Orang tua Harva datang ke rumahnya, dia tidak mengetahui kalau Alena ada di sana. Lily kemudian mengajak orang tua Harva masuk ke dalam rumah.
"Alena! kapan kamu datang?" tanya Mamahnya Harva.
"Tadi Tante, Alena merindukan Harva," ucap Alena membuat Lily mencebikkan bibirnya.
"Om, Tante, mau minum apa? biar Lily buatkan," kata Lily.
"Lily, Om mau kopi pahit! tolong antar ke teras belakang nanti," kata Papah Harva.
"Tante, mau apa?" tanya Lily.
"Teh manis aja, Ly," ucapnya tersenyum.
"Oke! Lily bikin dulu," ucapnya kemudian pergi ke dapur. Alena berteriak karena tidak ditawari minum oleh Lily, lalu pergi dari rumah Harva.
"Sayang, jangan pergi dong!" teriak Harva yang dari tadi hanya diam, dia sedih melihat orang tuanya.
"Om, Tante, silahkan diminum," ucap Lily menaruh kopi dan teh dimeja yang tersedia. Lily kemudian ikut duduk bersama orang tua Harva, mereka ternyata sangat ramah dan baik.
"Lily, apa kamu betah tinggal di rumah ini?" tanya Papah Harva.
Lily mengatakan kalau dirinya sangat betah tinggal di rumah Harva, tetapi tidak enaknya hanya sendiri dan Harva sering mengganggu. Papah Harva ingin mencari asisten rumah tangga untuk menemani Lily, tetapi Lily menolak karena Harva tidak mau rumahnya dimasuki orang asing.
"Tante juga setuju dengan kamu Ly, rumah ini juga jarang ditempati. Nanti kalau ada asisten malah repot, udah ada Mang Darto juga," ujar Mamah Harva.
"Mah, Harva ada di rumah terus! kenapa dibilang gak ada yang menempati," kata Harva memeluk Mamahnya tetapi tidak bisa.
Lily menahan tawanya, melihat Harva tidak bisa memeluk Mamahnya.
"Lu ketawa lagi, gue peluk beneran," ucap Harva melotot ke arah Lily.
"Coba aja kalau bisa peluk gue," kata Lily.
Mamah Harva kemudian berdiri dan memeluk Lily, dia sangat berterimakasih kasih karena Lily sudah mau menjaga rumah Harva.
"Harva itu anak yang baik, suka menolong orang tetapi kenapa nasibnya seperti itu. Om tidak menyangka dia bisa kecelakaan, padahal Harva selalu hati-hati dalam berkendara," kata Papah Harva.
"Ly, bilang ke ortu gue! gue minta maaf belum bisa bahagiakan mereka, buruan," ucap Harva.
"Om, Tante, kata Harva dia minta maaf belum bisa membuat bahagia Om dan Tante," ucap Lily.
"Bertemu dimana kamu? kok kata Harva," ucap Mamah Harva.
"Tante, anu.... ! maksudnya pasti Harva akan bicara seperti itu, kalau melihat Om dan Tante sedih.
Lily tidak mau dianggap gila oleh orang tua Harva, cukup Vanessa dan Joy saja yang menganggap dia gila.
Setelah orang tua Harva pulang, Lily masuk ke dalam ruang kerja Harva. Lily melihat buku yang tertata di rak dengan rapi, karena penasaran Lily membaca buku itu.
"Aneh gak bisa dibuka ini buku," ucap Lily berusaha membuka buku itu dengan paksa.
"Lu, ngapain buka-buka buku gue?" tanya Harva.
"Coba baca judulnya ini buku, tapi anehnya gak bisa dibuka," kata Lily.
Buku itu milik Alena kata Harva, saat dia mengantarkan pulang Alena buku itu tertinggal di mobil Harva. Harva lupa untuk mengembalikan dan menyimpan di rak ruang kerjanya.
"Harva, ini gimana cara bukannya? gue bawa dulu aja bukunya," ucap Lily.
"Hey... balikin dong! nanti ketauan sama Alena, jangan macam-macam lu," ucap Harva.
"Gue gak akan bawa kalau lu, bantuin gue buka," ujar Lily.
Mereka berusaha membuka buku itu, saat membuka bab pertama mereka kaget ternyata buku tentang ilmu gaib.
"Cara mengeluarkan arwah!" kaget Lily terdiam seperti memikirkan sesuatu.
"Lebai lu! gitu aja heran," kata Harva.
"Bukan soal lebai! gue jadi curiga kalau Alena itu gak beres, masa bawa buku kaya gini," ucap Lily.
"Udah! jangan jelek-jelekin kekasih gue! sirik aja lu," kata Harva.
"Dasar ceo bodoh! dibohongi pacarnya aja percaya," kata Lily.
"Dari pada lu! diduakan sama Marcel juga mau," kata Harva.
Mereka saling meledek dan mengejek hingga keduanya sama-sama kesal. Harva lalu menghilang, sedangkan Lily masih penasaran dengan buku itu.
Lily akhirnya tidak berani membuka bab lainnya, karena isinya semakin seram dan aneh. Dia kemudian mandi dan keluar untuk mencari makan, kebetulan stok makanan di kulkas habis.
Lily menuju ke sebuah supermarket yang dekat dengan rumah Harva, dia membeli mie instan dan berbagai keperluan lainnya.
"Es krim! tapi nanti cair kalau gak langsung dimakan," ucapnya.
"Gue temenin yuk! beliin gue rasa coklat," ucap Harva yang tiba-tiba ada disebelahnya.
"Kebiasaan lu! jangan ngagetin gitu dong," kata Lily.
Lily menyuruh Harva untuk menunggu di meja yang sudah disediakan, lalu dia memesan es krim.
"Mbak, sendirian kok pesan dua," ucap pelayan itu.
"Aku kalau makan atau minum banyak, Mbak," ucap Lily tersenyum.
Setelah pelayan yang mengantarkan es krim pergi, Harva memulai makan es krim itu.
"Kok gak bisa dimakan! suapin dong Ly," ucap Harva.
"Makan aja sendiri! hantu aja gak makan juga kenyang," sewot Lily menghabiskan es krim miliknya.
"Pelit lu!" ketus Harva kemudian mencoba memakan es krim itu, dan akhirnya dia makan. Memang tidak masuk diakal tetapi nyatanya es krim itu dihabiskan oleh Harva, dia sangat kegirangan akhirnya bisa makan.
Pelayan tadi sangat terkejut, karena melihat sendok terbang sendiri. Apalagi saat melihat tisu terbang sendiri mengelap ujung bibir Lily, yang memakan es krim belepotan seperti anak kecil. Lama-lama pelayan itu takut dan jatuh pingsan, kebetulan di kedai es krim itu sedang sepi hanya ada Lily, Harva dan pelayan itu sendiri.
"Ly, itu Mbaknya jatuh," ucap Harva menunjukkan dimana pelayan itu jatuh. Kemudian dia dan Lily mendekati orang itu.
"Mbak, bangun Mbak," ucap Lily sembari menepuk pipi pelayan itu.
"Bawa ke rumah sakit aja! ayo angkat," kata Harva.
Lily marah pada Harva karena dia tidak kelihatan gimana mau angkat orang, yang ada malah pada takut orang yang melihatnya. "Gila lu, entar dikira orang terbang! kita minta tolong orang aja," ucapnya.
"Jangan cemburu gitu dong! entar gue angkat lu, kalau udah di rumah," ucap Harva mengedipkan satu matanya membuat Lily bergidik ngeri.
"Ogah gue!" teriak Lily.
Lily mencari satpam dan meminta tolong untuk membantu orang itu, setelah sadar orang itu mengatakan kalau melihat hantu. Saat melihat Lily orang itu jatuh pingsan lagi.
Satpam kebingungan lalu membawa pelayan itu ke rumah sakit, sedangkan Lily dan Harva pulang ke rumah.
"Harva, gila lu pakai ikut makan es krim di tempat umum! gue jadi dikira hantu, sial bener," kata Lily.
"Hahaha.... sukurin lu! tau rasa, gak enak jadi gue," ucap Harva.
Tiba-tiba ada angin bertiup dengan kencang, hingga membuat lampu gantung bergoyang dan mati. Lily berteriak histeris, karena Harva juga menghilang dengan tiba-tiba. Suasana rumah menjadi gelap gulita, Lily sangat ketakutan. Ada bayangan hitam mendekatinya, membuat Lily menutup mata dan berteriak. Bayangan itu semakin mendekat seperti ingin menerkamnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
𝐙⃝🦜しÏA ιиɑ͜͡✦ᵉ𝆯⃟🚀ʰⁱᵃᵗᵘˢ
wah bayangan hitam itu siapa yaaa
hantu Harva apa makhluk jahat yaa
kasian. bgt Lily
2023-05-24
1
mᴏᷤlᴏᷨrsilent
wih kaga beres ntu cwe moso main ilmu hitam
2023-05-24
0
🍁𝐂liff❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ
sapa tuh.. apa aewah dlm buku yg keluar
2023-05-23
0