Bab 3 - Sekolah dan Teman Baru

Pagi hari nya, Sherena sudah bersiap dengan seragam nya. Ini adalah hari pertama nya masuk sekolah di lingkungan baru nya, dengan di antar sang ayah yang juga langsung mendaftarkan putri nya. Kedatangan kedua nya membuat satu sekolah kisruh, karena mereka kedatangan teman baru. 

Arya, ayah Sherena menanyakan dimana ruangan kepala sekolah. Sebelum nya, dia juga sudah mendaftarkan Sherena secara online, tapi sekarang dia akan kembali mendaftarkan putri nya secara langsung sebelum dia pergi ke kantor. 

"Permisi, ruangan kepala sekolah dimana ya?" Tanya Arya pada seorang pemuda yang sedang duduk bersama kawan-kawan nya. 

Tatapan pemuda itu begitu lekat menatap gadis cantik dan manis yang mengekor di belakang pria paruh baya yang terlihat masih gagah itu. Hanya saja, rambut nya sudah beruban. Kalau tidak beruban, siapa pun pasti menyangka kalau Arya masih muda.

"Masuk ke lorong sana, lalu belok kanan." Jawab nya dengan datar.

"Ohh, begitu ya. Terimakasih, Nak." Jawab Arya, dia pun menggandeng lengan putri nya untuk masuk ke ruangan yang sudah di tunjukkan oleh pemuda itu. 

"Murid baru kali ya?" Tanya pemuda yang lain, membuat nya mengendikan bahu nya acuh.

"Hmm, bos sabi kali jadi mangsa baru."

"Bacoot, diem gak lu?" 

"H-aahh, iya iya maaf bos." Jawab nya, membuat pemuda itu kembali terdiam dan fokus dengan ponsel yang berada di genggaman nya. 

Arya dan Sherena pun akhirnya sampai di ruangan kepala sekolah, mereka pun langsung berbincang. Sherena nampak tersenyum malu-malu, padahal asli nya dia barbar. Tapi, dia juga perlu menyesuaikan sifat nya itu dengan keadaan dan situasi bukan?

"Itu wali kelas mu, silahkan mengikuti nya." Ucap kepala sekolah itu, Sherena pun mengangguk dan mengekor di belakang seorang guru wanita yang nampak anggun dan disiplin, itu terlihat jelas dari mata dan ekspresi wajah nya.

"Nama mu Sherena, benar?" Tanya nya, Sherena mengiyakan. 

"Saya Olivia, panggil saja Bu Oliv ya. Semoga betah di sekolah ini." 

"Iya, Bu. Terimakasih."

"Sama-sama, kalau ada apa-apa kamu segera lapor pada saya. Karena saya adalah wali kelas kamu disini." 

"Baik, Bu." Jawab Sherena. Kedua wanita berbeda status itu pun memasuki kelas, suasana kelas yang tadi nya gaduh seketika senyap saat melihat Bu Olivia masuk bersama Sherena. 

"Selamat pagi, anak-anak." 

"Pagi, Bu." Jawab murid-murid itu serempak, namun Sherena bisa melihat jelas kalau pemuda yang tadi ada di luar kini tengah menatap nya dari bangku belakang. 

"Kalian punya teman baru, kenalkan dirimu, Nak." 

"Hallo semua nya, perkenalkan saya Sherena Aira Shanum, panggil saja Sherena atau Sheren. Semoga kita bisa berteman baik." Ucap Sherena dengan senyuman manis nya. 

"Baiklah, Sherena silahkan duduk di kursi kosong disana." Ucap Bu Oliv, Sheren pun mengangguk dan berjalan pelan lalu duduk di kursi yang kosong. 

"Gue Marvin, salam kenal." Ucap pemuda yang sedari tadi menatap nya dari bangku belakang. Karena bangku tempat mereka berdekatan.

