Bab 2. Munafik

Mila cukup syok mendengar ucapan Bu Siti. Itu sebuah ancaman. Ancaman yang cukup membuat hati Mila bergidik ketakutan. Tetapi, karena besarnya cinta pada Hisam, mampu membuatnya bertahan.

Selesai mandi dan berganti pakaian, Hisam mengajak ibunya pergi makan malam diluar tanpa Mila. Tidak ada sedikitpun rasa sungkan di hati mereka telah meninggalkan Mila sendirian dan kelaparan di rumah.

Mila hanya bisa menerima perlakuan mereka karena merasa Hisam adalah pria yang terbaik. Dia begitu mencintai ibunya dan ingin ibunya bahagia. Walaupun seharusnya Mila juga berhak bahagia seperti juga ibu mertuanya. Hisam bersikap tidak adil, dan lebih mementingkan ibunya daripada dirinya.

Mila berjalan menuju ke dapur untuk membuat mie rebus. Hanya itu yang bisa dia lakukan dan bisa dia makan malam ini. Mie instan menjadi solusi paling mudah, daripada dia masak tetapi tidak ada yang memakannya.

Meskipun dia merasa diabaikan oleh suaminya, tetapi dia harus tetap bertahan. Menganggap bahwa semua ini hanyalah cobaan dan ujian cinta dalam rumah tangganya bersama Hisam.

Esok harinya, Hisam berangkat bekerja tidak pamit dulu pada Mila. Entah apa yang terjadi sehingga suaminya tidak menghiraukannya lagi. Suaminya berangkat bekerja tanpa berpamitan dulu padanya. Dia hanya berpamitan pada ibunya.

"Hisam, tunggu apa lagi. Segera berangkat, gih. Nanti terlambat," ucap Bu Siti sambil sedikit mendorong Hisam agar segera pergi.

"Ibu, Mila dimana? Kenapa tidak kelihatan?" tanya Hisam mencari-cari keberadaan istrinya.

"Hisam, Mila itu lagi di kamar mandi. Sudah sana cepat pergi, nanti aku yang bicara pada istrimu," jawab Bu Siti meyakinkan Hisam agar segera pergi.

Hisam melangkah pergi tanpa berpamitan pada Mila. Dia berlari keluar untuk mengejar suaminya, tetapi dihalangi oleh ibu mertuanya.

"Tunggu, kamu tidak perlu mengejar suamimu. Suamimu tidak akan mendengarnya. Tadi aku bilang padanya, jika kamu sedang buang air di kamar mandi," ucap bu Siti sambil tersenyum sinis.

"Ibu, kenapa ibu bilang begitu? Tadi aku ke kamar sebentar," tanya Mila sedih dan kecewa.

"Sudahlah, kamu seharusnya mengerti apa artinya itu. Kamu lihat, suamimu sudah tidak peduli padamu lagi. Menyerahkan, Mila, tinggalkan Hisam!"

"Ibu, kenapa ibu seperti ini? Bukankah dulu ibu setuju kami menikah? Kenapa sekarang ibu ingin kamu berpisah?" tanya Mila sambil meneteskan air mata.

"Itu dulu. Jika aku tidak setuju Hisam menikahimu, maka Hisam akan membenciku dan meninggalkanku. Aku tidak ingin anakku membenciku tetapi aku juga tidak ingin memiliki menantu sepertimu," kata Bu Siti kesal.

"Ibu, apa salahku? Aku sudah berusaha menjadi istri dan menantu yang baik untuk kalian," tanya Mila penasaran ibu mertuanya tidak menginginkannya sebagai menantu.

"Kesalahanmu adalah, kamu menikahi Hisam. Karena aku sudah memilihkan Hisam wanita yang sangat berkelas. Cantik, berpendidikan, baik, kaya dan memiliki orangtua yang jelas asal usulnya. Bukan wanita kampung sepertimu dan tidak tahu asal usulnya," jelas Bu Siti sambil menatap tajam Mila.

Hati Mila sangat sedih dan Mila sadar jika dia memang anak yatim piatu yang kebetulan diberikan warisan oleh orang tuanya berupa ilmu meski hanya lulusan SMA. Dia bisa bekerja di perusahaan yang sam dengan Hisam meski sebagai pegawai biasa.

Saat itu, Hisam jatuh cinta padanya dan tidak memandang harta. Mila juga jatuh cinta setelah melihat ketulusan hati Hisam selama mengejarnya. Mungkinkah cintanya akan semudah itu hilang setelah menikah? Dihadapkan pada kenyataan bahwa ibu mertuanya menikungnya dari belakang. Di depan sangat baik, tetapi di belakang dia selalu mencari kesalahannya dan di goreng di depan putranya sedemikian rupa. Membuat hubungan suami istri yang tadinya manis menjadi asem.

Mila tidak ingin disebut menantu durhaka, karena itu Mila akhirnya mengakhiri perdebatannya dengan ibu mertuanya.

"Ibu, Mila tetap akan bertahan," jawab Mila tegas.

Jawaban Mila itu, semakin membuat hati Bu Siti marah dan kesal pada Mila. Apalagi setelah berkata seperti itu, Mila langsung pergi meninggalkannya.

"Dasar menantu kurang ajar, tunggu pembalasanku," gumam Bu Siti.

***

Siang itu, tubuh Mila kurang enak badan. Dia ingin beristirahat tetapi masih banyak pekerjaan yang sedang menunggu dia kerjakan. Mila masih harus membersihkan lantai dan mengepel. Sebelum membuat makan siang, semua pekerjaan rumah harus sudah selesai.

Mila membawa ember dan alat pel yang diletakkannya di pojok ruangan. Mila duduk sebentar untuk mengembalikan semangatnya yang tiba-tiba hilang.

Saat itu, ibu mertuanya meminta Mila untuk beristirahat. Biar urusan mengepel lantai, akan diteruskan oleh ibu mertuanya. Mila berusaha menolak, tetapi ibu mertuanya terus memaksanya. Mila akhirnya setuju karena kebetulan tubuhnya kurang sehat.

Mila terharu melihat ibu mertuanya merasa kasihan padanya. Mila berharap, ibu mertuanya benar-benar telah berubah.

"Terima kasih, ibu. Mila memang agak tidak enak badan hari ini," ucap Mila lemah.

"Sama-sama, Mila. Ibu lihat, wajah kamu pucat, kamu istirahat saja," kata ibu mertuanya lembut.

Mila tersenyum bahagia. Dia duduk di sofa sambil rebahan. Mencoba memejamkan mata sesaat agar nanti bisa mengerjakan pekerjaan lain. Mila menarik napas berat, seberat beban hidup yang harus ditanggungnya sebagai seorang istri.

Bayangan kebahagian setelah menikah, pupus sudah setelah dia mengalami sendiri susahnya menjadi seorang istri. Tidak hanya harus melayani suami, tetapi juga harus membuat ibu mertua menyukainya. Bahkan harus melakukan semua pekerjaan rumah tangga tanpa boleh mengeluh. Dia harus melakukannya dengan tersenyum.

Mila mulai tertidur dan tidak mendengar jika ibu mertuanya secara diam-diam menghubungi Hisam sambil menangis.

"Hisam, istrimu kejam pada ibu."

Hisam yang merasa khawatir dengan ibunya, bergegas pulang.

Bu Siti menunggu kedatangan Hisam dan membasahi matanya dengan obat tetes mata, agar kelihatan jika dia benar-benar tersiksa. Tidak lama kemudian Hisam datang dengan terburu-buru.

Hisam pulang dengan penuh amarah melihat ibunya mengepel lantai sedangkan Mila malah enak-enakan rebahan di sofa. "Coba lihat kelakuan istrimu. Dia menyuruh ibu mengepel lantai, dan dia enak-enakan tidur. Hisam, kamu tahu, jika kamu tidak di rumah, dia selalu meminta ibu melakukan pekerjaan rumah. Ibu tidak berani mengadu karena ibu takut, Mila akan bertambah membenci ibu. Ibu ingin menjadi mertua yang baik untuk Mila. Tetapi Mila sama sekali tidak mau terima," aduan Bu Siti pada Hisam yang membuat Hisam gelap mata. Wajah tampan Hisam dan tatapan mata yang dulu lembut, kini telah berubah merah menyala penuh amarah. Hisam menganggap bahwa selama ini Mila sudah memperlakukan ibunya seperti pembantu seperti yang dikatakan ibunya.

Mila terbangun saat seseorang dengan kasar membangunkannya. Mila kaget saat melihat suaminya pulang dalam keadaan marah.

"Mas, kok sudah pulang?" tanya Mila sambil berdiri.

Jawaban dari pertanyaan Mila, adalah sebuah tamparan keras yang melayang ke wajahnya. Tamparan dari tangan pria yang selalu dipujanya. Mila menangis bukan karena sakitnya tamparan itu tetapi karena sakit hatinya diperlakukan kasar oleh suaminya. Pria yang kini menjadi imamnya, telah membuatnya kecewa.

"Jangan perlakukan ibuku seperti pembantu!" teriak Hisam yang membuat Mila ketakutan.

Episodes
1 Bab 1. Masakan keasinan
2 Bab 2. Munafik
3 Bab 3. Bermuka dua
4 Bab 4. Cintamu alasanku bertahan
5 Bab 5. Hamil
6 Bab 6. Keguguran
7 Bab 7. Kedatangan adik ipar
8 Bab 8. Balasan untuk ibu mertua
9 Bab 9. Hamil kedua
10 Bab 10. Pertengkaran
11 Bab 11. Janji Hisam
12 Bab 12. Foto kiriman
13 Bab 13. Meminta Izin Poligami
14 Bab 14. Mila kecelakaan
15 Bab 15. Pernikahan Siri Hisam
16 Bab 16. Terulang kembali
17 Bab. 17. Kejujuran Ibu
18 Bab 18. Kehidupan buruk
19 Bab 19. Bertemu Mantan
20 Bab 20. Aku siap bertemu masa lalu
21 Bab 21. Bersama mantan
22 Bab 22. Si kembar Hasan Husein
23 Bab 23. Membohongi si kembar
24 Bab 24. Bersama Hasan dan Husein
25 Bab 25. Bermain dengan Daddy
26 Bab 26. Pergi ke luar kota
27 Bab 27. Menginap
28 Bab 28. Penyesalan mantan mertua
29 Bab 29. Bertemu mantan Ibu mertua
30 Bab 30. Mengambil surat cerai
31 Bab 31. Jalan terbaik
32 Bab 32. Membatalkan pernikahan
33 Bab 33. Pernikahan Mila
34 Bab 34. Di rumah baru
35 Bab 35. Bertemu Kakek
36 Bab 36. Restu
37 Bab 37. Memaafkan itu indah
38 Bab 38. Bagai mimpi
39 Bab 39. Skenario Hisam
40 Bab 40. Setelah perpisahan
41 Bab 41. Mencari mantan
42 Bab 42. Mantan yang sakit
43 Bab 43. Ungkapan hati
44 Bab 44. Keinginan Hisam
45 Bab 45. Menginap
46 Bab 46. Pergi dari rumah
47 Bab 47. Ucapan cinta
48 Bab 48. Kabar duka
49 Bab 49. Akhirnya bersama
50 Promo karya baru
Episodes

Updated 50 Episodes

1
Bab 1. Masakan keasinan
2
Bab 2. Munafik
3
Bab 3. Bermuka dua
4
Bab 4. Cintamu alasanku bertahan
5
Bab 5. Hamil
6
Bab 6. Keguguran
7
Bab 7. Kedatangan adik ipar
8
Bab 8. Balasan untuk ibu mertua
9
Bab 9. Hamil kedua
10
Bab 10. Pertengkaran
11
Bab 11. Janji Hisam
12
Bab 12. Foto kiriman
13
Bab 13. Meminta Izin Poligami
14
Bab 14. Mila kecelakaan
15
Bab 15. Pernikahan Siri Hisam
16
Bab 16. Terulang kembali
17
Bab. 17. Kejujuran Ibu
18
Bab 18. Kehidupan buruk
19
Bab 19. Bertemu Mantan
20
Bab 20. Aku siap bertemu masa lalu
21
Bab 21. Bersama mantan
22
Bab 22. Si kembar Hasan Husein
23
Bab 23. Membohongi si kembar
24
Bab 24. Bersama Hasan dan Husein
25
Bab 25. Bermain dengan Daddy
26
Bab 26. Pergi ke luar kota
27
Bab 27. Menginap
28
Bab 28. Penyesalan mantan mertua
29
Bab 29. Bertemu mantan Ibu mertua
30
Bab 30. Mengambil surat cerai
31
Bab 31. Jalan terbaik
32
Bab 32. Membatalkan pernikahan
33
Bab 33. Pernikahan Mila
34
Bab 34. Di rumah baru
35
Bab 35. Bertemu Kakek
36
Bab 36. Restu
37
Bab 37. Memaafkan itu indah
38
Bab 38. Bagai mimpi
39
Bab 39. Skenario Hisam
40
Bab 40. Setelah perpisahan
41
Bab 41. Mencari mantan
42
Bab 42. Mantan yang sakit
43
Bab 43. Ungkapan hati
44
Bab 44. Keinginan Hisam
45
Bab 45. Menginap
46
Bab 46. Pergi dari rumah
47
Bab 47. Ucapan cinta
48
Bab 48. Kabar duka
49
Bab 49. Akhirnya bersama
50
Promo karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!