Sore hari nya, Darren keluar dari ruangan nya dengan langkah tegap dan wajah datar nya. Pria itu menghembuskan nafas nya dengan kasar saat melihat Sarah sudah menunggu dengan senyuman manis nya yang justru terlihat memuakkan bagi Darren.
"Sore, tuan.."
"Ya, sore. Ada apa kau menunggu ku disini, hmm?"
"Malam ini jadwal anda bermalam bersama saya, Tuan."
"Aku sedang tidak ingin, pulanglah dan jangan ganggu aku." Jawab Darren ketus, dia pun kembali melangkahkan kaki nya meninggalkan Sarah yang sudah kesal setengah mati. Dia menghentak-hentak kaki nya ke lantai saking kesal nya, kesempatan nya untuk mendapatkan tambahan uang gagal sudah. Padahal, kalau dia bisa tidur bersama Darren malam ini, dia akan mendapatkan uang yang cukup banyak, cukup untuk menunjang biaya hidup nya selama satu bulan.
"Isshh, nyebelin banget si duda! Biasa nya juga rutin seminggu sekali dia bakalan tidur bersama ku, tapi kenapa hari ini dia menolak? Apa aku sudah membosankan bagi nya?" Gumam Sarah, dia meneliti penampilan nya dari atas hingga ke bawah. Menarik, seperti biasa nya. Lalu, apa yang membuat Darren menolak?
"Sudahlah, sebaiknya aku pulang saja." Putus Sarah, dia pun meninggalkan ruangan nya.
Darren mengemudikan mobil miliknya dengan kecepatan yang cukup tinggi, tujuan nya saat ini adalah rumah. Ya, rumah yang terasa sepi, dingin tanpa kehangatan sedikit pun. Terkadang, dia menginginkan saat dia kelelahan ada yang menyambut nya dengan senyuman atau dengan pelukan, tapi rasa trauma nya akan wanita membuat nya tidak ingin menikah dalam waktu dekat.
Pria tampan itu menghembuskan nafas nya dengan kasar, sungguh dia lelah sekali hari ini fisik dan juga batin nya.
Hingga saat di perempatan, dia melihat mobil yang membawa perabotan rumah. Dia mengernyit karena mobil itu berhenti di depan sebuah rumah yang setahu nya, rumah itu sudah lama kosong. Setelah pemilik nya pindah beberapa tahun silam.
Rumah nya tepat berada di seberang rumah milik nya, rumah itu masih sangat layak untuk di huni karena masih sangat bagus.
"Permisi, apa ada yang pindahan kesini?" Tanya Darren, sesaat setelah dia turun dari mobil nya dan berjalan pelan untuk menanyakan siapa yang kira nya pindah ke komplek perumahan yang dia huni juga.
"Iya, keluarga dari luar kota membeli rumah ini, pak." Jawab nya, Darren mengangguk-anggukan kepala nya mengerti. Dia pun tak banyak bertanya lagi, Darren pun memilih untuk masuk ke dalam rumah untuk membersihkan tubuh nya dari keringat.
Pria itu membuka pintu rumah nya, sama seperti biasa nya, sunyi dan sepi. Darren kembali menutup pintu nya, lalu menaiki tangga untuk sampai ke kamar nya di lantai dua.
"Hufftt.." Darren kembali menghembuskan nafas nya dengan kasar. Benar-benar kehidupan yang menyedihkan, dia memiliki semua nya. Wajah yang rupawan, sekarang dia juga kaya, tapi satu yang tak dia punya, pasangan.
Darren meraih handuk dan masuk ke dalam kamar mandi, dia berendam di dalam bath up yang di penuhi air hangat dan busa sabun. Terasa sangat menenangkan bagi Darren yang seharian ini sudah lelah bekerja di kantor. Itu lelah secara fisik, belum lagi dia juga merasa lelah secara batin.
Darren memejamkan mata nya menikmati sensasi air hangat yang terasa sangat menyegarkan bagi nya. Tapi, seketika ketenangan itu harus terganggu saat Darren mendengar bel rumah nya berbunyi berkali-kali.
"Sialan, mengganggu saja!" Rutuk Darren, dia pun membilas tubuh nya, lalu mengambil handuk dan melilitkan nya di pinggang.
Darren keluar dari kamar nya dengan langkah santai, tangan nya menyisir rambut basah nya hingga air nya memercik kemana-mana, tapi Darren tak peduli.
Pria tampan itu membuka pintu, membuat seseorang menjerit histeris saat melihat penampilan Darren yang pasti membuat gadis mana pun menjerit.
"Aaaahhh.." Gadis itu menjerit, lalu menutup kedua mata nya dengan tangan. Tapi, di balik tangan itu dia masih bisa melihat benar tubuh atletis di depan nya, roti sobek yang terlihat sangat menggoda, apalagi saat ada air yang menetes-netes dari rambut pria itu turun dan hilang terserap handuk yang di gunakan nya.
"Siapa kau?" Tanya Darren, membuat gadis itu terlonjak. Bahkan suara nya saja terdengar sangat seksii, membuat bulu kuduk gadis itu merinding seketika.
"A-aku.."
"Katakan, siapa kau?" Tanya Darren lagi, dia sedikit meninggikan suara nya hingga membuat gadis itu mematung.
"Jangan galak-galak dong. Ganteng-ganteng kok galak sih." Celetuk gadis itu membuat Darren mendengus, lalu bersiap menutup pintu. Tapi, gadis itu dengan cepat menahan pintu nya agar tidak menutup pintu nya.
"Tunggu dulu dong, Om."
"Apa lagi? Kau siapa dan mau apa kemari?" Tanya Darren, membuat gadis itu tersenyum manis.
"Aku Sherena, gadis yang tinggal di rumah itu, Om."
"Om? Kau panggil aku Om? Apa aku terlihat setua itu hah?"
"Tidak, tapi terlihat dewasa. Itu saja, hehe." Jawab Sherena, gadis cantik yang terlihat sederhana itu tersenyum manis hingga memperlihatkan lesung pipit di pipi kanan nya. Terlihat sangat manis, tapi Darren masih belum menyadari nya kalau gadis di depan nya sangat manis.
"Jadi, tujuan mu kesini untuk apa, gadis kecil?" Tanya Darren lagi.
"Nganterin ini dari Mama, katanya sebagai bentuk rasa syukur." Jawab Sherena sambil memberikan sekotak kue yang terlihat sangat menggugah selera.
"Hmm, ya terimakasih."
"Sama-sama, Om." Jawab Sherena, dia menatap malu-malu ke arah Darren yang ketampanan nya sudah melebihi standar rata-rata nya.
"Ngapain?"
"H-ahh? Enggak kok." Jawab gadis itu sambil menggelengkan kepala nya.
"Lalu, kenapa kau tidak pulang? Apa kau ingin bermalam dengan ku?" Tanya Darren dengan senyum menggoda nya, membuat Sherena membulatkan mata nya. Dia pun langsung berlari menjauh dari rumah Darren.
Darren hanya menatap kilas ke arah punggung gadis itu, lalu kembali masuk ke dalam rumah nya, tak lupa mengunci nya. Pria itu membawa kue yang di berikan oleh gadis kecil bernama Sherena itu ke kamar nya di lantai atas.
Pria itu menutup pintu kamar nya, lalu membuka pintu balkon rumah nya yang mengarah tepat ke arah rumah yang kini di tempati Sherena. Darren sudah mengenakan bathrobe untuk menutupi tubuh nya yang begitu menggiurkan itu.
Darren menikmati kue nya, sesekali dia memejamkan mata nya menikmati semilir angin yang menerpa tubuh nya. Rambut kecoklatan nya di terbangkan angin, membuat seseorang tersenyum manis.
Ya, Sherena melihat Darren dari dalam kamar nya. Balkon rumah mereka saling berhadapan. Tapi, rasa nya tak mungkin jika dia keluar dan melihat Darren secara langsung bukan?
"Senang nya dalam hati, bila ketemu cogan. Dunia, terasa, aku yang punya.." Sherena bernyanyi sambil menari-nari di dalam kamar nya. Dia sangat senang karena akhirnya dia bisa bertemu dengan pria tampan.
"Tunggu, apa dia punya istri ya? Kelihatan nya dia sudah sangat dewasa."
"Aku akan mencari tahu besok." Gumam Sherena, dia pun melompat ke atas kasur dan akhirnya tertidur dalam hitungan menit saja.
.......
🌻🌻🌻🌻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
Ana_Mar
nahhh darren siap2 hadapi kerempongan fans mu si anak tetangga hihiii
2023-04-02
3
🍃yanni🍃
aku malah salfok dgn laguxa ahmad dhani. senangxa dlm hati bila ketemu cogan oh dunia terasa aku yg punya.....😂😂😂
2023-04-01
4
Aulia Finza
emang om-om kan???gk nyadar usia🤭🤭🤭
2023-04-01
1