4

Dinda pun membalas tatapan pak Roy yang saat itu seakan ingin berbicara sesuatu padanya. Namun tertunda lantaran hatinya tidak mengizinkan untuk memarahi putrinya yang saat ini sedang sakit itu.

"Dinda, sekarang lebih baik kamu pulang sama Bapak ya, biar Rehan menebus obat kamu ke Apotek dulu," ajak pak Roy mengurungkan niatnya untuk memarahi Dinda di depan Rehan.

"Iya Pak, makasih ya Pak." jawab Dinda yang melihat betapa tulusnya laki-laki yang ia sebut 'bapak' itu.

Pak Roy mengangguk pelan, menuntun Dinda keluar dari ruangan itu. Sementara Rehan menghela napas panjang melihat tingkah pak Roy yang ia anggap lebay itu, Rehan memutuskan untuk pergi berlawanan arah dengan pak Roy yang membawa Dinda pulang.

Di perjalanan Dinda terlihat kaku, antara takut mendapatkan kemarahan oleh sang ayah yang mendengar sakit palsu dari Rehan, dan memikirkan ucapan Rehan yang justru menyalahkan dirinya.

Sementara pak Roy yang sejak tadi memperhatikan Dinda diam-diam, akhirnya memberanikan diri untuk menegur Dinda.

"Dinda, benarkah kamu sering mandi malam?" tanya pak Roy sesekali melemparkan pandangannya pada Dinda dan ke jalan raya.

Dinda tersadar dari lamunannya dan saat itu ia segera menatap pak Roy yang menunggu jawabannya, Dinda tidak mungkin memberikan jawaban yang bertolak belakang dengan yang diberikan oleh Rehan, meskipun itu sebenarnya tidak benar.

"I-iya Pak, Dinda belakangan ini memang suka mandi malam," ucap Dinda akhirnya memilih untuk berbohong.

"Kenapa Dinda, kenapa kamu melakukan itu?" tanya pak Roy ingin tahu.

"I-itu Pak, Dinda kan sendirian ngurus rumah dan jaga Arka, jadi Dinda kadang baru sempat mandi kalau malam, jadi Dinda sering mandi malam," sahut Dinda beralasan.

"Ya ampun, jadi itu alasan kamu."

Pak Roy tidak memarahi Dinda, ia tahu betul kalau saat ini kerepotan Dinda dobel, karena tidak adanya bi Iyas. Pak Roy menjadi tidak tega melihat kesibukan Dinda yang sekarang sudah menjadi seorang ibu, ia teringat masa dulu di mana ia sangat bercita-cita untuk menjadi wanita karir, namun karena persahabatan yang sangat erat antara orang tua Rehan dengan dirinya membuatnya tidak mampu menolak perjodohan yang berakhir pada pernikahan.

Dinda melempar senyum saat melihat pak Roy yang sepertinya sedang memikirkan sesuatu, ia tahu bahwa sosok ayah yang ada di sampingnya itu pasti merasa bersalah lantaran pernikahannya dengan Rehan adalah kehendak sang ayah.

"Ayah, jangan berpikir yang tidak-tidak ya, Dinda ini sudah menjadi seorang ibu sekaligus istri, jadi wajar kan kalau Dinda mengerjakan semua ini," ucap Dinda berusaha menghibur Rehan.

"Iya Dinda, maafin Bapak ya, kalau Bapak salah menentukan jalan kamu," sahut pak Roy berkaca-kaca.

"Enggak kok Pak, Bapak sama sekali nggak salah. Udah, sekarang fokus nyetir aja, biar kita bisa cepat sampai, kasihan Arka ditinggal lama-lama."

Untuk mengalihkan pembicaraan Dinda meminta pak Roy untuk buru-buru membawanya pulang, dan pak Roy yang teringat dengan cucunya itu spontan langsung menancap gas sesuai dengan keinginan Dinda.

Sementara Rehan yang masih ada kesempatan untuk menghubungi Sekar itu, nampak berkali-kali menelpon Sekar. Namun tak sekalipun Sekar mengangkatnya karena sudah terlanjur kecewa.

"Ya ampun, di mana si kamu sayang, kok kamu nggak akan telpon aku!"

Rehan nampak kesal dengan dirinya sendiri yang sudah membuat Sekar marah padanya, walaupun semua itu bukan murni keinginannya.

Tibanya di rumah, Rehan harus seperti sosok suami yang begitu peduli dengan Dinda, ia turun dari mobil untuk memberikan resep obat yang telah ia tebus.

Rehan menemui Dinda yang sedang duduk memberikan asi pada Arka, meskipun keadaanya belum membaik lantaran obat yang ditulis oleh dokter belum ia minum.

"Sayang, kok kamu udah kasih asi buat Arka si, kan kamu masih sakit?!" protes Rehan yang baru saja tiba itu.

"Ya Mas, kata Ibu Arka nangis dari tadi, dia haus," ucap Dinda kasihan.

"Ya tapikan nggak bisa kamu kasih asi gitu aja buat Arka, nanti kalau Arka ikutan sakit gimana? Sini, biar aku yang gendong!"

Rehan meraih tubuh mungil Arka dan menimangnya, Arka yang sudah cukup kenyang itu tidak memberontak saat ia berada dalam dekapan ayahnya.

Sepasang mata ibu dan bapak mertuanya tidak dipedulikan oleh Rehan, nampaknya rasa sayang seorang ayah pada anaknya mulai muncul di hati Rehan, hingga ia merasa tidak tega melihat nya harus mengkonsumsi asi ibunya yang sedang sakit.

"Emmm, ya udah mumpung Arka sama ayahnya, Ibu ambilin makan buat kamu ya biar kamu cepat bisa minum obat," ucap bu Andin mencairkan suasana.

"Ya Bu, makasih ya." jawab Dinda melempar senyum.

Tak lama kemudian bu Andin tiba membawakan makanan untuk Andin, ia sudah membuat sup saat di rumah menjaga Arka.

"Itu Ibu yang beli atau masak sendiri?" tanya Rehan yang melihat bu Andin membawa nasi dan sup di mangkuk.

"Ibu buat Mantu, tadi sambil momong Arka," ucap bu Andin mengulas senyum.

"Hebat banget ya Ibu, bisa masak sambil momong. Mungkin kalau Dinda bisa kayak gitu, di rumah ini nggak perlu bi Iyas lagi." celetuk Rehan meremehkan pekerjaan Dinda.

Mendengar itu tentu saja membuat selera makan Dinda berubah, ia nampak kesal mendengar pendapat Rehan yang begitu menyepelekan dirinya.

"Maksud kamu apa, Mas?" tanya Dinda membulatkan tatapannya pada Rehan.

"Ya maksud aku jelas sayang, kalau kamu bisa kayak Ibu mungkin bi Iyas udah nggak perlu lagi kerja di sini, kalau dia mau keluar atau mau berhenti nggak papa," ucap Rehan enteng.

"Nggak, nggak, nggak, bi Iyas tetap akan bekerja di sini sama aku, aku nggak mungkin bisa urus semua pekerjaan rumah dan Arka sendiri, kamu liat dong Mas, rumah ini berlantai dua dan rumah ini cukup lebar." jelas Dinda keberatan.

Rehan membuang muka, karena di depan ke dua orang tuanya Dinda mampu menolak mentah-mentah pendapat yang ia ajukan, padahal Rehan melakukan itu semata-mata karena ingin lebih bebas tanpa adanya bi Iyas.

Dinda meraih ponselnya, memilih untuk segera menghubungi bi Iyas untuk menagih janjinya.

Ponsel bi Iyas yang berdering pun disadari olehnya yang sedang memasukkan pakaiannya ke dalam koper.

[Halo non Dinda,] sapa bi Iyas dari sebrang.

[Halo bi. Bi, ini sudah tiga hari bibi pergi, apa bibi bisa pegang janji bibi untuk kembali ke rumah saya?] tanya Dinda di depan Rehan.

[Tentu saja bisa non, nanti sore saya akan berangkat dan mungkin sampainya malam] sahut bi Iyas memberitahukan.

[Kalau begitu hati-hati ya bi. Ya sudah, saya matikan telponnya.]

Tuut

Dengan lega Dinda akhirnya mengulas senyum setelah mendengar jawaban bi Iyas, ia pun mulai menyantap makanan yang sudah disediakan oleh ibunya sendiri.

Sementara Rehan sendiri nampak kesal lantaran Dinda justru tersenyum bahagia, ia pun menyantap makanan itu dengan lahap hingga membuat cacing di dalam perut Rehan turut meronta-ronta.

"Mantu, kalau kamu mau makan, makan dulu sana, biar Ibu yang gendong Arka," ucap bu Andin menawarkan jasanya.

"Baik Bu, makasih ya Bu." jawab Rehan mengulas senyum.

Rehan berlalu pergi menuju meja makan, ia lupa tak memberikan penawaran untuk pak Roy yang sejak tadi juga menahan lapar, apalagi pak Roy baru pulang dari mengantar Dinda ke klinik.

"Loh, Bapak kok nggak ikut makan?" tanya bu Andin menyadari.

"Kita pulang saja yuk, Bu," ajak pak Roy tidak enak hati.

Uhuk

Ajakan pak Roy membuat Dinda tersedak dari menyantap makanannya, makanan yang terasa sangat nikmat itu tiba-tiba terasa hambar di lidahnya saat mendengar ajakan pak Roy kepada ibunya.

Episodes
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 24
25 25
26 26
27 27
28 28
29 29
30 30
31 31
32 32
33 33
34 34
35 35
36 36
37 37
38 38
39 39
40 40
41 41
42 42
43 43
44 44
45 45
46 46
47 47
48 48
49 49
50 50
51 51
52 52
53 53
54 54
55 55
56 SS 2.1
57 SS 2.2
58 SS 2.3
59 SS 2.4
60 SS 2.5
61 SS 2.6
62 SS 2.7
63 SS 2.8
64 SS 2.9
65 SS 2.10
66 SS 2.11
67 SS 2.12
68 SS 2.13
69 SS 2.15
70 SS 2.15
71 SS 2.16
72 SS 2.17
73 SS 2.18
74 SS 2.19
75 SS 2.20
76 SS 2.21
77 SS 2.22
78 SS 2.22
79 SS 2.24
80 SS 2.25
81 SS 2.26
82 SS 2.27
83 SS 2.28
84 SS 2.29
85 SS 2.30
86 SS 2.31
87 SS 2.32
88 SS 2.33
89 SS 2.34
90 SS 2.35
91 SS 2.36
92 SS 2.37
93 SS 2.38
94 SS 2.39
95 SS 2.40
96 SS 2.41
97 SS 2.42
98 SS 2.43
99 SS 2.44
100 SS 2.45
101 SS 2.46
102 SS 2.47
103 SS 2.48
104 SS 2.49
105 SS 2.50
106 SS 2.51
107 SS 2.52
108 SS 2.53
109 SS 2.54
110 SS 2.55
111 SS 2.56
112 SS 2.57
113 SS 2.58
114 SS 2.59
115 SS 2.60
116 SS 2.61
117 SS 2.61
118 SS 2.63
119 SS 2.64
120 1
121 2
122 3
123 4
124 5
125 6
126 7
127 8
128 9
129 10
130 11
131 12
132 13
133 14
134 15
135 16
136 17
137 18
138 19
139 20
140 21
141 22
142 23
143 24
144 25
145 26
146 27
147 28
148 29
149 30
150 31
151 32
152 33
153 34
154 35
155 36
156 37
157 38
158 39
159 40
160 41
161 42
162 43
163 44
164 45
165 46
166 47
167 48
168 49
169 50
170 51
171 52
172 53
173 54
174 55
175 56
176 57
177 58
178 59
179 60
180 61
181 62
182 63
183 64
184 65
185 66
186 67
187 68
188 69
189 70
190 71
191 72
192 73
193 74
194 75
195 76
196 77
197 78
198 79
199 80
200 81
201 82
202 83
203 84
204 85
205 86
206 87
207 88
208 89
209 90
210 91
211 92
212 93
213 94
214 95
215 96
216 97
217 98
218 99
219 100
220 101
221 102
222 103
223 104
224 105
225 106
226 107
227 108
228 109
229 110
230 111
231 112
232 113
233 114
234 115
235 116
236 117
237 118
238 119
239 120
240 121
241 122
242 123
243 124
Episodes

Updated 243 Episodes

1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
6
6
7
7
8
8
9
9
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
23
24
24
25
25
26
26
27
27
28
28
29
29
30
30
31
31
32
32
33
33
34
34
35
35
36
36
37
37
38
38
39
39
40
40
41
41
42
42
43
43
44
44
45
45
46
46
47
47
48
48
49
49
50
50
51
51
52
52
53
53
54
54
55
55
56
SS 2.1
57
SS 2.2
58
SS 2.3
59
SS 2.4
60
SS 2.5
61
SS 2.6
62
SS 2.7
63
SS 2.8
64
SS 2.9
65
SS 2.10
66
SS 2.11
67
SS 2.12
68
SS 2.13
69
SS 2.15
70
SS 2.15
71
SS 2.16
72
SS 2.17
73
SS 2.18
74
SS 2.19
75
SS 2.20
76
SS 2.21
77
SS 2.22
78
SS 2.22
79
SS 2.24
80
SS 2.25
81
SS 2.26
82
SS 2.27
83
SS 2.28
84
SS 2.29
85
SS 2.30
86
SS 2.31
87
SS 2.32
88
SS 2.33
89
SS 2.34
90
SS 2.35
91
SS 2.36
92
SS 2.37
93
SS 2.38
94
SS 2.39
95
SS 2.40
96
SS 2.41
97
SS 2.42
98
SS 2.43
99
SS 2.44
100
SS 2.45
101
SS 2.46
102
SS 2.47
103
SS 2.48
104
SS 2.49
105
SS 2.50
106
SS 2.51
107
SS 2.52
108
SS 2.53
109
SS 2.54
110
SS 2.55
111
SS 2.56
112
SS 2.57
113
SS 2.58
114
SS 2.59
115
SS 2.60
116
SS 2.61
117
SS 2.61
118
SS 2.63
119
SS 2.64
120
1
121
2
122
3
123
4
124
5
125
6
126
7
127
8
128
9
129
10
130
11
131
12
132
13
133
14
134
15
135
16
136
17
137
18
138
19
139
20
140
21
141
22
142
23
143
24
144
25
145
26
146
27
147
28
148
29
149
30
150
31
151
32
152
33
153
34
154
35
155
36
156
37
157
38
158
39
159
40
160
41
161
42
162
43
163
44
164
45
165
46
166
47
167
48
168
49
169
50
170
51
171
52
172
53
173
54
174
55
175
56
176
57
177
58
178
59
179
60
180
61
181
62
182
63
183
64
184
65
185
66
186
67
187
68
188
69
189
70
190
71
191
72
192
73
193
74
194
75
195
76
196
77
197
78
198
79
199
80
200
81
201
82
202
83
203
84
204
85
205
86
206
87
207
88
208
89
209
90
210
91
211
92
212
93
213
94
214
95
215
96
216
97
217
98
218
99
219
100
220
101
221
102
222
103
223
104
224
105
225
106
226
107
227
108
228
109
229
110
230
111
231
112
232
113
233
114
234
115
235
116
236
117
237
118
238
119
239
120
240
121
241
122
242
123
243
124

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!