"Mas ...." panggil Airin saat sudah ada dikamarnya.
"Kemana Mas Aldi?' gumam Airin, sambil menatap seluruh ruangan yang ada dikamar.
"Mas, mas Aldi ...." panggil Airin.
Tiba-tiba Aldi pun keluar dari kamar mandi dan tubuhnya hanya di lilit dengan handuk.
"Ada apa sih? Dari tadi manggil terus, bikin telingaku pecah!" bentak Aldi, menatap tajam istrinya.
"Maaf, Mas. Habisnya aku senang banget Mas," ujar Airin.
"Senang? Emangnya ada apaan?" tanya Aldi.
"Jadi gini ceritanya, lima hari yang lalu aku melamar kerja di PT. EXTA tiba-tiba tadi aku di telepon sama pihak HRD kalau aku diterima bekerja, Mas," Airin merasa sangat senang.
"Kamu melamar kerja disana?" tanya Aldi merasa tidak percaya.
"Iya, Mas. Kenapa emangnya? Enggak boleh ya, aku kerja? Ya sudah kalau enggak boleh, aku enggak bakal kerja kok."
Aldi pun merangkul pundak istrinya, lalu menatap Airin, "aku izinin kamu kerja kok, emangnya kamu enggak apa-apa bila kerja?" tanya Aldi sekali lagi.
Airin menatap pria yang kini ada di depannya, lalu memegang kedua tangan sang suami.
"Aku enggak apa-apa kok bila harus kerja, Mas. Apalagi Mas baru saja kena phk, jadi lumayanlah bisa membantu untuk kebutuhan sehari-hari uangnya aku pake," jawab Airin.
"Ya udah kalau itu mau kamu. Lagian Mas enggak bakal maksa agar kamu kerja."
"Iya, Mas."
Airin pun merasa senang akhirnya, sang suami mengizinkan untuk bekerja.
*
*
#Keesokan Harinya.
"Mas, aku berangkat kerja dulu ya," pamit Airin saat selesai sarapan pagi.
"Iya, silahkan hati-hati dijalannya," lirih Aldi menatap sang istri.
"Lho, emangnya kamu enggak mau anterin aku kerja, Mas?" tanya Airin.
"Kamu naik taksi online saja, aku ada urusan penting sama rekan bisnisku," jawab Aldi.
"Oh, gitu ya Mas. Oya, bukannya Mas, sudah di phk 'kan?" tanya Airin sekali lagi.
Aldi menghembuskan napasnya dengan kasar dan merasa kesal kepada sang istri yang terus banyak bertanya.
"Dengar ya, aku di phk bukan berarti putus juga dengan rekan bisnis dong? Masa iya, kamu enggak paham sih," Aldi menatap kesal wanita yang ada di depannya.
"Iya, aku paham kok, Mas. Ya sudah kalau begitu aku berangkat kerja dulu." Airin mencium tangan punggung suaminya.
Airin segera pergi meninggalkan suaminya dan berjalan keluar dari rumah tersebut.
#PT. ELLS.
Airin kini sudah sampai di perusahaan dimana seminggu yang lalu dirinya melamar kerja disana. Wanita itu tidak menyangka akan bekerja di perusahaan yang sudah terkenal itu.
Wanita itu terus berjalan memasuki perusahaan tersebut. Tanpa disengaja seseorang menyinggung pundaknya.
" Maaf, Saya nggak sengaja," lirih seseorang tersebut, kemudian membungkukan badannya.
" Nggak apa-apa kok, ini juga mungkin salah saya karena kurang hati-hati saat berjalan," ujar Airin, tersenyum.
Pria itu membalas senyuman Airin, lalu segera pergi dari tempat tersebut.
'Kemana lagi ya? tanya aja deh sama pak satpam.' gumam Airin berjalan menghampiri satpam yang sedang berjaga.
"Maaf, Pak, Saya kemarin dapat panggilan kerja, terus Saya harus kemana ya?" tanya Wanita itu.
"Tunggu aja di ruangan interview nanti bakal ada pihak HRD yang kesana," jawab Pak Tio.
"Oh gitu ya Pak, makasih dan saya permisi, Pak," Airin tersenyum pada Pak Satpam.
"Iya, silahkan, Mbak."
Wanita itu segera pergi dan melangkahkan kakinya menuju ruangan interview.
'Enggak ada siapa-siapa ya? Aku salah masuk enggak ya? Tapi ini benar ruangan interview kok. Sudahlah mending masuk aja dulu siapa tau ada personalia datang kesini.' guman Airin kemudian duduk diruangan tersebut.
*Lima belas menit kemudian ....
Seseorang masuk ke dalam ruangan tersebut, lalu berjalan menghampiri wanita cantik yang dari tadi menunggu disana.
"Pagi ... maaf, apakah Anda bernama Airin Larasati?" tanya seorang personalia menatap wanita tersebut.
"Iya, Bu." jawab Wanita tersebut tersenyum.
"Oh. Anda boleh ikut dengan saya," lirih Bu Ian.
"Baik, Bu."
Airin berjalan mengikuti langkah Bu Ian menuju ruangan yang dituju. Saat sudah sampai di tempat yang dimaksud, sang personalia pun meminta agar wanita itu masuk ke dalam.
"Ya udah kamu masuk aja ke dalam nanti ada Pak Bram disana," lirih Bu Ian.
"Baik, Bu."
Wanita dengan segera masuk ke dalam dan berjalan menghampiri seorang pria yang kini sedang membereskan berkas-berkas kerjaannya.
"Selamat pagi, Pak. Maaf, Saya di suruh untuk masuk ke dalam ruangan ini oleh Ibu Personalia.
"Iya, emang saya menyuruh beliau untuk mengantarkan kamu karena Saya butuh seorang sekretaris," ujar Pak Bram tanpa menatap wanita tersebut.
"A-apa berkerja jadi sekretaris?" Airin merasa terkejut.
"Iya jadi sekretarisku. Kenapa keberatan ya?" tanya Bram kemudian manatap Airin.
"Kamu?" ucap Bram dan Airin secara bersamaan.
Mereka sangat terkejut bisa bertemu kembali.
"Ternyata kamu melamar kerja disini?" tanya Bramasya menatap Airin.
"Iya, Pak," jawab Wanita tersenyum.
"Sekarang kamu kerja jadi sekretarisku," ujar Bram.
"Tapi Saya enggak melamar bagian sekretaris, Pak," ucap Airin.
"Saya membutuhkan sekretaris. Sudahlah nanti aku kasih tau kamu gimana kerja jadi sekretaris."
"Baiklah, Pak." Airin pasrah dan dia memang butuh pekerjaan.
Airin segera berjalan menuju tempat kerjanya dan Bram pun menjelaskan tata kerja sekretaris.
*
*
Dua Bulan Kemudian ....
Hari berganti hari, bulan berganti bulan. Seorang wanita cantik kini sedang mengerjakan tugas pekerjaan seperti biasa. Airin tidak menyangka kalau ia akan bekerja hampir sudah dua bulan lebih.
"Gimana tugasnya sudah selesai?" tanya Atasannya tiba-tiba datang ke ruangannya.
"Sedikit lagi Pak. Oya, udah beres rapatnya, Pak?" tanya balik Wanita itu.
"Udah makanya aku balik kesini. Kenapa kangen ya?"
Airin tertawa terkekeh, lalu menatap atasan tersebut. "ya ampun Pak, kangen apa nya? Lagian aku udah nikah jadi enggak mungkin kangen sama Bapak. Paling juga aku kangen sama marah dan cerewetnya Bapak tuh," ceplos Wanita itu.
"Iss, lagian aku bersikap itu demi kebaikan perusahaan kita juga," ucap Pak Bram menatap wanita itu.
"Iya, aku juga tau kok." Airin tersenyum.
Pria itu menatap jam tangannya, lalu menatap sang sekretarisnya. " oya, ikut aku ada pertemuan dengan Klien."
"Sekarang?" tanya Airin.
"Tahun depan!"
"Masih lama dong Pak, jadi nyantai ajalah."
"Ya sekaranglah masa tahun depan sih. Ih enggak peka banget ya." Bram menatap gemas Airin.
"Iss, mulai menyebalkan deh. Tadi bilang tahun depan. Ya udah baiklah." Wanita itu segera beranjak dari kursi kerjaannya.
"Ya udah, ayo." Bram tersenyum tipis dan entah kenapa sangat suka membuat wanita itu kesal padanya.
Mereka pun segera pergi dari ruangannya dan berjalan menuju mobil. Saat sudah sampai di dalam kendaraan tersebut, Bram segera menjalankan mobilnya menuju tempat yang di tuju.
*
*
Di tempat lain.
Seorang wanita kini sangat bahagia karena kekasihnya begitu perhatian dan selalu menuruti keinginannya.
"Sayang, aku haus dan lapar nih," rengek seorang wanita cantik yang baru saja selesai berbelanja baju.
"Ya udah, ayo, kita makan," ajak Pria tersebut.
"Ah, makasih Sayang, kamu begitu perhatian dan selalu mengabulkan apa yang aku mau. Aku semakin cinta sama kamu, Mas," lirih Wanita tersebut, tangannya bergelayut manja pada kekasihnya.
"Sama-sama, Sayang. Apapun yang kamu mau aku akan mengabulkan semuanya," ucap Pria tersebut.
"Ah, so sweatt deh, Mas," Wanita tersebut merasa sangat bahagia.
Mereka pun berjalan menuju cafe yang tidak jauh dari tempat mall tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments