Bab 4 - Kesempatan

Sore hari nya, Sherena pun pulang dari sekolah. Karena di awal masuk sekolah, dia langsung mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seni. Sherena suka menyanyi, suara nya juga bagus jadi dia mengikuti les musik dan bernyanyi. 

Saat di gerbang, Sherena berdiri sendirian menunggu Abang gojek yang dia pesan dari ponsel. Tapi, sudah beberapa menit berdiri di gerbang, Abang ojek nya tidak kunjung datang juga.

Tak lama kemudian, Marvin juga keluar dari parkiran, dia baru saja mengikuti ekstrakurikuler olahraga, dia berbakat dalam olahraga basket dan juga sepak bola. Namun, Marvin lebih menekuni basket dari pada sepak bola.

"Heh, anak baru!" 

"Lo manggil gue?" Tanya Sherena sambil menunjuk dirinya sendiri. 

"Iyalah, emang nya disini ada siapa lagi selain Lo sama gue?" 

"Elah, gue punya nama kali. Sherena, kali aja Lo gak denger pas gue perkenalan tadi." Jawab Sherena.

"Iya, Sherena. Lo ngapain? Nunggu jemputan apa gimana?"

"Nungguin Abang gojek, tapi dari tadi gak dateng-dateng." Jawab Sherena sambil melirik ke arah jam yang melingkar di pergelangan tangan nya.

"Lo balik ama gue aja, Sher. Cancel aja tuh gojek nya."

"Gak usah, Marvin. Gue bisa balik sendiri kok."

"Naik apa? Jalan kaki?" Tanya Marvin. Akhirnya, Sherena pun tak punya alasan lagi untuk menolak. Jadi, dia pun menerima tawaran Marvin untuk mengantarkan nya pulang. Sherena naik ke atas motor sport milik Marvin. 

"Nih, pake helm nya."

"Dih, dah siap siaga aja. Lo sering nganterin cewek ya, apa gimana?" Tanya Sherena ketus. Tapi, Marvin hanya terdiam tidak menjawab apapun. Setelah selesai memasang helm nya, Marvin pun melajukan motor sport nya. 

"Kemana?"

"Perumahan mangga." Jawab Sherena sedikit berteriak, karena suara nya tersalip oleh suara kenalpot motor Marvin yang bising.

"Blok berapa?"

"Blok 15A." Jawab Sherena lagi. Masih dengan setengah berteriak, hingga urat-urat di leher nya menegang. Marvin tersenyum kecil di balik helm full face nya. Tak mungkinlah dia tersenyum di depan Sherena, bisa-bisa image nya sebagai pria kulkas luntur sudah.

Setengah jam kemudian, motor yang di kendarai oleh Marvin berhenti tepat di depan sebuah rumah yang cukup mewah dengan dua lantai.

"Rumah Lo yang mana? Yang ini?" Tunjuk Marvin ke arah rumah Darren. 

"Yang itu tuh." Ucap Sherena sambil menunjuk ke arah rumah nya dengan dagu nya.

"Pacaran jangan di pinggir jalan, ganggu aja!" Celetuk seorang pria dengan mobil nya, pasalnya motor milik Marvin menghalangi nya untuk memasukan mobil nya ke garasi.

Marvin pun menggeser motor nya, setelah mobil itu lewat barulah dia bertanya pada Sherena.

"Tetangga Lo serem amat." 

"Gak seserem genderuwo kali, malahan dia mah kayak malaikat, ganteng banget." Jawab Sherena, secara langsung dia membanggakan penampilan dan wajah rupawan yang di miliki Darren, tetangga nya.

Tak tahu saja dia kalau hati Marvin terasa panas, seperti kebakaran saat ini. Terbakar api cemburu sih lebih tepat nya, siapa sih yang tidak cemburu saat mendengar gadis yang dia sukai malah secara terang-terangan memuji pria lain di depan nya.

Seketika wajah Marvin berubah asam, dia tersenyum kecut ke arah Sherena yang malah celingukan ke arah rumah milik Darren, seperti nya dia mencari keberadaan pria tampan itu.

"Yaudahlah, gue masuk ke rumah dulu. Lo balik aja, thanks tumpangan nya Vin." Jawab Sherena, dia melambaikan tangan nya lalu berlari dengan langkah ceria ke rumah nya. 

"Panas banget njir.." Gumam Marvin, dia pun kembali memasang helm di kepala nya, lalu memilih untuk pulang. Kebetulan, rumah nya juga berada di perumahan mangga, hanya berbeda blok saja.

Di rumah, Sherena langsung di sambut oleh senyuman menggoda dari sang ibu, Arumi. 

"Lho, mama kenapa natap Sheren gitu banget sih?" Tanya Sherena.

"Pulang sama siapa hmmm?" Tanya Arumi pada sang putri.

"Temen sekelas, Ma." 

"Temen apa temen, Sher?"

"Temen, mama. Beneran temen kok, ya kali Sheren baru sehari pindah sekolah udah punya pacar sih?" Ucap Sherena yang membuat Arumi tergelak.

"Iya juga sih, ya sudah kamu bersih-bersih dulu sana. Terus makan ya."

"Oke, papah belum pulang, Ma?" Tanya Sherena sambil meletakan sepatu nya di tempat nya, sedari dulu sang Mama mengajarkan nya untuk disiplin. Salah satu nya, menyimpan barang yang sudah dia kenakan pada tempat nya.

"Belum, mungkin sebentar lagi."

"Ohh, yaudah. Kalo gitu Sheren mandi dulu ya, Ma."

"Iya, sayang." Jawab Arumi. Dia pun membiarkan putri kesayangan nya itu pergi ke kamar nya untuk membersihkan diri setelah seharian berada di sekolah, pasti sangat asam rasa nya. 

Bukan nya langsung mandi, Sherena malah merebahkan tubuh nya di atas ranjang. Dia menutup kedua mata nya, kasur adalah tempat yang paling dia rindukan, kamar adalah tempat favorit nya. Kalau libur sekolah, dia pasti lebih suka mengurung diri di kamar.

Sherena tiba-tiba saja teringat dengan Darren, dia pun membuka gordeng jendela kamar nya dan membuka pintu kaca yang menghubungkan kamar dengan balkon.

Benar saja, ternyata di balkon juga ada Darren yang sedang menikmati udara sore hari yang terasa menyejukkan. Sherena tersenyum manis, Darren terlihat sangat tampan dengan balutan bathrobe berwarna hitam yang membalut tubuh atletis nya. 

"Gak salah sih ke balkon sore-sore gini kalo ada om-om ganteng itu." Gumam Sherena. 

"Omm.." Teriak Sherena yang membuat Darren langsung menatap ke arah asal suara. Sherena tersenyum genit sambil melambai-lambaikan tangan nya.

Darren mendengus, lalu memutuskan untuk masuk ke dalam rumah nya tanpa sepatah kata pun. Jelas saja hal itu membuat senyum Sherena yang tadi nya mengembang, surut seketika. 

"Hmmm, cuek amat itu om-om." Gumam nya, dia pun kembali masuk ke kamar dan kali ini dia benar-benar masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh nya. 

Setelah menyelesaikan mandi nya, Sherena pun langsung berpakaian. Piyama bermotif kucing berwarna biru pendek menjadi pilihan nya sore ini, setelah selesai dia pun turun dari kamar dan melihat kalau sang ayah sudah ada di ruang tamu. Seperti nya beliau baru saja pulang, terlihat jelas raut lelah dari wajah nya.

"Papiw." Panggil Sherena, membuat Arya langsung membuka kedua mata nya dan tersenyum begitu melihat putri nya tengah berjalan ke arahnya.

"Iya, sayang. Kenapa hmm?"

"Enggak kok, baru pulang ya pah?" Tanya Sherena, dia pun langsung memijit lengan Arya tanpa di minta.

"Iya, sayang. Gimana di sekolah?"

"Sheren senang sekolah disana, Pah. Mereka baik-baik kok, guru-guru nya juga. Sheren udah punya banyak temen lho."

"Baguslah kalau begitu, sayang."

"Tadi lho, dia di anterin cowok pah." Celetuk Arumi dengan senyum jahil nya, membuat Arya mengernyitkan kening nya.

"Beneran? Sejak kapan putri papah ini dekat dengan laki-laki hmm?"

"Elah, papah tuh. Tadi, Sheren pesen gojek tapi susah banget dapet nya, pas dapet datang nya lama. Gak sengaja, ada Marvin yang baru pulang eskul nawarin nganter pulang, yaudah Sheren iyain aja. Lumayan kan, irit ongkos. Hehe." Jawab Sherena yang membuat kedua orang tua nya itu terkekeh.

"Ya sudah, ayo makan malam dulu. Mama juga ngundang tetangga kita buat makan bareng."

"Tetangga siapa, Ma?"

"Darren, itu lho rumah nya yang berseberangan sama kita. Yang kemarin kamu kirim kue." Jawab Arumi yang membuat Sherena tersenyum aneh.

'Ohhh, jadi nama nya Darren? Baguslah, kesempatan nih.' Batin Sherena.

.....

🌻🌻🌻🌻

Terpopuler

Comments

s

s

cepat amat jatuh cintanya

2024-11-10

0

🍃yanni🍃

🍃yanni🍃

kasian sikulkas marvin sadboy😭

2023-04-03

2

Ana_Mar

Ana_Mar

weiii sheren ga ngerti apa si kulkas marvin kebakaran jenggottt tuu gegara pujianmu ke darren hihiii
pasti jingkrak2 tu sheren tahu darren makan bareng di rumahnya, pepettt terus ren om dudanya...