"Salam kenal kembali." Jawab Sherena. Dia pun mengeluarkan buku dari dalam tas nya dan pelajaran pertama pun di mulai, gadis dengan seragam SMA itu memulai pelajaran dengan fokus. Otak nya cukup encer, tapi kadang-kadang beku juga. 

Hingga singkatnya, jam istirahat pun datang. Sherena berjalan sendirian, tapi saat di kantin banyak siswi yang mengajak nya untuk duduk bersama dengan mereka.

"Salam kenal, Sheren. Gue Aprilia, panggil April aja."

"Gue Meysa, terserah Lu mau manggil gue Mey atau apa. Semoga kita berteman baik ya."

"Gue Arina."

"Iya-iya, salam kenal ya semua nya. Semoga kita bisa berteman baik." Ucap Sherena, mereka pun memesan makanan dan makan siang bersama-sama. Dalam sekejap, Sherena mempunyai banyak teman sekaligus.

Teman-teman nya juga terlihat sangat ramah dan baik, membuat Sherena merasa nyaman. 

Tak lama kemudian, Marvin and the geng datang ke kantin. Dia menatap sekilas ke arah Sherena yang sedang asik menyantap mie ayam bersama teman-teman nya.

"Gilaa, tatapan si Marvin saat lirik Sheren bikin jantungan njir." Celetuk April sambil mengelus dada nya.

"Lah kok gue?" Tanya Sheren sambil menunjuk dirinya sendiri. 

"Gak ngerasa gitu, sejak Lo masuk ke kelas tadi, si Marvin terus natap Lo tahu."

"H-aahh? Gak tau gue, sumpah. Tapi, tadi emang bokap gue sempet nanyain ruang kepsek dimana sih sama dia. Gak nyangka bakalan sekelas." Jawab Sherena, di sela makan nya. Dia makan dengan sangat lahap, begitu pun teman-teman nya.

"Jarang-jarang gak sih si Marvin natap cewek sampe segitu nya?" Celetuk Arina, membuat yang lain terlihat menganggukan kepala nya setuju dengan ucapan gadis itu.

"Bener tuh, dia kan datar nya ngelebihin tembok." Cetus Meysa, membuat Sheren hanya mengendikan bahu nya acuh, dia tidak tertarik dengan pembicaraan ini.

"Jangan di bahas lah, gue laper ini." Ucap Sherena yang membuat teman-teman nya itu terkekeh. Padahal, sedari tadi Sherena tak berhenti menyuap tapi masih mengatakan kalau dia lapar.

"Rakus bener Lu."

"Laper gue, perlu kalian tahu kalo gue makan nya banyak, haha." Jawab Sherena. 

"Gapapa, kita juga sama. Mau nambah kagak? Kita-kita mau nambah satu mangkok lagi."

"Maulah, jelas. Kalian, gue traktir ya." Ucap Sherena, membuat teman-teman nya itu bersorak. Meskipun uang jajan mereka cukup besar kalau di bandingkan dengan anak SMA lain, tapi ya tetap saja kalau bisa di traktir kenapa harus bayar, iya kan? 

Sekolah ini memang cukup elit, dimana yang sekolah disini rata-rata orang berada. Ya, termasuk Sherena. Ayah nya adalah seorang pengusaha yang sukses, jadilah dia bisa sekolah di sekolah seelit ini. 

Setelah menghabiskan mangkuk kedua, bertepatan dengan itu pula, bel masuk kembali berbunyi. Sherena dan yang lain nya pun kembali ke kelas. 

Sherena duduk di kursi nya, di samping nya ada bangku April dan Meysa, di samping nya ada Arina. Ya, dia sebangku dengan Arin. 

"Rin, emang dia sedatar itu ya?" Tanya Sherena.

"Siapa?"

"Noh, si Ono noh." Sherena menunjuk ke arah Marvin dengan dagu nya.

"Ya, dia datar kayak tembok, Sher. Gak tahulah kenapa." Jawab Arin, membuat Sherena menganggukan kepala nya mengerti.

"Emang kenapa, Sher? Udah tertarik sama si Marvin?" 

