Dari SEDAYU ~ JOGJAKARTA, YANKTIE mengucapkan selamat membaca cerita sederhana ini.
JANGAN LUPA SUBSCRIBE YAAA
"Papa minta kamu ke kantor Papa sekarang."
"Aku lagi menginap di rumah temanku di Cirebon Pa. Paling cepat lusa aku baru bisa kembali."
"Kamu di Cirebon? Papa titip batik Cirebon. Belikan yang di toko BT atau batik trusmi. Jangan di toko lain. Kemeja tangan panjang biru dan coklat terbaik ya. Papa minta struk aslinya. Pastinya tanggal hari ini. Sekarang masih pagi jadi kamu bisa belikan Papa segera."
"Baik Pa," Shalimah lemas mendapat perintah papa angkatnya.
Selanjutnya Eddy dan Dinda juga Shindu bicara serius dengan team pengacara kantor.
\*\*\*
"Ini berkasnya. Saya mau dibuatkan secepatnya tanpa pihak kedua tahu. Buat secepat mungkin. Kalau bisa dua minggu sudah selesai. Maksimal satu bulan."
Eddy memberikan berkas yang Dinda berikan pagi ini. Kemarin team kedua yang bertemu setelah makan siang merekomendasikan tamunya pagi ini sebagai team pengacara selanjutnya.
\*\*\*
Sore hari Radite baru tiba di rumah, bersamaan dengan Dinda yang baru pulang kerja.
Dinda menyambutnya dengan ramah.
"Wah capek Mas?"
"Ya lumayan lah," jawab Radite sambil mengulurkan tangan saat Dinda ingin salim padanya. Dinda mencium tangan suaminya dengan takzim.
"Bagaimana hasilnya?" Tanya Dinda sambil berlalu ke kamar mandi untuk langsung mandi. Dinda membawa baju ganti lengkap dan mengunci kamar mandi.
\*\*\*
"Papa bilang kita meeting besok siang. Papa tanyain hasil laporanmu hari ini."
"Oke siap. Aku hari ini mau istirahat dulu ya capek."
"Oke," Dinda langsung menuju ke ruang makan mau nyiapin makan malam.
"Kok baru sampai sih Mas?" Ternyata Radite mengekor di belakang Dinda. Dinda pikir Radite mau tidur.
"Aku lihat tiketmu pagi loh," kata Dinda santai.
"Terus dari pagi ke mana aja?" Dinda mempersiapkan slice daging untuk dia masak teriyaki.
"Itu tadi aku ada bertemu teman di bandara lalu ya ngobrol lah," jawab Radit sedikit gugup.
"Gila juga ya ngobrol sama temannya dari pagi sampai hari gini," Dinda mengupas bawang bombay dan mengiris tipis.
"Ya maklumlah teman lama," jawab Radite.
"Baguslah kalau teman lama. Mungkin saking lamanya tidur bareng kali ya Mas," kata Dinda geram. Dia tak habis pikir dengan alasan yang Adit katakan. Teman lama seperti apa misal memang dia bertemu seseorang? Masa ngobrol koq dari pagi sampai sore.
"Ngawur kamu!" Sangkal Radite.
"Ya siapa tahu," Kata Dinda jenaka. Dia sudah tak punya rasa pada suaminya. Dia santai saja karena semua telah terprogram.
"Ngapain aku tidur bareng sama orang lain? Aku udah punya kamu yang paling segalanya," Radite memeluk Dinda dari belakang.
"Maaf, aku lagi libur." Dinda menampik pelukan suaminya.
"Loh kok libur lagi?" Radite kecewa karena harus libur dari jatah bertempur dengan Dinda.
"Enggak tahu jadwalku sekarang nggak teratur. Makanya aku mau kita cek kesehatan."
"Ngapain?" Tanya Radite malas.
"Ya cek kesehatan secara menyeluruh terutama kesuburan. Tadi aku udah bilang sama papa sih, saat dia baru selesai meeting dengan auditor."
