3. Pertemuan

Aku pikir setelah itu aku diperbolehkan untuk pulang dan akan bekerja mulai besok sesuai perkataan Tuan Aro. Nyatanya, aku diminta tinggal di kamar yang masih berada dalam lingkup gedung yang sama.

"Ini kamarmu! Kau boleh beristirahat, tapi ingat, besok kau harus bekerja dengan baik karena biaya hidup dan makanan disini tidak gratis!" ujar Gwen, salah seorang wanita yang baru diperkenalkan tuan Aro padaku. Sepertinya dia juga bekerja di Kasino ini sebagai pendamping seperti yang akan ku jalani mulai besok.

Aku mengangguk sebagai respon atas ucapan Gwen yang terdengar ketus dan tegas.

Sebuah kamar berukuran tiga kali tiga meter telah menjadi ruangan yang akan ku tempati mulai sekarang. Padahal aku berharap masih bisa bebas kemana-mana tapi setelah aku tau jika aku harus tinggal disini, itu berarti kebebasanku pun sudah terampas.

Aku tidak akan melupakan momen ini dimana aku harus ditempatkan disebuah tempat seperti ini oleh Liam. Suatu saat, aku berharap aku bisa kembali bangkit dan membalas segala perbuatannya padaku.

...***...

Keesokan harinya, tepatnya menjelang malam, aku dikenalkan Gwen pada para pekerja lainnya. Kayra, Ghania dan Sharen. Kebetulan mereka menetap dikamar yang berada di lantai yang sama dengan kamar yang saat ini ku tempati.

Aku tidak tau apa alasan mereka semua memilih bekerja ditempat ini. Mungkin saja mereka sama sepertiku ataupun menyerahkan diri atas keinginan sendiri.

"Kalian bantulah dia menyiapkan diri. Hanya malam ini, karena besok dia harus sudah bisa bersiap sendiri." Gwen memberi perintah, agaknya dia yang paling senior diantara mereka semua.

Setelah mengucapkan hal itu dan melihat ketiga rekannya yang lain mengiyakan, Gwen segera pergi dari sana.

Ghania yang paling ramah padaku, dia bahkan menggandeng lenganku dengan akrab untuk menuju ke sebuah ruangan yang belum ku ketahui apa isinya.

"Elin, silahkan kau pilih gaunnya. Nanti biar kita bertiga yang membantumu menggunakan make-up."

"Gaun? Make-up?" Aku membeo.

Ghania mengangguk. "Iya, kau pikir Tuan Aro akan membiarkan kau dengan piyama itu untuk bekerja?" ujarnya disertai kekehan kecil.

Aku melihat sebuah lemari besar yang ada dihadapanku, disana ada banyak pilihan gaun dengan berbagai variasi model dan warna.

Hanya saja, setelah ku perhatikan satu persatu tidak ada yang bisa ku katakan layak. Semuanya tampak kekurangan bahan.

"Apa pilihannya hanya ini?" tanyaku polos.

Suara kekehan ketiga wanita itu terdengar, terutama suara Sharen yang paling kencang, seolah perkataanku barusan adalah lelucon paling lucu yang baru saja didengarnya.

"Elin, kenapa kau bertanya begitu? Apa semua baju itu tidak cukup menjadi pilihanmu? Apa itu kurang banyak?" Kayra bersuara.

"Bukan begitu, Kak. Aku menanyakan hal itu bukan karena merasa semua baju ini kurang. Ini memang sangat banyak tapi tak satupun pakaian yang cocok untuk ku kenakan."

"Why?" lirih Ghania menimpali.

"Ini terlalu ... terbuka."

Mereka bertiga lantas tertawa lagi. Tak berapa lama Sharen mendekat ke arah lemari dan mengambil satu buah gaun warna hitam berikut dengan hanger-nya.

"Ini ... pakai ini saja, aku pilihkan untukmu."

Aku menerima pakaian yang dipilihkan oleh Sharen, itu sebuah gaun dengan kerah sabrina. Memang tidak begitu terbuka tapi panjangnya tetap saja diatas lutut.

"Pakailah, Elin. Kita tidak punya banyak waktu. Kita akan bekerja sebentar lagi," celetuk Ghania.

Aku mengangguk dan lekas mengganti pakaianku di ruang ganti yang ada disana. Setelah itu, lanjut mereka memakaikan make-up padaku.

"Elin terlalu babyface, sepertinya make-up untuknya harus lebih bold," kata Kayra yang mengusapkan kuas ke pipiku.

