Dari SEDAYU ~ JOGJAKARTA, YANKTIE mengucapkan selamat membaca cerita sederhana ini.
JANGAN LUPA SUBSCRIBE YAAA
"Kok rapatnya kayak gini?" Bisik Radite pada Dinda saat mereka masuk ruang meeting. Memang pertemuan bukan diadakan di ruangan Eddy.
"Mana aku tahu. Papa yang atur kok," jawab Dinda. Dia menuju kursinya yaitu di sebelah kanan kursi Eddy karena sebelah kiri adalah kursinya Sindhu sekretaris Eddy.
Di ruang meeting sudah ada Utoro, manager HRD, ada Rizaldy manajer keuangan dan dua orang lain yang Radite belum kenal tapi Dinda tahu mereka adalah akuntan publik yang mengaudit data dari Eddy.
Yang pasti Sindhu juga sudah hadir. Mereka sekarang tinggal menunggu Eddy. Sebentar lagi pasti Eddy masuk ruangan karena Sindhu sudah memberitahu kedatangan Radite.
\*\*\*
"Selamat siang saya ingin kita langsung aja. Bagaimana kemarin laporan hasil manajer marketing kita di Bengkulu?" tanya Eddy.
'*Mengapa ada kejanggalan meeting kali ini? Biasanya kan laporanku hanya tinggal aku serahkan personal tanpa meeting*.' Radite mulai merasa ada yang tak beres.
Radite lalu menjabarkan semua pencapaian yang dihasilkan selama 11 hari di Bengkulu dengan gamblang dan lancar.
"Sebelas hari hasilnya seperti ini? Kayaknya ini tiga hari aja selesai lho," kata Rizal sang manajer keuangan. Saat Radite selesai melaporkan pencapaian hasil kerjanya dan Sindhu mempersilakan semua memberi penilaian.
"Lalu ini juga biaya makannya gede juga ya sendirian," kata manajer keuangan lagi.
"Sebenarnya ada apa ini?" tanya Radite emosi.
"Sabar pak Radit. Saya hanya memberi pandangan pribadi saya."
"Saya lihat pekerjaan seperti ini sudah kita compare dan cari rujukan pada orang yang mengerti, pekerjaan anda itu bisa diselesaikan 3 hari saja, tidak butuh 11 hari."
"Kalau menurut keuangan 8 harinya itu pembengkakan biaya."
"Kalau dari 3 hari membengkak menjadi 4 hari atau 5 hari itu masih wajar. Tapi bila membekaknya hampir 4x lipat waktu yang diperlukan itu pemborosan buat perusahaan."
"Kalau saya sih no problem karena perusahaan ini bukan milik saya," Eddy hanya diam saja. Dia meneliti ekspresi wajah Radite dengan saksama.
"Dikerjakan dengan tempo hampir 4x dari waktu yang seharusnya, hasilnya bagaimana menurut ahlinya?" Eddy baru bertanya pada dua orang yang tidak Radite kenal itu.
"Kalau menurut saya ini seperti ini Pak," orang tersebut lalu menjabarkan lah apa yang dihasilkan oleh Radite ke Bengkulu selama 11 hari.
Radite pucat pasi saat hasil laporannya dikupas tuntas oleh dua orang yang dipanggil Eddy untuk rapat.
Belum lagi rincian pengeluarannya selama sebelas hari di Bengkulu dikupas habis.
Dan dua orang itu juga bertanya dua tiket free di luar anggota team yang masuk anggaran pengeluaran atas nama Shalimah dan Bramantyo.
"Saya terima hasil resumenya jadi Pak Radite hasil kerja anda 11 hari itu bisa diselesaikan dalam 3 hari atau bahkan biaya yang anda lakukan hampir 4 x lipat dan menurut marketing baru yang saya pilih ini mereka bilang itu kerjaannya sangat minus hasilnya tidak baik."
"Jadi Pak Utoro tolong camkan keputusan saya hari ini. Saya mencopot Radite Alkav dari jabatan manajer marketing. Berikan SK-nya langsung."
"Kedua saya menugaskan pak Radite menjadi staff administrasi gudang ya, bukan manajer atau kepala gudang tapi staff administrasi gudang!"
"Ketiga tidak ada jam keluar kantor dari *eight to five* bagi pak Radite apa pun alasannya.
"Dari jam delapan pagi hingga jam 05.00 dia tidak boleh meninggalkan kantor sama sekali." Radite pucat. Bagaimana dia akan menghampiri Shalimah seperti rutinitasnya tiap hari?
Sebagai manager marketing dia selalu beralasan keluar lapangan untuk pulang ke rumah keduanya.
