Dari SEDAYU ~ JOGJAKARTA, YANKTIE mengucapkan selamat membaca cerita sederhana ini.
JANGAN LUPA SUBSCRIBE YAAA
"Aku minta maaf Yank, aku ingin kita tetap bersama," rayu Radite pada Dinda.
"Maaf, aku bukan keset kakimu. Saat kamu tahu konsekuensi menendangku, kamu mengemis agar bisa kembali cari makan buat anak istrimu?"
"Aku enggak se naif yang kamu kira." Balas Dinda.
"Kamu jangan seperti itu Yank," Radite masih berupaya agar Dinda bisa memaafkannya.
"Jangan seperti itu gimana? Yang selingkuh siapa kok saya yang disalahkan?" kata Dinda lagi. Dia sambil berkemas.
"Aku khilaf," ucap Radite tanpa berpikir.
"Khilaf sampai punya anak? Dan saat kita nikah anak itu sudah lahir! Apa itu disebut khilaf? Shalimah perempuan apa yang membolehkan suaminya menikah bahkan dia datang sambil senyam senyum."
"Apa dia bolehin kamu nikah karena dia tahu kalau kamu menikahiku posisimu aman? Bisa terus ngeruk duit perusahaan? Itu kan rencana kalian berdua!" Adelia naik pitam ketika mendengar alasan kalau pernikahan Radite dan Shalimah adalah kekhilafan. Jelas-jelas mereka nikah lebih dulu sebelum pernikahan resmi Radite dan Dinda!
"Silakan aja kamu keluar dari rumah besar itu, batas kita kan hari ini keluar rumah itu dan aku kasih tahu ya, rumah itu sekarang sudah dijaga oleh orang-orangnya papa dan mobilmu sudah diambil oleh orangnya papa juga."
"Mana mungkin! Kuncinya masih di aku." Radite ngeyel.
"Enggak peduli kunci ada di siapa, cek saja ke depan masih ada nggak mobilmu."
Radite langsung keluar ke depan. Di depan Shalimah juga sedang bingung karena mobilnya sudah tak ada.
"Kenapa kamu masih di sini?" Tanya Radite pada istri sirinya itu.
"Mobil kok bisa hilang? Aku tanya satpam dia bilang suruh tanya papa," jawab Shalimah kesal.
"Kenapa mobil mbak Shalimah dan mobil saya bisa enggak ada?" Radite menghampiri satpam, dia bertanya pada satpam yang sedang berjaga. Semua tahu kalau Shalimah anak angkat pak Eddy.
"Diambil Bapak, Bapak bilang kalau mau ambil suruh bayar cash ke Bapak," jawab satpam.
Radite tak bisa bicara lagi. Dia benar-benar terpuruk ketika tahu hidupnya sudah nyungsep tak bisa bangkit lagi.
"Ya sudah kamu naik taksi aja," kata Radite, dia langsung lari masuk ke dalam ruangan Eddy.
"Kenapa mobil yang aku belikan untuk Shalimah juga di ambil?"
"Jelaslah diambil. Kamu selingkuh dan kamu membelikan dia mobil lalu apa yang kamu belikan pada Dinda? Tak ada satu pun kan?"
"Kamu bisa belikan Shalimah rumah tapi tidak membelikan Dinda apa pun! Apa seperti itu ajaran agama kepada orang yang berpoligami?" tanya Eddy tegas.
"Sekarang kamu pulanglah. Rumah itu mau saya segel. Orang-orang saya sudah ada di sana tinggal menunggu barang apa yang akan kamu bawa," kata Eddy.
Eddy lalu kembali sibuk dengan banyak berkas miliknya.
Radite cepat bergerak, dia kembali ke ruangan Dinda, yang ternyata sudah kosong.
"Lihat Bu Dinda?" Tanya Radite pada satpam di bawah.
"Ibu Dinda sudah pergi dari tadi Pak," kata satpam.
"Ke mana ya?"
"Enggak tahulah Pak bu Dinda pergi kemana."
"Dia pakai mobil apa?"
"Mobil pribadi bu Dinda yang mobil sport baru. Mobil kantor sudah dia serahkan ke bagian finance lengkap dengan BPKBnya, begitu info tak resmi yang saya dengar. Kalau kurang yakin Bapak cek ke pak Rizaldy saja Pak," jawab satpam. Skenario bicaranya memang seperti itu yang Eddy perintahkan.
Radite pun segera mengambil taksi dan pergi ke rumah besar yang biasa dia tinggali yaitu rumah dinasnya Dinda.
\*\*\*
"Kok kosong, pada kemana?" tanya Radite pada para pengawal Eddy yang berjaga di rumah itu. Di rumah itu sudah tak ada Dinda dan juga para pembantu.
"Bu Dinda sejak kemarin sudah angkat barang Pak. Waktu Bapak datang itu Ibu Dinda baru selesai angkat barang."
"Apa Bapak nggak lihat? Barang bu Dinda sejak kemarin sudah nggak ada di kamar."
"Jadi dia sudah tahu?"
"Sudahlah Pak orang Bu Dinda sendiri yang langsung lihat Bapak di Bengkulu kok!" kata pengawal Eddy dengan santai.
"Bu Dinda nyusul ke Bengkulu mau bikin kejutan ke Bapak, ternyata dia terkejut karena melihat Bapak dengan Shalimah." Radite diam ketika pengawal papanya sama sekali tak menghormati Shalimah. Dia langsung menyebut nama tanpa mbak atau bu.
"Saya kasih waktu Bapak satu jam untuk mengangkat barang. Kami akan mengawasi apa yang Bapak bawa." lalu dua orang pengawal menunggu Radite membereskan barangnya yang ada di filling cabinet.
Disana sudah tak ada apa pun selain ijazahnya sendiri.
Radite hanya membawa ijazahnya dan baju dua koper.
Radite bingung mau ke mana sekarang. Uang pas-pasan mau cari hotel nggak mungkin. Mau numpang ke Dinda, tak tahu istrinya pergi ke mana. Dinda sudah pergi lebih dulu.
Akhirnya Radite menuju ke rumah Shalimah. Rumah yang dia belikan.
"Kok ke sini Mas?" tanya Shalimah.
"Aku bingung mau ke mana. Kalau nginep di hotel kan sayang buang-buang uang."
"Aku sedang minus begini Dinda sudah pergi duluan dari rumah itu. Rumah itu sudah di kosongkan dan di jaga pe gawal papa."
"Rumah itu disita Papa?"
"Iya sudah disita termasuk mobilku. Kalau Dinda memang sudah mengembalikan mobil sejak kemarin."
"Ya ampun lalu kita gimana Mas?"
"Ya nggak gimana-gimana. Kita masih ada kok uang asal kita irit dulu," Radite berupaya terlihat tegar. padahal dia sendiri bingung menghadapi semua kenyataan didepan matanya kali ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
pipi gemoy
mampus dasar pasangan penipu dan pemalas 😂😂😂😂😂
2024-01-04
2
Sandisalbiah
kalian itu ya.. tinggal terima nasib... kemaren² kan udah seneng² bereng ya.. sekarang saat nya buat susah bareng dong...
2023-07-14
1
titissusilo
kere tnan wes,ke goda adik angkat parah
2023-04-17
1