"Kagak lah, baru aja gue pindah masa udah naksir laki." Jawab Sherena yang membuat Arin tersenyum menggoda.

"Seriusan Lu?" 

"Yaiyalah seriusan, ya kali gitu." Jawab Sherena sambil terkekeh pelan. 

"Tapi, penasaran juga sih. Siapa ya yang bisa luluhin si kulkas berjalan itu, barangkali Lo orang nya, Sher." Ucap Arin yang membuat Sherena mengernyitkan kening nya.

"Kok gue sih, kenapa gue coba? Lo aja sana."

"Soalnya, si Marvin natap Lo seintens itu sedari tadi. Bahkan sekarang aja dia curi-curi pandang sama Lo, peka dikit napa." Ucap Arin, karena penasaran Sherena pun menoleh dan benar saja, Marvin tengah menatap nya dengan tatapan dalam. 

"Buseet, tatapan nya nyeremin anjir." Ucap Sherena yang membuat Arin terkekeh.

"Apa nih? Ngobrolin apaan sih kalian berdua?" Tanya Meysa.

"Enggak kok, hehe."

"Sherena salting di tatap sama Mar.." Ucapan Arin terpotong karena Sherena membekap mulut nya. Kedua gadis itu terkekeh, padahal tanpa di beri tahu pun mereka sudah tahu kalau Sherena dan Arin sedang membicarakan Marvin.

Pria dingin, cool dan datar itu menjadi pujaan satu sekolah. Dia adalah salah satu kakak kelas yang di favorit kan oleh adek kelas nya. Tapi, sampai saat ini belum ada satu pun gadis yang mampu meluluhkan seorang Marvin. Entahlah, siapa gadis itu pasti sangat beruntung.

.....

🌻🌻🌻🌻

Terpopuler

Comments

nuna jimin🧸🧸

nuna jimin🧸🧸

lanjut say...

2023-04-02

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Darren Wisnu Abiana
2 Bab 2 - Tetangga Baru
3 Bab 3 - Sekolah dan Teman Baru
4 Bab 4 - Kesempatan
5 Bab 5 - Nomor Ponsel
6 Bab 6 - Usaha Marvin
7 Bab 7 - Darren Bucin?
8 Bab 8 - Mencuri Kecupan
9 Bab 9 - Modus Marvin
10 Bab 10 - First Kiss
11 Bab 11 - Marvin Sad Boy
12 Bab 12 - Mulai Luluh?
13 Bab 13 - Coklat Dari Marvin
14 Bab 14 - Mengawal Sherena
15 Bab 15 - Disengat Lebah?
16 Bab 16 - Duren Sawit
17 Bab 17 - Ciuman Lewat Gelas?
18 Bab 18 - Darren Posesif
19 Bab 19 - Berdamai Dengan Masa Lalu
20 Bab 20 - Mulai Peduli
21 Bab 21 - Selalu Tak Terduga
22 Bab 22 - Darren Menggila
23 Bab 23 - Panggil Aku Sayang!
24 Bab 23 - Jalan-jalan
25 Bab 25 - Pantai
26 Bab 26 - Gara-gara Nomor Ponsel
27 Bab 27 - Basah?
28 Bab 28 - Menggoda?
29 Bab 29 - Keheranan Arya
30 Bab 30 - Bucin Akut
31 Bab 31 - Perubahan Sherena
32 Bab 32 - Respon Arya
33 Bab 33 - Terlalu Mesum?
34 Bab 34 - Merasa Di Duakan?
35 Bab 35 - Pengganggu!
36 Bab 36 - Darren Sakit?
37 Bab 37 - Es yang Mencair
38 Bab 38 - Makan Siang Bersama
39 Bab 39 - Ular Betina
40 Bab 40 - Menstruasi
41 Bab 41 - Masa Lalu Darren
42 Bab 42 - Siaga Satu
43 Bab 43 - Sherena Pingsan
44 Bab 44 - Kedatangan Darren
45 Bab 45 - Cemburu Buta
46 Bab 46 - Agnes Kang Caper
47 Bab 47 - Pemilik Sekolah
48 Bab 48 - Bertemu Mantan Istri
49 Bab 49 - Darren Sensian
50 Bab 50 - Andy & Meysa
51 Bab 51 - Belanja Bersama
52 Bab 52 - Bertemu Mantan Istri #2
53 Bab 53 - Calon Pamer
54 Bab 54 - Sarapan
55 Bab 55 - Tidur Siang
56 Bab 56 - Darren Manja
57 Bab 57 - Keluarga Lengkap
58 Bab 58 - Marvin dan Arin
59 Bab 59 - Membujuk Sheren
60 Bab 60 - Capek, Pengen Nikah Aja!
61 Bab 61 - Mendiamkan Sherena
62 Bab 62 - Surprise
63 Bab 63 - Couple Baru
64 Bab 64 - Tidur Bersama
65 Bab 65 - Cerita Sherena & Trio Wekwek
66 Bab 66 - Akal-akalan Rita
67 Bab 67 - Perpisahan
68 Bab 68 - Vitamin
69 Bab 69 - Masalah Sherena
70 Bab 70 - Marvin Si Mulut Pedas
71 Bab 71 - Mengantar Darren
72 Bab 72 - Mood Booster
73 Bab 73 - IRT atau Kuliah?
74 Bab 74 - Pesan Semangat
75 Bab 75 - Ujian Hari Pertama
76 Bab 76 - Kepercayaan
77 Bab 77 - Temu Kangen
78 Bab 78 - Menitipkan Sherena
79 Bab 79 - Menagih Janji
80 Bab 80 - Berkunjung Ke Perusahaan
81 Bab 81 - Calon Istri
82 Bab 82 - Sogokan
83 Bab 83 - Apa Itu Sakit?
84 Bab 84 - Makan Malam Bersama
85 Bab 85 - Kali Pertama
86 Bab 86 - Yang Pertama
87 Bab 87 - Kelelahan
88 Bab 88 - Membagi Tugas
89 Bab 89 - Bumbu Spesial
90 Bab 90 - Jatah Siang
91 Bab 91 - Gadis Beruntung
92 Bab 92 - Makan Diluar
93 Bab 93 - Bertemu Rita
94 Bab 94 - Hukuman
95 Bab 95 - Ancaman Sherena
96 Bab 96 - Nilai Terbaik
97 Bab 97 - Si Paling Playing Victim
98 Bab 98 - Keirian Andy
99 Bab 99 - Izin Dari Meysa
100 Bab 100 - First Time Meysa
101 Bab 101 - Andy & Meysa
102 Bab 102 - Di Sidang
103 Bab 103 - Kejutan
104 Bab 104 - April & Tomi
105 Bab 105 - Sherena Merajuk
106 Bab 106 - Nasehat Andy
107 Bab 107 - Quality Time With Trio Wekwek
108 Bab 108 - Obsesi Rita
109 Bab 109 - Perpisahan Sekolah
110 Bab 110 - Calon Istri
111 Bab 111 - Sherena Pendarahan?
112 Bab 112 - Sherena Hamil
113 Bab 113 - Menjenguk Nenek Sihir
114 Bab 114 - Darren Aneh?
115 Bab 115 - Kedatangan Trio Wekwek
116 Bab 116 - Feeling Seorang Ayah
117 Bab 117 - Our Wedding Sherena & Darren
118 Bab 118 - Kelakuan Meysa
119 Bab 119 - Vitamin Andy
120 Bab 120 - Di Pecat!
121 Bab 121 - Teman Baru
122 Bab 122 - Kebahagiaan April
123 Bab 123 - Kedatangan Agnes
124 Bab 124 - Penyesalan Agnes
125 Bab 125 - Danu dan Agnes
126 Bab 126 - Berkumpul Bersama
127 Bab 127 - Jatah Atau Berhenti Merokok?
128 Bab 128 - Masalah Arina & Marvin
129 Bab 129 - Pertemuan Darren & Rama
130 Bab 130 - Kejahatan Sintia
131 Bab 131 - Arina Hamil
132 Bab 132 - Bubuk Rahasia
133 Bab 133 - Percaya Padaku!
134 Bab 134 - Uang Merubah Semuanya
135 Bab 135 - Terlalu Polos
136 Bab 136 - Kebenaran
137 Bab 137 - Kebenaran yang Menyakitkan
138 Bab 138 - Wanita yang Tepat
139 Bab 139 - Pernikahan Meysa & Andy
140 PENGUMUMAN
141 Bab 140 - April Hamil
142 Bab 142 - Kebahagiaan Arina & Marvin
143 Bab 143 - Our Wedding Marvin & Arina
144 Bab 144 - Harsya Alvian Abiana
145 Bab 145 - Marvin Menyebalkan
146 Bab 146 - The Final Chapter
Episodes

