Hari ini Bela sudah tidak bekerja, bukan berarti dia bangun siang. akan tetapi bangun pagi mandi dan membantu ibunya di dapur, menyiapkan sarapan untuk mereka bertiga.
Setelah selesai sarapan, membereskan bekasnya serta mencuci piring kotor. Bela masuk ke kamarnya, gadis cantik itupun tidur tiduran di kasurnya sambil Main hp.
Tiba tiba telfonnya berdering, minta di angkat. Bela melihat siapa yang menelfon, "mama" ujar bela. ia segera mengangkat telfon dari calon mertuanya itu.
"halo assalamualaikum ma."
"waalaikumsalam sayang, lagi ngapain?"
"gak lagi ngapa ngapain ma, lagi di kamar ja."
"oh... ya udah, siap siap ya bentar lagi mama jemput bela. kita akan ke butik, udah itu kita ke salon. biar nanti pas jadi penganten mantu mama kinclong."
"iya ma."
"ya udah, mama matiin ya." ujar perempuan paruh baya itu.
Setelah telfon mati Bela bangun dan mulai bersiap siap. gadis cantik itu ganti baju dan merias wajahnya tipis tipis, setelah selesai diapun keluar dari kamarnya. begitu keluar Bela melihat ayah dan ibunya sedang berada di ruang tamu.
"bela mau kemana nak? ko udah cantik," kata ibu Laila.
Bela duduk dekat ibunya. "ayah ibu, bela mau ke butik bersama mama. bentar lagi paling mama nyampe."
"oh... hati hati ya nak," ujar ibunya.
"ayah senang melihat bela bahagia." ujar pak Diki.
"tentu saja bela akan bahagia, ada ayah ibu yang selalu mendoakan bela."
"pasti sayang, doa kami selalu menyertaimu nak." kata ibunya.
Tiba tiba ada suara mobil berhenti di depan rumah bela.
"sepertinya mama sudah sampai." ujar bela. mereka bertiga pun keluar menyambut tamu mereka itu.
Bela menyambut calon mertuanya itu, Salim dan mencium punggung tangan mama Raisa.
"ayo ayo masuk dulu buk Raisa," ujar ibu Laila dengan ramah.
"gak usah Bu laila, hari sudah semakin siang. kami mau langsung jalan aja." kata buk raisa, dan langsung menggandeng tangan calon menantunya itu menuju mobil.
Perlahan namun pasti, mobil yang membawa bela dan mama raisapun sudah jauh. Laila dan Diki kembali masuk kedalam rumah dengan bahagia.
Sampai di depan butik, Bela memandang tempat itu kagum. "wah tempatnya aja kayak gini, bagus bangat. pasti harga pakaian di sini juga mahal." batin Bela.
Pelayan menyambut kedatangan mereka dengan ramah.
"eh... buk Raisa," kata pemilik butik itu pas melihat mamanya gala masuk bersama bela.
"eh...Rani, apa kabar? kenalin ini calon menantuku.''
''oh... ini toh calonnya gala, cantik bangat. mereka sangat serasi, Gala ganteng calonnya cantik.''
''he...he...masa sih tante,'' ujar bela.
Rani merekomendasikan beberapa kebaya, setelah itu bela di suruh memilih mana yg dia suka.
''coba dulu sayang,'' ujar Raisa.
Bela masuk untuk mencoba kebaya pilihannya, di saat itu pula gala datang.
''sini duduk,'' kata mama raisa. gala duduk dan saat itu juga bela keluar dengan kebaya pilihannya. gadis itu begitu cantik, dengan kebaya putih yang di kenakan nya. kebaya yang di pilih Bela adalah yang paling sederhana, namun karena kecantikannya jadi terlihat mewah dan memukau.
''wah... kamu cantik bangat sayang.'' puji mama Raisa.
Gala terpana melihat kecantikan bela, tanpa sadar dia memandang Bela begitu takjub.
''gimana gala? apa kamu suka nak?'' ujar mama Raisa.
''mm....bagus''
''gala, kamu coba yang ini.'' ujar Rani pemilik butik.
''baiklah...'' kata gala sambil berdiri, dan mengambil stelan jas putih yang senada dengan kebaya milik bela.
Selesai memakai stelan jas tadi galapun keluar, ''bagaimana ma? ujar pria tampan itu.
''bagus sayang, kamu terlihat gagah pake itu.'' ujar Raisa memuji anak semata wayangnya.
Bela memandang gala kagum, ''wah ganteng bangat, ya ampun...'' dalam hati bela, tanpa bela sadari mulutnya udah mangap.
gala yang melihat itupun merasa geli, dan juga malas. karena sebenarnya pria itu punya kekasih, yang sangat cantik. tapi demi papanya lah dia menerima perjodohan ini.
''jadi udah selesai ya ma, masih banyak pekerjaan yang harus gala selesaikan. udah mau cuti lagi, tambah numpuk nanti.''
''ya udah...buru buru amat sih,'' kata mama Raisa.
''gala jalan dulu ma,'' ia berjalan melewati bela tanpa berkata apapun atau menoleh sedikitpun kepada bela. melihat kelakuan anaknya Raisa hanya geleng geleng kepala.
''Bu Rani, kami mau pamit dulu. gaun dan kebaya yang di pilih bela tadi sungguh indah semua, aku juga senang dengan pilihan mantuku itu.''
''baiklah Bu Raisa, semoga anda puas dengan pelayanan kami.''
''tentu Bu Rani, rancangan mu yang terbaik.'' ujar Raisa.
Mama raisa menggandeng tangan bela, keluar dari butik itu. mereka melenggang menuju mobil, dan meninggalkan tempat itu menuju salon. setelah sampai di salon, mereka di layani dengan sangat baik di tempat itu.
''tolong kasi servis terbaik, dari mulai ujung rambut sampai ujung kaki untuk menantuku ini.'' ujar mama Raisa .
''baik silahkan...'' kata pegawai salon tersebut.
Mama raisapun melakukan perawatan juga, agar dia tidak bosan menunggu bela yang sudah pasti akan lama. selesai perawatan, wanita paruh baya itupun menunggu menantunya dengan sabar. setelah beberapa saat bela sudah selesai juga.
''wah...kamu tambah cantik sayang, dan sangat terlihat lebih pres dan kinckong bangat.''
''masa sih ma.''
''iya sayang, mama gak bohong.''
Mama raisa membayar tagihan perawatan mereka, setelah itu ia menggandeng Bela meninggalkan salon tersebut menuju rumah bela.
Setelah mengantar bela, mama raisapun pulang kekediaman Anggoro. rumah yang sangat besar dan megah itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments