KARAOKE

Di sebuah tempat hiburan karaoke tampak Ronald dan kedua temannya duduk bersantai diatas sofa nan empuk sembari menunggu wanita yang telah dipesan Burhan dari mami Vera datang.

Mereka berada di dalam ruangan VIP yang mewah lengkap dengan minuman bir beralkohol sebanyak lima botol.

Beberapa saat kemudian

Tok tok tok

Terdengar seseorang telah mengetuk pintu ruangan VIP, tanpa berpikir panjang Burhan lansung bergegas membuka pintu tersebut.

"Hai ! cantik - cantik sekali !" ucap Burhan ketika mendapati tiga orang wanita kiriman Vera termasuk salah satu diantara mereka adalah feby.

"Ayo masuklah !" Burhan merangkul seorang wanita yang mengenakan mini dress berwarna merah.

"Wah ! Ini dia yang di tunggu - tunggu, akhirnya datang juga !" ucap Tristan yang sudah tidak sabar ingin ditemani oleh seorang wanita.

Seketika Ronald terkejut ketika melihat wajah Feby ada diantara mereka. Feby adalah wanita yang tak sengaja bertabrakan dengannya saat di hotel kemarin malam.

"Dia kan perempuan yang tadi malam ?" gumam Ronald.

Ronald sama sekali tidak menyangka bahwa Feby adalah seorang wanita penghibur. Malam itu jantungnya sempat berdetak kencang tak beraturan saat menatap mata indah milik Feby. Kini pikirannya menjadi kacau, hatinya bagaikan tertusuk benda tajam ketika mengetahui profesi dari wanita yang sempat membuat ia terpana.

"Hai bang !" sapa wanita yang mengenakan mini dress berwarna biru gelap.

"Hai, sini duduk ! Jangan malu - malu !" Dengan sigap, Tristan memberikan tempat disampingnya untuk wanita tersebut.

"Halo !" Sapa Feby kepada Ronald sembari tersenyum manja.

"Ha..hai !" jawab Ronald gugup.

Beepp.. beepp

Telepon genggam milik Burhan berdering, sebuah panggilan dari mami Vera.

"Halo, mereka sudah sampai ya !" ucap Burhan tanpa basa - basi.

"Gimana ? Cocok gak ?" tanya mami Vera.

"Oh jelas cocok dong, mereka cantik - cantik sekali !"

"Ya mereka adalah yang terbaik di Distrik ini ! Yasudah kalau begitu have fun ya ! Jangan main kasar sama anak - anak saya !" Mami Vera mencoba mengakhiri percakapan itu.

"Siip ! Tenang saja, semua akan kami perlakukan dengan lembut !" jawab Burhan, lalu menutup teleponnya.

"Sudah bro ! Tidak usah sungkan begitu, lu bebas lakuin apa saja pada wanitamu asal jangan main kasar kata mami mereka ! Hahaha !" Burhan mencoba merayu Ronald agar ia terjerumus kedalam permainan yang salah ini.

"Mungkin pak Ronald baru pertama kali om !" balas Feby dengan gurauannya.

"Iya memang benar ! Dia baru pertama kali melakukan hal ini ! Takut istri dia tuh !" ucap Burhan.

"Sudah bro ! Jangan mengganggunya seperti itu ! Mendingan kita mulai bernyanyi ! Kamu mau nyanyi gak ?" tanya Tristan kepada wanitanya.

"Boleh ! Aku nyanyi ya !" jawab wanita itu dengan centilnya.

Mereka pun akhirnya bersenang - senang di dalam sebuah ruangan VIP. Sesekali Burhan dan Tristan tampak menyentuh wanita - wanita yang sedang menemaninya, sedangkan Ronald masih duduk terdiam menyaksikan sikap nakal kedua temannya itu.

"Bapak tidak mau bernyanyi ?" Feby mencoba memulai percakapan bersama Ronald dengan lembutnya.

"Ah tidak ! Saya tidak pandai bernyanyi ! Kalau kamu ingin bernyanyi, silahkan saja !" jawab Ronald sedikit canggung.

Jarak duduk antara Ronald dan Feby cukup berjauhan, hal itu membuat Feby enggan mendekatinya.

"Oh saya juga tidak pandai bernyanyi pak !" jawab Feby.

"Atau bapak ingin minum ?" Kembali Feby melontarkan pertanyaan kepada Ronald sembari memberikan sebotol bir kepadanya.

"Trimakasih, tapi saya tidak minum alkohol juga !" tolak Ronald dengan sopan.

"Sebenarnya saya belum pernah seperti ini, tetapi mereka mengajak saya kesini, tujuannya sih untuk menghibur diri !" Ronald mencoba menjelaskan kepada Feby.

