Usai melakukan perbincangan serius mengenai pertunangan Ayara dan Darren, kini semua orang menuju ruang makan untuk makan malam bersama. Mirza dan Tuan Vano juga memberikan waktu untuk anak-anak mereka agar saling mengenal lebih dekat. Namun sayangnya Ayara tak bereaksi apapun. Bahkan Aya menyelesaikan lebih dulu makan malamnya, setelah itu meninggalkan ruang makan dengan alasan untuk mencari angin. Tanpa berminat melirik Darren sama sekali.
“Aya, ajak Darren bersantai dulu!” ucap Mirza berhasil menghentikan langkah Aya.
Ayara hanya diam saja, kemudian segera keluar dari ruang makan. Darren sendiri yang sebenarnya malas, mau tidak mau beranjak dari duduknya mengikuti kemana Ayara pergi. Terlebih dia juga tidak ingin membuat Papanya kecewa.
Dan di sini lah mereka sekarang. di halaman depan rumah.
Ayara tetap diam sambil memainkan ponselnya saat Darren ikut duduk bergabung dengan Aya. Keduanya sama-sama diam. hanya saja tatapan Darren tertuju pada Aya yang sangat sibuk dengan ponselnya.
Kalau dilihat-lihat, memang Aya adalah perempuan yang cantik. Tapi entah kenapa Darren tidak ada rasa ketertarikan terhadap Aya. Apa itu karena otaknya hanya dipenuhi oleh Jenifer, mantan istrinya.
“Ehm!”
Aya melirik sekilas pada pria beraura dingin yang kini sedang duduk di hadapannya. akhirnya ia meletakkan ponselnya di atas meja. Mungkin ini adalah waktu yang tepat untuk membicarakan masalah perjodohan ini.
“Aku tidak setuju dan menolak perjodohan ini.” ujar Aya lalu membuang mukanya malas.
“Kamu pikir aku juga setuju? Silakan bilang saja pada orang tua kamu kalau tidak setuju.”
Aya tampak memicingkan matanya menatap ke arah Darren. Pria itu benar-benar menyebalkan juga sangat aneh. Kenapa harus dirinya sendiri yang berusaha jika Darren juga tidak setuju dengan perjodohan ini.
“Aku tidak bisa menolak karena aku tidak mau membuat Papaku kecewa.” Ucap Darren seolah mengerti isi kepala Aya.
Aya hanya mencebik kesal. Kalau usahanya sendiri bisa pun dia tidak akan susah-susah seperti ini. namun tiba-tiba saja Aya mempunyai ide.
“Aku juga sudah menolak namun tidak ada hasilnya. Begini saja, bagaimana kalau perjodohan ini tetap berlanjut. Tapi setelah itu nanti kita bercerai. Karena aku sudah punya kekasih. Aku yakin dengan perceraian kita nanti, kedua orang tua kita pasti memaklumi kalau diantara kita tidak ada chemistry. Bagaimana?”
Darren menatap lekat mata Aya. Dia tidak menyangka kalau perempuan di hadapannya itu berencana mempermainkan sebuah pernikahan. Walau memang pada kenyataannya benar. Diantara dirinya dan Aya tidak ada ketertarikan sama sekali. Tapi apa harus dengan mempermainkan sebuah pernikahan. Darren sendiri juga tidak punya alasan lain.
“Terserah kamu saja. resiko kamu tanggung sendiri.” Jawab Darren, lalu bergegas pergi meninggalkan Aya.
***
Aya sedikit lebih tenang setelah pembicaraannya dengan Darren semalam. Lebih tepatnya tentang perjanjian pernikahan mereka. Jadi ia tidak terlalu ambil pusing mengenai pernikahannya dengan Darren nanti. bahkan ia sudah menyusun rencana bagaimana caranya agar perceraiannya dengan Darren nanti terjadi senatural mungkin.
“Bagaimana pertemuan kamu dengan Darren semalam, Ay?” tanya sang Papa saat di meja makan.
“Nggak gimana-gimana, Pa.” jawab Aya tampak biasa saja.
Mirza melirik istrinya heran. Padahal awalnya Aya menolak keras perjodohan itu. tapi kenapa terlihat baik-baik saja. tidak mungkin secepat itu anaknya langsung jatuh cinta pada Darren. Meskipun itu yang ia harapkan.
“Apa kamu telah merencanakan sesuatu tentang perjodohan kalian?” tanya Mirza penuh selidik.
Deg
Aya terkejut. Namun dia berusaha biasa saja pada Papanya agar tidak terlalu membuat siapapun curiga.
“Rencana apa sih, Pa?” tanya Aya pura-pura tidaki mengerti.
“Baguslah kalau kamu tidak merencanakan sesuatu. Papa tidak ingin kalian mempermainkan pernikahan. Dengan merencanakan perceraian setelah kalian menikah nanti.”
Deg
Untuk kedua kalinya Aya terkejut. Bagaimana mungkin Papanya bisa mengetahui rencana itu. tidak, ini tidak bisa dibiarkan. Bagaimana pun caranya rencana itu harus berjalan. Sebaiknya ia kini berusaha tetap tenang agar Papanya sama sekali tidak mencurigainya.
“Papa ini bicara apa sih? Katanya kemarin tidak menerima penolakanku. Sekarang Aya sudah berusaha menerima perjodohan ini, tapi Papa justru negative thinking pada Aya.” Ucap Aya pura-pura kesal.
“Bukan begitu, Aya! Mungkin Papa kamu tidak ingin kalian mempermainkan sebuah pernikahan. Memang Mama tahu kalau kalian ini baru kenal dan pastinya sangat sulit untuk kalian saling beradaptasi dengan sifat masing-masing. Jadi Mama dan Papa harap kalian mulailah dengan berteman dulu. Jangan ada niatan sedikitpun untuk mempermainkan ikatan skral pernikahan.” Tutur Devina panjang lebar.
“Iya, Ma.” Jawab Aya singkat menurut saja daripada dia dicurigai.
Usai sarapan, Aya pergi ke luar untuk bertemu dengan sahabatnya, Lissa. Kebetulan sekarang hari minggu. Jadi ia bisa berkesempatan untuk bertemu sahabatnya itu sekaligus menceritakan tentang masalah perjodohannya.
Aya pun masuk dulu ke kamarnya untuk mengambil tas. Setelah itu baru ia pergi. Namun saat ia baru saja menuruni tangga, samar-samar Aya mendengar suara berisik di ruang tamu. Tapi dia tidak peduli. Bisa saja ada tamu Mamanya.
“Nah, ini Aya. Apa kalian berdua sudah membuat janji? Kok Aya juga sudah siap begini.” Ucap Devina saat melihat Aya baru saja keluar.
Aya sendiri tercengang saat melihat Darren sudah ada di rumahnya. Apalagi sepagi ini. lalu, apa maksud ucapan Mamanya baru saja? janjian. Tunggu dulu, jangan-jangan pria kaku itu sengaja datang untuk mengajaknya pergi.
“Ada apa ya, Ma?” tanya Aya tidak mengerti maksud Mamanya sekaligus ingin meminta penjelasan pada Darren.
“Ini loh, Aya. Darren sudah menjemput kamu. Katanya kalian sudah janjian untuk membeli cincin pertunangan.” Jawab Devina.
Sumpah demi apapun Aya benar-benar kesal dengan Darrren. Bahkan raut wajah pria itu tampak biasa saja dan membenarkan ucapan Mamanya.
“Ya sudah, kami pergi dulu Tante!” pamit Darren dan segera beranjak. Otomatis Aya mengikuti Darren, daripada kena masalah dengan memilih pergi menemui Lissa.
Kini Darren sudah masuk ke dalam mobilnya. Sedangkan Aya masih diam di luar. Dia masih sagat kesal dengan calon suaminya itu. sedangkan Darren mengira kalau Aya minta dibukakan pintu mobilnya. Tapi sayangnya pria itu enggan melakukannya. Akhirnya Darren menyalakan mesin mobilnya berharap Aya segera masuk. Apalagi ia melihat Mama Aya sedang berdiri di depan teras.
Aya yang semakin kesal pun memilih membuka pintu mobil bagian belakang. Dia segera duduk di sana tanpa mempedulikan tatapan Darren yang semakin dingin.
“Cepat jalan!!” ucap Aya seolah Darren sopirnya.
“Aku bukan sopir kamu! Cepat pindah atau,-“
“Berisik sekali sih! Sudah maksa, ngatur lagi,” gerutu Aya sambil ber;indah tempat duduk. Namun bukannya keluar, Aya malah melangkahkan kakinya melewati sela-sela jog depan. Darren yang kesal melihat tingkah Aya, pria itu justru menjalankan mesin mobilnya seperti sengaja membuat Aya jatuh.
Bruukk
Arrgghhh!!!
“Bisa jalanin mobil nggak sih?” teriak Aya yang kini sudah jatuh ke pangkuan Darren.
.
.
.
*TBC
Happy Reading!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Hernawati Husnul Khotimah
jangan terlalu benci,, takutnya nanti jadi beneran cinta,, bucin lagi,,☺️
2024-01-29
0
Neneng cinta
sama2 terpaksa,,,lama2 saling butuh....smg kalian wating tresno jalaran soko kulino deh,,,♥️♥️♥️😍
2023-04-03
2
Ana
🤭jangan ada kebencian di antara kalian nanti jadi benar-benar cinta loh😁😅
Daren ini gerak cepat ya tanpa persetujuan aya 😂
2023-04-03
1