Updated 146 Episodes

1
Bab 1 - Darren Wisnu Abiana
2
Bab 2 - Tetangga Baru
3
Bab 3 - Sekolah dan Teman Baru
4
Bab 4 - Kesempatan
5
Bab 5 - Nomor Ponsel
6
Bab 6 - Usaha Marvin
7
Bab 7 - Darren Bucin?
8
Bab 8 - Mencuri Kecupan
9
Bab 9 - Modus Marvin
10
Bab 10 - First Kiss
11
Bab 11 - Marvin Sad Boy
12
Bab 12 - Mulai Luluh?
13
Bab 13 - Coklat Dari Marvin
14
Bab 14 - Mengawal Sherena
15
Bab 15 - Disengat Lebah?
16
Bab 16 - Duren Sawit
17
Bab 17 - Ciuman Lewat Gelas?
18
Bab 18 - Darren Posesif
19
Bab 19 - Berdamai Dengan Masa Lalu
20
Bab 20 - Mulai Peduli
21
Bab 21 - Selalu Tak Terduga
22
Bab 22 - Darren Menggila
23
Bab 23 - Panggil Aku Sayang!
24
Bab 23 - Jalan-jalan
25
Bab 25 - Pantai
26
Bab 26 - Gara-gara Nomor Ponsel
27
Bab 27 - Basah?
28
Bab 28 - Menggoda?
29
Bab 29 - Keheranan Arya
30
Bab 30 - Bucin Akut
31
Bab 31 - Perubahan Sherena
32
Bab 32 - Respon Arya
33
Bab 33 - Terlalu Mesum?
34
Bab 34 - Merasa Di Duakan?
35
Bab 35 - Pengganggu!
36
Bab 36 - Darren Sakit?
37
Bab 37 - Es yang Mencair
38
Bab 38 - Makan Siang Bersama
39
Bab 39 - Ular Betina
40
Bab 40 - Menstruasi
41
Bab 41 - Masa Lalu Darren
42
Bab 42 - Siaga Satu
43
Bab 43 - Sherena Pingsan
44
Bab 44 - Kedatangan Darren
45
Bab 45 - Cemburu Buta
46
Bab 46 - Agnes Kang Caper
47
Bab 47 - Pemilik Sekolah
48
Bab 48 - Bertemu Mantan Istri
49
Bab 49 - Darren Sensian
50
Bab 50 - Andy & Meysa
51
Bab 51 - Belanja Bersama
52
Bab 52 - Bertemu Mantan Istri #2
53
Bab 53 - Calon Pamer
54
Bab 54 - Sarapan
55
Bab 55 - Tidur Siang
56
Bab 56 - Darren Manja
57
Bab 57 - Keluarga Lengkap
58
Bab 58 - Marvin dan Arin
59
Bab 59 - Membujuk Sheren
60
Bab 60 - Capek, Pengen Nikah Aja!
61
Bab 61 - Mendiamkan Sherena
62
Bab 62 - Surprise
63
Bab 63 - Couple Baru
64
Bab 64 - Tidur Bersama
65
Bab 65 - Cerita Sherena & Trio Wekwek
66
Bab 66 - Akal-akalan Rita
67
Bab 67 - Perpisahan
68
Bab 68 - Vitamin
69
Bab 69 - Masalah Sherena
70
Bab 70 - Marvin Si Mulut Pedas
71
Bab 71 - Mengantar Darren
72
Bab 72 - Mood Booster
73
Bab 73 - IRT atau Kuliah?
74
Bab 74 - Pesan Semangat
75
Bab 75 - Ujian Hari Pertama
76
Bab 76 - Kepercayaan
77
Bab 77 - Temu Kangen
78
