Rania memilih pergi meninggalkan Ridzwan, mau bagaimana pun alasannya itu tidak akan mengubah kenyataan jika kini dirinya sudah tidak suci lagi.
Sedangkan Ridzwan hanya bisa menatap kepergian Rania yang berjalan dengan tertatih menahan rasa perih di gua yang baru saja di masuki secara paksa oleh Ridzwan.
" gue yakin setelah semua ini dia ngga akan sok jual mahal lagi, apa lagi sekarang dia sudah tidak punya sesuatu yang bisa iya banggakan lagi ' ucap Ridzwan
Ridzwan mengatakan hal itu hanya untuk menutupi rasa bersalahnya karena baru kali ini iya benar merusak seorang wanita yang masih benar benar suci, apa lagi gua yang di miliki Rania begitu sempit dan harum.
Andai Rania tidak sok jual mahal ingin sekali Ridzwan melakukannya lagi dan lagi bersama Rania.
" arrrrghh dasar wanita udik, sok jual mahal, kenapa sekarang malah terus ada di kepala gue " teriak Ridzwan pada dirinya sendiri sambil giling guling di atas tempat tidur dimana dirinya baru saja merenggut kegadisan Rania
Rania memilih pulang ke panti asuhan karena kondisinya yang tidak memungkinkan nya untuk bisa bekerja kedalam keadaan seperti ini.
" Nia .. kamu ngga kerja ?" tanya ibu paruh baya yang menjaga sekaligus pemilik panti asuhan Rania dimana Rania menyebutnya dengan sebutan bunda nania
" engga bu, Rania lagi ngga enak badan " ucap Rania sambil meninggalkan ibu yang selama ini selalu menjaganya dengan sangat baik.
" maafkan Rania Bu, Rania ngga bisa jaga diri Rania sendiri hingga Rania kehilangan satu satunya hal yang paling berharga untuk Rania sendiri " ucap rania
Rania kini sudah ada di dalam kamar mandi, iya mencoba menghapus setiap jejak yang di tinggalkan Ridzwan di tubuhnya, terlebih di bagian da Da nya yang terdapat banyak sekali kiss Mark yang Ridzwan buat di tubuhnya.
Sejak kejadian itu Rania semakin tertutup, meski dirinya tetap berangkat ke kampus untuk belajar, tapi iya sepertinya batu es yang di simpan di freezer dimana sudah dingin malah sengaja di buat semakin beku.
Sedangkan Ridzwan seolah tidak merasa bersalah telah melakukan hal itu pada Rania, bahkan meski keduanya berpapasan keduanya pun sama sama bersikap tidak saling mengenal.
Dua bulan telah berlalu semenjak kejadian itu tapi Rania seolah mengalami perubahan dalam dirinya, terlebih pada bagian da Da dan bo kong belakan yang terlihat semakin padat berisi.
" ueekk ueekk ' Rania tiba tiba saja merasa perutnya seperti sedang di aduk aduk apalagi saat dia mencium wangi nasi.
" sayang kamu kenapa ?" tanya Bunda Nania pada putrinya
" mungkin masuk angin bun " ucap Rania yang memilih meninggalkan bundanya karena iya pun mulai merasa was was, terlebih saat kejadian dua bulan lalu.
" ya tuhan.. jangan biarkan aku hamil, apa lagi saat laki laki itu memaksakan kehendak nya aku baru saja selesai menstruasi " ucap Rania tanpa di sadari tangannya malah membelai perutnya yang memang terlihat sedikit membuncit.
Rania yang memang ada jam kuliah pun memilih meninggalkan panti menuju apotik terlebih dahulu untuk membeli alat tes kehamilan lalu setelah itu dirinya pun berangkat ke kampus nya.
Ridzwan yang baru saja tiba di kampus dengan mobil mewahnya harus bisa memelankan jalan mobilnya karena kini ada Rania di hadapannya.
" dua bulan tidak melihat Rania kenapa Rania jadi semakin Mon tok dan berisi " ucap Ridzwan yang malah melihat body Rania yang semakin menantang.
" ah terserah yang penting gue udah menang dan dapet tiga puluh juta di tangan " ucap Ridzwan sambil terus mengikuti Rania.
Baru saja Ridzwan memarkirkan mobilnya dan ternyata semua orang sudah mengerubungi Rania yang tidak sadarkan diri di pelataran kampus..
" minggir minggir gue mau lewat " ucap Ridzwan memecah kerumunan mahasiswa tanpa ada niatan membantu menyadarkan orang yang tergeletak di bawah sana.
" Rania ?" Ridzwan tidak percaya jika wanita yang baru saja iya ikuti sekarang sudah tidak sadarkan diri.
" ridz tolong dong!! dia kan kekasih mu " ucap salah satu teman kampus .
Mau tak mau Ridzwan pun menggendong tubuh Mon tok berisi Rania menuju ruang UKS dimana disana juga ada pelayan yang berjaga di sana.
" Bu tolong wanita ini !!" ucap Ridzwan sambil meletakkan Rania di atas tempat tidur eung UKS.
Dokter jaga pun mulai memeriksa Rania tapi saat sang dokter itu meletakan stetoskop di atas perut Rania, kedua alisnya saling mengkerut sambil menatap ke arah Ridzwan.
" ada apa ?" tanya Ridzwan yang mulai tidak nyaman dengan pandangan yang seolah bertanya tanya.
" wanita ini sedang hamil "
degg
Ridzwan memundurkan langkahnya, iya tidak percaya jika Rania bisa begitu mudah hamil, padahal dirinya hanya sekali melakukannya.
" tapi untuk lebih jelasnya, saat iya sadar nanti tolong suruh dia untuk menggunakan alat ini agar memperjelas semuanya " ucap dokter tadi sambil memberikan ruang untuk keduanya.
" euhh " Rania memegang kepalanya yang masih berdenyut dengan sakit di bagian kepala belakangnya.
" sudah sadar ?" ucap Ridzwan ketus untuk menutupi rada yang tiba tiba saja hadir di hatinya.
" kalo sudah sadar, bangun dan cepat gunakan alat ini, gue ngga mau nunggu lama" ucap Ridzwan sambil melempar kan alat tes kehamilan tepat di wajah Rania.
" ngga usah .. " ucap Rania yang malah kembali melempar balik alat itu tepat di dada Ridzwan.
" gue emang hamil.. " ucap Rania dengan air mata yang kini mengalir di sudut matanya.
" dan Lo yang udah buat gue seperti ini " ucap Rania sambil menghapus kasar air mata nya mengalir di pipinya.
" Lo yakin kalo itu anak gue ?" tanya Ridzwan yang masih terus saja mengelak mengakui perbuatannya.
" LO PIKIR GUE CEWEK APAAN HAH !!" ucap Rania yang kini sudah turun dan berhadapan dengan Ridzwan.
" kalo aja gue ngga nolongin Lo, mungkin hal ini ngga akan terjadi sama gue " ucap Rania sambil menunjuk dada Ridzwan.
" atau jangan jangan semua itu emang udah Lo rencanakan agar Lo bisa menang taruhan dari temen temen Lo yang ngga berguna itu iya ?" ucap Rania semakin berani, berharap dengan meluapkan semua yang selama ini iya pendam bisa membuat luka di hatinya sedikit berkurang.
" apa menurut Lo wanita itu cuma buat bahan taruhan atau sekedar pelampiasan naf su Lo aja iya ?" ucap Rania lagi yang sukses membuat Ridzwan yang terkenal arogan kini bungkam.
" oh atau jangan jangan lo itu lahir dari batu ya.. " ucap Rania sambil tersenyum mengejek ke arah Ridzwan.
" tapi kalo pun Lo lahir dari rahim seorang perempuan, gue harap ibu Lo ngga akan pernah tau kelakuan putra nya yang udah iya lahirkan ke dunia ini " ucap Rania yang hendak meninggalkan Ridzwan tapi tiba tiba saja tubuhnya kembali limbung dan tak sadarkan diri.
Beruntung Ridzwan masih sempat mengangkat tubuh Rania dan meletakan nya di atas tempat tidur.
" gue harap Lo mau gugurin dia .
✍️✍️✍️ enak aja bikinnya doang yang mau, tanggung jawab mah engga😤😤
Pantengin terus ya ceritanya biar R-kha lebih semangat lagi UP nya.
Jangan lupa like dan tinggalkan jejak ya biar R-kha lebih semangat lagi.
love you moreeeee 😍😍🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments