Setibanya dirumah, Feby lansung membersihkan kembali tubuhnya, ia merasa jijik telah tidur bersama lelaki tua yang telah menjadi pelanggannya tadi malam.
Pakaian yang dikenakannya pun turut dibuangnya ke dalam bak sampah yang berada di depan apartemen mewahnya.
"Huh ! Entah sampai kapan aku harus hidup seperti ini !" ucap Feby sedang meratapi takdir hidupnya.
"Mah, Pah ! Seandainya kalian masih hidup, mungkinkah hidupku tidak seperti ini ?" ucapnya kemudian.
"Ah entah apa yang telah kupikirkan ?! Hidup seperti ini sudah cukup baik, tinggal temeni pelanggan lansung dapat duit ! Meski tidak ada sekolah sama sekali tetapi aku bisa dapat duit dengan jumlah yang besar" Feby berusaha menghibur dirinya sendiri yang hampir putus asa.
Sementara itu di suatu tempat, tepatnya di sebuah rumah mewah bagai istana, terdapat sepasang suamu istri sedang bertengkar hebat.
"Kenapa sih kamu selalu kerja, kerja dan kerja ? Kamu sudah gak peduli lagi denganku ?" ucap seorang wanita dengan api amarah yang meledak - ledak.
"Okey, kalau kamu memang tidak peduli denganku, setidaknya lihatlah anakmu !" ucap wanita itu lagi dengan lantang.
"Kamu kenapa sih ?! Pagi - pagi sudah cari ribut !" kesal lelaki itu.
Lelaki itu bernama Ronald, ia adalah pria yang bertabrakan dengan Feby di hotel tadi malam. Ronald memiliki seorang istri dan seorang anak perempuan yang masih berusia delapan tahun.
Istri Ronald dulunya sangat cantik dan menawan, tubuhnya pun lansing. Namun sejak melahirkan, bentuk tubuhnya berubah drastis menjadi gemuk. Selain itu, istrinya juga sering mengomel setiap kali Ronald kembali pulang kerumah.
Hal itu membuat Ronald merasa tidak memiliki ketenangan sama sekali saat sedang berada di dalam rumah, sehingga membuat ia selalu berpikir untuk menginap di hotel setiap malamnya agar ia dapat beristirahat dengan tenang dimalam hari.
"Kamu kemana tadi malam ? Kenapa gak pulang ? Kerja lagi ?!" tanya istrinya, ia bernama Luna.
Luna adalah seorang ibu rumah tangga. Satu tahun terakhir, Luna merasa tidak diperhatikan lagi oleh suaminya Ronald. Hal itu membuat ia selalu berpikiran negatif terhadap Ronald meskipun Ronald tidak pernah melakukan hal yang buruk.
"Bisa gak, sekali saja beri aku ketenangan saat dirumah !" Kata Ronald memohon.
Namun
Dubrak !
Tiba - tiba saja, Luna membanting sebuah benda yang berada di dekatnya.
"Kamu bilang ketenangan ?! Ketenangan seperti apa yang kamu mau ha ?" bentak Luna dengan emosi yang meledak - meledak, curiga yang berlebihan membuat Luna tidak dapat mengontrol emosinya sendiri.
Melihat itu, emosi Ronald pun turut memuncak sampai ke ubun - ubun, ingin rasanya ia meluapkan emosinya, namun ia berusaha untuk tetap menahannya. Ia tidak ingin menyakiti hati dan fisik isterinya sendiri.
Demi mengontrol amarahnya, Ronald pun pergi meninggalkan istrinya di rumah.
"Ronald ??!!! Mau kemana kamu ?!! RONAAALD !!" teriak Luna.
Dengan cepat, Ronald masuk ke dalam mobil mewahnya lalu segera pergi menuju kantor dengan perasaan kecewa.
Ia berharap dapat memperbaiki hubungan dan berbagi kasih sayang dengan istrinya, namun yang ia dapatkan begitu sampai dirumah justru sebuah omelan dan teriakan dari istri yang dulu sangat dicintainya.
Luna adalah cinta pertama Ronald, ia mencintai Luna sejak duduk di bangku SMA. Perubahan fisik dari wanita yang dicintainya itu bukanlah sebuah penghalang untuk hubungan mereka, namun sifat arogan istrinya lah yang membuat Ronald semakin jenuh berada dirumah.
Ia merasa bahwa istrinya tidak menghargai dan menghormatinya lagi seperti dulu saat awal pernikahan.
Dulu istrinya adalah wanita yang lemah lembut, ia juga sangat manja dan selalu memberi perhatian kepada Ronald dengan penuh kasih sayang.
Entah hal apa yang membuat istrinya tiba - tiba berubah menjadi seperti sekarang ini.
Setibanya Ronald di kantor, ia lansung bergegas menuju ruangannya.
"Selamat pagi pak !" sapa seorang sekretaris kepada Ronald.
"Maaf pak, bapak Burhan baru saja tiba bersama bapak Tristan, saat ini mereka sedang berada diruangan bapak" ucap sekretaris itu mengagetkan Ronald.
"Lho ? Saya ada janji bertemu hari ini ya ?" tanya Ronald sedikit bingung.
"Tidak ada janji sama sekali pak ! Kata pak Burhan, mereka hanya sekedar berkunjung selayaknya teman" jawab sekretaris itu menjelaskan.
"Oh baiklah ! Trimakasih !" Ronald pun beranjak menuju ruangannya.
Sesampainya di ruangan, kedua sahabat sekaligus rekan bisnisnya telah menyambutnya dengan hangat.
"Halo bro ! Mampir sesekali boleh kan ?" kata pak Burhan.
"Yoi, bahas urusan bisnis terus pusing, sesekali kita bersantai begini" sambung Tristan.
"Iya santai aja, lakukan saja sesuka hati kalian !" jawab Ronald dengan wajah datarnya.
"Kenapa bro ? Ada masalah ya ?" tanya Burhan sedikit penasaran menyaksikan wajah Ronald yang begitu kusut di pagi hari.
"Biasalah ! Urusan rumah tangga !" ketus Ronald.
"Selalu ribut ya sama istri ? Hampir setiap hari kudengar kau ada masalah dengan istrimu" ucap Tristan.
"Gak taulah bro ! Pusing kepala kalau memikirkannya ! Hampir sebulan saya tidur di hotel gara - gara ribut sama Luna" Ronald pun mencoba menjelaskan.
"Wah parah juga kalau sampai sebulan !" kata Tristan.
"Halah, masalah itu dianggap sepele saja bro ! Kita itu cukup ngasih uang belanja saja pada istri, beres ! Kalau dia ribut ya biarin sajalah, masuk kiri keluar kanan saja ! Mending kita cari hiburan dulu ! Hitung - hitung reuni persahabatan" Burhan mencoba memberikan saran kepada Ronald sahabatnya itu.
"Kita karaoke saja gimana ? Gak pernah karaoke kan ? Ada ceweknya juga lho, saya punya teman yang bisa ngasih cewek untuk nemeni kita, gimana ?" tanya Burhan mencoba menawarkan sebuah kesenangan kepada Ronald.
"Haduh bro ! Sorry, saya gak biasa melakukan hal itu ! Lagi pula saya sudah punya istri dan anak" Dengan sopan Ronald menolak saran dari Burhan.
"Kayaknya sesekali gak masalah sih bro ! Lagi pula, lu keliatannya suntuk begitu ! Bisa - bisa hancur semua kerjaan !" ucap Tristan mencoba meyakinkan Ronald.
Ronald pun berpikir panjang, hingga akhirnya dia menyetujui ide dari kedua sahabatnya itu.
"Hem ! Sekali saja sepertinya gak akan menjadi masalah !" ucapnya kemudian.
"Nah gitu dong !" kata Burhan.
"Sebentar, saya telfon temen saya dulu !" ucap Burhan sembari menekan tombol - tombol pada handphonenya.
Tak berapa lama kemudian, ia pun berbincang - bincang melalui handphone tersebut. Ternyata pak Burhan menelfon Vera untuk menyediakan tiga orang wanita tercantik dari distrik hiburannya untuk menemani mereka sore hingga esok pagi.
"Ya ! Pokonya sore ini ya, pakai sampai besok pagi !" ucap pak Burhan kemudian, lalu mengakhiri perbincangannya dengan mami Vera.
"Pakai sampai besok pagi ? Maksudnya pakai apa ?" batin Ronald dengan polosnya.
"Siip sore ini, kita akan ditemani cewek - cewek cantik dan seksi ! Pokoknya kalian tenang saja, si Vera ini penyalur wanita terbaik di kota ini ! Aku pastikan kalian gak akan menyesal !" ucap Burhan kegirangan.
Tampaknya Burhan merupakan pelanggan tetap di distrik hiburan milik mami Vera, ia sudah sangat mengenali kualitas wanita - wanita yang ada di distrik tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Liu Zhi
Uwu setia
2023-04-17
0
Liu Zhi
Kebanyakan gtu sih kalau sdh melahirkan
2023-04-17
0
pєkαᴰᴼᴺᴳ
Feby jgn jadi pelakor 😏
2023-04-13
0