Bab 78 - Menitipkan Sherena
79
Bab 79 - Menagih Janji
80
Bab 80 - Berkunjung Ke Perusahaan
81
Bab 81 - Calon Istri
82
Bab 82 - Sogokan
83
Bab 83 - Apa Itu Sakit?
84
Bab 84 - Makan Malam Bersama
85
Bab 85 - Kali Pertama
86
Bab 86 - Yang Pertama
87
Bab 87 - Kelelahan
88
Bab 88 - Membagi Tugas
89
Bab 89 - Bumbu Spesial
90
Bab 90 - Jatah Siang
91
Bab 91 - Gadis Beruntung
92
Bab 92 - Makan Diluar
93
Bab 93 - Bertemu Rita
94
Bab 94 - Hukuman
95
Bab 95 - Ancaman Sherena
96
Bab 96 - Nilai Terbaik
97
Bab 97 - Si Paling Playing Victim
98
Bab 98 - Keirian Andy
99
Bab 99 - Izin Dari Meysa
100
Bab 100 - First Time Meysa
101
Bab 101 - Andy & Meysa
102
Bab 102 - Di Sidang
103
Bab 103 - Kejutan
104
Bab 104 - April & Tomi
105
Bab 105 - Sherena Merajuk
106
Bab 106 - Nasehat Andy
107
Bab 107 - Quality Time With Trio Wekwek
108
Bab 108 - Obsesi Rita
109
Bab 109 - Perpisahan Sekolah
110
Bab 110 - Calon Istri
111
Bab 111 - Sherena Pendarahan?
112
Bab 112 - Sherena Hamil
113
Bab 113 - Menjenguk Nenek Sihir
114
Bab 114 - Darren Aneh?
115
Bab 115 - Kedatangan Trio Wekwek
116
Bab 116 - Feeling Seorang Ayah
117
Bab 117 - Our Wedding Sherena & Darren
118
Bab 118 - Kelakuan Meysa
119
Bab 119 - Vitamin Andy
120
Bab 120 - Di Pecat!
121
Bab 121 - Teman Baru
122
Bab 122 - Kebahagiaan April
123
Bab 123 - Kedatangan Agnes
124
Bab 124 - Penyesalan Agnes
125
Bab 125 - Danu dan Agnes
126
Bab 126 - Berkumpul Bersama
127
Bab 127 - Jatah Atau Berhenti Merokok?
128
Bab 128 - Masalah Arina & Marvin
129
Bab 129 - Pertemuan Darren & Rama
130
Bab 130 - Kejahatan Sintia
131
Bab 131 - Arina Hamil
132
Bab 132 - Bubuk Rahasia
133
Bab 133 - Percaya Padaku!
134
Bab 134 - Uang Merubah Semuanya
135
Bab 135 - Terlalu Polos
136
Bab 136 - Kebenaran
137
Bab 137 - Kebenaran yang Menyakitkan
138
Bab 138 - Wanita yang Tepat
139
Bab 139 - Pernikahan Meysa & Andy
140
PENGUMUMAN
141
Bab 140 - April Hamil
142
Bab 142 - Kebahagiaan Arina & Marvin
143
Bab 143 - Our Wedding Marvin & Arina
144
Bab 144 - Harsya Alvian Abiana
145
Bab 145 - Marvin Menyebalkan
146
Bab 146 - The Final Chapter

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!