Ketika lulus SMA, Rachel meminta ijin ayahnya untuk mencari pekerjaan di Jakarta. Saat itu usia Rachel masih tujuh belas tahun. Ia ingin bekerja sambil kuliah. Saat itu mereka sudah ditinggal pergi oleh sang ibu untuk selama-lamanya.
Usia Rachel yang masih 15 tahun harus menelan pil pahit karena kehilangan ibunya yang saat itu hampir sembuh dari gangguan mentalnya tapi takdir tidak berpihak padanya karena sang ibu menderita kangker hati lalu berpulang secepatnya karena ketiadaan biaya.
"Ayah...! Rachel ingin bekerja. Ayah sudah tua dan harus istirahat. Nanti kalau Rachel sudah dapat pekerjaan, jangan bekerja lagi. Lebih baik ayah bercocok tanam atau beternak ayam sebagai hobi saja karena kita tidak begitu banyak biaya untuk ngurus ibu." Ucap Rachel.
"Iya nak, kalau itu kemauan kamu. Ayah hanya memberikan dukungan dan doa agar kamu sukses di perantauan. Ayah ingin berpesan agar kamu tidak lupa dengan sholat karena itu sebagai penolong mu baik di dunia maupun di akhirat. Juga jaga akhlak mulia agar derajat mu terangkat. Tidak usah terpengaruh sama teman atau tawaran yang menggiurkan dan tak masuk akal karena harta dunia tidak akan di bawa mati." Ucap pak Lukman..
"Baik ayah. Rachel akan selalu ingat pesan ayah. Kalau begitu Rachel berangkat dulu ayah." Ucap Rachel mencium punggung tangan ayahnya begitu lama hingga keduanya saling berpelukan sambil menangis.
"Ayah jaga kesehatan. Doakan Rachel semoga berhasil." Ucap Rachel saat hendak naik ojek menuju pelabuhan untuk menumpang kapal very menuju Jakarta.
Dengan membawa uang tabungan secukupnya, Rachel mencari kos sederhana untuk bisa melindungi dirinya dari panas dan hujan. Gadis yang sudah berhijab ini benar-benar menyelidiki dulu tempat tinggalnya yang jauh dari tempat maksiat agar tidak terjerumus.
Kebetulan Rachel memiliki teman kos yang senasib dengannya saat keduanya tidak sengaja mendatangi tempat kos itu bersama." Hai..! Siapa namamu?" Tanya Mia.
"Rachel."
"Kenalkan namaku Mia. Apakah kamu ingin kos di sini?"
"Begitulah."
"Kalau begitu kita tinggal sekamar saja biar biayanya lebih murah." Tawar Mia.
"Kebetulan sekali. Uangku juga tidak banyak untuk membayar sewa. Kalau begitu kita bisa patungan buat bayar kos." Ucap Rachel.
Setelah keduanya bertemu ibu pemilik kos, keduanya ke kamar mereka yang paling pojok." Kamar mandinya di dalam. Sudah ada dua tempat tidur tingkat dan juga kulkas kecil. Satu bulannya 500 ribu." Ucap Ibu Henny.
Keduanya membayar langsung satu juta untuk tiga bulan ke depan. Ibu kos memberikan kunci pada keduanya.
"Peraturan di sini yaitu tidak boleh ada yang bawa masuk cowok! Gunakan listrik untuk rice cooker dan gosokan. Tidak ada AC di kamar ini. Kalau kamar yang ada AC nya harganya satu juta sebulan." Ucap Bu Henny lalu meninggalkan keduanya.
"Terimakasih ibu."
Rachel dan Mia langsung akrab. Mereka merapikan pakaian mereka dari koper kecil mereka di lemari masing-masing.
"Untuk menghemat uang kita sebelum dapat pekerjaan, apa yang akan kamu lakukan?" Tanya Mia.
"Aku mau puasa Senin Kamis saja. Makan seadanya. Yang penting harus prihatin kalau mau sukses." Ujar Rachel.
"Ok. Aku mau ikut cara kamu saja." Ucap dua gadis cantik yang berasal dari keluarga miskin ini.
...----------------...
Setelah mendapatkan pekerjaan sebagai OB di sebuah perusahaan, Rachel dan Mia mati-matian mengumpulkan uang. Rupanya keduanya punya cita-cita yang berbeda. Rachel ingin mengambil kursus sebagai make-up artist sementara Mia ingin kuliah diploma tiga dengan jurusan perhotelan.
Sebagai anak baru mereka harus giat bekerja. Kegigihan keduanya hanya untuk mencapai cita-cita mereka, kadang mereka hanya makan seadanya yaitu tahu dan tempe. Di tempat kerjaan mereka sangat berhati-hati agar tidak ceroboh dalam bekerja.
Sebenarnya Rachel masih memiliki cita-cita yang tinggi. Ia ingin menjadi seorang dokter psikiater. Tapi untuk mencapai itu semua ia harus mengasah skillnya terlebih dahulu baru bisa mencapai apa yang dia inginkan. Dua juga tidak ingin mengumbar cita-citanya itu pada Mia.
Sejalannya waktu, enam bulan kemudian, Rachel mampu menyelesaikan khusus kecantikan itu dan kini dia harus mencari pelanggannya yang mau menggunakan jasanya untuk merias wajah.
Sahabatnya Weni yang merupakan seniornya menghubungi Rachel untuk memberikan gadis itu pekerjaan.
"Rachel...!"
"Hallo Wen, ada apa?"
"Aku lagi butuh tenaga mu untuk membantu bos ku untuk merias pendamping pengantin wanita. Temanku sedang terserang flu jadi tidak bisa datang. Apakah kamu bisa datang ke hotel Harris, sekarang?"
"Alhamdulillah..! Aku mau banget Weni. Tolong share alamatnya!"
"Oke."
Tidak butuh waktu lama Rachel sudah tiba di hotel itu lalu menghubungi Weni.
"Kamu di mana Weni?"
"Di kamar 735."
"Ok. Aku ke situ ya."
"Di tunggu."
Rachel berjalan dengan cepat menuju kamar yang di maksud. Tidak berapa lama Rachel sudah bergabung dengan para perias lainnya untuk merias para pendamping wanita.
"Hai mbak! Kenalkan namaku Rachel. Aku yang akan merias anda." Ucap Rachel santun.
"Dandan aku yang cantik. Awas saja kalau jelek." Ucap Mega.
"Insya Allah. Aku akan membuat orang yang menatapmu terpesona dengan kecantikan mbak malam ini." Ucap Rachel.
Iapun membaca doa terlebih dahulu baru mendadani pelanggan pertamanya. Setengah jam berkutat dengan peralatan kecantikan itu, kini gadis yang bernama Tania itu terlihat sangat cantik bahkan orang tidak mengenalinya sama sekali.
Temannya yang lain yang belum dandan akhirnya berebut untuk didandani oleh Rachel.
"Ade cantik. Aku mau di dandani kamu aja deh." Pinta Rianti.
"Boleh mbak. Silahkan duduk!"
Rachel kembali bertempur dengan peralatan make-upnya seakan menyihir para gadis itu berubah menjadi bidadari dalam semalam. Saat pengantin keluar, para pendamping mempelai wanita mengambil pose cantik mereka dengan sang pengantin. Sang mempelai wanita memperhatikan wajah kedua sahabatnya itu yang sangat cantik malam ini menanyakan perias mereka.
"Kalian berdua sangat cantik malam ini. Siapa yang dandanin kalian? " Tanya Shirin pada keduanya.
"Sepertinya dia seorang MUA baru deh." Jawab Rianti.
"Tahu tadi, aku mau di dandan sama dia saja. Sekarang sudah terlanjur ya sudah nggak apa deh. Tapi tolong minta kartu namanya atau paling tidak dapatkan nomor ponselnya ya. Nanti kirim ke aku!" Pinta Sherin
"Ok siap."
Weni mengenalkan Rachel pada bos-nya penyelenggaraan IO wedding organizer tersebut. Nyonya Soraya langsung jatuh cinta dengan Rachel dan meminta gadis itu untuk mendampingi mereka setiap kali ada acara yang sama.
"Sepertinya namamu jadi viral barusan karena semua orang memuji hasil riasan makeup pada beberapa gadis pendamping mempelai wanita. Asal kamu mau ikut aku, aku akan membayarmu dua juta setiap minggunya karena setiap Sabtu Minggu sudah ada jadwal wedding. Bagaimana? Apakah kamu mau?" Tanya nyonya Soraya.
"Apa..? Dua juta setiap kali saya bantu dandan?" Tanya Rachel tidak percaya dengan uang sebanyak itu yang akan ia terima dalam tiap minggunya.
"Mau pakai banget Nyonya." Ucap Rachel sambil meremas tangan Weni.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments