Entah kenapa setelah peristiwa di lapangan dua hari yg lalu, aku selalu memikirkan Naima si gadis manis adiknya Adi kakak kelasku. Seakan ada magnet yg menarik pikiranku untuk selalu besrpusat padanya.
Pagi tadi aku mendengar dari salah satu temanku bahwa Dea dan kawan-kawannya sedang membully salah satu siswi baru.
Aku mencoba untuk abai saja. Tapi setelah aku tau itu Naima. Aku jadi sedikit geram terhadap Dea. Ku hampiri Dea di kelasnya yang tepat bersebelahan dengan kelasku. Setelah sampai di kelas Dea ku lihat dia sedang bercanda ria dengan tita dan Susi.
Tanpa banyak bicara Aku cengkram tangan Dea tanpa ku perdulikn rintihan kesakitan darinya dan aku bawa dia keluar dari kelas.
" Kamu kenapa sih fan.?? Sakit tau tanganku. " Kata Dea lebay.
" Kamu yang kenapa Dea.?? Kamu apakan Naima hah! " Tanya ku pada Dea sedikit ada penekanan.
'ish kenapa juga dia bisa tau' gumam Dea dalam hati.
" Jawab! Kamu apakan Naima de.! " Tanya ku ulang.
"Aku ngga ngapa-ngapain, apaan sih kamu datang-datang marah-marah ga jelas kaya gini." Protes nya padaku.
"Kamu yg apa-apaan de.. kamu tau ga Naima itu adiknya sahabat aku loh adiknya Adi.!! " Kataku pada Dea.
" Aku ga suka kamu deket-deket sama dia fan, kamu itu milik aku fan, cuma aku.!! " Ujarnya emosi.
" Ya ampun de aku cuma nganterin dia pulang doang. Kamu bisa sampe segitunya sama Naima? " Ujarku tak percaya.
" Cuma katamu?? Kamu aja ga pernah ya nganterin aku pulang atau jemput aku buat ke sekolah. Sedangkan dia?? " Ujarnya makin ngegas.
" Udah lah cape aku ngomong sama kamu de." kataku sambil berlalu dari kelas Dea menuju kelasku.
Setelah nya aku malas bicara sama Dea. Jam istirahat aku ke kantin dengan Adit. Di sana aku melihat Naima sedang makan di kantin bersama kedua temannya.
'Syukur lah dia tidak apa-apa' gumamku.
Setelah aku memesan makanan aku sudah tidak melihat Naima dan teman-teman nya lagi mungkin merek sudah selesai makan.
****
Saat aku keluar dari kelas. Sekolah sudah lumayan sepi. Karena hanya sisa siswa siswi baru saja yg masih stay untuk pembagian kelompok dan tugas mungkin. Karna aku mendengar tahun ini akan di adakan perjusami di area belakang sekolah.
Aku berjalan melewati koridor menuju parkiran. Setelah hampir sampai di lapangan aku melihat Adi memanggil ku..
" Hey.. Irfan.." pangilnya padaku.
Aku berjalan cepat menghampirinya.
" Ada apa? " Tanyaku
" Gw minta tolong anterin adek gw pulang. Gw masiha ada urusan soalnya.! " Pintanya padaku.
" Oke, aman lah adek lu Sam gw.! " Ujarku.
" Awaslu jangan genit-genit sama adek gw!! Gw ga mau kejadian tadi pagi keulang lagi." Ujarnya memperingati.
" Siap, aman pokonya. " Ujarku sambil menepuk bahu Adi.
" Gw cabut !! " Pamitku.
" Ya hati-hati!! " Balas Adi.
Setelah pamit pada Adi ku lanjutkan langkahku menuju parkiran. Dari parkiran aku sudah melihat Naima yg akan menghampiri Adi. Sebelum dia berjalan menghampiri Adi aku sudah berhenti di depannya.
Naima seperti tidak memperdulikan kehadiran ku. Saat dia akan melangkah aku menaha tangan nya supaya dia tidak pergi. Aku melihat tatapan cemas darinnya, mungkin karena dia takut Dea melihat mangkanya dia cemas.
Naima menghempaskan tanganku dari tangannya. Sumpah mengingat Dea membuat moodku buruk saja.
" Naik!!! " Ucapku penuh penekanan. Dan tak ingin ada penolakan.