"Papa menyuruh aku bawa kamu cek ke dokter."
"Beneran papa nyuruh?"
"Kalau nggak percaya tanya Papa aja. Papa minta kita tes kesuburan. Kita udah satu tahun nikah tapi belum punya anak."
"Belum dikasih kali. Mas subur koq," jawab Radite dengan percaya diri.
"Enggak apa apa kita mengikuti perintah Papa aja. Kalau aku mandul kan jadi jelas," kata Dinda datar.
"Mas yakin kalau Mas subur. Apa ada perempuan lain yang sudah berhasil Mas tebar benihnya dan hamil serta punya anak? Apa anak itu punya Mas? Sudah pasti punya Mas dengan bukti test DNA?" Tanya Dinda.
"Ngaco kamu. Mana ada perempuan lain dan anak diantara kita." Radite jadi serba salah.
"Kita bicara secara logika aja Mas. Kalau anak itu beneran anak Mas dengan hasil DNA yang valid, papa pasti kasih perusahaan buat dia. Jadi aku enggak kebeban seperti sekarang." Dinda memang hanya wakil direktur. Tapi sesungguhnya semua gerak dan otak perusahaan ada di otak dan tangannya.
Itu sebabnya Radite mendekati dan menikahi Adinda. Radite tahu Dinda orang kesayangan papanya. Untuk bisa mengambil hati papanya, Radite harus memberinya hadiah terindah yaitu menikahi orang kesayangan sang papa agar tak dipinang perusahaan lain yang mengincar Dinda.
Kalau Dinda terikat pernikahan dengan dirinya, tentu Dinda tak akan resign dan pindah ke perusahaan kompetitor.
"Tadi kamu bilang, kamu meeting dengan auditor, ada apa?"
"Yang meeting dengan auditor tu papa dan pak Rizal. Aku hanya diberi tembusan saja. Tadi aku seharian full meeting buat kegiatan amal perusahaan dua minggu lagi."
Radite ingat kegiatan amal yang diketuai Adinda memang rutin dilakukan satu tahun sekali tepat hari ulang tahun mamanya. Ulang tahun perempuan yang paling Eddy cintai.
\*\*\*
Esok paginya Radite dan Dinda ke dokter yang ditunjuk oleh Eddy.
"Kenapa kesini?"
"Ini rekomendasi dari papa. Nanti hasil check juga akan langsung diserahkan ke papa," jawab Dinda.
Radite dan Dinda banyak melakukan tes untuk mengetahui kesuburan.
"Hasilnya lima hari lagi ya Bu. Dan tadi pak Shindu bilang hasil akan langsung diambil pak Shindu."
"Oh iya Dok," Dinda tak mengerti mengapa papa mertuanya meminta dia melakukan test di dokter ini dan hasilnya akan langsung diambil Shindu.
"Kita langsung ke kantor nih?" tanya Radite. Kalau pergi bersama Adit memang Dinda tak mengendarai mobilnya sendiri.
"Iya langsung. Papa barusan dah telepon. Kita ditunggu di ruang meeting."
"Bukannya masih satu jam lagi ya waktu meetingnya." kata Radite.
"Memang Mas mau ke mana? Satu jam lagi pas kan sama waktu kita sampai dikantor."
"Mas ada janji dengan perempuan lain?" Pancing Dinda.
"Kamu tuh dari kemarin ngomongnya gitu aja," Radite jadi serba salah. Biasa dia makan siang selalu di luar.
"Ya kali aja," kata Dinda santai.
"Ya udah ayo kita ke kantor," Radite . Radite tak mau membahas hal yang sensitif.
Radite melajukan mobilnya dengan perlahan di siang yang panas dan padat lalu lintasnya ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Sandisalbiah
bslang kamu udah ketauan Radit.. masih aja Pura² bego.... drama kamu udah basih...
2023-07-14
1