Telah sampailah Ronald dan Feby di sebuah kamar hotel mewah. Ronald yang tidak pernah tidur dengan wanita penghibur sebelumnya tampak gugup dan ragu - ragu.
Sesaat perasaan bersalah timbul di hatinya mengingat anak dan istrinya berada dirumah sedang menunggu kepulangannya.
"Ada apa pak ?" tanya Feby sembari menyentuh bahu Ronald.
Secara spontan Ronald lansung menghindar dan sedikit menjaga jarak dari Feby.
"Eh so..sory ! Sa..saya hanya kaget soalnya kamu tiba - tiba saja menyentuh bahu saya !" ucap Ronald gugup.
Feby yang menyadari sikap Ronald yang terlihat risih lansung mengerti. Ia pun berusaha untuk menjaga jarak dengan Ronald dan berusaha untuk tidak menggodanya.
"Hahaha ! Santai saja, tidak perlu tegang begitu pak !" Feby tertawa kecil melihat tingkah laku Ronald yang terlihat seperti lelaki polos dan lugu.
"Kalau bapak tidak ingin melakukan hubungan itu ya tidak apa - apa, tapi ingat, bapak tetap harus bayar jasa saya ya !" ucap Feby kemudian.
"Jasa ?" Ronald tampak bingung mendengar perkataan yang di ucapkan oleh Feby.
"Iya ! Jasa begituan ! Saya sudah datang kesini menemani bapak padahal badan saya sedang sakit semua, jadi bapak harus bayar uang jasanya setidaknya bayar setengahnya saja ! Lagi pula bapak tidak menyentuh saya sama sekali !"
Mendengar itu, Ronald hanya tersenyum tipis.
"Iya saya pasti bayar ! Tidak perlu membayar setengah, saya akan bayar full sekalian sama bonusnya !"
"Bonus ? Bapak serius ?" Feby tampak gembira, ia tidak menyangka telah mendapat rezeki nomplok yang datang secara gratis.
"Serius !" jawab Ronald singkat.
"Yeahh ! Trimakasih pak, kamu tampan sekali melebihi pangeran - pangeran yang ada di tv !" ucap Feby kegirangan.
Ronald hanya bisa tersenyum menyaksikan Feby yang bertingkah laku seperti anak kecil yang baru saja mendapat sebuah hadiah kesukaan dari ibunya.
"Sebentar saya bersih - bersih dulu ya !" kata Ronald sembari tersenyum tipis.
Raut wajah Ronald yang tadinya murung telah berubah menjadi berseri - seri tanda kebahagiaan.
"Siap ! Saya juga akan bersih - bersih setelah bapak selesai !" sahut Feby dengan semangat yang membara.
Ronald pun bergegas menuju toilet sambil tersenyum lebar.
Beepp.. beepp
Telepon genggam milik Ronald berdering.
Secara tidak sengaja, Feby melihat sebuah panggilan dari istriku pada handphone Ronald.
"Kasian sekali istrinya, pasti kecarian" gumam Feby.
"Sorry ya mbak, suami kamu malam ini tidur bersamaku ! Sebenarnya aku gak tega sih, tapi suami kamu sendiri juga mau sedangkan aku butuh duit mbak untuk makan, belanja, jajan, jalan - jalan, skincare dan masih banyak lagi !" Feby berbicara pada handphone milik Ronald yang masih berdering.
"Lagian ngapain sih menikah mbak ? Laki - laki itu gak ada yang bener !" ucapnya lagi.
"Ah betapa senangnya hidupku tanpa seorang laki - laki ! Aku tidak akan pernah merasakan sakit hati seperti yang dirasakan istri - istri diluar sana" Feby membaringkan tubuhnya di atas ranjang putih yang empuk.
"Kira - kira seperti apa ya rasanya sakit hati ?" ucap Feby penasaran.
"Memangnya kamu mau sakit hati ?" sahut Ronald mengagetkan, ternyata Ronald telah keluar dari kamar mandi sejak lima menit yang lalu, ia sempat menyaksikan sebagian tingkah laku Feby diatas ranjang.
Dengan sigap, Feby lansung duduk dan terseyum manja.
"Ya enggak dong ! Mana ada orang di dunia ini yang ingin sakit hati !" jawab Feby dengan centilnya.
"Bapak sudah selesai bersih - bersih ?" tanya Feby kemudian.
"Sudah ! Kamu sudah boleh masuk kalau ingin bersih - bersih !"
"Iya deh, Feby bersih - bersih dulu !" Feby mengambil sebuah tas kecil miliknya yang berisi perlengkapan mandi dan satu set baju tidur seksi.
Dengan centilnya, ia berjalan menuju toilet sambil membawa tas kecilnya itu. Ronald yang menyaksikan itu hanya bisa tersenyum lebar.
Sikap Feby dengan sikap Luna istrinya sangatlah berbeda.
Feby memiliki sifat kekanak - kanakan, centil dan manja. Sedangkan Luna memiliki sifat yang sangat dewasa dan keibuan penuh kasih sayang.
Seumur hidup Ronald tidak pernah dekat dengan wanita lain selain Luna istrinya.
Ronald adalah pria yang memiliki sifat dingin dan acuh tak acuh kepada setiap orang yang dianggap tidak begitu penting baginya.
Sebelum Ronald menikah, ada banyak wanita yang mencoba mencari perhatiannya dengan segala macam cara, namun tidak ada satu orangpun yang berhasil merebut perhatiannya selain Luna.
Ronald telah jatuh cinta dengan Luna sejak ia duduk di bangku Sekolah Menengah Atas. Waktu itu Luna adalah wanita yang sangat sulit di dekati sehingga membuat ia tertarik untuk mendapatkannya.
Tidak disangka, usaha yang dilakukannya ternyata membuahkan hasil, ia akhirnya menikah dengan Luna dan memiliki satu orang putri dari rahimnya.
Saat ini, Feby sang wanita penghibur juga telah berhasil mencuri perhatiannya. Feby adalah orang kedua yang mampu membuat jantung Ronald berdetak kencang tidak beraturan. Ia tidak pernah menyangka hal seperti ini akan terjadi.
"Ah segar sekali !" Feby yang telah selesai mandi muncul dengan mengenakan satu set baju tidur seksi dan sangat tipis.
Deg !
Seketika jantung Ronald berdetak kencang, perasaannya bercampur aduk tak menentu.
Pakaian yang dikenakan Feby terlihat sangat cocok di kenakan olehnya. Warna merah muda begitu menggoda perhatian Ronald.
Perlahan Feby mendekat dan duduk di atas ranjang tepat berada di samping Ronald.
Tanpa sengaja pandangan Ronald tertuju pada buah dada yang terlihat jelas dari balik baju tidurnya.
Pikiran Ronald menjadi kacau, ingin rasanya ia menyentuh buah itu, namun ditahannya demi menjaga hubungan pernikahannya dengan Luna.
Dengan cepat, Ronald pun membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur dan menutupi wajahnya dengan selimut putih nan tebal.
"Apa - apaan dia itu ? Kenapa dia tidak memakai penyangga dada ?" batin Ronald berkecamuk.
"Pak Ronald kenapa ya ?" gumam Feby penasaran.
"Tidak - tidak ! Aku punya istri dirumah ! Luna Luna Luna Luna" batin Ronald mencoba menyebut nama istrinya berkali - kali agar ia tidak tergoda melihat tubuh seksi Feby.
"Aneh sekali !" Feby dibuat semakin bingung melihat Ronald yang tiba - tiba saja menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.
Ia pun mencoba memberanikan diri untuk bertanya.
"Pak !" ucap Feby sembari menyentuh tubuh Ronald dengan ujung jarinya.
"Aaahh Luna Luna Luna ! Jangan sentuh saya !" Tiba - tiba Ronald berteriak dan menyebut nama Luna berulang kali.
Melihat itu, Feby terdiam. Ia merasa Ronald telah bertingkah aneh, tingkah laku Ronald sangat berbeda dari sebelumnya ketika ia belum membersihkan dirinya.
"Luna ? Siapa Luna ?" gumam Feby, lalu memandangi sekeliling kamar dengan sangat teliti.
"Apa kamar ini berhantu ya ?" ucapnya kemudian.
"Jangan - jangan pak Ronald kerasukan setan, setan itu mencoba memberi petunjuk bahwa Luna yang telah membunuhnya ?" Seketika Feby beranjak dari tempat tidur.
Ia berdiri menatap Ronald yang masih berada di dalam selimut, sembari berbisik - bisik menyebut nama Luna secara berulang - ulang.
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Liu Zhi
wkwkw lucu
2023-04-21
0
Ariyanti
lanjut ya Thor plis
2023-04-03
0
Ayano
Bingung sebenernya. Awalnya keliatan baik dan sayang istri banget tapi ke depannya gak tau 🤔
2023-04-03
0