SSS 5

Rena datang hendak mengajak makan siang, tetapi Ayah nya masih belum selesai berbicara dengan Devan.

"Mas, kenapa? sepertinya sedih," ucap Rena.

"Tidak kok, sayang," ucap Devan dengan lembut.

Rena kemudian meninggalkan Ayahnya dan Devan lagi, ia menunggu di ruang makan. Ayahnya dan Devan melanjutkan pembicaraannya yang sempat tertunda.

"Devan, kamu tau tidak? Rena dari kecil belum sempat melihat Ibunya, makanya tiap kemana-mana foto Ibunya selalu dia bawa," kata Ayah Rena.

Ayah Rena menceritakan keadaan Rena saat kecil hingga dewasa, agar Devan tau bagaimana cara menghadapi Rena. Arman sangat yakin kalau menantunya itu bisa membahagiakan anaknya, tetapi kalau sampai tau Devan menikah dengan Melia pasti akan sangat kecewa.

Mereka kemudian makan siang bersama, selesai makan siang Rena dan Devan pulang ke rumah.

Devan menatap dalam wajah Rena, terlihat begitu cantik dan lembut. Rena yang sadar kalau suaminya menatapnya, ia menundukkan kepala. Devan lalu mendekat ke arah Rena, dia pegang dagu istrinya. "Sayang, jangan nunduk gitu," ucapnya.

"Mas, maafkan Rena ya? belum bisa menjadi istri yang sholehah. Rena belum siap untuk melakukan kewajiban sebagai istri," kata Rena.

"Gak papa, sayang. Mas ngerti kok," ucap Devan.

Devan bersedia menunggu sampai Rena siap untuk melakukan kewajibannya, mungkin karena baru kenal dan langsung menikah.

🥀

Melia dan Arvin sekarang sedang berada di sebuah mall, mereka berdua menikmati waktu berdua.

"Mel, aku takut suami kamu marah," ucap Arvin.

"Vin, gak bakalan! dia lebih sayang sama istrinya," ucap Melia.

"Iya, ayo aku antar pulang," ucap Arvin.

Melia mau di antar pulang oleh Arvin, bahkan Arvin masih di tempat Melia. Devan kebetulan tidak pulang ke rumah Melia, karena dia capek.

"Aku pulang dulu ya, Mel. Gak enak sama tetangga kamu," ucap Arvin.

"Iya deh! kamu hati-hati di jalan," ucap Melia.

Arvin akhirnya pulang juga, kini tinggal Melia sendiri di rumah. Melia mengambil ponselnya, ia menelpon Rena. Devan memperbolehkan Rena mengangkat telepon asalkan dia mendengar percakapannya, Melia menceritakan kegiatannya sepulang dari kampus. Devan mengernyitkan dahinya, mendengar suara Melia seperti tidak asing.

Karena tidak enak dengan suaminya, Rena meminta Melia menyudahi teleponnya.

"Mas, kamu tau gak! teman ku jadi istri kedua, tapi mereka tidak saling menyukai," ucap Rena.

"Yang telepon kamu tadi? Mas paham kok," ucap Devan dalam hatinya dia takut kalau sampai ketahuan.

"Kalau aku jadi dia, aku tinggalin aja," ucap Rena.

Rena begitu polos, dia tidak sadar kalau suami Melia adalah suaminya. Devan hanya diam, dia hanya menatap wajah cantik Rena.

Rena mengajak Devan tidur, karena sudah malam. Mereka kebetulan juga kelelahan. Seperti biasa mereka tidur satu ranjang tetapi dengan pembatas guling.

Tepat pukul dua belas malam Melia merasa perutnya sakit, mulas dan perih. Kemudian dia mengambil ponselnya lalu menghubungi Devan, tetapi ponsel Devan dimatikan.

"Kenapa tidak bisa," ucap Melia kebingungan mau menghubungi siapa.

Terpaksa dia menghubungi Arvin, untuk memberitahukan kalau dia sedang kesakitan. Arvin pun datang ke tempat Melia, ia membantu Melia berobat ke rumah sakit.

"Gimana dok! keadaan pacar saya?" tanya Arvin begitu khawatir dengan keadaan Melia.

"Dia hanya terlalu banyak makan pedas, sekarang sudah saya berikan obat," ucap Dokter yang baru saja selesai memeriksa Melia.

Arvin sangat lega setelah mendengarkan penjelasan dari dokter, lalu ia menebus obat untuk Melia dan membawanya pulang. Karena kondisi Melia sudah membaik, jadi tidak perlu di rawat.

"Mel, kenapa kamu tidak menghubungi suami kamu?" tanya Arvin saat berada di rumah Melia.

"Sudah! tapi tidak bisa dihubungi," jawab Melia.

"Orang tua kamu?" tanya Arvin lagi.

"Vin, kalau aku hubungi mereka, terus suami ku gak ada di rumah mereka pasti marah," jelas Melia. Terimakasih Vin, kamu selalu ada buat aku," Lanjutnya.

Arvin hendak pulang ke rumah, tetapi Melia melarang karena sudah hampir pagi. Melia takut kalau terjadi apa-apa dengan Arvin. Ia menyuruh Arvin untuk tidur di rumahnya saja, Arvin pun tidur di sofa kamar Melia sedangkan Melia di ranjangnya.

Keesokan harinya Devan datang ke tempat Melia setelah mengantarkan Rena ke kampus, Devan langsung masuk begitu saja.

"Mel, Melia!" teriaknya.

Tidak ada sahutan dari Melia, ia kemudian masuk ke kamar Melia yang ternyata tidak di kunci. Devan terkejut saat melihat ada seorang laki-laki tidur di dalam kamar Melia. Karena tidak mau mengganggu Devan kemudian langsung pergi ke kantor.

"Bisa-bisanya bawa laki-laki lain nginep di rumah," ucap Devan dalam hati.

Dia juga berfikir kalau bercerai dengan Melia adalah keputusan yang tepat. Devan melajukan kendaraannya dengan kencang, karena hari ini ada meeting.

🥀

"Rena, kamu sendiri aja nih," ucap Eros teman satu kampus Rena dan Melia.

"Seperti yang kamu lihat," ucap Rena sembari tersenyum.

"Udahan dong baca bukunya! ke kantin yuk, aku yang traktir," kata Eros merayu Rena.

"Makasih, tadi aku udah sarapan bareng suami," tolak Rena dengan sopan.

"Suami? kapan nikah? kenapa kamu tega membuat hatiku patah, Rena," ungkap Eros dengan wajah kecewanya.

"Hatinya di semen aja kalau patah," ucap Rena kemudian meninggalkan Eros.

Selesai kuliah Rena pergi ke sebuah toko baju, dia ingin membeli baju untuk acara pesta ulang tahun temannya. Biasanya ada Melia yang ikut ke toko, tetapi sekarang dia terpaksa harus sendiri.

🥀

Arvin terpaksa membuatkan sarapan untuk Melia, karena tidak ada orang. Mereka juga tidak menyadari kalau tadi Devan datang.

"Mel, bagun sayang! sarapan dulu, aku dah buatin bubur buat kamu," ucapnya sembari duduk di pinggir ranjang dengan membawa satu mangkok bubur buatannya.

"Vin, makasih banyak atas perhatiannya. Aku makin sayang sama kamu," ucap Melia reflek ia memeluk Arvin.

"Sayang, awas! buburnya tumpah nanti," kata Arvin kemudian Melia melepaskan pelukannya.

Arvin menyuapi Melia makan penuh dengan perhatian dan kasih sayang, dia rela tidak pulang demi Melia.

🥀

"Untung saja lu gak telat, bro! kalau telat tamat riwayat gue tadi," kata Andra saat berada di ruang kerja Devan.

"Gue agak telat gara-gara istri kedua yang sialan itu! beraninya bawa laki ke rumah," kata Devan.

"Emang lu pindah- pindah gitu?" tanya Andra penasaran bagaimana Devan membagi waktu.

"Sekarang gue lagi tinggal sama istri cantik, tiap pagi gue tengok istri sialan itu sebelum ke kantor," jelas Devan.

"Rumit juga hidup lu! cerai aja yang satu," kata Andra.

"Rencana! gue tidak mau menyakiti Rena, dia terlalu baik buat gue," ucap Devan.

Devan mulai menyukai Rena dari awal bertemu, makanya saat di minta bertanggung jawab menikah dengan Rena ia tidak menolak.

"Devan!" suara teriakan seorang wanita dari luar membuatnya menghentikan percakapan Andra dan Devan.

Terpopuler

Comments

𝐀⃝🥀Jinda🤎Team Ganjil❀∂я🧡

𝐀⃝🥀Jinda🤎Team Ganjil❀∂я🧡

wkwkwk memang bangunan ren di semen segala 🤣

2023-05-18

1

𝐀⃝🥀Jinda🤎Team Ganjil❀∂я🧡

𝐀⃝🥀Jinda🤎Team Ganjil❀∂я🧡

dah lah Mel putus hubungan wae sama si Devan, kamu sama si Arvin saja lah dia baik keliatannya

2023-05-18

1

𝐀⃝🥀Jinda🤎Team Ganjil❀∂я🧡

𝐀⃝🥀Jinda🤎Team Ganjil❀∂я🧡

nah kan bener aduh bagaimana jika si Rena tau kalo yang dimaksud temennya itu suaminya sendiri

2023-05-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!