"Ya, itu lebih baik." Sharen menjawab. "Berapa usiamu, Elin?" tanyanya kemudian.

"Sembilan belas."

"Wah, kau memang masih terlalu muda," cicit Ghania.

Aku hanya diam, pun karena Kayra masih sibuk memoles wajahku.

Sharen yang sedang membuka catokan rambutku ikut berusaha kembali. "Kenapa kau bisa disini, Elin? Aku pikir ini bukan tempatmu."

"A-aku terpaksa, Kak. Ini karena ulah kakak tiriku."

Kayra manggut-manggut. "Kau dijual?" tanyanya kemudian.

Tentu saja pertanyaan Kayra membuatku sedikit terperanjat. "Tidak, Kak. Kak Liam hanya memintaku bekerja disini."

"Kau terlalu naif, Elin. Semua pekerja disini tidak akan bisa keluar karena biasanya semuanya bermula karena adanya transaksi jual beli."

"Apa?" Mataku terbelalak. Benarkah Liam sudah menjual ku ke tempat ini?

"Seperti kami. Kau pikir kami bertiga mau bekerja ditempat ini karena keinginan sendiri?" Sharen mengendikkan bahunya acuh tak acuh.

"Aku disini karena ayahku sendiri. Dia memiliki hutang dan mau tak mau melemparkan ke tempat seperti ini. Tuan Aro membeliku. Itu kenyataannya." Ghania angkat suara.

"Dan aku ... aku juga ditempatkan disini karena ulah suamiku sendiri. Dia kalah judi, dan menjadikanku bahan taruhan." Kayra menimpali.

"Benarkah?" Rasa-rasanya aku tak percaya saat mendengar kekejaman itu diterima mereka oleh keluarga sendiri.

"Ya, dan sekarang kau pun bernasib sama, Elin." Sharen menepuk-nepuk pundak ku.

"Kakak sendiri? Apa dijual juga?" tanyaku pada Sharen.

Sharen mengembuskan nafas panjang. "Apa kau percaya jika aku disini karena kebodohanku sendiri?" ujarnya bertanya.

"Kakak tidak dijual tapi memang mau bekerja disini?"

"Tidak juga. Tapi aku terjebak," jawab Sharen. Dia tersenyum penuh ironi. "Dulunya aku dan Aro memiliki hubungan, tapi setelah kami putus dia sukses membuka usaha judi ini. Dia memintaku untuk kembali padanya, tapi aku tidak mau dan ... dia mengancam ku karena dia memiliki video masa lalu kami dimana aku pernah menghabiskan malam-malam bersamanya. Dia mengancam akan menyebar video itu jika aku tidak ikut membantunya mengelola dan bekerja ditempat ini."

"Astaga ..." Aku tidak menyangka akan mendengar kisah-kisah miris mereka semua. Bahkan mengenai Sharen. Ternyata dia adalah mantan kekasih Tuan Aro!

"Kalau Kak Gwen?" Aku bertanya pada merekap mengenai wanita yang tampak lebih tegas dan selalu ketus itu, bahkan dia hanya bersikap untuk memerintah saja.

"Gwen itu ..." Kayra tampak ragu-ragu mengucapkannya. "Dia sebenarnya adik tiri Tuan Aro. Ku pikir posisinya sama sepertimu, Elin. Wanita pertama yang dijadikan Tuan Aro sebagai pendamping disini justru adiknya sendiri."

Aku hanya bisa menghela nafas dalam saat mendengarnya. Ternyata masih banyak yang hidupnya lebih miris dariku. Tapi mengingat perkataan mereka, benarkah kalau ternyata Liam sudah menjual ku ke tempat ini?

...***...

Malam sudah semakin larut, aku yang tidak berpengalaman hanya berdiri kaku diantara para penjudi yang terus memutar kartu. Permainan itu seakan tidak ada habisnya. Padahal jika boleh jujur aku sudah sangat mengantuk.

Soal perlakuan para penjudi disana, aku merasa sangat jengah. Meski mereka tidak berani memegang tubuhku barang sesentipun, tapi mata mereka menatapku dengan tatapan menjijikkan.

Syukurlah aku masih ditempatkan dilantai dasar dimana para penjudi tidak boleh menyentuh pendamping wanitanya. Mereka hanya boleh menerima perlakuan dariku, misal menuangkan minuman, juga memberi saran soal kartu mana yang harus mereka keluarkan.

"Mana kartu yang harus ku keluarkan, cantik?" tanya seorang penjudi yang ada disisi kiriku. Aku yang tidak tau apapun mengenai permainan kartu hanya bisa menunjuk secara random.

