Spirit Magic

Spirit Magic

1. Bertemu dengan Roh

"Ayah! Ibu!!"

Di hadapan seorang anak lelaki kecil, terlihat kobaran api yang begitu besar. Air mata mengalir dari mata biru anak itu. Tangan nya terulur ke depan, mencoba menggapai tangan sang ibunda yang terjebak di bawah reruntuhan rumah.

Tak ada yang menolong anak itu, maupun kedua orang tua nya. Suasana desa pun sama kacau nya dengan apa yang ada di hadapan anak itu.

Api berkobar di mana mana rumah rumah warga. Banyak warga yang tak selamat dan harus merelakan dirinya terbakar kobaran api. Di antara kobaran kobaran api itu, ada beberapa monster yang juga ikut menyerang warga. Tampak ada sekumpulan orang yang mencoba untuk melawan dan mengalahkan monster monster itu untuk melindungi warga desa yang lain.

Teriakan dan tangisan saling bersahutan di mana mana. Warga yang selamat pun mencoba untuk menyelamatkan diri mereka sendiri. Desa yang sebelumnya indah kini telah menjadi tempat yang mengerikan dengan banyak nya korban dan api yang berkobar.

RROOAAARRR!!!

Auman keras terdengar membuat para warga semakin ketakutan.

Ia kembali memandang sang ibu yang masih terjebak di bawah reruntuhan rumah nya. Tubuhnya berlumuran darah dan luka bakar di beberapa bagian. Walau terlihat begitu menyedihkan, wanita itu mencoba menggapai tangan kecil putra nya.

Senyuman terbentuk di bibir nya, memandang putra satu satunya itu. "Pergilah nak, kau harus selamat." Ujarnya lirih.

"Nggak! Aku gak mau! Ibu sama ayah harus ikut! Kita pergi sama sama!" Anak itu menolak. Tangisan nya semakin keras terdengar.

"Ozero dengar, kau harus selamat. Cepat pergi dari sini, ibu mohon..."

"Tapi..."

RROAAARR!!

Auman keras kembali terdengar, dan kali ini suara itu seakan lebih dekat. "Cepat pergi! Jangan sampai kau tertangkap mereka. Ya..." Tangan sang ibu mengelus lembut pipi putra nya, menghapus air mata yang mengalir di pipi.

Dengan berat hati, anak itu pun melepas genggaman tangan nya pada tangan sang ibu dan berlari sekuat tenaga, mencari tempat yang aman untuk bersembunyi. Namun belum terlalu jauh ia berlari, seekor naga turun di hadapan nya dan menatap anak itu dengan tajam.

Ozero yang ketakutan mencoba untuk mundur, namun tanpa sengaja ia tersandung sebuah batu yang membuat nya terjatuh.

"Aduh!" Rintih nya, lalu mencoba untuk berdiri. Namun belum sempat ia berdiri, dari atas punggung naga itu turun seorang pria dengan baju serba berwarna hitam dan tudung yang menutupi kepala nya.

Pakaian nya nampak seperti seorang penyihir. Apa mungkin orang itu yang telah membuat kekacauan di desa nya?

Ozero yang melihat itu ketakutan. Ia tau sosok di hadapan nya bukanlah manusia. Sosok itu memiliki kuku berwarna hitam yang tajam dan panjang di tangan nya. Mata nya berwarna hitam legam dengan pupil seperti mata kucing berwarna kuning cerah. Di wajah nya ada garis ungu yang membentuk pola dari bawah mata sampai ke leher sebelah kanan.

Sosok itu menatap tajam ke arah Ozero yang ketakutan, membuat nya menyeringai. "Wah wah... Rupanya ada anak kecil yang tersesat di sini." Ujar nya sembari mendekati Ozero yang mencoba mundur.

"Jangan mendekat!" Ozero berseru takut. Kakinya lemas tidak bisa di gerakkan. Ia harus pergi dari sini. Namun tubuh nya tidak mau merespon perintah otak nya. Tenaga nya seolah menguap begitu saja, meninggalkan raga yang gemetar ketakutan.

Sosok itu tertawa melihat anak di hadapan nya yang ketakutan. "Haahahahaha! Kau lucu sekali bocah!" Langkah nya semakin dekat ke arah Ozero.

"Tenang... Aku tak akan membuat mu lama menderita. Begitu kepala mu terlepas dari tubuh mu, kau tak akan merasakan takut lagi kok." Lanjut nya dengan santai. Sosok itu pun berjongkok sembari mengulurkan tangan nya hendak menyentuh wajah Ozero.

"Tidak... PERGII!!"

BZZTTT!

"Akh!"

Secara tiba-tiba, percikan listrik berwarna biru muncul di sekitar tubuh Ozero yang meringkuk ketakutan, membuat sosok itu langsung melompat untuk menghindar.

Ia terkejut dengan serangan tiba tiba dari anak itu. Sosok itu mencoba memperhatikan lebih teliti. Sebuah simbol bulan perak muncul di salah satu mata anak itu. Ia merasa tak asing dengan simbol itu, membuat nya tersenyum. "Jadi kau anak yang mewarisi kekuatan itu... Ozero Feyfer!"

Ozero mendongak begitu mendengar nama nya di sebut.

"Jika begitu, kau adalah ancaman bagiku. Aku tak akan membiarkan mu hidup!" Sosok itu mengangkat tangan nya ke atas, dan seketika muncul sebuah pedang berukuran besar yang terlihat begitu tajam.

Mata Ozero membulat seketika melihat itu. 'Apa aku akan mati di sini?' pikir Ozero.

"MATI KAU!!" Sosok itu menyabet kan pedang nya tepat ke arah Ozero, membuat Ozero menutup mata nya erat, bersiap merasakan sakit. Namun, beberapa senti sebelum bagian tajam itu mengenai leher Ozero, sebuah suara tiba tiba terdengar di Ozero.

[Aku tak akan membiarkan mu mati begitu saja. Karena hanya kau yang bisa mengembalikan perdamaian dunia ini.]

Sebuah lingkaran sihir muncul di bawah kaki Ozero, bersamaan dengan sebuah energi sihir yang begitu besar menangkis dan melemparkan pedang sosok itu.

"Huwakh! Apa apaan itu?!" Sosok itu terkejut tak percaya. Tangan nya ia ulurkan ke depan dan bola bola sihir hitam muncul dari dari dalam lingkaran sihir yang di buat nya.

Ia menembakkan bola bola sihir itu ke arah Ozero, namun langsung hancur begitu menyentuh cahaya yang muncul dari lingkaran sihir di bawah Ozero.

"Sialan! Tak akan ku biarkan kau!" Lingkaran sihir berlapis dengan ukuran yang cukup besar di munculkan sosok itu, dan siap kembali menyerang Ozero.

Namun, lingkaran sihir di bawah Ozero bersinar terang, menyilaukan mata sosok itu yang membuat nya refleks memejamkan mata.

CLING!

Seketika itu juga tubuh Ozero lenyap bersamaan dengan lingkaran sihir yang menghilang.

Sosok itu menggeram kesal. "Beraninya kau melarikan diri dari ku Ozero! Lihat saja, aku pasti akan menemukan mu!!" Seru nya dengan suara lantang.

...*****...

Zer...

Zero...

Ozero...

"Ozero, kau sudah bangun?"

"Eumhh..."

Perlahan lelaki itu membuka mata nya, mengerjapkan mata nya menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam penglihatan nya.

Ozero memandang sekitar nya. Sebuah hutan yang cukup lebat dan pepohonan yang tinggi. Kini ia berbaring di tanah, di bawah sebuah pohon besar.

Tapi tunggu, bagaimana bisa? Bukan nya sebelumnya ia berada di desa nya?

Ozero mencoba mengingat lagi. Saat itu petang hari saat secara tiba tiba lima ekor naga datang ke desa mereka bersama dengan beberapa orang dan monster monster yang langsung menyerbu desa.

