Kedatangan Jaka

Hari sudah petang, ia pun sudah selesai memasak untuk menu berbuka puasa.kini ia memakai gamis yang di beli suaminya tadi pagi, tak lupa lipstik tipis menghiasi bibirnya membuat Bang Jali tersenyum.

"Wah, cantik sekali istri Abang sore ini," puji Bang Jali melihat penampilan istrinya sore ini.

"Ah Abang bisa saja, Abang sudah siap mau kemana?" Tanya Lili melihat suaminya sudah rapi, biasanya jika tidak kemana-mana suaminya memilih duduk di dalam rumah.

"Abang mau ngajak kamu jalan-jalan, Dek," kata bang Jali lagi.

"Jalan-jalan, pakek daster begini bang," kata Lili melihat ia memakai daster panjang sampai mata kaki tapi lengannya sangat pendek.

"Memangnya kenapa, dek? Baju gamisnya kan bagus, nanti pakai switer aja di luar. Kita jalan-jalan sambil ngabuburit, kita kan juga belum beli kue sore ini," kata Bang Jali lagi.

"Ya sudah deh, tapi jangan jauh-jauh ya bang! Soalnya penampilan adek kek gini," kata Lili tidak pede jika keluar hanya memakai daster.

"Iya, kita jalan-jalan dekat sini aja dek," kata Jali.

Meski tidak punya uang tapi ia ingin membahagiakan istrinya meskipun hanya mengajak jalan-jalan sore hari. Tadi sebelum memberikan uang pada Lili, bang Jali sempat menyisihkan uang untuk mengajak istrinya jalan-jalan.

Ingin melihat suasana sore hari saat puasa seperti ini sambil juga menunggu buka puasa.

"Ayo bang, aku sudah siap," kata Lili.

"Ayo dek," kata bang Jali.

Mereka keluar dari rumah, terlihat segerombolan ibu-ibu sedang duduk di rumah Bu Lusi. Tempat markas jika sudah sore hari.

"Mau kemana, Li?" Tanya Mak Endah.

"Mau jalan-jalan sebentar, Bu." Kata Lili tersenyum.

"Wih, Daster baru Li," kata Bu Rita.

"Eh iya Bu, di beli sama bang Jali," kata Lili tersenyum ke arah suaminya.

"Wih, suamimu romantis ya Li. Beli baju tanpa di minta," Mak Endah menimpali.

"Baju daster aja pamer," kata Bu Lusi tak suka.

"Bu, kami duluan ya," kata Lili tidak menanggapi yang di ucapkan Bu Lusi.

Sementara bang Jali hanya tersenyum, ia memang tidak banyak ngobrol dengan tetangga karena ia lebih memilih menghabiskan waktu di dalam rumah.

Roda dua membawa mereka menikmati suasana sore hari, sesekali ia melihat orang berjualan di pinggir jalan dan banyak orang yang berhenti untuk membelinya.

Lili dan jali berhenti untuk membeli menu buka puasa dan kue.

"Abang mau apa?" Tanya Lili.

,

"Terserah kamu aja! Beli juga minumannya Dek," perintah bang Jali di atas motor.

"Mbak, aku yang ini dua sama kue dua puluh ribu ya," kata Lili memberikan uang lima puluh ribuan.

"Terimakasih ya Mbak," ucap Lili mengambil kue yang di beli kemudian kembali menaiki motor bersama suaminya.

"Kita mau kemana lagi, dek?" Tanya Bang Jali.

"Kita cari rujak sebentar ya bang, soalnya aku pengen makan rujak," kata Lili.

"Boleh, setelah ini kita pulang ya,"kata bang Jali mendapat anggukan dari Lili.

Mereka berdua pun berkeliling mencari rujak dan akhirnya menemukannya. kemudian Lili pun turun untuk membeli rujak. Kini mereka pulang ke rumah karena sebentar lagi waktu berbuka akan tiba.

****

"Bang, ayo pergi taraweh," panggil Lili yang kini sudah siap dengan mukena di tangannya.

"Sebentar dek, Abang lagi pakai sarung ini," kata bang Jali sedang memakai sarung.

Lili kembali ke kamar untuk melihat suaminya, matanya membulat saat melihat sarung yang di pakai suaminya.

"Bang, kok pakai sarung itu?" Tanya Lili.

"Memangnya kenapa dek, sarung ini bagus loh," kata bang Jali.

"Gak, Abang pakai sarung lain aja. Lagian ini sarung udah kusam, Abang pakai sarung ini aja," kata Lili membuka lemari mengambil sarung yang hanya di pakai sekali sama suaminya saat lebaran saja.

"Sarung ini kan cuma mas pakai satu kali saat lebaran dek, nanti waktu lebaran mas pakai sarung mana," kata bang Jali.

"Sudah, nanti kita bisa beli sarung yang lain," kata Lili menyuruh suaminya untuk memakai sarung baru.

Akhirnya bang Jali memakai sarung yang baru kemudian melangkah keluar bersama sang istri untuk pergi ke mesjid yang tidak jauh dari rumahnya, hanya berjalan kaki sudah sampai ke mesjid.

Suasana shalat tarawih sangat ramai, anak-anak banyak yang bermain di halaman mesjid juga para warga yang lain.

Usai shalat taraweh, Lili dan suaminya pulang bersama warga yang lain. Kini tiba mereka di depan rumah dan melihat seseorang yang sangat di kenal, bang Jali pun menghampirinya.

"Bang, ada apa malam-malam kesini?"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!