Persiapan pernikahan bela dan gala sudah hampir selesai. pernikahannya akan di langsungkan di sebuah gedung milik keluarga Anggoro.
Acara pernikahan gala ini sangat mewah, undangan juga sudah di sebar dan sangat banyak. mama Raisa adalah orang yang paling sibuk, karena dia gak mau ada yang salah dengan pernikahan putra semata wayangnya.
Inilah saat yang di nanti nanti.
Gala sudah gagah memakai stelan jas putihnya, dan sudah duduk dekat penghulu tinggal menunggu mempelai wanita.
Akhirnya, Bela keluar pakai kebaya putih dengan mahkota yang sangat indah di kepalanya.
Gadis itu terlihat sangat cantik dan anggun, diapun berjalan pelan ke arah Gala.
Tanpa sadar Gala melotot, melihat kecantikan calon istrinya. ''wah cantik bangat, gak salah jugalah menerima perjodohan ini. toh dia sangat cantik,'' batin gala.
Setelah Bela duduk di sebelah gala, gak sengaja mata mereka bertemu. jantung Bela dak dik Duk ser, dalam hati bela berujar. ''oh ya ampun, tampan sekali. ko jantungku bergetar kalau Dekat dia. apa aku mulai menyukainya? ya...kalaupun iya, gak apa apa. toh bentar lagi dia sudah jadi suamiku.''
''sudah siap?'' ujar penghulu.
''siap...'' jawab Gala.
''pak Diki sudah siap?'' ujar penghulu.
''siap... siap...'' kata pak Diki pula.
''baiklah kita mulai kalau begitu.'' ijab kabul pun berlangsung lancar, dengan satu tarikan nafas.
''sah...''
''sah...''
Kata kata itu berkumandang di ruangan itu, pertanda resminya mereka sebagai suami istri.
''sekarang kalian sudah Syah menjadi suami istri.'' ujar penghulu. bela Salim dan mencium tangan Gala suami barunya itu, begitu juga dengan Gala. dia mencium kening Bela istrinya.
Anggoro yang menyaksikan itu sangat bahagia, akhirnya keinginannya terkabul. ''ma ini adalah momen yang papa nanti nanti, aku begitu takut tidak bisa menyaksikan ini semua.''
''papa ko ngomong gitu, lihatlah kita masih sehat. Allah masih kasi kesempatan, untuk kita menyaksikan pernikahan anak semata wayang kita.''
''iya ma, papa hanya terharu. mengingat penyakit ku ini, hampir tidak mungkin bagiku menyaksikan semua ini.''
''dan papa menyaksikannya, bukan?'' Raisa menggenggam tangan suaminya, wanita itu selalu menguatkan suaminya.
Sekarang acara akan di lanjutkan dengan sungkem, Gala dan Bela menuju tempat duduk Anggoro dan mama Raisa. setelah selesai mereka pun pindah menuju ayah Diki dan ibu Laila.
Selesai sungkem, kedua mempelai berganti pakaian. karena akan segera di lanjutkan resepsi. pernikahan mereka begitu meriah dan juga mewah.
Saat Bela ingin berganti baju, Gala memegang tangan Bela kemudian berbisik. ''kamu cantik.''
Saat itu juga pipi bela merah merona, antara malu dan senang di puji suami barunya. Gala yang melihat itupun tersenyum merasa lucu.
Bela cepat cepat pergi, untuk mengalihkan groginya. tak sengaja berpapasan dengan Lia sahabat nya, yang memang sengaja mau menemui bela.
''bela ko pipinya memerah? apa kamu sakit?'' ujar Lia.
''ngak, pipiku gak merah biasa aja.'' bantah bela.
''oh...begitu ya, Bel selamat ya. ahkirnya kamu menjadi seorang istri, aku turut bahagia untukmu kawan.'' ujar Lia.
''kamu juga jangan lama lama, segera menyusul.'' kata bela.
''maunya sih, tapi pacar aja gak punya. mau nyusul sama siapa? sama kambing bandot.'' ujar Lia sambil manyun.
Melihat itu belapun tertawa lepas, dan liapun akhirnya ikut tertawa juga.
Melihat bela tertawa, dari kejauhan Gala tersenyum. diam diam mengagumi kecantikan istrinya itu.
Selesai mengganti baju, mereka keluar menuju pelaminan yang sangat indah. di hiasi bunga bunga yang masih segar, menyejukkan mata siapa saja yang memandangnya.
Tamu undangan sangat banyak, ada yang sedang menikmati hidangan. semuanya enak enak, ada juga yang sekedar mengobrol. ada juga yang bersalaman dengan kedua mempelai, dan semua itu di iringi dengan musik yang membuat para tamu merasa enjoy.
Begitulah suasana pesta pernikahan, Gala dan Bela sangat meriah.
Bela terlihat sangat bahagia, dengan pernikahannya itu. terlihat jelas dari wajahnya yang berseri seri, selalu menyunggingkan senyum yang sangat manis.
Begitu juga dengan Gala, yang awalnya tidak menyukai perjodohan ini. Tapi setelah sering berinteraksi dan sering melihat Bela, diapun mulai menerima istrinya itu. bahkan dia merasa bahagia memiliki Bela, yang begitu cantik dan anggun. dia merasa pilihan papanya tidak lah buruk.
Diki dan Laila juga tidak henti hentinya tersenyum, menyaksikan pernikahan putri satu satunya itu.
''Bu ini adalah momen paling membahagiakan, untuk ayah.'' ujar Diki.
Bu laila tersenyum, menggenggam tangan suaminya dan berkata. ''iya...ibu juga merasa sangat bahagia, melihat putri kita telah menemukan pendamping hidup nya.''
''semoga pernikahan mereka langgeng, dan kita segera menjadi kakek nenek.'' ujar Diki.
''Aminn....'' ujar Bu laila.
Anggoro dan istrinya juga merasa sangat bahagia, menyaksikan putra satu satunya. bersanding dengan gadis pilihannya yang baik hati dan juga cantik.
Begitulah acara pesta, berlangsung dengan sangat baik dan lancar tanpa kendala sedikitpun. malamnya juga acara berlangsung dengan baik, semua yang hadir terlihat sangat puas dan merasa bahagia.
Bela dan Gala juga merasa bahagia, tapi tidak bisa di pungkiri kalau saat ini mereka sangat capek. seharian harus selalu senyum, dan bersalaman dengan begitu banyak tamu undangan. sampai malamnya juga masih harus melanjutkan acara, begitu melelahkan buat mereka.
''kamu capek?'' tanya gala.
''iya capek bangat.'' jawab bela.
''sabar, sebentar lagi udah selesai ko acaranya.''
''iya,'' ujar bela masih agak canggung.
Jam 22.00 acara sudah selesai, para tamu undangan juga sudah mulai sepi. Bela dan Gala, sudah siap siap mau berangkat ke hotel.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Ami
bagus ceritanya, kata"nya mudah di mengerti
2023-10-28
0
Altje Lengkey
teruskan
2023-09-23
0