tanpa izin. Tidak bisakah kalian langsung mengatakan padanya?”
“Aku juga berniat akan mengatakan seperti itu,” kata Dans. “Namun sebagai raja, aku yakin jika dia adalah orang yang sibuk. Karena itu aku minta padamu untuk membuat koneksi.”
“Jika hanya itu, aku tidak masalah untuk menyampaikan pada Beliau. Ngomong-ngomong, apakah kalian menginginkan sesuatu bila sampai ke luar istana kerajaan? Salah satu teman sekelas kalian, Meta Tetrania, bilang jika dunia kalian dan dunia ini sangat berbeda jauh. Apa kalian yakin akan bisa bertahan di dunia luar?” tanyanya mengkonfirmasi.
“Itu akan kami urus belakangan. Dengan gift-ku, yaitu Anti-Regenerasi, luka yang kuciptakan tidak bisa dipulihkan. Lalu dengan Anti-Debuff milik Dayat, dia tidak akan bisa terkena status buruk. Kau tahu sendiri jika dia bahkan bisa tidak tidur. Aku cukup percaya diri jika kami berdua akan bisa bertahan di dunia ini.” Dans menatap Sistina dengan sangat serius.
Sistina balik menatap Dans, juga pada Dayat yang serius. “Huh… jika kalian sampai seperti itu, aku rasa aku tidak bisa menghentikan kalian.” Dia dengan lelah mengatakan. “Tapi kalian juga harus ingat. Jika kalian sudah meninggalkan lingkungan istana kerajaan, maka keamanan kalian bukan urusan kami.”
Dan dengan begitu, mereka berdua mendapatkan dukungan dari Tuan Putri ini untuk meninggalkan istana kerajaan. Selanjutnya, Sistina mengabarkan apa yang didengarnya dari Dans dan Dayat pada ayahnya, Barik. Barik pun menyetujui untuk mengirim mereka ke dunia luar, entah apa alasannya. Dia juga memberikan sekantong berisi koin emas dan beberapa perlengkapan dasar untuk menjadi slayer, seperti armor ringan dan pedang pendek.
Kemudian pada siang harinya, Dans dan Dayat langsung meninggalkan istana kerajaan. Semakin cepat mereka pergi, maka akan semakin baik. Bagi mereka istana kerajaan adalah tempat bagi para politisi yang akan membuat banyak skema melibatkan keduanya. Anak SMA seperti mereka hanya akan tersingkir atau dimanfaatkan.
“Wah, wah. Aku tidak menyangka jika kalian benar-benar akan meninggalkan istana kerajaan,” sapa Zen.
Zen telah menunggu mereka berdua di depan pintu belakang istana kerajaan. Ya, mereka berdua ke luar melalui pintu belakang, bukan pintu depan yang digunakan untuk keluar dan masuk pegawai istana kerajaan. Tentu saja untuk menjaga nama baik istana kerajaan.
Di sana, Zen bersandar pada sisi-sisi dinding pintu dengan kedua tangannya yang bersedekap di bawah dada. Walaupun dia tersenyum, akan tetapi auranya terasa memberikan sindiran.
“Apa yang kamu lakukan di sini?” tanya Dans dengannya tak senang.
“Tidak banyak. Aku hanya ingin melihat calon mayat untuk terakhir kalinya." Zen terkekeh. Dia menyeringai.
“Ngajak berantem?” tantang Dayat.
“Hou….” Zen diam dengan mata tajamnya.
*Wush!*
Tiba-tiba saja, angin kencang berhembus dengan tubuh Zen sebagai pusatnya. Di saat itu juga, terdapat sesuatu seperti aura berwarna putih transparan melapisi tubuhnya. Aura tersebut memiliki bentuk seperti duri pada setiap sisi. Itu memberikan tekanan pada musuh yang ada di sekitarnya.
“Hugh….” Mereka berdua merintih sambil mempertahankan posisinya untuk tidak terhempas.
“Seni Bela Diri: Pelepasan Aura. Kemampuan untuk melepaskan aura penggunanya yang selanjutnya akan mengintimidasi lawan.” Zen menyeringai pada mereka berdua. “Apakah kalian pikir orang yang tidak bisa menggunakan teknik dasar ini bisa bertahan di dunia ini? Bahkan Anti-Debuff milik Dayat tidak bisa menahannya. Bertemu seseorang yang bisa melakukan ini, dan kalian mati.”
“Orang ini… mentang-mentang dapat gift Keterampilan Pedang Ganda yang punya damage gede sekarang sudah mulai sombong, ya…,” ucap Dans.
“Sudahlah.” Zen menghilangkan aura yang mengelilingi tubuhnya, kemudian berjalan masuk istana kerajaan, meninggalkan mereka berdua. “Bila kalian ingin meninggalkan istana merajaan, sebaiknya menjauh dan menghilanglah dari sini. Tak usah membawa apapun. Palingan cuma beri makan maling."
Dans berasa ingin memukul Zen. Tangannya sudah terkepal dengan urat-urat menonjol dan terlihat jelas di dalam kulit. Sebelum bisa melakukan apapun, Dayat memegang bahu Dans dan berkata, “Lebih baik kita pergi saja. Nanti kalau kita sudah menjadi lebih kuat, mari kita kembali dan membalas dendam. Tak apa, dia lah yang akan menyesal di akhir cerita.”
“Ya. Aku sempat terbawa emosi karena kata-katanya.
Dengan begitu, mereka berdua langsung meninggalkan Istana Kerajaan. Destinasi pertama mereka adalah Serikat Slayer—sebuah tempat untuk mendaftar menjadi seorang slayer.
Tugas dari slayer sangat sederhana. Mereka melakukan berbagai pekerjaan sehingga mereka bisa dikatakan sebagai freelancer atau pekerja serabutan. Umumnya slayer akan menerima permintaan yang telah dipasang di Papan Permintaan di Serikat Slayer. Namun selain itu, mereka juga berpetualang dan menaklukkan dungeon dan lain sebagainya.
Slayer peringkat tinggi memiliki kehidupan yang menyenangkan setelah mereka menjadi anak emas Serikat Slayer. Mereka adalah andalan dari Serikat Slayer sehingga prospek pekerjaan mereka tinggi. Ini sangat berbeda dengan slayer peringkat rendah, yang mana mereka harus saling berebut pekerjaan dan paling bahayanya adalah saling bunuh. Sudah seperti persaingan para predator pada sebuah mangsa.
Selain slayer peringkat rendah yang kesulitan mencari pekerjaan, keamanan mereka dalam bekerja juga tidak dijamin. Tidak jarang ada slayer yang mati setiap harinya, entah karena gagal dalam perburuan atau perseteruan dengan slayer lain. Dunia ini sangat keras dan harga dari nyawa manusia lebih rendah dari pada di dunia asal mereka.
Tetapi mengabaikan semua hal buruk di atas, untung saja mereka berdua berhasil mendaftar dengan lancar. Satu hal yang sangat menguntungkan dalam menjadi slayer adalah Kartu Identitas Slayer yang dapat digunakan antar negara. Dengan itu, mereka berdua tidak perlu khawatir dengan latar belakang. Mereka juga bisa ke luar masuk sebuah kota dengan mudah.
Tidak banyak kegiatan mereka pada hari ini. Mereka mencari penginapan dan membeli makan siang serta makan malam. Keduanya memiliki banyak uang untuk digunakan yang berasal dari pemberian Raja Barik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments