Bab 5 - Nomor Ponsel

Saat makan malam tiba, Sherena pun tiba-tiba saja menjadi rajin membantu ibu nya, padahal biasa nya Sheren paling tidak suka bantu-bantu apalagi saat memasak. Tapi, kali ini dia menjadi rajin membuat ibu nya saja keheranan sendiri, tapi tak apa, justru ini bagus bukan?

"Tumben gadis ini mau bantu-bantu?" Tanya Arya sambil terkekeh. 

"Hehe, gak ada salah nya kan bantu-bantu."

"Enggak sih, justru bagus." Jawab Arumi sambil tersenyum kecil, meskipun dia heran sendiri, kenapa putri nya mendadak mau membantu nya.

Tak lama kemudian, bel rumah terdengar berbunyi beberapa kali. Sherena tersenyum manis, dia pun menawarkan diri untuk membukakan pintu nya.

"Biar Sheren aja yang bukain, Ma."

"Iya, sayang." Jawab Arumi. Dia pun membiarkan putri nya pergi dari dapur untuk membukakan pintu rumah nya. 

Sherena menghela nafas nya sebelum membuka pintu nya, setelah yakin dia pun membuka pintu dan dugaan nya tepat sekali, kedua mata nya berbinar saat melihat Darren datang. Wajah datar nya terlihat sangat tampan bagi Sherena, dia menyambut Darren dengan senyum manis nya.

"Masuk, om." Ucap Sherena, Darren menghembuskan nafas nya dengan kasar. Dia memang dewasa tapi dia tidak suka saat gadis kecil ini memanggul dirinya dengan panggilan Om. 

"Kenapa, Om?" Tanya Sherena dengan wajah bodooh nya, karena Darren tidak bergerak sama sekali dari tempat nya. Dia hanya menatap Sherena dengan tatapan tajam nya.

"Tidak." Jawab Darren, dia pun masuk ke dalam rumah itu tanpa mempedulikan Sherena. Menurut Darren, Sherena adalah gadis yang menyebalkan.

"Ohh, Darren. Masuk dan duduklah." Sambut Arya, Darren menganggukan kepala nya dan mengikuti Arya untuk duduk di sofa yang tersedia di ruang tamu.

Sherena yang melihat hal itu pun kesal bukan main, dia kesal karena respon pria itu yang terlalu datar. Benar-benar datar seperti tembok. 

"Ma.."

"Iya, sayang.."

"Om Darren itu punya istri gak sih?" Tanya Sherena yang membuat Arumi mengernyitkan kening nya, dia tak tahu kalau putri nya akan bertanya seperti ini.

"Memang nya kenapa, sayang?"

"E-enggak sih, cuma nanya aja. Soalnya kemarin pas Sheren nganter kue, rumah nya sepi sekali." Jawab Sherena.

"Katanya sih duda ya."

"What? Duda?" Tanya Sherena, mendengar status pria itu seperti hembusan angin segar. Artinya, dia punya kesempatan untuk bisa mendapatkan Darren bukan?

'Wow, duren ternyata.' Batin Sherena, dia benar-benar senang saat mendengar status pria dewasa itu. Duren ternyata, alias duda keren.

"Iya, duda. Dia pengusaha, seperti ayah mu."

"Pengusaha apa?" Tanya Sherena.

"Frozen food." Jawab Arumi lagi, sedikit banyak dia mengetahui semua informasi ini dari orang nya secara langsung saat dia mengobrol dengan Darren beberapa hari sebelum nya. 

"Ohh gitu ya." 

'Duren Sawit.' Batin Sherena lagi, dia mesem-mesem tak jelas saat mendengar semua penjelasan dari sang ibu. 

Duren sawit, duda keren sarang duit. Itu artinya ya gays. 

