KERASUKAN ROH JAHAT ?

"Aku harus meminta nomor ustad dari mami !” Feby kemudian mengambil telepon genggam miliknya dan mencoba mencari kontak mami Vera.

“Eh tunggu dulu ! Kalau aku panggil ustad kesini, yang ada kami malah di ceramahi !” Tiba-tiba saja Feby mengurungkan niatnya itu.

“Apa yang bisa kugunakan untuk mengusir setan dari tubuh pria ini ? Kalau di tv sih biasa ayat kursi, tapi aku sendiri tidak tahu apa itu ayat kursi ! Ahh sial ! Malah jadi ribet begini, ngapain juga sih pake kerasukan segala” Feby tampak kesal menyaksikan Ronald yang tidak kunjung keluar dari balik selimutnya.

“Aahh ! Aku bentuk salib saja, kan lebih mudah kayak di film – film horror luar negeri ! Terus aku pakai kalung pengusir setan dari Susi ! Kalau combo dua agama kan harusnya lebih cepat !”

Feby mencoba membentuk alat make up nya menjadi bentuk sebuah salib, ia juga memakai kalung pengusir setan pemberian Susi temannya yang memiliki kepercayaan agama Buddha.

Sejak kecil Feby tidak memiliki kedua orangtua, ia di besarkan oleh mami Vera di distrik hiburan malam, jadi wajar saja jika ia tidak mengerti tentang agama.

“Nah begini pasti lebih mantap !” ucapnya sambil bersiap untuk melakukan ritual buatannya sendiri.

Sesaat setelah Feby memalingkan tubuhnya, ia tampak terkejut ketika mendapati tubuh Ronald yang sudah terduduk dengan raut wajah yang menyeramkan, tatapan matanya pun sangat tajam, bibirnya tidak lagi berbisik-bisik menyebutkan nama Luna. Ronald tampak diam membisu dan mematung menatap Feby yang telah berada di hadapannya.

“Sial ! Dia pasti akan mencekikku dan melemparku !” Feby Menduga bahwa setan yang berada di dalam tubuh Ronald telah murka dan bersiap untuk membunuh dirinya seperti adegan – adegan yang ada di dalam film –film horror.

Dengan cepat, Feby pun mengarahkan alat make up yang telah dibentuknya menjadi sebuah salib kepada Ronald.

“KUPERINTAHKAH KAU UNTUK PERGI DARI SINI !” ucap Feby dengan lantangnya sambil tetap mengarahkan salib tersebut kepada Ronald.

Seketika Ronald tampak bingung menyaksikan tingkah laku Feby yang terlihat aneh.

“Apa yang dilakukannya ?” batin Ronald.

“DENGAR ! KAMI HANYA TAMU DISINI, KAMI TIDAK ADA HUBUNGANNYA DENGAN KEMATIANMU ! BIARKAN KAMI BERISTIRAHAT DENGAN TENANG DISINI” Feby kembali mengucapkan mantra – mantra buatan sendiri dengan nada suara lantang sambil tetap mengarahkan alat make up nya kearah Ronald.

“Kematian ? Siapa yang mati ? Apa mungkin ini ritual yang harus dilakukan wanita penghibur setiap melayani pelanggan ?” Berbagai pertanyaan muncul di benak Ronald menyaksikan perilaku Feby yang tidak wajar.

Sedangkan dalam pandangan Feby, Ronald masih dirasuki oleh sosok iblis, ia menatap mata Ronald yang sedari tadi memandangnya dengan tatapan tajam.

“KELUAR KAU IBLIS SIALAN !” ucap Feby dengan lantang.

“Iblis ?” Ronald pun menoleh kebelakang untuk menyaksikan iblis yang dimaksud, ternyata tidak ada apapun yang ia temui disana.

Ia mencoba memberanikan diri untuk mengganggu ritual yang dilakukan Feby.

“Ha..halo !” sapa Ronald.

“Ha ? Bapak sudah sadar ?” tanya Feby.

“Ternyata ritualku berhasil juga ! Sepertinya aku sudah bisa membuka jasa pengusir setan !” Feby tampak bangga kepada dirinya sendiri yang telah berhasil mengusir roh jahat dari tubuh Ronald.

“Sadar ?” tanya Ronald sedikit bingung, sesekali pandangan matanya menangkap buah kembar yang terlihat sangat jelas dari balik baju tidur Feby yang begitu tipis.

“Iya ! Bapak tadi kerasukan roh jahat ! Tiba – tiba menutupi diri pakai selimut dan menyebut nama Luna berulang kali ! Mungkin Luna adalah korban pembunuhan di kamar hotel ini” ucap Feby sembari memandangi sekeliling kamar mencoba mencari sosok Luna yang dimaksud.

Jlep !

Seketika Ronald terdiam dalam malu. Ia tidak menyangka sikap yang dilakukannya ternyata telah membuat Feby salah paham. Sesaat wajahnya memerah.

“Bapak minum dulu ! Kalau habis kerasukan harus minum air putih, begitu yang saya lihat di tv” Feby memberikan segelas air putih yang baru saja diambilnya dari atas meja tepat berada disamping ranjang.

“Em.. sebenarnya..”

“Minum dulu pak ! Cepat ! Takut setannya masuk lagi !”

“Ba..baik !” Ronald pun meneguk air putih itu dengan perasaan malu, sesekali pandangan matanya liar mencari buah yang berada di balik baju tidur Feby.

Jantungnya selalu berdetak kencang setiap kali ia memandang buah kembar yang berada di balik baju tidur itu.

Rasa penasaran dan niat untuk menyentuh selalu timbul di benaknya, namun ia tetap berusaha menahan niatnya itu.

“Sudah !” Ronald memberikan gelas yang telah kosong itu kepada Feby.

“Bapak sudah tidak apa – apa kan ?” tanya Feby dengan penuh perhatian.

“Ti..tidak apa – apa kog ! Saya baik – baik saja !” jawab Ronald gugup, namun matanya selalu saja penasaran dengan buah kembar itu.

“Syukurlah ! Saya sempat khawatir tadi ! Sebenarnya saya ingin menelfon mami Vera untuk mengirimkan ustad kesini, tapi saya takut ustad itu malah ceramahi kita ntar !”

“Ah tidak – tidak ! Jangan pernah panggil ustad !” Secara spontan Ronald berteriak ketika mendengar ucapan Feby.

“Em Maksud saya, kalau saya meyebut nama Luna, jangan pernah panggil ustad ! Karena Luna itu adalah nama istri saya” ucap Ronald kemudian sambil menahan rasa malu.

“Haaa ? Jadi tadi bapak tidak kerasukan roh jahat ?” tanya Feby memastikan.

“Tidak ! Saya hanya berusaha mengingat istri saya agar tidak terjadi sesuatu kepada kita” Ronnald mencoba menjelaskan.

“Oalaaahh ! Jadi begitu ! Ya ampun saya pikir bapak benar - benar kerasukan !” ucap Feby sembari menepok jidatnya.

“Padahal aku udah panik ! Tahu gitu, ngapain aku tadi buat salib, memakai kalung ini, malah sampai ritual lagi ! Aduh pasti aku terlihat bodoh sekali di hadapan lelaki ini” batin Feby.

“Lagi pula ngapain sih harus bersembunyi di balik selimut, tinggal suruh saya pulang saja kan beres !” batinnya lagi.

“Maaf ya, kalau sikap saya tadi membuat kamu jadi salah paham !” kata Ronald.

“Oh tidak apa – apa kog ! Santai saja ! Saya sudah terbiasa juga !”

“Terbiasa ritual ?”

“Bukan ! Terbiasa salah paham pak ! Hehehe !”

“Oh !”

“Kalau bapak tidak ingin saya disini, harusnya tinggal bilang saja ! Jadi saya bisa pulang dengann tenang, tapi ingat tetap harus membayar uang jasa, Jangan lupa !”

“Bukan begitu ! Sa..saya ingin kamu ada disini ! Em.. tolong temani saya malam ini ! Saya minta maaf atas perlakuan tadi !” Ronald tampak gugup.

Ia tidak ingin melakukan hal seperti itu dengan wanita lain, tetapi ia juga tidak ingin Feby pergi meninggalkannya.

Rasa penasaran di benaknya sudah terlalu dalam, ia sangat ingin menyentuh dan merasakan kehangatan itu dari tubuh Feby, namun istri menjadi penghalang untuknya.

Ronald adalah lelaki normal, wajar saja ia tergoda menyaksikan buah kembar milik wanita cantik yang saat ini berada di dalam kamar bersamanya hanya berdua saja.

“Baiklah ! Begini saja, kita lansung tidur saja ! Bantal ini akan jadi pembatasnya ! Jadi bapak tidak perlu khawatir apapun !” Feby mencoba memberikan sebuah solusi sembari menyusun bantal – bantal untuk membatasi jarak antara Ronald dan dirinya.

Bersambung..

Terpopuler

Comments

Liu Zhi

Liu Zhi

Feby lucu dah

2023-04-21

0

Uni Rasid

Uni Rasid

up lg thor

2023-04-04

0

Ayano

Ayano

Labil amat hidupnya pak. Bilang aja mau tapi takut khilaf gitu 😏😏

2023-04-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!