Dendam(Istri) Yang Terluka
'Uangku sudah habis hanya tersisa lima ribu lagi, gimana ini? Aku harus masak untuk nanti makan malam. Bila Aku minta sama Mas Aldi, bakal dikasih enggak ya?' gumam Airin, kakinya tidak tinggal diam tapi bolak balik didepan pintu kamar.
Seseorang tiba-tiba masuk ke dalam kamar dan pintunya mengenai tubuh Airin.
"Aww ...," ringis Airin, merasa sakit karena Aldi, membuka pintunya dengan keras.
"Makanya jangan diam disitu jadi kena pintu," Aldi, sambil menatap sinis Istrinya.
Airin hanya tersenyum kaku dan tangannya sambil mengusap tubuhnya yang sakit.
"Tumben jam segini Mas, sudah pulang? Biasanya suka pulang malam," lirih Airin.
"Emangnya kenapa? Enggak suka Aku pulang siang?" Aldi, menatap tidak suka Airin.
"E-enggak kok, Mas. Malahan Aku senang Mas, sudah pulang," ucap Airin, kemudian tersenyum
Aldi kemudian menatap Airin dari atas sampai bawah, lalu segera pergi meninggalkan Istrinya. Langkah Aldi,
Langkah Aldi harus terhenti saat Airin, memanggilnya.
"Mas," panggil Airin.
Aldi kemudian membalikan tubuhnya lalu menatap Istrinya.
"Iya, kenapa?" tanya Aldi.
"Anu Mas, Aku ...," ucapan Airin, sengaja digantung karena bingung harus berkata apa.
"Apa? Yang jelas dong kalo ngomong tuh, kayak orang bego," celetuk Aldi, kemudian menatap sinis Istrinya.
Airin kemudian menundukan kepalanya dan menarik napasnya, lalu menghembuskannya dengan kasar.
"Sudahlah lama amat mau ngomong juga," Aldi merasa kesal kemudian melanjutkan kembali langkahnya.
Lagi-lagi langkah Aldi harus terhenti karena Sang Istri memanggilnya kembali.
"Apa lagi sih? Panggil mulu!" bentak Aldi merasa emosi.
"A-aku mau minta uang, Mas," lirih Airin.
"Kamu mau minta uang? Bukannya seminggu yang lalu sudah Aku kasih? Masa tidak cukup? Emangnya uang yang aku kasih dipakai apa saja?" tanya Aldi dengan beberapa pertanyaan.
"Aku sudah pakai untuk keperluan sehari-hari, Mas. Beli beras, beli lauk pauknya sama keperluan dapur lainnya. Terus, Ibu meminta uang seratus lima puluh ribu, ya sudah Aku kasih," jawab Airin.
"Berarti masih ada sisa dong tiga ratus ribu? Kamu harus ikhlas kalau memberi uang kepada Ibu, Aku. Bagaimana pun dia tetap Ibumu juga," ucap Aldy.
"Emang Aku ikhlas kok, Mas, memberinya. Aku cuma menjelaskan saja uang yang kamu beri, Mas! Aku sudah bilang sisanya dipakai keperluan sehari-hari," jelas Airin.
"Aku enggak mau tau, pokoknya uang itu harus cukup sampai minggu depan! Kamu pikir cari uang itu gampang dan enggak cape? Mikir dong pakai otak, capek tau!" Aldi menatap tajam Airin.
Airin tidak bisa berkata apa-apa, dirinya hanya diam saja sambil menundukan kepalanya.
Aldi dengan segera pergi meninggalkan Istrinya dan kembali melangkahkan kakinya menuju ranjang.
Ya Tuhan, apa yang harus Aku lakukan? Mas Aldi, tidak memberikan uang. Kalau Aku tidak masak untuk nanti malam pasti Mas Aldi, akan marah-marah batin Airin merasa bingung. Netranya kini menatap punggung suaminya.
'Kalau aku masih ada uang tidak mungkin memintanya. Aku benar-benar tidak mengerti, kenapa sih dia tidak pernah peka dan selalu saja begitu sikapnya. Sekarang Aku mau masak gimana untuk nanti malam? Kalau tidak masak, dia bakal marah.' gumam Airin, merasa jadi serba salah.
Airin, berjalan keluar dan pergi dari rumahnya menuju warung terdekat. Ketika Airin, tidak punya uang pasti akan selalu berhutang ke warung. Pemilik warung tidak pernah keberatan bila ada orang yang dikenalnya berhutang, asal dengan syarat dua hari harus langsung dibayar.
"Permisi, Bu. Maaf, enggak apa-apa 'kan, Bu, mau ngutang dulu," ucap Airin, dengan gugup.
"Iya, silahkan. Tapi harus sesuai syarat yang sudah aku terapkan ," kata Bu Hilmi.
"Iya, siap Bu," Airin, tersenyum dan merasa bersyukur ada orang yang mau memberikan kasbon.
Airin, dengan segera mengambil belanjaan untuk sehari-hari dan keperluan lainnya. Bu Hilmi, langsung mencatat jumlah uang yang harus disetor nanti oleh Airin.
"Terima kasih ya Bu, kalau gitu Saya permisi," pamit Airin.
"Iya, sama-sama. Silahkan."
Airin, segera pergi dari warung tersebut dan berjalan menuju rumahnya.
#Airin, seorang Ibu rumah tangga yang masih berusia 23 tahun. Airin, sudah berumah tangga dengan Aldi Firmansyah sekitar dua tahun lebih. Suaminya bekerja sebagai Manager di PT. BAKO, yang memproduksi makanan instan. Airin dan Aldi, masih belum dikarunia anak dan dokter bilang kalau Airin, tidak bisa mengandung alias mandul. Sedih, pasti sedih saat dirinya dinyatakan tidak bisa hamil. Akan tetapi, Airin tidak pernah putus asa dan yakin suatu saat akan hamil jika sudah kehendak dari Sang Kuasa.
Sudah Hampir lima bulan, Aldi, berubah menjadi pemarah, perhitungan dan tidak pernah memperdulikan Istrinya.
*
*
Sore berganti malam. Kini Airin, sedang memasak untuk makan malam. Airin, merasa bersyukur akhirnya bisa menyiapkan makan malamnya. Wanita itu langsung menghindangkan makananya diatas meja saat sudah selesai memasaknya. Tiba-tiba Bu Mila, datang berjalan menuju meja makan.
"Selamat malam, Bu," sapa Airin, sambil tersenyum kepada Ibu mertuanya.
Bu Mila, tidak menghiraukan sapaan menantunya. Bu Mila, memutarkan matanya dengan malas dan kemudian duduk dikursi meja makan. Airin, menghembuskan napasnya dengan kasar dan mencoba tetap bersabar menghadapi mertuanya yang selalu bersikap seperti itu.
Tiba-tiba Aldi, datang dan berjalan menuju meja makan lalu duduk saat sudah sampai ditempat tersebut.
"Katanya sudah habis uangnya, tapi ini bisa belanja buat makan malam?" tanya Aldi, menatap sinis Istrinya.
Airin, hanya tersenyum tanpa menjawab perkataan suaminya. Bila jujur, pasti suaminya akan marah bila mengetahui yang sebenarnya.
"Alah, paling juga cuma alasan ingin duitnya saja untuk kepentingan dirinya sendiri," elak Bu Mila.
"Apa yang dikatakan oleh Ibu tidak benar! Uangku memang habis Bu, ini saja aku ngambil belanjaannya ke Bu Hilmi," ceplos Airin.
huffs ... ini bibir kenapa sih, main asal bicara saja. Mampus nih batin Airin, dengan menggigit bibir bawahnya.
"A-apa? Kamu ngutang ke Bu Hilmi? Benar-benar memalukan ya, Kamu!" Aldi, menatap tajam Istrinya.
Airin, menundukan kepalanya dan benar-benar menyesal telah berbicara jujur.
"Sengaja ya bikin malu suamimu dan juga mamah? Benar-benar ya jadi menantu, memalukan!" Bu Mila, ikut kesal.
"Aku terpaksa Bu! Lagian, aku tadi sudah minta uang sama Mas Aldi, tapi enggak dikasih uangnya Bu. Kalau aku tidak masak untuk makan malam, Ibu tau sendiri, Mas Aldi, suka marah," jelas Airin.
"Alasan mulu! Kamu tuh harus bisa ngatur uang dong, jangan seenaknya digunakan! Suamimu kerja pasti cape dan hargai dia," lirih Bu Mila.
"Uang yang diberi Mas Aldi, 'kan Airin, dipakai kebutuhan sehari-hari Bu. Lagian, Airin tidak pernah uang tersebut dipakai seperti kebanyakan orang," ucap Airin, sambil menatap mertuanya.
"Jadi orang berani banget ya, ngomel balik Ibuku! Mau kamu apa sih?" tanya Aldi.
"Mas, aku tidak ngomelin Ibu. Aku hanya menjelaskan saja. Mas, jangan salah paham," Airin, berjalan menghampiri suaminya.
"Aku tau kamu butuh uang 'kan? Butuh berapa?" Aldi, kemudian mengambil dompetnya dari saku celana.
Aldi melemparkan uang tersebut ke dada Istrinya sehiingga uang tersebut berjatuhan ke bawah lantai.
Airin benar-benar tidak menyangka suaminya bersikap seperti itu.
"Ambil uangnya dan ingat, jangan pernah mengutang lagi ke warung!" bentak Aldi, kemudian beranjak dari meja makannya dan benar-benar marah kepada Istrinya.
Bu Mila, kemudian beranjak dari kursinya lalu berjalan menghampiri menantunya.
"Istri yang selalu membuat suaminya marah dan selalu bikin malu!" geram Bu Mila, kemudian menyenggol pundak Airin.
Bu Mila, segera pergi meninggalkan Airin, sendirian diruangan tersebut.
Airin, hanya diam mematung dan kini hatinya begitu sangat sakit saat melihat suaminya dan Bu Mila, marah kepadanya serta sikap suaminya yang telah membuat semangatnya jadi hancur.
Tuhan, kenapa jadi gini? Salah ya, bila aku harus jujur? Kenapa semuanya jadi berubah terutama suamiku. Apa salahku pada Mas Aldi? Dia tidak seperti dulu lagi, Aku kangen dia yang dulu selalu peduli serta selalu menyemangati diriku batin Airin, airmatanya terjatuh membasahi wajah cantiknya.
Airin, menjongkongkan tubuhnya untuk mengambil uang yang bertebaran dibawah lantai karena ulah suaminya sendiri.
Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Evha Divha
ya Allah cerita y hampir mirip dgn kehidupan nyataku TPI syukur Alhamdulillah suamiku berubah
2023-11-04
1
Hanipah Fitri
baru baca sdh bikin emosi
2023-08-11
1