2023-04-02

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Darren Wisnu Abiana
2 Bab 2 - Tetangga Baru
3 Bab 3 - Sekolah dan Teman Baru
4 Bab 4 - Kesempatan
5 Bab 5 - Nomor Ponsel
6 Bab 6 - Usaha Marvin
7 Bab 7 - Darren Bucin?
8 Bab 8 - Mencuri Kecupan
9 Bab 9 - Modus Marvin
10 Bab 10 - First Kiss
11 Bab 11 - Marvin Sad Boy
12 Bab 12 - Mulai Luluh?
13 Bab 13 - Coklat Dari Marvin
14 Bab 14 - Mengawal Sherena
15 Bab 15 - Disengat Lebah?
16 Bab 16 - Duren Sawit
17 Bab 17 - Ciuman Lewat Gelas?
18 Bab 18 - Darren Posesif
19 Bab 19 - Berdamai Dengan Masa Lalu
20 Bab 20 - Mulai Peduli
21 Bab 21 - Selalu Tak Terduga
22 Bab 22 - Darren Menggila
23 Bab 23 - Panggil Aku Sayang!
24 Bab 23 - Jalan-jalan
25 Bab 25 - Pantai
26 Bab 26 - Gara-gara Nomor Ponsel
27 Bab 27 - Basah?
28 Bab 28 - Menggoda?
29 Bab 29 - Keheranan Arya
30 Bab 30 - Bucin Akut
31 Bab 31 - Perubahan Sherena
32 Bab 32 - Respon Arya
33 Bab 33 - Terlalu Mesum?
34 Bab 34 - Merasa Di Duakan?
35 Bab 35 - Pengganggu!
36 Bab 36 - Darren Sakit?
37 Bab 37 - Es yang Mencair
38 Bab 38 - Makan Siang Bersama
39 Bab 39 - Ular Betina
40 Bab 40 - Menstruasi
41 Bab 41 - Masa Lalu Darren
42 Bab 42 - Siaga Satu
43 Bab 43 - Sherena Pingsan
44 Bab 44 - Kedatangan Darren
45 Bab 45 - Cemburu Buta
46 Bab 46 - Agnes Kang Caper
47 Bab 47 - Pemilik Sekolah
48 Bab 48 - Bertemu Mantan Istri
49 Bab 49 - Darren Sensian
50 Bab 50 - Andy & Meysa
51 Bab 51 - Belanja Bersama
52 Bab 52 - Bertemu Mantan Istri #2
53 Bab 53 - Calon Pamer
54 Bab 54 - Sarapan
55 Bab 55 - Tidur Siang
56 Bab 56 - Darren Manja
57 Bab 57 - Keluarga Lengkap
58 Bab 58 - Marvin dan Arin
59 Bab 59 - Membujuk Sheren
60 Bab 60 - Capek, Pengen Nikah Aja!
61 Bab 61 - Mendiamkan Sherena
62 Bab 62 - Surprise
63 Bab 63 - Couple Baru
64 Bab 64 - Tidur Bersama
65 Bab 65 - Cerita Sherena & Trio Wekwek
66 Bab 66 - Akal-akalan Rita
67 Bab 67 - Perpisahan
68 Bab 68 - Vitamin
69 Bab 69 - Masalah Sherena
70 Bab 70 - Marvin Si Mulut Pedas
71 Bab 71 - Mengantar Darren
72 Bab 72 - Mood Booster
73 Bab 73 - IRT atau Kuliah?
74 Bab 74 - Pesan Semangat
75 Bab 75 - Ujian Hari Pertama
76 Bab 76 - Kepercayaan
77 Bab 77 - Temu Kangen
78 Bab 78 - Menitipkan Sherena
79 Bab 79 - Menagih Janji
80 Bab 80 - Berkunjung Ke Perusahaan
81 Bab 81 - Calon Istri
82 Bab 82 - Sogokan
83 Bab 83 - Apa Itu Sakit?
84 Bab 84 - Makan Malam Bersama
85 Bab 85 - Kali Pertama
86 Bab 86 - Yang Pertama
87 Bab 87 - Kelelahan
88 Bab 88 - Membagi Tugas
89 Bab 89 - Bumbu Spesial
90 Bab 90 - Jatah Siang
91 Bab 91 - Gadis Beruntung
92 Bab 92 - Makan Diluar
93 Bab 93 - Bertemu Rita
94 Bab 94 - Hukuman
95 Bab 95 - Ancaman Sherena
96 Bab 96 - Nilai Terbaik
97 Bab 97 - Si Paling Playing Victim
98 Bab 98 - Keirian Andy
99 Bab 99 - Izin Dari Meysa
100 Bab 100 - First Time Meysa
101 Bab 101 - Andy & Meysa
102 Bab 102 - Di Sidang
103 Bab 103 - Kejutan
104 Bab 104 - April & Tomi
105 Bab 105 - Sherena Merajuk
106 Bab 106 - Nasehat Andy
107 Bab 107 - Quality Time With Trio Wekwek
108 Bab 108 - Obsesi Rita
109 Bab 109 - Perpisahan Sekolah
110 Bab 110 - Calon Istri
111 Bab 111 - Sherena Pendarahan?
112 Bab 112 - Sherena Hamil
113 Bab 113 - Menjenguk Nenek Sihir
114 Bab 114 - Darren Aneh?
115 Bab 115 - Kedatangan Trio Wekwek
116 Bab 116 - Feeling Seorang Ayah
117 Bab 117 - Our Wedding Sherena & Darren
118 Bab 118 - Kelakuan Meysa
119 Bab 119 - Vitamin Andy
120 Bab 120 - Di Pecat!
121 Bab 121 - Teman Baru
122 Bab 122 - Kebahagiaan April
123 Bab 123 - Kedatangan Agnes
124 Bab 124 - Penyesalan Agnes
125 Bab 125 - Danu dan Agnes
126 Bab 126 - Berkumpul Bersama
127 Bab 127 - Jatah Atau Berhenti Merokok?
128 Bab 128 - Masalah Arina & Marvin
129 Bab 129 - Pertemuan Darren & Rama
130 Bab 130 - Kejahatan Sintia
131 Bab 131 - Arina Hamil
132 Bab 132 - Bubuk Rahasia
133 Bab 133 - Percaya Padaku!
134 Bab 134 - Uang Merubah Semuanya
135 Bab 135 - Terlalu Polos
136 Bab 136 - Kebenaran
137 Bab 137 - Kebenaran yang Menyakitkan
138 Bab 138 - Wanita yang Tepat
139 Bab 139 - Pernikahan Meysa & Andy
140 PENGUMUMAN
141 Bab 140 - April Hamil
142 Bab 142 - Kebahagiaan Arina & Marvin
143 Bab 143 - Our Wedding Marvin & Arina
144 Bab 144 - Harsya Alvian Abiana
145 Bab 145 - Marvin Menyebalkan
146 Bab 146 - The Final Chapter
Episodes

Updated 146 Episodes

1
Bab 1 - Darren Wisnu Abiana
2
Bab 2 - Tetangga Baru
3
Bab 3 - Sekolah dan Teman Baru
4
Bab 4 - Kesempatan
5
Bab 5 - Nomor Ponsel
6
Bab 6 - Usaha Marvin
7
Bab 7 - Darren Bucin?
8
Bab 8 - Mencuri Kecupan
9
Bab 9 - Modus Marvin
10
Bab 10 - First Kiss
11
Bab 11 - Marvin Sad Boy
12
Bab 12 - Mulai Luluh?
13
Bab 13 - Coklat Dari Marvin
14
Bab 14 - Mengawal Sherena
15
Bab 15 - Disengat Lebah?
16
Bab 16 - Duren Sawit
17
Bab 17 - Ciuman Lewat Gelas?
18
Bab 18 - Darren Posesif
19
Bab 19 - Berdamai Dengan Masa Lalu
20
Bab 20 - Mulai Peduli
21
Bab 21 - Selalu Tak Terduga
22
Bab 22 - Darren Menggila
23
Bab 23 - Panggil Aku Sayang!
24
Bab 23 - Jalan-jalan
25
Bab 25 - Pantai
26
Bab 26 - Gara-gara Nomor Ponsel
27
Bab 27 - Basah?
28
Bab 28 - Menggoda?
29
Bab 29 - Keheranan Arya
30
Bab 30 - Bucin Akut
31
Bab 31 - Perubahan Sherena
32
Bab 32 - Respon Arya
33
Bab 33 - Terlalu Mesum?
34
Bab 34 - Merasa Di Duakan?
35
Bab 35 - Pengganggu!
36
Bab 36 - Darren Sakit?
37
Bab 37 - Es yang Mencair
38
Bab 38 - Makan Siang Bersama
39
Bab 39 - Ular Betina
40
Bab 40 - Menstruasi
41
Bab 41 - Masa Lalu Darren
42
Bab 42 - Siaga Satu
43
Bab 43 - Sherena Pingsan
44
Bab 44 - Kedatangan Darren
45
Bab 45 - Cemburu Buta
46
Bab 46 - Agnes Kang Caper
47
Bab 47 - Pemilik Sekolah
48
Bab 48 - Bertemu Mantan Istri
49
Bab 49 - Darren Sensian
50
Bab 50 - Andy & Meysa
51
Bab 51 - Belanja Bersama
52
Bab 52 - Bertemu Mantan Istri #2
53
Bab 53 - Calon Pamer
54
Bab 54 - Sarapan
55
Bab 55 - Tidur Siang
56
Bab 56 - Darren Manja
57
Bab 57 - Keluarga Lengkap
58
Bab 58 - Marvin dan Arin
59
Bab 59 - Membujuk Sheren
60
Bab 60 - Capek, Pengen Nikah Aja!
61
Bab 61 - Mendiamkan Sherena
62
Bab 62 - Surprise
63
Bab 63 - Couple Baru
64
Bab 64 - Tidur Bersama
65
Bab 65 - Cerita Sherena & Trio Wekwek
66
Bab 66 - Akal-akalan Rita
67
Bab 67 - Perpisahan
68
Bab 68 - Vitamin
69
Bab 69 - Masalah Sherena
70
Bab 70 - Marvin Si Mulut Pedas
71
Bab 71 - Mengantar Darren
72
Bab 72 - Mood Booster
73
Bab 73 - IRT atau Kuliah?
74
Bab 74 - Pesan Semangat
75
Bab 75 - Ujian Hari Pertama
76
Bab 76 - Kepercayaan
77
Bab 77 - Temu Kangen
78
Bab 78 - Menitipkan Sherena
79
Bab 79 - Menagih Janji
80
Bab 80 - Berkunjung Ke Perusahaan
81
Bab 81 - Calon Istri
82
Bab 82 - Sogokan
83
Bab 83 - Apa Itu Sakit?
84
Bab 84 - Makan Malam Bersama
85
Bab 85 - Kali Pertama
86
Bab 86 - Yang Pertama
87
Bab 87 - Kelelahan
88
Bab 88 - Membagi Tugas
89
Bab 89 - Bumbu Spesial
90
Bab 90 - Jatah Siang
91
Bab 91 - Gadis Beruntung
92
Bab 92 - Makan Diluar
93
Bab 93 - Bertemu Rita
94
Bab 94 - Hukuman
95
Bab 95 - Ancaman Sherena
96
Bab 96 - Nilai Terbaik
97
Bab 97 - Si Paling Playing Victim
98
Bab 98 - Keirian Andy
99
Bab 99 - Izin Dari Meysa
100
Bab 100 - First Time Meysa
101
Bab 101 - Andy & Meysa
102
Bab 102 - Di Sidang
103
Bab 103 - Kejutan
104
Bab 104 - April & Tomi
105
Bab 105 - Sherena Merajuk
106
Bab 106 - Nasehat Andy
107
Bab 107 - Quality Time With Trio Wekwek
108
Bab 108 - Obsesi Rita
109
Bab 109 - Perpisahan Sekolah
110
Bab 110 - Calon Istri
111
Bab 111 - Sherena Pendarahan?
112
Bab 112 - Sherena Hamil
113
Bab 113 - Menjenguk Nenek Sihir
114
Bab 114 - Darren Aneh?
115
Bab 115 - Kedatangan Trio Wekwek
116
Bab 116 - Feeling Seorang Ayah
117
Bab 117 - Our Wedding Sherena & Darren
118
Bab 118 - Kelakuan Meysa
119
Bab 119 - Vitamin Andy
120
Bab 120 - Di Pecat!
121
Bab 121 - Teman Baru
122
Bab 122 - Kebahagiaan April
123
Bab 123 - Kedatangan Agnes
124
Bab 124 - Penyesalan Agnes
125
Bab 125 - Danu dan Agnes
126
Bab 126 - Berkumpul Bersama
127
Bab 127 - Jatah Atau Berhenti Merokok?
128
Bab 128 - Masalah Arina & Marvin
129
Bab 129 - Pertemuan Darren & Rama
130
Bab 130 - Kejahatan Sintia
131
Bab 131 - Arina Hamil
132
Bab 132 - Bubuk Rahasia
133
Bab 133 - Percaya Padaku!
134
Bab 134 - Uang Merubah Semuanya
135
Bab 135 - Terlalu Polos
136
Bab 136 - Kebenaran
137
Bab 137 - Kebenaran yang Menyakitkan
138
Bab 138 - Wanita yang Tepat
139
Bab 139 - Pernikahan Meysa & Andy
140
PENGUMUMAN
141
Bab 140 - April Hamil
142
Bab 142 - Kebahagiaan Arina & Marvin
143
Bab 143 - Our Wedding Marvin & Arina
144
Bab 144 - Harsya Alvian Abiana
145
Bab 145 - Marvin Menyebalkan
146
Bab 146 - The Final Chapter

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!