MTCM 2

"Mbak, ini pesanannya," ucap pelayanan cafe sembari meletakkan pesanan Lily di meja.

"Makasih ya, Mbak," ucap Lily kemudian tersenyum.

Lily menoleh ke belakang, dia melihat Marcel dan Raya sedang duduk. Ia pun berdiri dari duduknya dan menuju ke tempat Marcel dan Raya yang pura-pura tidak melihatnya.

"Lily, kamu kok ada disini? kita lagi ngomongin kerjaan kok," kata Raya.

"Terserah kalian mau ngapain, gue cuma ingetin kalau Bagas lihat mampus lu," kata Lily yang sebenarnya sangat kesal kepada mereka berdua, Lily sering memergoki mereka berdua tetapi Marcel selalu mengelak.

"Sayang, kita gak ada apa-apa kok," ucap Marcel menenangkan.

Lily tersenyum tipis, lalu duduk dan menghabiskan makanannya di meja yang ada Marcel dan Raya. Mereka berdua sepertinya canggung dengan keberadaan Lily, yang tadinya berbincang-bincang berdua menjadi diam seribu bahasa.

"Gue duluan ya, makanan gue dah habis," kata Lily.

"Sayang, aku antar ya? kamu mau ke kantor kan," ucap Marcel dengan lembut.

"Gak perlu, Cel! gue bawa mobil kok," tolak Lily kemudian ke kasir untuk membayar makanannya lalu pergi meninggalkan cafe.

Raya hanya diam, dan menatap kesal kepergian Lily. "Cel, pacar lu sok munafik deh," ucapnya.

"Pacar ku kan kamu, sayang," kata Marcel mengusap lembut kepala Raya.

Raya kemudian mengatakan kalau akan ke kantor sendiri, karena takut Bagas curiga dan akhirnya hubungan mereka ketahuan. Kalau Lily memang baru mengumpulkan bukti, ia sudah beberapa kali memergoki Raya dan Marcel berdua.

💀

💀

"Muka lu kenapa, Ly?" tanya Vanessa melihat Lily dengan muka murung.

"Gue ketemu Marcel jalan sama Raya lagi, makin curiga deh," ucap Lily.

"Dibilang suruh mutusin aja, lu bandel sih," kata Vanessa.

Lily berjalan menuju ke rak buku, dia mengambil sebuah buku kemudian membacanya. Pekerjaan Lily saat ini sangat banyak, sampai tidak sempat membuka ponselnya. Banyak sekali pesan dari Marcel dan Raya, mereka berdua menjelaskan soal tadi pagi.

Pulang dari kantor Lily langsung ke rumah Harva, dia meminta Pak Darto untuk mengantarkannya ke dalam rumah.

"Neng, kamarnya disana ya. Saya keluar dulu," kata Pak Darto.

Lily hanya tersenyum, kemudian dia duduk di sofa ruang tamu sambil bersandar dan memejamkan mata. Lily terkejut saat membuka mata, segelas jus jeruk ada di meja depannya padahal tidak ada siapapun.

"Kok merinding gue lama-lama," ucapnya sembari memegang gelas jus itu.

Lily kemudian hendak masuk ke dalam kamar, pintunya tidak bisa di buka. Rasa takut mulai menyelimuti nya, Lily kemudian naik ke lantai atas. Hanya ada satu kamar, dan sebuah foto laki-laki tampan berada di dinding dengan ukuran lumayan besar.

"Harva Anggara, pasti foto pengusaha itu," ucapnya.

Lily memandang foto yang menempel di dinding, sembari tersenyum. Dia terkejut dan berteriak saat melihat foto itu juga tersenyum, Lily hendak berlari tiba-tiba tubuhnya membeku seperti ada yang mencekalnya.

"Tolong!" teriak Lily.

"Percuma lu minta tolong, gak akan ada yang mendengar," suara seorang pria dari belakangnya.

"Lu, kan udah mati!" ucap Lily teriak lalu pingsan.

"Kok dia bisa lihat, gue! Pakai pingsan lagi, ngerepotin aja," kata Harva.

Aneh tapi nyata Harva bisa mengangkat tubuh Lily, ia bawa ke dalam kamar dan ditidurkan di ranjang.

"Cantik juga gadis ini," ucap Harva sembari menyingkirkan sulur rambut Lily yang menutupi mukanya. Aneh gue juga bisa pegang ini orang," Lanjutnya.

Pagi hari Lily terbangun dari tidurnya, dia mengingat kejadian semalam. Setelah melihat ke arah samping, ia berteriak lagi, melihat laki-laki tampan tidur disebelahnya.

"Berisik! ganggu orang tidur aja," kata Harva.

Lily memberanikan diri menyentuh tangan Harva. "Gue kok bisa nyentuh lu! jangan-jangan pura-pura mati ya," ucapnya.

"Gue juga heran, kenapa bisa nyentuh lu! lihat lu! kebetulan banget ini," kata Harva menatap Lily.

"Kebetulan apa? jangan macam-macam ya," kata Lily kemudian membungkus tubuhnya dengan selimut.

"Cari jasad gue," ucap Harva.

"Apa? jasad lu kan udah dikubur, gali aja itu kuburan," kata Lily.

Harva mengatakan kalau dia sudah pernah mencoba memasuki jasad itu, tetapi tidak bisa. Waktu kejadian itu Harva berada disebuah hotel terus meminum minuman bersama temannya, setelah itu dia tidak ingat apa-apa.

Saat bangun tidur dia melihat orang tuanya menangis, dan jasad yang sudah tidak bisa dikenali lagi. Jasad itu dinyatakan dirinya, Harva berteriak kalau dirinya masih hidup tetapi tidak ada yang mendengar.

"Waktu itu gue baru sadar, kalau ternyata gue dah mati," jelas Harva.

"Terus jasad lu, dimana?" tanya Lily.

"Kalau gue tau, gak bakal minta bantuan kamu buat nyari," ketus Harva.

"Gila! bener-beber gila, gue ke sini mau kerja. Bukan mau cari jasad lu," kata Lily.

"Rumah ini gak butuh pembantu! pergi aja, lu," kata Harva.

Lily menjelaskan pada Harva, kalau dia harus menulis novel tentang dirinya. Harva tidak mengizinkan Lily, kalau Lily tidak mau membantu menemukan jasadnya. Akhirnya mereka berdua bersepakat untuk saling membantu, Harva juga sudah mengizinkan kisahnya tertulis dalam novel Lily.

"Gue mau mandi, mau kerja! keluar lu dari sini," ucap Lily mengusir Harva dari dalam kamar.

"Mau lu ngumpet dimana aja, gue bisa tau kok," ucap Harva yang sejak arwahnya gentayangan dia bisa menembus tembok.

"Awas ngintip! gue sumpahin jasad lu gak ketemu," kata Lily sembari mengambil handuk hendak mandi, tiba-tiba Harva sudah menghilang begitu saja.

Lily mengusap dadanya karena kaget, kemudian ia masuk ke kamar mandi. Seperti biasa selesai mandi ia berkaca, untuk memastikan pakaian yang ia kenakan udah rapi belum. Harva tiba-tiba muncul didalam kaca, membuat Lily teriak.

"Huaaa!" teriak Lily.

"Lu, dah tau gue hantu masih saja takut," ucap Harva.

Ketika Lily sedang asyik berkaca, ia malah nampak dikaca begitu ditengok ke belakang Harva tidak ada itu yang membuat Lily kaget.

"Bisa gak sih lu, kalau datang jangan ngagetin," kata Lily.

Di lantai bawah ada Nyonya dan Tuan Anggara yang baru saja datang, mereka mendengar teriakan Lily.

"Pah, kok ada orang teriak dari kamar Harva," ucap Nyonya Anggara penasaran dengan suara Lily.

"Mungkin gadis yang dibilang Pak Darto ingin tinggal disini, Mah. Ayo kita lihat," ajak Tuan Anggara.

Mereka berdua kemudian naik ke lantai atas, dan masuk ke dalam kamar Harva. Mereka mendapati Lily yang sedang berbicara sendiri, membuat Nyonya dan Tuan Anggara saling berpandangan.

"Kamu siapa berani masuk ke kamar anak ku?" tanya Nyonya Anggara.

"Tante, Om, perkenalkan saya Lily," ucap Lily sembari tersenyum manis lalu menjabat tangan Tuan dan Nyonya Anggara secara bergantian.

"Itu nyokap ma bokap gue," ucap Harva.

"Iya, gue tau," kata Lily.

"Kamu ngomong ma siapa, Lily? Om perhatikan dari tadi ngomong sendiri," kata Tuan Anggara.

Terpopuler

Comments

Aku kamu tak terpisahkan

Aku kamu tak terpisahkan

Jadi Lily dari dulu sudah tahu kalau pacarnya selingkuh

2023-05-24

0

Cut Nur Lovely🧸

Cut Nur Lovely🧸

itu adalah gentayangan yg sangat menakutkan ya org mati bisa liat

2023-05-24

0

alfy

alfy

dah ke ciduk masih ngeless aja 😤

2023-05-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!