(5) Perkelahian

Mata takjub begitu terlihat di wajah empat wanita. Mereka berdiri di kolam berenang terbuka yang benar-benar luas. Seperti kolam berenang umumnya. Kedalamannya pun tampaknya telah di atur menjadi tiga bagian.

Dipaling awal yang ada di depan mata Vie, Tiasa,Otavi dan Nala. Kolam itu tampak tidak terlalu dalam. Lalu, sebelahnya bisa dibilang sedikit lebih dalam. Terakhir, kolam itu yang paling di incar oleh Vie.

Kedalamnya sangat luar biasa, Vie bisa melompat tanpa khawatir terkena keramik di dalamnya.

"Inilah kekayaan yang sesungguhnya. Sepertinya keluarga Michael, benar-benar kaya." gumam Nala.

"Nala, kita harus segera bangun. Ayo masuk ke sana dan mencuci muka kita. Agar kita sadar kalau kita merasakan kekayaan ini." imbuh Tiasa.

Otavi hanya tertawa mendengar apa yang Tiasa dan Nala katakan. Dia lebih memperhatikan Vie yang kini hilang dari pandangan mereka.

"Eh, Vie?!" kaget Otavi.

Nala dan Tiasa segera menatap ke arah di mana Vie kunjungi. Mereka segera menyusul Vie yang tiba di kolam bagian ketiga.

Vie berhenti melangkah ketika tiba di kolam yang paling dalam. Dia memperhatikan hanya beberapa orang saja yang berenang di sini. Ditambah lagi wanita-wanita yang mandi di sana hanya mengenakan pakaian seksi seperti di pantai.

"Mereka menodai mataku. Tidak, membuatku insecure, lebih tepatnya." benak Vie.

"Waah, bagian ini yang paling dalam. Ayo mandi!" Nala segera melompat masuk ke dalam kolam. Membuat percikan air mengenai Tiasa dan Otavi.

"Hei Nala! Melompatlah dengan benar!" teriak Tiasa. Dia mengkibas-kibas pakaiannya yang basah.

"Kalian akan berenang dengan pakaian itu?" tanya seorang wanita yang mengenakan bikini dengan rambut hitam sebahunya.

Otavi segera menjawab, "Tidak ada larangan tentang aturan berpakaian di sini 'kan?"

Wanita itu mengangguk. Wajahnya tampak tidak puas dengan jawaban Otavi.

Vie melirikkan matanya, dia melihat bagaimana paras wanita itu. Dia, memiliki paras yang tidak kalah cantik dengan Putri Reila.

"Sebelumnya perkenalkan, Namaku Fifi Yenlow." Fifi mengarahkan tangannya untuk menyapa.

Otavi segera membalas salaman itu. "Otavi, Dia Tiasa dan ...,"

"Dia, Vie Maherqi." potong Fifi.

Otavi melirik ke arah Vie yang tidak menunjukkan reaksi apa pun. Namun, pandangannya tertuju kepada Fifi.

"Tampaknya, gara-gara aku mendapatkan angkat pertama di kartu undangan. Namaku, terkenal seketika." ucap Vie sembari menyentuh air dengan kakinya.

Fifi Yenlow tersenyum, dia melangkahkan kaki jenjangnya ke arah Otavi. "Memang benar semua mengingatmu karena hal itu. Tapi, aku tidak mengincar posisi pertama. Yang ku inginkan itu, posisi dirinya."

Otavi terkejut dengan Fifi yang menunjuk padanya. Tiasa segera mendengar dengan niat menghalangi. Namun, Nala yang entah bagaimana bisa berada di sekitar mereka. Dia segera menghalangi Fifi.

"Aku tidak tahu, kenapa harus ada sistem rangking seperti ini. Jika harus saling menjatuhkan, maka percuma saja sekolah ini di bangun." ucap Nala.

Vie yang fokus menatap air, kini melangkah mendekat dengan bersedekap di dada. "Jika perkara rangking, ambilah posisi yang kalian suka. Selama tidak merugikan siapa pun. Namun pastikan, jangan sampai melibatkan kami dalam perebutan kalian."

Wanita bernama Fifi itu hanya terkekeh. Dia mendudukkan dirinya di tepi kolam sembari bermain air.

"Kalian beruntung ya, bisa bersama dengan keluarga dan berkumpul di sini. Aku hanya ingin mengatakan, kalau aku akan menjadi rival untukmu, Otavi." ucap Fifi yang kemudian menjatuhkan dirinya di kolam berenang.

Mendengar ucapan itu, Otavi mengerutkan alis. "Dia baru saja mengatakan kalau aku musuhnya?" tanya Otavi dengan wajah bingung.

Tiasa memberikan rangkulan di bahu Otavi sembari berkata, "Tampaknya setelah Vie, kau yang menjadi pusat perhatian."

Vie memandang datar ke arah kolam berenang. Dia bisa merasakan tatapan tidak suka semua orang.

"Sepertinya, Kita berempatlah yang dijadikan rival oleh mereka. Seakan kita ini lah musuh yang harus di waspadai." celetuk Vie.

"Ku rasa, aku termasuk di bagian kalian."

Semua pandangan menoleh ke sumber suara.

terlihat wanita yang begitu cantik meski fisiknya tidak lah kuat. Namun, saat dia menyukai sesuatu, kekuatan fisik tidak memghalanginya. Dialah, Lily Laila.

"Oh, Kau juga mendapatkan perilaku yang sama." ucap Tiasa sembari mendekati.

Vie kembali duduk di tepi kolam dan bermain air sebelum berenang. Berbeda dengan Nala yang sudah berendam dengan bersandar di tepi kolam.

"Hm, aku merasakan semua itu saat kita selesai bermain futsal. Apa kalian tidak menyadarinya?" tanya Lily.

Gelengan kepala Tiasa,Nala dan Otavi berikan. Mereka memang tidak menyadari semua itu.

"Vie, apa kau menyadarinya?" tanya Tiasa.

"Tidak, aku juga baru tahu kalau saat itu sudah menjadi hari permusuhan di mulai." sahut Vie.

"Kalau begitu, mereka semua menganggap kita musuh terbesar yang harus di singgirkan?" imbuh Nala.

"Bukankah sudah dikatakan oleh Lily, kalau kita menjadi musuh mereka. Tidak perduli besar atau kecil. Kita semua di sini dianggap musuh." sahut Tiasa.

Nala memayunkan bibirnya dan memilih sedikit menengelamkan wajahnya. Tidak lama buih-buih muncul karena ditiup oleh Nala.

"Sekarang kita harus apa? Menyaksikan semua ini atau menerima saja." Tiasa menatap orang-orang yang ada di dekatnya.

Otavi tampak berpikir mendengar perkataan Tiasa. "Ku rasa, kita harus melawan mereka." imbuhnya.

"Itu semua ada di pilihan kalian. Bertarung untuk mendapatkan posisi teratas demi status Marga. Lakukanlah semua itu sesuka hati. Aku tidak perduli dengan hasilnya nanti." Vie berucap sembari menerjunkan tubuhnya secara perlahan.

"Menurutku, sistem di sini seperti sekolah umumnya. Jika kau adalah siswa pilihan yang selalu menjadi kesayangan sekolah. Maka, kau akan aman dan posisimu tidak akan tergeser." sambung Vie setelah tiba di dalam kolam.

"Jadi, seperti ucapanku sebelumnya. Lakukan seperti apa yang kalian inginkan. Jika ingin menjadi Nyonya Michael, maka pertahankan posisimu dan raih posisi yang lebih tinggi. Kalau aku, seperti sebelumnya, tidak perduli!"

Setelah Vie berucap seperti itu. Dia menengelamkan dirinya dan melihat dengan jelas sedalam apa kolam bagian ketiga.

"Lebih dalam dari dugaanku," benak Vie.

Puas melihat-lihat hingga matanya terasa perih. Vie memutuskan untuk segera menemui permukaan air.

"UH!" Vie menghembuskan napas dengan beigtu cepat. Dia melihat Otavi, Tiasa dan Nala asik berenang bersama Lily.

Namun, matanya menangkap tiga perempuan yang tengah memperhatikan mereka. Ada perasan aneh yang muncul di benak Vie. Dengan perlahan Vie mengerakan kakinya untuk mendekat tapi segera di hentikan Tiasa.

"Mau kemana? Ayo kita berenang ke dalam. Seberapa dalamnya kolam ini." ajak Tiasa.

Vie mengurunkan niatnya dalam mendekati tiga orang yang memperhatikan mereka. Dia mengangguk untuk menjawab ajakkan Tiasa.

"Baiklah, ayo!"

Keduanya segera bersiap. Mereka menempatkan posisi di tengah-tengah dan segera masuk ke dalam air.

Awal mula menyelam, mereka masih mendapati cahaya. Namun, semakin lama cahayanya berubah menjadi kegelapan.

Tiasa menyerah, dia memberi kode kepada Vie untuk naik ke atas terlebih dahulu. Vie mengangguk dan menempatkan diri di mana dia telah sampai.

Meski tidak bisa melihat jelas karena ada rasa perih di mata. Vie memutuskan untuk kembali ke atas.

Saat sudah hampir tiba, Vie melihat seseorang menarik kaki yang lain dengan begitu kuat. Tampak begitu sengaja hingga membuat Vie segera mendekatinya.

Akan tetapi, napas yang ditahan lebih lama membuat Vie harus ke permukaan terlebih dahulu. Dia seketika membelak melihat Nala tidak ada di permukaan.

"NALA!" teriak Vie.

Semua segera menoleh ke arahnya. Otavi, Tiasa dan Lily melirik ke segala arah untuk mencari Nala.

Vie dengan perasaan kesal menyelam kembali. Dia melihat jelas bagaimana adik sepupunya itu di tarik paksa.

"Bangs**!" benak Vie dengan amarah memuncak.

Dayungan kaki yang begitu kuat membuat Vie mudah meraih Nala. Dia menarik Nala untuk ke atas karena adik sepupunya itu sudah kehilangan napas.

Seseorang yang menarik Nala segera melepaskan cengkramannya dan berusaha untuk ikut naik ke permukaan.

Setibanya di sana, Vie memopong Nala dan segera membaringkannya di tepi kolam. Otavi dan Tiasa memberikan pertolongan kepada Nala agar bisa bernapas.

Sedangkan Vie memutuskan untuk menarik seorang gadis yang baru muncul dari permukaan.

"Ugh!"

Vie mencengkram leher putih milik wanita yang kini ada di genggamannya. Tatapan tajam Vie membuat wanita-wanita yang lain segera naik untuk memperhatikan.

"Apa kau gila?! Kau menarik adikku ke dasar kolam berenang. Kau melakukannya dengan sengaja kan?" tanya Vie. Nada bicaranya tidak ada keramahan sama sekali.

Wanita itu berusaha untuk bicara. Namun, cengkraman Vie benar-benar membuatnya kewalahan.

"Vie, lepaskan tanganmu!" perintah Otavi.

Vie tidak mendengarkan apa yang dikatakan oleh Otavi. Dia sudah tidak menerima lagi hal-hal aneh yang ada di sini. Tidak masalah mereka di kucilkan bahkan di ancam. Tapi, jangan sesekali membuat jebakkan yang berakhir kematian.

"VIE!" teriak Tiasa.

Namun Vie benar-benar menulikan mereka. Sehingga Tiasa terjun ke dalam kolam dan mendekati Vie. Untungnya, Nala bisa kembali bernapas meski harus berbaring saja.

Beberapa orang mendekat termasuk para penerus keluarga Michael.

"Astaga, apa yang terjadi?" tanya Michael Burka. Penerus terakhir yang akan berkuliah. Dia mendekati Nala dan segera mendudukkannya sembari memberikan handuk.

Tidak hanya Burka, Kelvi, Resga, Senja dan Fiqer pun datang memperhatikan mereka.

"Lepaskan Vie!" teriak Tiasa dengan menarik tangan Vie.

Cengkraman itu mengendur dengan kewaspadaan yang menurun. Tiba-tiba saja, Wanita yang dicengkram itu menyerang Vie dengan cepat. Dia segera menengelamkan Vie hingga kesulitan bernapas.

"B*jing**, wanita ini ternyata seorang psikopat!" benak Vie berusaha melepaskan cengkraman yang ada di kepalanya.

Rambut panjang Vie begitu melayang-layang hingga tatapan keduanya bertemu. Vie merasa celah untuk melepaskan diri dan segera menarik rambut wanita itu.

Perkelahian mereka semakin menjadi membuat orang-orang yang ada di atas kolam khawatir.

Fiqer menyelam tiba-tiba yang membuat Kelvi ikutan menyusulnya. Kedua pria itu terkejut melihat dua wanita yang semakin terjauh ke dasar kolam.

Fiqer berdecih di dalam benaknya, dia melihat jelas pakaian dalam Vie. Matanya melirik Kelvi yang menatap dengan penuh keterkejutannya.

"Aku kesal jika ada yang melihat hal itu selain diriku. Tunggu, ada apa denganku?" berperang dengan benaknya. Fiqer tetap menyelam dan memisahkan keduanya.

Kelvi menarik wanita yang menghajar Vie. Sedangkan Fiqer mendekap Vie yang mulai pucat.

Melihat hal itu, Fiqer tanpa basa basi mendekatkan wajahnya dan segera menempelkan bibirnya di benda kenyal Vie. Napasnya berhembus hingga membuat wanita itu membelak.

Vie hampir kehilangan napas saat beradu kekuatan. Namun, tiba-tiba saja dia merasa sesuatu yang menyentuh bibirnya. Lalu memaksanya untuk membuka mulut ini. Vie merasaka napas masuk yang seketika membelakkan mata.

"Pria ini!" benak Vie.

Hanya hembusan napas tapi perlahan berubah menjadi ciuman panas yamg membuat Vie lemas seketika. Dia sudah kehilangan napas dan harus meladeni pria di depannya.

Vie memilih menyerah dengan semua ini. Dia melemaskan tubuhnya hingga kesadarannya menghilang .

Fiqer sadar kalau Vie sudah tidak berdaya. Dia segera menaiki permukaan dan melihat Kelvi menolong wanita dari calon istri.

"Kak kemarilah!" seru Senja.

Nala sudah di bawa ke kamarnya oleh Burka. Di gendong pria itu dengan langkah cepat. Lalu, ada Otavi yang menemani mereka.

Tiasa yang masih ada di kolam, menunggu kedatangan Vie. Melihat Vie yang akhirnya muncul, wajah lega Tiasa tampak dengan jelas. Namun, perubahan wajahnya begitu cepat terjadi. Dia mendapati Vie pingsan dengan digendong oleh Fiqer.

"Apa yang terjadi?" benak Tiasa.

Fiqer segera naik ke tepi kolam setelah menaikkan Vie. Dia melangkah mendekati tempat Vie berbaring dan mengendongnya.

"Tahan mereka, kita akan mendengar penjelasan ini bersama Faga." ucap Fiqer.

Ucapannya mengarah kepada Kelvi yang mengangguk kepala. Setelah berucap, Fiqer membawa Vie pergi.

Meninggalkan semua mata yang menatap padanya. Ada tatapan senang, sedih dan tatapan tidak suka.

Tiasa segera menyusul mereka karena dia juga bertanggung jawab pada Vie. Selama perjalanan menuju kamar, Tiasa bisa merasakan kalau pria di depannya ini begitu dingin.

"Aku sebenarnya tidak ingin ada di samping pria ini. Tapi, pria ini yang malah menolong Vie." benak Tiasa.

Setiba di kamar, Tiasa membuka pintu dan membiarkan Fiqer membawa masuk Vie.

"Aku akan menganti pakaiannya." ucap Tiasa setelah Vie berada di kasur.

Fiqer menatap wanita yang tidk diketahui bagaimana bisa menyusulnya. "Hm," sahut Fiqer.

Tiasa bernapas lega melihat pria dingin itu pergi meninggalkan kamar. "Baiklah, Tampaknya posisi pertama memang akan selalu untukmu, Vie. Melihat pria itu begitu tenang mengendongmu, tidak lama akan ada cinta di antara kalian, mungkin?" gumamnya.

...●●●...

Terasa berat yang Vie rasakan. Dia membuka matanya secara perlahan dan melihat seseorang yang tertangkap di pandangannya.

"Uhm," Vie berusaha menenangkan diri hingga pandangannya kembali normal.

"Kau akhirnya bangun." ucap Tiasa.

Vie menghela napas sembari membangunkan tubuhnya.

"Bagaimana perasaanmu?" tanya Tiasa.

Vie menggeleng tanda dia tidak baik-baik saja. Napasnya juga berhembus tanpa aturan hingga terlihat seperti seseorang yang baru saja berlomba.

"Beristirahatlah dulu, setelah itu kita akan menghajar wanita yang menganggu Nala dan dirimu." ucap Tiasa dengan wajah kesalnya.

Vie segera mengingat apa yang terjadi. Dia merasa tidak percaya akan mendapatkan ciuman di dalam air yang tidak pernah dia bayangkan.

Pikiran aneh itu segera di tepis oleh Vie. dia mengangguk kepala untuk menjawab apa yang Tiasa ucapkan.

"Na-la?" tanya Vie. Suaranya begitu lemah hingga Tiasa hampir tidak mendengarnya.

"Tenang saja, Otavi ada bersamanya." sahut Tiasa.

Vie mengangguk dan memilih untuk memejamkan matanya dan kembali beristirahat.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!