"Selanjutnya semua fasilitas sebagai manajer marketing saya tarik. Semua fasilitas tidak ada satu pun yang tidak saya tarik. Jadi untuk bagian Finance pak Rizaldy anda perhatikan Kalau ada pembayaran kartu kredit itu sudah bukan urusan kantor lagi. Semua sudah tanggungan pribadi dan saya minta kebagian keuangan, gaji untuk pak Radite langsung transfer ke rekening Ibu Adinda sebagai istrinya."
"Istri sahnya!" Semua gaji ditransfer tanpa sisa sedikit pun."
"Kenapa Pa," tanya Dinda kaget sehingga tanpa sadar dia memanggil Eddy dengan sebutan papa di forum resmi.
"Itu kebijakan Papa kamu tidak boleh protes," padahal Dinda tahu maksudnya agar Radite tak punya income sama sekali. Cuma dia pura-pura tidak tahu.
"Semua berlaku hari ini."
"Baik saya bacakan keputusan rapat kali ini bahwa mulai hari ini pak Radite dicopot dari jabatan marketing manager dan dipindah menjadi staf administrasi gudang."
"Tidak ada pembayaran Kredit card atau apa pun dari kantor untuk kartunya pak Radite. Mobil dan rumah di tarik. Tidak boleh keluar kantor dari jam 08.00 hingga jam 05.00. Lalu gaji langsung masuk ke rekening Bu Dinda." Demikian Sindhu membacakan point yang ia catat selama meeting.
"Panggilkan kepala gudang sekarang. Saya tidak mau dia berada dibawah perintah staff barunya kalau tak mau saya pecat atau mutasi seperti semua team Radite yang sudah ikut membohongi saya!" Perintah Eddy.
Radite mau protes nggak enak karena banyak orang. Dia bingung sendiri bagaimana dia menafkahi Shalimah dan anaknya kalau semua gaji masuk ke rekening Dinda. Apa lagi gajinya cuma gaji staff administrasi gudang. Dia tak punya penghasilan lain, kartu kredit juga harus dia bayar sendiri.
'*Satu-satunya jalan aku harus melobby Dinda agar dia memberi keringanan padaku agar aku masih bisa memegang gajiku sebagai staf administrasi itu*,' pikir Radite.
\*\*\*
"Usman, mulai hari ini Radite akan bertugas sebagai staff administrasi gudang. Ingat, sebagai staff administrasi gudang dia bukan sebagai anak saya. Perlakukan dia seperti staff lainnya tak ada dispensasi. Bila kamu melakukan dispensasi akan banyak karyawan lain yang sudah saya minta melapor ke HRD."
"Saya akan pecat siapa pun yang berniat melawan saya dengan sembunyi-sembunyi menggerogoti perusahaan dan menyimpan rahasia busuk atasannya dari saya."
"Kamu bisa pikirkan hal itu atau nasibmu akan sama dengan empat belas orang teamnya Radite yang saya mutasi ke bagian housekeeper. Kalau tidak terima silakan mengundurkan diri!"
Mengundurkan diri pasti tanpa pesangon apa pun, belum lagi mereka telah dilaporkan dengan kasus penggelapan selama jadi teamnya Radite.
Radite memang memanjakan semua anggota teamnya karena mereka menyimpan rahasia besarnya setiap mereka pergi ke lapangan dan setiap hari Radite bisa keluar kantor karena teamnya menunjang penuh kegiatan bos mereka.
Semua tak percaya sekarang mereka masuk kubur bareng-bareng.
"Baik Pak, jawab Usman gemetaran. Dia masih belum bisa memikirkan bagaimana dia harus bertindak dengan anak kandung pemilik perusahaan jadi staf di bawah kepemimpinannya.
"Selama ini apa kamu panggil pak atau bu pada anak buahmu?" Tanya Ebby.
"Pada yang lebih tua iya Pak, tapi pada yang lebih muda saya biasanya hanya sebut nama," jawab Usman.
"Sejak saat ini panggil Radite tanpa embel-embel Pak, saya akan umumkan pada staf lainnya untuk melaporkan kamu ke HRD bila masih memanggil Radite dengan panggilan Bapak!"
'*Sampai segitunya papa menjebloskan aku di kantor ini. Kalau aku resign. Aku cari kerja dimana? Sedang aku tak bisa apa apa*,' Radite tahu dia tak punya kemampuan apa pun. Itu sebabnya dia sembunyi di balik kenyamanan dengan menikahi orang kepercayaan papanya walau dia tak mencintai Dinda dengan tulus.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
pipi gemoy
mampus dasar penipu si Radit
kapok Lo kismin 😂😂😂😂😂
2024-01-04
2
Katherina Ajawaila
jahat nya Radith, suami cuman di atas keras
2023-11-29
1
Sandisalbiah
tuh... udah tau bodoh tp gak sadar diri.. iikkk.. ini baru bab awal loh... tp uda dara tinggian awak di buat Radit ini...
2023-07-14
1