Bab 3

#Kakak ipar SERAKAH 3

Lili terbangun saat mendengar suara orang tertawa di halaman rumahnya, ia pun bangun dan pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka. Ternyata ia baru sadar habis mandi ia tidur karena sangat mengantuk, ia melirik jam ternyata sudah pukul 12 siang tapi tidak ada tanda-tanda suaminya sudah pulang.

Lili pun memilih pergi ke depan karena mendengar suara ibu-ibu, ternyata ada orang yang jual baju.

"Eh kamu Li, sini duduk! Sekalian lihat baju-bajunya, mungkin saja ada minat," kata Bu Lusi tetangga samping rumah, tetangga yang paling kepo dengan kehidupan orang lain.

Lili hanya tersenyum, sesekali Lili melirik ke arah baju daster yang di pegang oleh Bu Lusi.

"Eh iya Bu, nanti saya kesitu! Saya nunggu bang Jali dulu," kata Lili tersenyum.

"Sudah, kesini aja dulu lihat baju dasternya. Gamisnya juga ada lho, kamu kan gak pernah beli baju daster tuh. Mumpung ada abang jualan baju sebaiknya di beliin," kata Bu Rita ikut menimpali obrolan mereka.

"Iya Bu, nanti aku juga beliin kok tapi aku nunggu bang Jali dulu. Mana tahu kan nanti bang Jali udah beli bajunya di pasar," kata Lili mencoba menyembunyikan pada orang jika ia memang sekali tidak memiliki uang. Untuk sehari-hari aja susah apalagi membeli baju.

"Oh ya sudah," kata Bu Rita, Bu Lusi cuma mencebik seakan menghina Lili yang tidak pernah membeli baju.

Tak lama, Bang Jali pulang dengan motor matic miliknya. Terlihat beberapa kantong kresek di jok belakang, bang Jali turun dengan wajah tersenyum pada istrinya yang kini sedang menunggu di depan pintu.

"Sedang apa, Dek?" Tanya Bang Jali.

"Lagu nungguin Abang pulang, gimana ada rezekinya bang?" Tanya Lili lagi tersenyum, Bu Lusi yang sedang melihat baju sekali-kali melirik ke arah Lili dan suaminya, kebetulan rumah mereka memang berdekatan jadi ia bisa melihat apa yang di lakukan suami istri itu.

"Alhamdulillah, ada dek! Ini uang satu juta hasil panen tadi dan ini juga tadi Abang beli baju daster buat adek, tadi Abang lewat di pasar lihat baju daster bagus," kata Bang Jali menyodorkan kantong kresek pada sang istri dan uang dengan lembaran berwarna mereah.

Bu Lusi yang melihat uang yang di berikan Jali pada istrinya membuat Bu Lusi melotot, kemudian berjalan pelan-pelan ke arah mereka berdua.

"Wah, banyak uang Jal. Ibu pinjam dong," seru Bu Lusi tanpa rasa malu padahal dari tadi ia terus mengejek Lili.

"Wah, maaf sekali Bu! bukannya gak mau kasih pinjam tapi uangnya sudah aku serahkan uangnya pada Lili. Jadi terserah istri saya mau di kemanakan uang itu," kata Bang Jali tersenyum meski merasa tak enak dengan Bu Lusi.

"Dek, Abang ke dalam dulu ya! Abang mau istirahat," kata bang Jali.

"Iya, bang! Bu, kita masuk ke dalam dulu ya," kata Lili ikut bangkit dari tempat duduknya.

"Eh tunggu, ibu pinjam uang dong soalnya ibu mau beli gamis nanti ibu balikin kalau ibu udah punya uang," kata Bu Lusi bermuka manis di depan Lili padahal jika di belakang Bu Lusi sering bergosip tentang Lili.

"Maaf ya, Bu. Bukan gak mau pinjamin tapi kebutuhan aku masih banyak yang belum ke beli," kata Lili hati-hati tidak ingin menyakiti perasaan tetangganya.

"Kan uangnya banyak itu, Li. Ibu pinjam 500 ribu aja deh," kata Bu Lusi tetap ngotot.

"Maaf ya, Bu. Aku benar-benar gak bisa kasih pinjaman sama ibu, kalau begitu aku masuk dulu," kata Lili melangkah lebih cepat masuk ke dalam rumah kemudian menutup pintu.

"Dasar pelit," omel Bu Lusi.

"Gimana Bu Lusi, jadi beli pakaiannya soalnya saya juga mau ke kampung sebelah," kata kang jualan.

"Gak jadi soalnya warna gak cocok sama kulit saya, Nih bajunya saya mau masuk ke dalam dulu," kata Bu Lusi mengembalikan baju tadi yang dia pegang padahal ia memang ingin sekali baju itu biar sama dengan Bu Rita tapi karena tidak punya uang, ia memilih mengembalikan.

"Loh, kok jadi Bu! Kalau gak punya uang, Bu Lusi boleh kok ngutang sama saya dulu," kata Bu Rita tersenyum, ia sangat tahu dengan sahabatnya satu ini pasti tidak punya uang untuk membeli baju.

"Eh gak usah, saya gak jadi ngambil karena memang gak cocok sama saya," Kilah Bu Lusi.

"Oh ya sudah, kang bungkusin baju ini untuk saya ya," kata Bu Rita.

Bu Lusi masuk ke rumah sembari menutup pintu dengan kasar, sedangkan di samping rumahnya Lili duduk di samping suaminya yang kini sedang menonton Tv.

"Gak jadi tidur bang?" Tanya Lili.

"Gak dek, belum ngantuk! Tadi Bu Lusi jadi minjam uang sama kamu?" Tanya Bang Jali masih fokus menonton tv.

"Gak Lili kasih, Mas! Soalnya sebagian uangnya mau di tabung dan sebagian lagi untuk belanja kita ke depan," kata Lili lagi.

"Pasti Bu Lusi marah sama kamu dek, kan biasanya memang begitu kalau tidak di kasih pinjam," kata Bang jali tersenyum.

"Owalah bang, buat makan kita aja susah! Kalau kasih pinjam sama Bu Lusi nanti kita makan apa? Oh ya Mas, terimakasih ya udah beli baju daster untuk aku," kata Lili bahagia melihat baju daster yang di belikan oleh suaminya.

Meski hanya sekedar daster, tapi Lili sangat senang di belikan baju daster apalagi baju dasternya yang tidak layak pakai lagi.

"Sama-sama, Dek. Maaf, Abah cuma bisa beli baju dasternya saja. Belum bisa beli baju bagus untuk mu dek," kata bang Jali.

"Tidak apa-apa bang, Abang beli ini aja aku udah senang kok. Aku simpan di kamar dulu ya bang," kata Lili berangkat dari tempat duduknya, bang Jali hanya mengangguk.

Rasa lelahnya terganti dengan senyuman di wajah istrinya, ia ingin selalu memberikan yang terbaik untuknya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!