Naga naga itu menyemburkan api dari mulut nya, membakar perkebunan dan rumah rumah warga. Ozero dan kedua orang tua nya mencoba untuk melarikan diri, namun rumah mereka hancur sebelum mereka semua berhasil keluar dan berakhir menimpa mereka.

Ozero selamat pun karena tubuh nya di dorong oleh sang ayah ke luar rumah sebelum bangunan itu hancur dan menimpa nya. Naas nya, sang ayah langsung tertimbun reruntuhan rumah saat itu juga.

Setelahnya ibu nya meminta nya untuk segera pergi, namun belum sempat mencari tempat yang aman, seekor naga bersama orang aneh itu datang dan menyerang nya.

Entah bagaimana sosok misterius itu dapat mengetahui nama nya dan langsung ingin membunuh nya begitu saja. Kemudian suara misterius terdengar dan entah apa saja yang terjadi secara tiba tiba ia sudah ada di tempat ini.

"Sebenarnya apa yang terjadi... Siapa pria aneh itu? Dan bagaimana aku bisa ada di sini?"

"Aku yang memindahkan mu."

"Eh?"

Sebuah suara tiba tiba muncul membuat Ozero terkejut. "Siapa kau? Kau ada di mana? Kau hantu kah? Apa yang kau mau dari ku!"

"Tenang tenang... Jangan panik begitu. Aku tidak ada niat buruk kok." Lalu sebuah cahaya putih muncul di dekat nya, melayang mendekati Ozero. "Kau ini lucu sekali... Pengendali roh tapi takut dengan roh."

Ozero mengernyit bingung. "Roh?"

"Ekhem! Ya! Aku ini roh. Kekuatan sihir mu menarik perhatian ku. Kekuatan sihir yang begitu hebat dan langka."

Ozero mengernyit bingung. "Langka bahagia?"

Roh itu terdengar menghela nafas. "Kau pikir apa elemen sihir mu?"

Ozero nampak berfikir. "Seingat ku angin dan api?" Jawab Ozero.

"Tidak, bukan. Sihir mu adalah Magic Spirit. Sihir yang dapat mengendalikan roh roh atau makhluk spirit, termasuk jenis spirit monster. Tapi... Jika kau tidak menggunakan kekuatan sihir mu dengan baik, kau yang justru akan dalam bahaya Ozero!"

"Tapi aku belum tau tentang sihir spirit... Terus kenapa orang jahat tadi mau bunuh aku? Apa aku punya salah? Ketemu aja belum pernah."

"Roh... Tolong jelaskan padaku!"

"Panjang ceritanya... Dan jangan memanggil ku begitu. Bagaimana jika kau memberiku nama? Dengan begitu aku juga bisa terus memandu mu untuk lebih memahami tentang sihir spirit!"

Ozero tampak berfikir sejenak. "Seperti membuat kontrak dengan makhluk lain?"

Roh itu terbang naik turun seolah mengangguk. "Tepat sekali!"

"Kalau begitu... Ku beri nama kau Aru!"

Seketika roh itu bercahaya lebih terang dan berubah bentuk menjadi rubah yang terlihat menggemaskan. Rubah itu memiliki bulu yang lembut dan lebat berwarna jingga dan pink muda dengan pipi gembul yang m m buatnya semakin menggemaskan.

"Terimakasih! Baiklah, sekarang akan ku beritahu semua yang ingin kau tau."

Terpopuler

Comments

Ayano

Ayano

Halo kak, diriku mampir chapter pertama. Kesan pertama aku suka namanya dan nikmatin plot awalnya

Nanti dimampirin lagi. Semangka

2023-06-07

0

Ayano

Ayano

Dia belum tau awalnya wak. Wajar

2023-06-07

0

Ayano

Ayano

Fix triggernya banyak. Beneran mc yang menunjukkan sisi op di masa depan

2023-06-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!