SSS 2

"Devan, kamu sudah gila ya? kenapa menikah tidak bilang sama Mamah, sekarang mana istri mu," kata Nadia saat mengetahui putra semata wayangnya sudah menikah.

"Mah, nanti Devan ajak kesini mereka berdua,"kata Devan.

"Maksud kamu apa? mereka berdua," ucap Nadia lagi.

"Devan menikah dengan dua wanita, dan semua itu karena ketidaksengajaan," jelas Devan.

Nadia memarahi putranya itu, bisa-bisanya menikah dalam waktu bersamaan. Dia khawatir nantinya akan menjadi masalah.

"Aku ingin bertemu dengan menantu ku," ucap Nadia.

"Mamah, mau ketemu yang mana? Rena atau Melia," kata Devan.

"Keduanya! kasihan mereka kalau seperti ini," kata Nadia lagi sembari menitihkan air mata.

"Tolong Mamah, jangan bilang Papah dulu," kata Devan.

"Jelaskan sendiri sama Papah kamu! kalau sudah pulang," kata Nadia.

Devan berencana akan mengenalkan Rena terlebih dahulu, sepertinya Devan juga ada rasa dengan Rena.

🥀🥀🥀

Satu minggu kemudian.

Arvin saat ini mengajak bertemu Melia, dia menanyakan tentang rencana pernikahan mereka.

"Mel, gimana rencana pernikahan kita?" tanya Arvin menatap Melia penuh harap.

"Vin, sebenarnya aku sudah menikah," jawab Melia menundukkan kepalanya.

"Apa! kamu tega, Mel," ucap Arvin kecewa.

Melia menangis dia menyesali pernikahannya dengan Devan, dia sangat menyayangi Arvin lebih dari segalanya.

"Aku lagi sakit, kamu malah menikah! maksud kamu apa, Mel? kenapa kamu tega," kata Arvin.

"Aku bisa jelasin... " ucap Melia lirih.

Arvin sudah tidak mau mendengar penjelasan apapun yang keluar dari mulut Melia, harapannya untuk berumah tangga dengan kekasih hatinya telah kandas begitu saja.

"Vin, tunggu! jangan pergi!" teriak Melia sembari mencekal tangan Arvin.

Arvin menghempaskan tangan Melia, lalu meninggalkannya. Melia menangis teringat saat terakhir bersama Arvin, sebelum kecelakaan itu terjadi.

Sore itu Melia baru pulang dari kampus, dijemput oleh Arvin. Mereka berdua bersepeda mengelilingi taman kota, saat hendak pulang mereka kehujanan lalu berteduh.

Ayah Melia mengetahui kalau anaknya sedang bersama seorang laki-laki, lalu menyuruh orang untuk menangkap mereka berdua karena akan dinikahkan. Ayah Melia tidak mau terjadi apa-apa dengan Melia, karena dikejar orang suruhan Ayahnya mereka berdua berusaha kabur. Karena jalanan licin mereka berdua terjatuh, hingga kepalanya membentur pembatas jalan. Melia tidak terlalu parah.

Orang suruhan Ayah Melia hanya menolong Melia, Arvin dibiarkan terkapar di jalan. Mereka mengatakan kalau hanya Melia yang terluka, sehingga saat berada di rumah sakit Devan yang dipaksa menikah dengan Melia. Papah Melia sudah mengetahui siapa Devan sebenarnya, dia sengaja menikahkan Melia dan Devan karena tujuan tertentu.

Melia menghapus air matanya, kemudian ia mengajak Devan untuk bertemu. Melia ingin mengajak Devan bercerai, dia sudah tidak tahan lagi menahan semua.

"Gue lagi kerja, ngapain ngajak ketemu," ucap Devan.

"Kerja apa sibuk sama istri mu," ketus Melia.

"Lu, cemburu?" tanya Devan tersenyum tipis.

"Aku mau minta cerai," ucap Melia sembari meneteskan air mata.

Devan mengiyakan permintaan Melia, tetapi masalahnya orang tua Melia setuju atau tidak. Mereka kemudian berencana akan pergi ke rumah orang tua Melia, karena selama ini mereka tinggal di rumah baru. Devan membeli dua rumah baru, jaraknya lumayan jauh. Mulai minggu ini dia tinggal bersama Rena lebih dulu, baru minggu depan tinggal bersama Melia.

Belum sampai tinggal bersama Melia sudah meminta cerai, membuat Devan tersenyum.

"Aku pulang dulu, nanti malam aku jemput di rumah," pamit Devan meninggalkan Melia begitu saja, boro-boro dia menawarkan diri untuk mengantarkan pulang Melia.

Devan pulang ke rumah yang dia tempati dengan Rena, istri cantiknya itu sudah selesai menyiapkan hidangan untuk makan malam nanti.

"Mas, kenapa baru pulang? aku sudah masak lho, buat makan malam nanti," ucap Rena dengan lembut.

"Kebetulan nanti Mas, ada perlu sayang. Ayo kita makan sekarang," ajak Devan.

Rena menuruti apa kata suaminya, walaupun belum ada rasa cinta. Karena baru ini mereka akan tinggal bareng, kemarin-kemarin Devan beralasan pergi ke luar kota.

"Ayah minta besok Mas, datang ke rumah. Ada sesuatu katanya," ucap Rena disela-sela makan.

"Mas pasti datang, habiskan makanan kamu," ucap Devan begitu perhatian dengan Rena.

Selesai makan Devan berpamitan untuk pergi dulu, karena ada keperluan. Rena pun mengizinkan suaminya pergi, bahkan mengantarkannya sampai depan pintu rumah.

Devan menjemput Melia ke rumah, mereka lalu pergi ke rumah orang tua Melia. Sampai disana Melia mengatakan apa tujuannya pada orang tuanya. Kedua orang tua Melia kaget mendengar pernyataan putrinya.

"Melia! pernikahan itu sakral jangan main-main, baru juga menikah satu minggu! Jangan membuat malu orang tua," kata Ayah Melia.

Devan merasa menang karena perceraiannya tidak disetujui oleh mertuanya, mereka kemudian meminta maaf lalu pulang.

"Devan, kenapa kamu gak bantu aku," kata Melia.

"Mel, kita jalani saja pernikahan ini! kalau kamu ada hubungan dengan kekasih mu silahkan, aku gak akan melarang," kata Devan.

"Oke! aku setuju," kata Melia.

"Lagian orang tua kamu aneh, maksa orang buat nikahin anaknya sama orang gak kenal lagi. Mau dijelaskan malah ngancam mau bunuh," ucap Devan.

Melia berfikir kalau ucapan suaminya ada benarnya juga, ia lalu mengirimkan pesan pada Arvin.

Devan menyuruh Melia turun dari mobilnya, karena dia akan pulang ke rumah Rena. Sampai di rumah ternyata Rena ketiduran di sofa ruang tamu, mungkin menunggu Devan pulang.

Selesai membersihkan tubuhnya, Devan mengendong Rena menuju ke kamar. Di rumah yang mereka tempati ada banyak kamar, tetapi Devan sengaja hanya satu kamar yang dia beri kasur. Ia lalu memandang wajah cantik Rena, saat ia akan mendekatkan wajahnya tiba-tiba Rena terbangun.

"Mas, apa yang kamu lakukan? maaf aku ketiduran," ucap Rena.

"Aku hanya membawamu ke kamar, soalnya kalau tidur diluar nanti kedinginan," kata Devan.

Rena lalu tersenyum malu, ia merasa beruntung karena mempunyai suami yang sangat perhatian menurutnya. Walaupun pernikahan ini awalnya terpaksa, saat ini Rena memang belum mempunyai perasaan apapun pada Devan. Tetapi dia akan mencoba membuka hatinya secara perlahan .

Keesokan harinya Devan mengajak Rena untuk pergi ke rumah Mamahnya, baru kali ini Devan mengajak Rena ke rumahnya.

Rumah itu tak kalah mewah dari rumah Ayahnya, Devan mengajak istrinya masuk ke dalam rumah itu.

"Mah, aku datang! coba lihat aku bawa siapa," ucap Devan.

"Ini menantu Mamah? kenapa baru sekarang kamu bawa pulang," ucap Nadia tersenyum ke arah Rena.

Nadia menyambut Rena dengan baik, ia mengajak Rena mengobrol. Sepertinya Nadia sangat cocok dengan Rena, sikap Rena yang lembut dan sopan membuatnya betah saat diajak bicara.

Mereka bertiga asyik mengobrol, sampai lupa waktu. Tadinya Devan hendak mengajak Rena berbelanja dengan Mamahnya, tetapi tidak jadi. Dering ponsel Devan membuat mereka berhenti bercerita.

"Kenapa gak diangkat, Mas?" tanya Rena.

"Ini gak penting," ucap Devan sembari memencet tombol off pada ponselnya.

Terpopuler

Comments

⧗⃟ᷢʷ

⧗⃟ᷢʷ

kayaknya udah kenalan dari lama kali makanya dia minta perkenalan lagi

2023-05-18

1

ℕℰℕᎶ ⅅℰᎯ

ℕℰℕᎶ ⅅℰᎯ

tidak sengaja tapi dapet dua sekaligus wah

2023-05-18

0

🅝ⓞⓝ🄰 𝓓𝓮𝓪

🅝ⓞⓝ🄰 𝓓𝓮𝓪

cie mau ketemu menantu ya bundha nya

2023-05-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!