SSS 3

Melia mencoba menghubungi Devan melalui ponselnya, ia hendak pamit pergi ke kampus. Tetapi ditolak oleh Devan.

"Punya suami istri dua emang gini ya! gak ada adil-adilnya," gerutu Melia.

Melia lalu mengambil tasnya kemudian berangkat ke kampus, sudah hampir satu bulan dia tidak bertemu dengan sahabatnya Rena.

Sampai di kampus Melia mencari dimana Rena, tetapi tidak menemukan. "Kemana itu anak, ponselnya juga gak bisa dihubungi," ucapnya.

🥀

Devan mencari celah untuk menghubungi Melia balik, dia pergi ke halaman belakang rumah. Devan mengatakan kalau saat ini sedang bersama istrinya, dan berada di rumah Mamahnya.

"Mas, udah belum telponnya? Mamah nunggu di meja makan," ucap Rena.

Kebetulan telepon belum ditutup oleh Devan, sehingga Melia mendengar ucapan Rena.

Melia menutup telepon Devan dengan tiba-tiba, ia kemudian memasukkan ponselnya ke dalam tas. Tak sengaja ia melihat Arvin, Melia lalu mengejarnya.

"Arvin!" teriak Melia.

"Ada apa, Mel?" ucapnya sembari menoleh ke arah Melia.

"Bagaimana dengan hubungan kita," ucap Melia pelan.

"Kamu sudah menikah, punya keluarga! aku tidak mau merusak rumah tangga mu," jelas Arvin.

"Dia sudah punya istri, Vin! Papah sama Mamah gak tau soal itu," kata Melia.

"Kenapa kamu diam saja! gak berusaha bilang ke orang tua kamu," kata Arvin.

"Vin, aku sudah minta cerai juga! sepertinya memang sudah takdir ku, menjadi istri kedua," ucap Melia sembari meneteskan air mata.

Arvin menghapus air mata Melia, dia tidak tega melihat orang yang dia sayangi menitihkan air mata. Melia langsung memeluk Arvin, dia tak peduli dengan orang yang melihatnya.

Arvin kemudian menenangkan Melia, ia mengajaknya untuk duduk dibawah pohon yang ada di kampus. Mereka berdua juga sepakat kalau tetap akan melanjutkan hubungannya, Melia akan mencari cara agar bisa bercerai dengan Devan.

🥀

"Nya, sepertinya istri Den Devan orang yang baik. Tadi saya dibantuin cuci piring, gak seperti pacar Den Devan yang dulu," ucap Minah pembantu di rumah Mamahnya Devan.

"Tentu dong! Devan kan pinter cari istri," ucap Nadia dengan sombong.

"Kapan Kak Devan nikah, Mah? kok istri," ucap Devia adik Devan yang masih sekolah.

"Seminggu yang lalu," kata Nadia.

"Kok kita gak diundang? Kak Fira juga gak diputusin," kata Devia.

Nadia menyuruh Devia untuk diam, dan membiarkan Devan menyelesaikan masalahnya sendiri. Devia kemudian pergi ke kamarnya, karena akan belajar.

Devan kembali lagi ke rumah, karena Fira akan datang. Mulai sekarang ia tidak akan menemui Fira di luar, takut ketauan kedua istrinya.

"Devan, kamu kok balik lagi?" tanya Nadia.

"Fira mau datang, Mah," ucap Devan.

"Lebih baik kamu putusin aja wanita itu! Mamah gak suka sama dia," kata Nadia.

"Mah, gak boleh gitu! Fira baik kok, dia juga lumayan cantik," ucap Devan.

"Devan! kamu ini sudah punya istri," ucap Nadia.

Devan menjawab kalau dia tidak mau menyakiti wanita, lagian dia menikah kemarin karena kecelakaan dan kesalahpahaman jadi wajar. Saat ini dia belum sanggup memutuskan hubungannya dengan Fira, kekasih hatinya yang telah menemani selama satu bulan belakangan.

Tak lama kemudian Fira datang, Devan mengajaknya untuk mengobrol di ruang tengah.

"Sayang, kamu kemana aja? sudah hampir dua minggu kita tidak bertemu," ucap Fira sembari memegang tangan Devan.

"Keluar kota, sayang. Ada sedikit pekerjaan," bohong Devan.

Devia datang menemui Fira, kebetulan mereka sudah kenal. "Eh... ada kak Fira," ucapnya.

"Ngapain kamu kesini! ganggu aja," ucap Fira saat melihat Devia datang.

"Lihat aku bawa apa! buat apa juga nyambut kakak," ucap Devia.

Devia memang mau ke dapur untuk mengambil air minum, jadi melewati ruang tengah dan kebetulan melihat Fira.

"Udah dong, sayang! Devia adik ku lho," kata Devan.

Fira kemudian tersenyum ke arah Devan, memang dia berani sama siapapun bahkan dengan Nadia sekalipun. Makanya pembantu rumah Devan tidak suka dengan Fira.

"Mbak Minah, udah disuruh buatin minum belum sama Kakak?" tanya Devia saat berada di dapur dan bertemu dengan Minah yang sedang membereskan meja makan.

"Belum, Neng. Mungkin Aden sendiri yang buatin," kata Minah.

"Entar kalau disuruh buat jangan dikasih gula, takutnya itu Fira tambah manis," kata Devia padahal dia sudah menukar gula dengan garam.

Minah hanya menuruti apa kata Devia, dia juga tidak suka dengan Fira.

Devia hendak kembali ke kamarnya, saat melewati Kakaknya ia diam tidak menyapa. "Dasar sok kecantikan, pakai pegang-pegang Kak Devan lagi," ucapnya dalam hati.

"Sayang, aku buat minum dulu ya," ucap Devan.

"Suruh aja Minah," ucap Fira yang sedang bergelayut manja dilengan Devan.

Devan berteriak memanggil Minah, dia meminta untuk dibuatkan kopi dan jeruk hangat. Dengan cepat Minah membuat minuman untuk mereka, apa yang diperintahkan oleh Devia.

"Sayang, kok asin minumannya? ini cobain deh," kata Fira.

"Punya ku manis kok," ucap Devan dengan santai.

"Minah!" teriak Fira membuat Devan menutup kedua telinganya.

Minah lari terbirit-birit menuju dimana Fira berada, Fira memprotes minuman buatannya. Minah kemudian mengambil tempat gula yang berisi garam.

"Ini baca aja! Gula kan tulisannya, asin dari mana coba," ucap Minah.

"Pembantu aja dibilangin ngeyel banget sih! sayang, pecat aja dia," ucap Fira sembari menunjuk ke arah Minah.

"Gak bisa gitu, sayang! Minah kan kesayangan Mamah, nanti kalau gak ada dia aku yang disuruh cuci piring," kata Devan.

Fira kemudian mengerucutkan bibirnya lalu berpamitan pulang, dia kesal dengan orang-orang yang ada di rumah Devan.

Minah kemudian pergi ke kamar Devia untuk mengadukan kejadian ini, lalu Devia dan Minah tertawa terbahak-bahak. Devan ternyata sudah berada di pintu kamar Devia, sembari berkacak pinggang.

"Hm... Kalian ternyata yang bikin ulah," kata Devan.

"Kakak! kok nikah gak bilang-bilang," ucap Devia sembari melompat dari atas kasur.

"Dadakan soalnya," kata Devan.

Minah bilang kalau istri Devan sangat cantik dan ramah, membuat Devia penasaran. Devan kemudian berpamitan untuk pulang, ia takut istrinya menunggu lagi seperti kemarin.

Ternyata Rena belum tidur, dia masih mengerjakan tugas kuliah. Besok dia berencana akan berangkat kuliah lagi, karena sudah hampir satu minggu ia tidak berangkat.

"Dari mana, Mas? kenapa pulang nya malam sekali," ucapnya masih fokus dengan tugas.

"Tadi ada teman, bahas masalah kerja," bohong Devan.

Rena berdiri hendak membuatkan minuman untuk Devan, tetapi Devan melarang. Ia menyuruh Rena untuk istirahat saja, soalnya sudah malam.

"Lebih baik Mas, segera mandi! aku siapin air hangat dulu," kata Rena.

"Gak usah, sayang," ucap Devan sembari memegang tangan Rena.

Rena kemudian pergi ke dapur untuk membuatkan minuman Devan. Tiba-tiba Rena berteriak, membuat Devan yang masih berbalut handuk lari ke dapur.

Terpopuler

Comments

⧗⃟ᷢʷ

⧗⃟ᷢʷ

pasti gak ada yang beres itu bisa ketahuan

2023-05-18

2

𝐀⃝🥀Jinda🤎Team Ganjil❀∂я🧡

𝐀⃝🥀Jinda🤎Team Ganjil❀∂я🧡

ada apa di dapur ada kecoak kah makanya teriak apa ada mayat nyasar lah pikiranku jadi kemana-mana hihi ✌️

2023-05-18

1

𝐀⃝🥀Jinda🤎Team Ganjil❀∂я🧡

𝐀⃝🥀Jinda🤎Team Ganjil❀∂я🧡

wkwk gula ma garam memang mirip ya sama-sama putih cuma rasanya aja yang beda haha

2023-05-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!