"Ini?" pria itu menunjuk sebuah king di barisan kartunya. "Baiklah, aku akan mengeluarkannya sesuai saranmu."

Lalu entah bagaimana permainan itu berlangsung, rupanya pria itu menang. Dia menganggap jika itu semua berkat diriku. Dia berjanji akan mentraktirku nanti dan akan meminta izin pada Tuan Aro.

Bersamaan dengan itu, semua sorak-sorai yang ada di beberapa meja bundar itu--mendadak hening saat seorang pria tinggi memasuki ruangan tersebut.

Tampak Tuan Aro tergopoh-gopoh untuk menghampiri dan menyambut kedatangan pria yang tampak mengenakan jaket kulit hitam, berikut memegang sebuah helm full face berkilat ditangannya.

"Selamat datang, Tuan Gladwin."

Pria itu hanya berdehem, aku dapat mendengarnya dari posisiku, karena mendadak suasana menjadi senyap sejak kemunculannya.

"Anda mau ke lantai 5, kan? Biar Gwen yang mengantarkan anda."

Pria itu menggeleng, matanya memindai seluruh ruangan yang secara impulsif semua orang disana--menghentikan perjudian mereka--hanya karena datangnya sosok pria ini.

Entahlah siapa dia, tapi yang ku tebak dia mungkin orang yang berpengaruh terutama untuk Kasino ini.

"Dia?!"

Entah kenapa pria itu justru menunjukku. Aku menegakkan tubuh secara refleks karena apa yang baru saja ku dengar.

"Apa dia orang baru?" tanya pria itu merujuk pada diriku. Matanya bahkan memicing padaku, seperti menyiratkan sesuatu. Tapi, entahlah ... aku tidak berani membalas tatapnya.

Aku sontak menundukkan wajah, entah kenapa aku enggan untuk bertatapan dengan pria pemilik sorot mata tajam itu.

"Iya, Tuan. Dia ... baru hari ini disini. Ini hari pertamanya." Tuan Aro menjelaskan.

Pria itu mengangguk, aku bisa melihat pergerakannya dari sudut mataku.

"Baiklah, dia saja yang menemaniku!"

Seketika itu juga, aku mengangkat wajah, hingga tatapan mataku dan pria itu bersirobok satu sama lain, tapi buru-buru aku membuang pandangan ke arah lainnya demi menghindari kontak mata diantara kami.

"Tapi dia ... belum menguasai pekerjaannya yang masih baru disini. Akan lebih baik jika anda bersama Gwen atau Sharen yang lebih berpengalaman," jelas Tuan Aro sekaligus membujuk.

Dalam hati, aku berharap pria itu berubah pikiran dan menyetujui ucapan Tuan Aro. Nyatanya, suaranya yang bernada serak justru membuat Tuan Aro pasrah tak berkutik.

"Ku bilang aku mau dia!" ujarnya tegas dan penuh penekanan.

Entah kenapa, seketika itu juga tubuhku mendadak lembek seperti jelly. Bukan apa-apa, jika pria ini akan menuju lantai 5, itu artinya aku harus pasrah jika nantinya dia akan menyentuhku.

...Bersambung ......

Episodes
1 1. Tidak punya pilihan
2 2. Pekerjaan baru
3 3. Pertemuan
4 4. Teman tidur
5 5. Merasa hina
6 6. Pertemuan kembali
7 7. Mencari ide
8 8. Di lelang
9 9. Anggap itu Hukuman
10 10. Apartmen
11 11. Membiasakan diri
12 12. Jangan Menungguku
13 13. Permintaan yang dikabulkan
14 14. Tidak gratis
15 15. Rasa yang berbeda
16 16. Tidak menyangka (Javier POV)
17 17. Pernyataan (Javier POV)
18 18. Trauma (Javier POV)
19 19. Kesepakatan (Javier POV)
20 20. Meminta untuk menjaga (Javier POV)
21 21. Belum menyadari (Author POV)
22 22. Bergantung padamu (Author POV)
23 23. Jerat aku! (Author POV)
24 24. Sebatas Anak kecil (Author POV)
25 25. Menyelidiki lebih jauh (Author POV)
26 26. Menolak rasa khawatir (Author POV)
27 27. Percaya padaku (Author POV)
28 28. Jangan plin-plan (Author POV)
29 29. Cemburu? (Author POV)
30 30. Masih memiliki aku (Author POV)
31 31. Pegang Kata-katamu (Author POV)
32 32. Ajakan Menikah (Author POV)
33 33. Terima dia (Author POV)
34 34. Maafkan aku (Author POV)
35 35. Jangan pergi (Author POV)
36 36. Rumah Sewaan (Author POV)
37 37. Tidak semudah itu (Author POV)
38 38. Aku tidak bahagia (Author POV)
39 39. Sudahi semua ini (Author POV)
40 40. Mulai mengingat (Author POV)
41 41. Momen termanis (Author POV)
42 42. Pagi yang hangat (Author POV)
43 43. Keinginan (Author POV)
44 44. Ke Pesta (Author POV)
45 45. Kencan (Author POV)
46 46. Sudah direncanakan? (Author POV)
47 47. Terkonfirmasi (Author POV)
48 48. Saling membutuhkan (Author POV)
49 49. Hanya mau uang? (Author POV)
50 50. Portal Berita (Author POV)
51 51. Keberhasilan (Author POV)
52 52. Melihat kehancuran (Author POV)
53 53. Berpura-pura (Author POV)
54 54. Terus terang (Author POV)
55 55. Sebuah Video (Author POV)
56 56. Transaksi (Author POV)
57 57. Pulang (Author POV)
58 58. Mimpi? (Author POV)
59 59. Dendam (Author POV)
60 60. Terus terang (Author POV)
61 61. Parasit (Author POV)
62 62. Hukuman (Author POV)
63 63. Mari bertemu di kehidupan selanjutnya (The End)
64 64. Ekstra Part 1
65 65. Ekstra Part 2
66 66. Ekstra Part 3
67 67. Ekstra Part 4
68 68. Ektra Part 5
69 PROMO
Episodes

Updated 69 Episodes

1
1. Tidak punya pilihan
2
2. Pekerjaan baru
3
3. Pertemuan
4
4. Teman tidur
5
5. Merasa hina
6
6. Pertemuan kembali
7
7. Mencari ide
8
8. Di lelang
9
9. Anggap itu Hukuman
10
10. Apartmen
11
11. Membiasakan diri
12
12. Jangan Menungguku
13
13. Permintaan yang dikabulkan
14
14. Tidak gratis
15
15. Rasa yang berbeda
16
16. Tidak menyangka (Javier POV)
17
17. Pernyataan (Javier POV)
18
18. Trauma (Javier POV)
19
19. Kesepakatan (Javier POV)
20
20. Meminta untuk menjaga (Javier POV)
21
21. Belum menyadari (Author POV)
22
22. Bergantung padamu (Author POV)
23
23. Jerat aku! (Author POV)
24
24. Sebatas Anak kecil (Author POV)
25
25. Menyelidiki lebih jauh (Author POV)
26
26. Menolak rasa khawatir (Author POV)
27
27. Percaya padaku (Author POV)
28
28. Jangan plin-plan (Author POV)
29
29. Cemburu? (Author POV)
30
30. Masih memiliki aku (Author POV)
31
31. Pegang Kata-katamu (Author POV)
32
32. Ajakan Menikah (Author POV)
33
33. Terima dia (Author POV)
34
34. Maafkan aku (Author POV)
35
35. Jangan pergi (Author POV)
36
36. Rumah Sewaan (Author POV)
37
37. Tidak semudah itu (Author POV)
38
38. Aku tidak bahagia (Author POV)
39
39. Sudahi semua ini (Author POV)
40
40. Mulai mengingat (Author POV)
41
41. Momen termanis (Author POV)
42
42. Pagi yang hangat (Author POV)
43
43. Keinginan (Author POV)
44
44. Ke Pesta (Author POV)
45
45. Kencan (Author POV)
46
46. Sudah direncanakan? (Author POV)
47
47. Terkonfirmasi (Author POV)
48
48. Saling membutuhkan (Author POV)
49
49. Hanya mau uang? (Author POV)
50
50. Portal Berita (Author POV)
51
51. Keberhasilan (Author POV)
52
52. Melihat kehancuran (Author POV)
53
53. Berpura-pura (Author POV)
54
54. Terus terang (Author POV)
55
55. Sebuah Video (Author POV)
56
56. Transaksi (Author POV)
57
57. Pulang (Author POV)
58
58. Mimpi? (Author POV)
59
59. Dendam (Author POV)
60
60. Terus terang (Author POV)
61
61. Parasit (Author POV)
62
62. Hukuman (Author POV)
63
63. Mari bertemu di kehidupan selanjutnya (The End)
64
64. Ekstra Part 1
65
65. Ekstra Part 2
66
66. Ekstra Part 3
67
67. Ekstra Part 4
68
68. Ektra Part 5
69
PROMO

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!