"Bukannya saya menolak kamu, hanya saja saya memiliki anak dan istri dirumah ! Maaf ya kalau saya terlihat canggung !" ucap Ronald kemudian.

"Ya ampun ! Lelaki ini baik sekali ! Dia bahkan masih ingat anak dan istrinya padahal aku mencoba menggodanya !" gumam Feby, ia tampak kagum melihat Ronald yang begitu menjaga hubungan pernikahannya.

"Oh tidak apa - apa kog pak ! Santai saja !" jawab Feby kemudian.

Tanpa terasa waktu begitu cepat berputar, hari pun sudah sore menjelang malam. Tristan dan Burhan tampak sudah mabuk karena banyak meneguk minuman bir beralkohol yang telah mereka pesan.

"Bro ! Saya sudah tidak kuat lagi ! Kita sudahi saja ini ! Saya mau beristirahat di hotel bersama bidadari yang disebelahku ini" ucap Burhan yang sudah mabuk berat sembari merangkul wanitanya.

"Benar ! Aku juga mau ke hotel untuk istirahat !" sambung Tristan.

"Oh yasudah ! Kalau begitu saya juga akan pulang !"  jawab Ronald.

"Yasudah ! Saya pergi dulu ya bro !" ucap Burhan berpamitan.

"Saya juga !" Tristan pun demikian, ia juga berpamitan kepada Ronald untuk melanjutkan kesenangannya bersama wanitanya.

"Oke bro !" jawab Ronald singkat.

"Bapak mau pulang ? Gak mau nginap bersama saya malam ini ?" tanya Feby penasaran.

Seketika Ronald berpikir panjang, besar keinginannya untuk pulang kerumah bertemu istri dan putrinya, namun ia takut istrinya akan mengomel ketika ia berada dirumah.

Selain itu sosok wanita yang berada di hadapannya terlihat begitu cantik dan mempesona, ia pun akhirnya memutuskan untuk tidak kembali kerumah.

"Eem.. kamu mau temani saya malam ini ?" tanya Ronald sedikit canggung.

"Ya tentu saja mau ! Hahaha" jawab Feby sembari tertawa kecil.

Sementara itu ditempat kediaman Ronald, tampak isteri dan anaknya sedang menunggu kepulangannya dari kantor. Perasaan resah gelisah dirasakan oleh isteri tercintanya itu.

"Mama ! Kenapa wajah mama sedih begitu ?" tanya gadis kecil yang merupakan putri dari Ronald, nama gadis kecil itu adalah Bela.

"Gak apa - apa sayang ! Perasaan mama cuma gak enak saja" Luna berusaha menyembunyikan perasaan gelisahnya dari putri tercintanya itu.

"Mah, kapan papa pulang ? Kan ini sudah sore, harusnya papa sudah pulang dong !"  Bela yang telah lama tidak bermain bersama sosok ayah tampak merindukan Ronald berada di sampingnya.

"Nanti kalau papa sudah tidak sibuk lagi, pasti akan segera pulang ! Papa kan sayang sama Bela !" Luna berusaha menyampaikan hal yang tidak menyakiti hati Bela, gadis kecil yang begitu polos dan lugu.

"Yasudah ! Bela main sama bibi dulu ya ! Mama ingin istirahat sebentar !" ucap Luna dengan lembut penuh kasih sayang.

"Iya mah !" Bela pun pergi bersama bibi untuk bermain di dalam kamarnya.

"Kamu kemana sih Ronald ? Sudah sore begini masih belum pulang ? Kenapa sih ? Apa jangan - jangan dia memang punya selingkuhan selama ini" Berjuta pertanyaan muncul di benak Luna saat ini.

Luna mencoba menghubungi Ronald dengan telepon genggamnya, namun tidak ada jawaban dari Ronald.

Ia pun mencoba menghubungi kembali, masih tidak ada jawaban juga dari Ronald.

Berkali - kali ia mencoba untuk menghubungi Ronald, namun tetap saja tidak ada jawaban dari Ronald sama sekali.

Tidak seperti biasanya, meski sedang bertengkar, Ronald selalu menyempatkan waktu untuk menghubungi Luna meski hanya lima menit saja.

Kini pikiran Luna semakin gundah, sejenak timbul di pikirannya untuk menyusul Ronald ke kantor, namun diurungkannya niat itu demi menemani putri semata wayangnya dirumah.

Bersambung..

Terpopuler

Comments

Ayano

Ayano

Terkagum kagum ya akhirnya

2023-04-03

0

Ayano

Ayano

Kesannya sih sayang istri tapi.... 😏😏

2023-04-03

0

Ayano

Ayano

Ketemu calon istri kedua di tempat tak terduga

2023-04-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!