" Maaf kak aku mau bertemu kak Adi.!! " Ujarnya seraya menunduk.
" Gak perlu.! " Balas ku datar
Kening Naima berkerut mendengan ucapan ku pertanda bahwa dia sedang bingung.
" Tadi Adi sudah nitip pesan sama gw, gw yg anterin lu balik. Adi masih ada urusan.!! " Jelasku singkat.
" Gak usah kak, aku bisa naik taksi atau ga ojol. Permisi kak.! " Ucapnya seraya mengotak Atik ponselnya untuk memesan ojol.
" Ga usah pesen ojol. Biar gw yg anterin lu. bikin lama banyak acara. Udah ayok buruan panas nih.! " Omelku panjang lebar.
Ahirnya Naima mau pulang bersama ku. Aku melajukan motorku dengan kecepatan sedang. 15 menit kemudian motorku sudah berhasil masuk pekarangan rumah Naima.
Setelah Naima turun dan mengucapkan terimakasih aku langsung pulang ke rumahku. Rumahku masih di sekitaran komplek perumahan Naima. Hanya butuh waktu 5 menit dari rumah Naima ke rumahku.
Setelah sampai di rumah aku bertemu dengan bunda di ruang tamu. Mungkin sengaja menungguku pulang.
" Assalamualaikum Bun. " Ucapku sambil mencium tanganku takdzim.
" Waalaikumsalam, duduk dulu fan ada yg mau bunda tanyain ke kamu.! " Kata bunda seraya menepuk sofa di sebelahnya.
" Ada apa Bun? " Tanya Adi sambil tiduran di paha bundanya.
" Tadi Dea telpon bunda sambil nangis.! Katanya kamu selingkuh sama adik kelasmu.! " Ujar bunda yg membuatku langsung bangun dari kenyamanan ku.
" Cuma salah paham aja ko Bun! " Ujarku seraya bersandar di sandaran sofa.
" Salah paham gimana? Jelas-jelas dea nangis-nangis bilang kalo kamu tadi boncengan sama cewe lain katanya.! " Kata bunda masih menuntut penjelasan.
Ini yang aku tidak suka dari Dea setiap ada masalah pasti ngadu yang ga ngga Sama bunda.
" Jadi gini loh Bun, tadi tuh si Adi minta tolong ke aku buat anterin balik adeknya si Naima pulang. Soalnya si Adi masih ada urusan di sekolah. Dan karena rumah Adi searah sama rumah kita jadi ya ga masalah dong kalo aku anterin Naima pulang dulu.! " Jelasku panjang lebar.
" Ohh, gitu. Coba kamu jelasin sama Dea pelan-pelan biar dia ngerti fan. Inget jangan pake emosi loh yah. " Ujar mama sambil mengusap pundakku.
Merasa sudah tida ada yg di bahas aku beranjak menuju kamarku. Setelah sampai di kamar aku merebahkan tubuhku diatas kasur kink size milikku.
Ku pejamkan mata ku untuk sejenak. Tak lama terdengar dering ponsel ku berbunyi. Dering ponsel yang nyaring tak lantas membuatku langsung tergugah untuk melihatnya sampai dering kembali berhenti setelah di abaikan.
Tidak beberapa lama kemudian terdengar lagi bunyi dering ponselku. Membuatku mau tak mau harus melihatnya. Tertera nama Dea di sana, malas rasany berbicara dengan Dea ku matikan ponselku supaya tidak ada yg menggangguku.
***
Sedangkan di sebrang sana Dea mengacak-acak kamarnya karena tidak ada jawaban dari Irfan. Bahkan sekarang ponsel Irfan sudah tidak aktif. Dalam benaknya Dea terus saja mengumpat Naima dengan sampah serapah yg keluar bebas dari mulut nya.
" Aakkhhhhhh... " Teriak Dea seraya mengobrak Abrik sprei di kasurnya.
" Awas kamu Naima! Lihat saja apa yg akan aku lakukan padamu.!! " Ujarnya dengan senyum misterius.
" Ahahahahaha... Tidak ada yg boleh memiliki Irfan selain gw. Tida ada dan tidak akan pernah ada yg mampu menyaingi kecantikan gw. " Tawanya dengan menyombongkan dirinya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments