Mantan Cerai?

"Minggu depan kita jadi ke pantai kan?" Tanya Naya yang entah sejak kapan ada di sebelah Aminah.

Aminah kembali fokus memilah jajanan dan meletakkan di nampan.

"Kayaknya gak bisa, deh. Kalaupun bisa paling cuma satu orang dari kita aja yang bisa pergi. Kemarin kata Bu Aya, mau ada pesenan dari temen beliau."

"Kamu tuh ya, nama bos kita itu Bu Soraya. Bukan Bu Aya. Awas aja ketahuan kamu diomelin loh." Ucap Naya.

"Kalau harus panggil Bu Soraya kepanjangan. Lebih asyik kalau disebut Bu Aya aja." Balas Aminah cekikikan.

"Sudahlah, terserah kamu aja. Tapi kamu harus jadi ya perginya ke pantai." Ucap Naya lagi.

"Aku kan udah bilang gak bisa..." Balas Aminah.

"Yaaah ...." Protes Naya.

"Kamu aja yang liburan, toh minggu kemarin aku dah izin. Santai aja." Ucap Aminah.

"Oke deh, siapa tahu nanti aku ketemu Dani. Dia kan udah balik lagi ke sini, kabar terakhir dia bakal ada proyek di pantai."

Aminah menatap Naya dengan dahi mengernyit.

'Dani pulang?'

"Kabarnya dia cerai sama si Maya itu, sekarang sibuk sama kerjaan barunya. Katanya sih gak jauh dari area pantai" Ucap Naya pelan, setengah berbisik, dan berhasil membuat Aminah tak berkutik beberapa saat.

'Cerai?'

Aminah terkejut mendengar kata itu.

"Jangan bercanda, kamu Nay." Ucap Aminah.

"Ish, ngapain juga aku becanda. Aku serius, beritanya baru beredar tadi pagi dan bikin geger dunia maya." Ucap Naya serius.

Sejak kabar pernikahan Dani beredar dulu, dia dikabarkan pindah ke kota dimana istrinya tinggal. Dan mendengar kata cerai dari Naya, membuat jantung Aminah langsung berdetak tak karuan, entah harus senang atau sedih. Tiba-tiba saja hatinya, tak selaras dengan otak.

"Kenapa, Aminah? Kaget, ya? Sama euy, nggak nyangka juga. Karena selama ini kabar tentang pernikahan Dani adem ayem aja sejak lima tahun lalu. Ternyata Dani malah cerai juga sekarang." Ujar Naya.

"Kenapa bisa cerai?" Akhirnya pertanyaan itu meluncur dari bibir Aminah.

Pundak Naya terangkat bersamaan.

"Masih belum tahu, nanti aku kepo-in dulu. Tenang, jangan penasaran, nanti kamu susah makan." Goda Naya.

Aminah memutar bola mata malas, lalu berbalik dan memejamkan mata sesaat. Dia tiba-tiba merasa berdosa karena dulu pernah mendoakan hal buruk pada Dani.

'Ya Allah ... maafkan hamba. Itu doa lama, saat hatiku benar-benar hancur. Bukankah aku sudah mengubah doa agar Dani selalu bahagia?' ucap Aminah dalam hati.

"Halo?" Suara Naya dari belakang seakan tengah mengangkat telepon. "Iya bener, saya Naya. Siapa, ya?"

Aminah sengaja menjauh untuk menjaga privasi Naya. Baru beberapa langkah, kakinya langsung terpaku saat Naya menyebut satu nama.

"Dani?"

Tubuh Aminah refleks berbalik dan menatap Naya saat ia menyebut nama Dani. Bukannya melanjutkan obrolan, Naya malah terbahak dan menjauhkan ponsel dari telinganya. Seketika hal itu membuat Aminah tersadar kalau dirinya tengah dikerjai oleh Naya.

"Tuh, kan! Kamu masih ada rasa sama Dani," Ucap Naya sambil memasukkan ponsel ke saku celananya.

"Ish!" Aminah kembali berbalik dan meninggalkan Naya yang masih tertawa keras di ruang depan.

Sementara itu, Aminah beranjak ke ruangan belakang yang terpisah oleh dinding kayu. Meletakkan nampan di meja, lalu memegang dada dan merasakan detak jantungnya yang tak beraturan.

'Detak ini ... masih sama seperti dulu, saat masih bersamanya.' gumam Aminah.

Kedua tangan Aminah bertumpu pada meja, ia mengembuskan nafas dengan berat.

'Sampai kapan rasa ini akan terus terpendam di dalam hati? Sampai kapan aku bisa membuka hati untuk cinta yang baru?' tanya Aminah dalam hati.

Bersambung....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!