Beberapa menit berlalu, seperti nya kedua pria itu sudah selesai dengan acara berbincang-bincang nya, terlihat kedua nya pun datang ke ruang makan. Seperti biasa, Sherena memasang senyum manis nya berharap Darren akan melirik nya, tapi dia harus menelan ke kecewaan karena nyatanya Darren sama sekali tidak melirik ke arah nya.

'Tenang Sheren, sabar. Lo pasti bisa deketin tuh duren.' Lagi-lagi dia hanya bisa menyemangati diri nya sendiri dalam hati.

Sherena mengambilkan nasi dan lauk untuk Darren, pria itu menerima nya. Jelas saja, hal itu membuat nya kesenangan dan bersorak riang dalam hati. Padahal baru seperti ini saja, tapi dia sudah sangat senang.

Saat makan, Sherena tidak fokus dengan makanan yang ada di piring nya, dia malah fokus menatap ketampanan seorang Darren. Sesekali, dia juga terlihat curi-curi pandang pada pria tampan itu. Darren juga menyadari nya, namun dia memutuskan untuk tidak peduli. 

Setelah selesai makan malam, Darren pun pamit untuk pulang, tentu nya setelah mengobrol sebentar. Sherena pun mengantarkan Darren hingga ke teras.

"Om.."

"Apa lagi hmm?" Tanya Darren, dia memutar mata nya jengah. 

"Minta nomor ponsel dong." Jawab Sherena.

"Buat apa? Gak penting."

"Isshh, tapi ini penting buat aku, Om. Ayolah, jangan datar-datar amat jadi orang nanti gak laku."

"Heh!"

"Iya iya, maafin gak sengaja. Mulut aku udah biasa jujur soalnya, boleh ya?" Tanya Sherena dengan wajah memelas nya.

"Apa yang akan kau berikan padaku, jika aku memberi mu nomor ponsel?" Tanya Darren dengan seringai mesuum nya, tapi Sherena tidak takut sama sekali. 

"Apapun yang Om inginkan, akan aku berikan." Jawab Sherena yang terdengar seperti tantangan bagi Darren. Elah, buat dapet nomor ponsel aja masa harus barter gitu kan ya? Dasar Darren.

"Termasuk tubuh mu, hmm?" Tanya Darren yang membuat kedua mata Sherena membeliak. Dia benar-benar tidak menduga kalau Darren akan mengatakan hal ini. 

"Kok mesuum sih?"

"Aku pria dewasa yang normal, gadis kecil." 

"Ckkk, cepatlah aku minta nomor ponsel nya, sekarang." 

"Ayo ke rumah ku, nanti aku berikan nomor ponsel." Ucap Darren yang membuat Sherena melotot. 

"Om, ayolah.."

"Kalau kau ingin nomor ponsel ku, ikut ke rumah ku, kalau tidak ya sudah." Jawab Darren, dia bersiap pergi tapi ucapan Sherena membuat pria itu berbalik.

"Sekarang sudah malam, nanti papah marah. Bagaimana kalau besok saja? Sepulang sekolah."

"Ya, aku tunggu." Jawab Darren, dia pun berbalik tapi sebelum pergi dia sempat berbisik di telinga Sherena dengan sensual yang membuat tubuh Sherena seketika menegang.

"Selamat berjumpa besok, girl." Bisik Darren di telinga Sherena.

Darren tersenyum misterius, lalu dia pun pergi dari rumah Sherena. Dia yakin, gadis itu pasti takkan memiliki keberanian untuk mendatangi rumah nya. Lihat saja nanti, dia yakin Sherena takkan datang, dia menjamin hal itu. 

Sherena masuk ke dalam kamar nya, hati nya benar-benar gamang sekarang. Kalau dia ingin nomor ponsel Darren, itu artinya dia harus menyerahkan tubuh nya pada pria itu?

"Aaaa tidak.." gadis itu menjerit pelan sambil menyilangkan kedua tangan nya di dada, membayangkan tubuh nya di raba-raba oleh pria itu saja membuat dirinya menggelengkan kepala nya. 

"Tidak, tidak.." Sherena kembali menggeleng-gelengkan kepala nya, benar-benar tidak boleh terjadi. Hanya untuk nomor ponsel saja, taruhan nya tubuh nya begitu? Astaga.

Darren membuka laptop miliknya, malam ini dia harus lembur karena pekerjaan yang menumpuk. Belum lagi dia kembali memikirkan perkataan nya pada gadis kecil putri tetangga nya.

"Tunggu, kenapa aku bisa mengatakan hal semacam itu para gadis kecil itu?" Gumam Darren.

"Aissh, seperti nya aku sudah gila." Darren menggelengkan kepala nya, dia sendiri keheranan kenapa bisa berkata seperti itu pada gadis polos itu. Polos atau tidak? Entahlah.

"Tapi, dia tidak akan datang bukan? Aku yakin dia takkan pernah datang." Ucap Darren, dia pun kembali fokus mengerjakan pekerjaan nya, mau tidak mau dia harus begadang sekarang.

.....

🌻🌻🌻🌻🌻

Terpopuler

Comments

Ana_Mar

Ana_Mar

ntar kalo sheren beneran datang kelabakan looe ren... kamu hanya nakut-nakuti si sheren.

2023-04-03

3

nuna jimin🧸🧸

nuna jimin🧸🧸

ayo shereen jangn menyerah pept trus si duren sawit ...lnjut

2023-04-03

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Darren Wisnu Abiana
2 Bab 2 - Tetangga Baru
3 Bab 3 - Sekolah dan Teman Baru
4 Bab 4 - Kesempatan
5 Bab 5 - Nomor Ponsel
6 Bab 6 - Usaha Marvin
7 Bab 7 - Darren Bucin?
8 Bab 8 - Mencuri Kecupan
9 Bab 9 - Modus Marvin
10 Bab 10 - First Kiss
11 Bab 11 - Marvin Sad Boy
12 Bab 12 - Mulai Luluh?
13 Bab 13 - Coklat Dari Marvin
14 Bab 14 - Mengawal Sherena
15 Bab 15 - Disengat Lebah?
16 Bab 16 - Duren Sawit
17 Bab 17 - Ciuman Lewat Gelas?
18 Bab 18 - Darren Posesif
19 Bab 19 - Berdamai Dengan Masa Lalu
20 Bab 20 - Mulai Peduli
21 Bab 21 - Selalu Tak Terduga
22 Bab 22 - Darren Menggila
23 Bab 23 - Panggil Aku Sayang!
24 Bab 23 - Jalan-jalan
25 Bab 25 - Pantai
26 Bab 26 - Gara-gara Nomor Ponsel
27 Bab 27 - Basah?
28 Bab 28 - Menggoda?
29 Bab 29 - Keheranan Arya
30 Bab 30 - Bucin Akut
31 Bab 31 - Perubahan Sherena
32 Bab 32 - Respon Arya
33 Bab 33 - Terlalu Mesum?
34 Bab 34 - Merasa Di Duakan?
35 Bab 35 - Pengganggu!
36 Bab 36 - Darren Sakit?
37 Bab 37 - Es yang Mencair
38 Bab 38 - Makan Siang Bersama
39 Bab 39 - Ular Betina
40 Bab 40 - Menstruasi
41 Bab 41 - Masa Lalu Darren
42 Bab 42 - Siaga Satu
43 Bab 43 - Sherena Pingsan
44 Bab 44 - Kedatangan Darren
45 Bab 45 - Cemburu Buta
46 Bab 46 - Agnes Kang Caper
47 Bab 47 - Pemilik Sekolah
48 Bab 48 - Bertemu Mantan Istri
49 Bab 49 - Darren Sensian
50 Bab 50 - Andy & Meysa
51 Bab 51 - Belanja Bersama
52 Bab 52 - Bertemu Mantan Istri #2
53 Bab 53 - Calon Pamer
54 Bab 54 - Sarapan
55 Bab 55 - Tidur Siang
56 Bab 56 - Darren Manja
57 Bab 57 - Keluarga Lengkap
58 Bab 58 - Marvin dan Arin
59 Bab 59 - Membujuk Sheren
60 Bab 60 - Capek, Pengen Nikah Aja!
61 Bab 61 - Mendiamkan Sherena
62 Bab 62 - Surprise
63 Bab 63 - Couple Baru
64 Bab 64 - Tidur Bersama
65 Bab 65 - Cerita Sherena & Trio Wekwek
66 Bab 66 - Akal-akalan Rita
67 Bab 67 - Perpisahan
68 Bab 68 - Vitamin
69 Bab 69 - Masalah Sherena
70 Bab 70 - Marvin Si Mulut Pedas
71 Bab 71 - Mengantar Darren
72 Bab 72 - Mood Booster
73 Bab 73 - IRT atau Kuliah?
74 Bab 74 - Pesan Semangat
75 Bab 75 - Ujian Hari Pertama
76 Bab 76 - Kepercayaan
77 Bab 77 - Temu Kangen
78 Bab 78 - Menitipkan Sherena
79 Bab 79 - Menagih Janji
80 Bab 80 - Berkunjung Ke Perusahaan
81 Bab 81 - Calon Istri
82 Bab 82 - Sogokan
83 Bab 83 - Apa Itu Sakit?
84 Bab 84 - Makan Malam Bersama
85 Bab 85 - Kali Pertama
86 Bab 86 - Yang Pertama
87 Bab 87 - Kelelahan
88 Bab 88 - Membagi Tugas
89 Bab 89 - Bumbu Spesial
90 Bab 90 - Jatah Siang
91 Bab 91 - Gadis Beruntung
92 Bab 92 - Makan Diluar
93 Bab 93 - Bertemu Rita
94 Bab 94 - Hukuman
95 Bab 95 - Ancaman Sherena
96 Bab 96 - Nilai Terbaik
97 Bab 97 - Si Paling Playing Victim
98 Bab 98 - Keirian Andy
99 Bab 99 - Izin Dari Meysa
100 Bab 100 - First Time Meysa
101 Bab 101 - Andy & Meysa
102 Bab 102 - Di Sidang
103 Bab 103 - Kejutan
104 Bab 104 - April & Tomi
105 Bab 105 - Sherena Merajuk
106 Bab 106 - Nasehat Andy
107 Bab 107 - Quality Time With Trio Wekwek
108 Bab 108 - Obsesi Rita
109 Bab 109 - Perpisahan Sekolah
110 Bab 110 - Calon Istri
111 Bab 111 - Sherena Pendarahan?
112 Bab 112 - Sherena Hamil
113 Bab 113 - Menjenguk Nenek Sihir
114 Bab 114 - Darren Aneh?
115 Bab 115 - Kedatangan Trio Wekwek
116 Bab 116 - Feeling Seorang Ayah
117 Bab 117 - Our Wedding Sherena & Darren
118 Bab 118 - Kelakuan Meysa
119 Bab 119 - Vitamin Andy
120 Bab 120 - Di Pecat!
121 Bab 121 - Teman Baru
122 Bab 122 - Kebahagiaan April
123 Bab 123 - Kedatangan Agnes
124 Bab 124 - Penyesalan Agnes
125 Bab 125 - Danu dan Agnes
126 Bab 126 - Berkumpul Bersama
127 Bab 127 - Jatah Atau Berhenti Merokok?
128 Bab 128 - Masalah Arina & Marvin
129 Bab 129 - Pertemuan Darren & Rama
130 Bab 130 - Kejahatan Sintia
131 Bab 131 - Arina Hamil
132 Bab 132 - Bubuk Rahasia
133 Bab 133 - Percaya Padaku!
134 Bab 134 - Uang Merubah Semuanya
135 Bab 135 - Terlalu Polos
136 Bab 136 - Kebenaran
137 Bab 137 - Kebenaran yang Menyakitkan
138 Bab 138 - Wanita yang Tepat
139 Bab 139 - Pernikahan Meysa & Andy
140 PENGUMUMAN
141 Bab 140 - April Hamil
142 Bab 142 - Kebahagiaan Arina & Marvin
143 Bab 143 - Our Wedding Marvin & Arina
144 Bab 144 - Harsya Alvian Abiana
145 Bab 145 - Marvin Menyebalkan
146 Bab 146 - The Final Chapter
Episodes

Updated 146 Episodes

1
Bab 1 - Darren Wisnu Abiana
2
Bab 2 - Tetangga Baru
3
Bab 3 - Sekolah dan Teman Baru
4
Bab 4 - Kesempatan
5
Bab 5 - Nomor Ponsel
6
Bab 6 - Usaha Marvin
7
Bab 7 - Darren Bucin?
8
Bab 8 - Mencuri Kecupan
9
Bab 9 - Modus Marvin
10
Bab 10 - First Kiss
11
Bab 11 - Marvin Sad Boy
12
Bab 12 - Mulai Luluh?
13
Bab 13 - Coklat Dari Marvin
14
Bab 14 - Mengawal Sherena
15
Bab 15 - Disengat Lebah?
16
Bab 16 - Duren Sawit
17
Bab 17 - Ciuman Lewat Gelas?
18
Bab 18 - Darren Posesif
19
Bab 19 - Berdamai Dengan Masa Lalu
20
Bab 20 - Mulai Peduli
21
Bab 21 - Selalu Tak Terduga
22
Bab 22 - Darren Menggila
23
Bab 23 - Panggil Aku Sayang!
24
Bab 23 - Jalan-jalan
25
Bab 25 - Pantai
26
Bab 26 - Gara-gara Nomor Ponsel
27
Bab 27 - Basah?
28
Bab 28 - Menggoda?
29
Bab 29 - Keheranan Arya
30
Bab 30 - Bucin Akut
31
Bab 31 - Perubahan Sherena
32
Bab 32 - Respon Arya
33
Bab 33 - Terlalu Mesum?
34
Bab 34 - Merasa Di Duakan?
35
Bab 35 - Pengganggu!
36
Bab 36 - Darren Sakit?
37
Bab 37 - Es yang Mencair
38
Bab 38 - Makan Siang Bersama
39
Bab 39 - Ular Betina
40
Bab 40 - Menstruasi
41
Bab 41 - Masa Lalu Darren
42
Bab 42 - Siaga Satu
43
Bab 43 - Sherena Pingsan
44
Bab 44 - Kedatangan Darren
45
Bab 45 - Cemburu Buta
46
Bab 46 - Agnes Kang Caper
47
Bab 47 - Pemilik Sekolah
48
Bab 48 - Bertemu Mantan Istri
49
Bab 49 - Darren Sensian
50
Bab 50 - Andy & Meysa
51
Bab 51 - Belanja Bersama
52
Bab 52 - Bertemu Mantan Istri #2
53
Bab 53 - Calon Pamer
54
Bab 54 - Sarapan
55
Bab 55 - Tidur Siang
56
Bab 56 - Darren Manja
57
Bab 57 - Keluarga Lengkap
58
Bab 58 - Marvin dan Arin
59
Bab 59 - Membujuk Sheren
60
Bab 60 - Capek, Pengen Nikah Aja!
61
Bab 61 - Mendiamkan Sherena
62
Bab 62 - Surprise
63
Bab 63 - Couple Baru
64
Bab 64 - Tidur Bersama
65
Bab 65 - Cerita Sherena & Trio Wekwek
66
Bab 66 - Akal-akalan Rita
67
Bab 67 - Perpisahan
68
Bab 68 - Vitamin
69
Bab 69 - Masalah Sherena
70
Bab 70 - Marvin Si Mulut Pedas
71
Bab 71 - Mengantar Darren
72
Bab 72 - Mood Booster
73
Bab 73 - IRT atau Kuliah?
74
Bab 74 - Pesan Semangat
75
Bab 75 - Ujian Hari Pertama
76
Bab 76 - Kepercayaan
77
Bab 77 - Temu Kangen
78
Bab 78 - Menitipkan Sherena
79
Bab 79 - Menagih Janji
80
Bab 80 - Berkunjung Ke Perusahaan
81
Bab 81 - Calon Istri
82
Bab 82 - Sogokan
83
Bab 83 - Apa Itu Sakit?
84
Bab 84 - Makan Malam Bersama
85
Bab 85 - Kali Pertama
86
Bab 86 - Yang Pertama
87
Bab 87 - Kelelahan
88
Bab 88 - Membagi Tugas
89
Bab 89 - Bumbu Spesial
90
Bab 90 - Jatah Siang
91
Bab 91 - Gadis Beruntung
92
Bab 92 - Makan Diluar
93
Bab 93 - Bertemu Rita
94
Bab 94 - Hukuman
95
Bab 95 - Ancaman Sherena
96
Bab 96 - Nilai Terbaik
97
Bab 97 - Si Paling Playing Victim
98
Bab 98 - Keirian Andy
99
Bab 99 - Izin Dari Meysa
100
Bab 100 - First Time Meysa
101
Bab 101 - Andy & Meysa
102
Bab 102 - Di Sidang
103
Bab 103 - Kejutan
104
Bab 104 - April & Tomi
105
Bab 105 - Sherena Merajuk
106
Bab 106 - Nasehat Andy
107
Bab 107 - Quality Time With Trio Wekwek
108
Bab 108 - Obsesi Rita
109
Bab 109 - Perpisahan Sekolah
110
Bab 110 - Calon Istri
111
Bab 111 - Sherena Pendarahan?
112
Bab 112 - Sherena Hamil
113
Bab 113 - Menjenguk Nenek Sihir
114
Bab 114 - Darren Aneh?
115
Bab 115 - Kedatangan Trio Wekwek
116
Bab 116 - Feeling Seorang Ayah
117
Bab 117 - Our Wedding Sherena & Darren
118
Bab 118 - Kelakuan Meysa
119
Bab 119 - Vitamin Andy
120
Bab 120 - Di Pecat!
121
Bab 121 - Teman Baru
122
Bab 122 - Kebahagiaan April
123
Bab 123 - Kedatangan Agnes
124
Bab 124 - Penyesalan Agnes
125
Bab 125 - Danu dan Agnes
126
Bab 126 - Berkumpul Bersama
127
Bab 127 - Jatah Atau Berhenti Merokok?
128
Bab 128 - Masalah Arina & Marvin
129
Bab 129 - Pertemuan Darren & Rama
130
Bab 130 - Kejahatan Sintia
131
Bab 131 - Arina Hamil
132
Bab 132 - Bubuk Rahasia
133
Bab 133 - Percaya Padaku!
134
Bab 134 - Uang Merubah Semuanya
135
Bab 135 - Terlalu Polos
136
Bab 136 - Kebenaran
137
Bab 137 - Kebenaran yang Menyakitkan
138
Bab 138 - Wanita yang Tepat
139
Bab 139 - Pernikahan Meysa & Andy
140
PENGUMUMAN
141
Bab 140 - April Hamil
142
Bab 142 - Kebahagiaan Arina & Marvin
143
Bab 143 - Our Wedding Marvin & Arina
144
Bab 144 - Harsya Alvian Abiana
145
Bab 145 - Marvin Menyebalkan
146
Bab 146 - The Final Chapter

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!