Ch 3. Tidak Merestui

“Sebenarnya Darren pria yang baik, Aya. Coba kamu kenal dia lebih dekat.” Sahut Mirza.

Ayara hanya mencebikkan bibirnya. untuk apa juga dia kenal dekat dengan pria itu. kalau urusannya dengan sang Papa hanya masalah bisnis, ya sudah. Tidak perlu ia ikut campur. Sekalipun wajahnya tampan. Tapi percuma kalau dingin. Sangat jauh berbeda dengan Gandhi yang sangat humble juga care padanya.

“Darren itu duda. Dia ditinggal istrinya pergi untuk selamanya. Jadi wajar kalau sikapnya pada kamu atau pada semua wanita agak dingin kayak tadi, Ay.” Ucap Mirza mencoba untuk memberitahu sedikit hal tentang Darren.

“Ya sudah, buat apa juga Aya harus tahu sih, Pa? Aya lapar nih, Papa ngajak aku makan siang nggak?” ucap Ayara mengalihkan pembicaraan.

Mirza hanya menghela nafas pelan. Kemudian meraih kunci mobilnya dan mengajak Ayara keluar makan siang di salah satu restaurant seafood yang cukup terkenal.

Beberapa saat kemudian Aya dan Papanya sudah tiba di restaurant. Restaurant itu selalu ramai oleh kalangan pengusaha yang menghabiskan waktu makan siangnya di sana. Terkadang juga melakukan meeting di sana.

Aya mengambil tempat duduk di luar daripada di ruangan vvip. Karena hanya berdua dengan Papanya saja. tidak sedang meeting dengan klien. Tak lama kemudian datang seorang pelayan membawa buku menu makanan untuk Aya dan Papanya.

Saat Aya sedang memesan beberapa makanan kesukaannya, tiba-tiba ponselnya berdering ada panggilan dari Gandhi. Aya tak langsung menerima panggilan itu karena sedang bersama Papanya. Setelah ini ia akan kembali menghubungi Gandhi dengan beralasan ke toilet pada Papanya.

Mirza menatap heran pada anak perempuannya yang tampak aneh saat berpamitan ke toilet. Namun itu hanya sekilas, sebelum akhirnya ia mendapat panggilan dari Tuan Melviano, Papa dari Darren.

Kini Ayara sudah berada toilet. Namun hanya di luar saja. karena memang butuh menghindari dari Papanya untuk bisa bicara dengan sang pujaan hati.

Gandhi menghubungi Aya karena pria itu baru saja sampai. Sekaligus meminta maaf atas kepulangannya yang maju dari jadwal yang ditentukan. Begitu juga Aya. Dia meminta maaf karena tidak bisa mengantar Gandhi pergi.

Sepasang kekasih itu kembali hangat, karena sebelumnya Aya sempat galau karena perpisahannya dengan sang kekasih. Karena keduanya saling memahami dan menyadari kalau memang menjalani hubungan jarak jauh itu tidaklah mudah. Butuh banyak pengertian juga rasa saling percaya.

“Ok, nanti aku hubungi lagi ya! Aku masih di luar nih makan siang sama Papa.” Ucap Ayara sambil berjalan keluar.

Namun rupanya Gandhi juga enggan mengakhiri panggilannya. Alhasil Aya masih bicara sambil berjalan.

Bruk 

Saking fokusnya dengan Gandhi, Aya samapi tidak menyadari sedang menabrak seseorang yang baru saja keluar dari toilet. Beruntungnya dia tidak terjatuh. Karena ada seseorang yang berhasil menangkapnya.

“Lain kali kalau sedang melakukan panggilan, perhatikan sekeliling!” ujar pria itu dan segera melepas tubuh Aya begitu saja.

Ayara terkejut sekaligus masih tidak percaya pada seseorang yang menangkap tubuhnya yang hampir terjatuh tadi. Ya, pria itu adalah Darren. Dan lagi-lagi pria itu bersikap dingin padanya. Bahkan belum sempat Aya mengucapkan terima kasih, Darren sudah pergi begitu saja.

“Benar-benar pria menyebalkan!” umpat Aya dan masih bisa didengar oleh Gandhi dari balik panggilan telepon Aya yang masih terhubung.

“Sayang! Halo, Ay!”

“I..iya. Maaf, baru saja ada insiden kecil.” Ucap Aya.

“Siapa pria yang menyebalkan? Kamu bertemu dengan siapa, Sayang?” tanya Gandhi curiga.

“Oh, bukan siapa-siapa. Orang asing yang nggak aku kenal. Udah dulu ya, aku sudah ditunggu Papa.” Pungkas Aya dan segera mengakhiri panggilannya.

***

Kini Aya sudah tiba di meja dimana Papanya sedang menikmati makan siangnya. Aya berusaha bersikap biasa saja. meskipun hatinya sedikit kesal karena bertemu dengan Darren.

“Kenapa lama sekali, Ay? Tadi Papa nggak sengaja bertemu Darren. Papa ajak gabung sekalian, tapi sepertinya dia sudah ada janji.” Tanya Mirza.

“Sudah ada janji atau memang tidak ingin berinteraksi denganku.” Gerutu Ayara dengan kesal.

Mirza mendengar ucapan Aya meskipun pelan. Dia juga tidak mengerti dengan maksud ucapan Aya. Tapi Mirza tidak ingin bertanya lagi dan memilih melanjutkan makan siangnya.

***

Sudah seminggu berlalu Ayara berpisah dengan Gandhi. Tentunya bukan berpisah sungguhan. Melainkan kembali menjalani hubungan jarak jauh. Karena kepulangan Gandhi beberapa waktu yang lalu lumayan lama dibandingkan biasanya. Dan selama itu pula Aya tak pernah absen saling bertukar kabar dengan Gandhi.

Keseharian Aya hanya bersantai di rumah sambi menunggu wisudanya. Dia hanya pergi ke kantor Papanya atas sesuai perintah saja. jadi selebihnya ia gunakan untuk rebahan saja di dalam kamar. karena untuk bertemu dengan sahabatnya pun hanya bisa saat weekend, karena Lissa sendiri sibuk bekerja.

Pagi ini Aya sedang bersantai di ruang tengah sambil menonton acara televisi. Apalagi sekarang weekend, otomatis semua penghuni rumah lengkap di sana. Hanya saja mereka sibuk dengan kegiatannya sendiri-sendiri.

Ansel, adik Ayara sedang berada di ruang gym. Mamanya sedang di dapur membuat cemilan. Sedangkan sang Papa sedang berada di ruang kerja. Alhasil Aya hanya sendirian menikmati acara televisi. Bukan menikmati, melainkan dinikmati. Karena memang layar televisi itu sedang menonton Aya yang sibuk berbalas pesan dengan Gandhi.

“Aya, nanti malam persiapkan diri kamu untuk menyambut kedatangan Om Vano dan Darren. Mereka akan makan malam bersama di rumah kita.” Ucap Mirza yang tiba-tiba datang.

Ayara terkejut. Dia memperbaiki posisi duduknya dan mengabaikan pesan yang dikirim oleh Gandhi baru saja. semua itu karena ia masih tidak mengerti dengan ucapan Papanya.

“Apa maksdu Papa? Kenapa Aya yang harus bersiap?”

“Karena mereka berdua tamu istimewa kita.” Sahut sang Mama yang baru datang dari dapur sambil membawa cemilan.

“Maksudnya gimana sih, Ma? Tamu istimewa? Ada hubungan apa dengan Aya?” tanya Aya yang memang benar-benar bingung.

Mirza tampak melirik istrinya. Dan Devina memberi kode anggukan kepala. Karena memang Mirza dan istrinya sudah sepakat akan menjodohkan Ayara dengan Darren. Daripada mereka memberitahu Aya nanti malam, lebih baik sekarang saja. agar Aya juga bisa bersiap.

“Aya, Papa dan Om Vano sudah lama telah bersepakat untuk menjodohkan kamu dengan Darren.” Ucap Mirza.

“Apa?? Papa nggak bercanda kan?” tanya Aya terkejut.

“Tidak, Sayang. Mama juga setuju. Darren itu pria yang baik. Dia juga,-“

“Tidak!! Papa dan Mama tidak bisa memaksa Aya seperti ini. Aya berhak memilih siapa pria yang pantas bersanding dengan Aya. Tidak juga untuk saat ini. Aya belum ingin menikah. Aya tidak setuju.” Ucap Ayara dengan kesal dan langsung berdiri meninggalkan ruang tengah.

“Kenapa? Apa kamu menunggu Gandhi? Sampai kapanpun Papa tidak merestui hubungan kalian. sekalipun dia menempuh Pendidikan tinggi ataupun pekerjaannya lebih mapan dari Darren.” Ucap Mirza menghentikan langkah Aya.

.

.

.

*TBC

Happy Reading!!

Terpopuler

Comments

Hernawati Husnul Khotimah

Hernawati Husnul Khotimah

masih jaman di jodoh" hin juga ,, masih kalau nanti rumah tngganya bhgia,,

2024-01-29

0

Emak Kam

Emak Kam

emang kenapa dgn Ghandi papa😘

2024-01-10

0

❤ Nadia Sari ❤

❤ Nadia Sari ❤

Why??

2023-04-02

0

lihat semua
Episodes
1 Ch 1. Janji
2 Ch 2. Pria Menyebalkan
3 Ch 3. Tidak Merestui
4 Ch 4. Makan Malam
5 Ch 5. Tidak Ada Rasa
6 Ch 6. Cincin Pertunangan
7 Ch 7. Pertunangan
8 Ch 8. Bertemu Gandhi
9 Ch 9. Perempuan Murahan
10 Ch 10. Seperti Bunglon
11 Ch 11. Tidak Bisa Tidur
12 Ch 12. Menyiapkan Rencana
13 Ch 13. Kopi Hitam
14 Ch 14. Salah Tingkah
15 Ch 15. Wisuda
16 Ch 16. Bayangan Darren
17 Ch 17. Obat Tidur
18 Ch 18. Sah
19 Ch 19. Bekerjasama
20 Ch 20. Suamiku
21 Ch 21. Bulan Madu
22 Ch 22. Amanat Mirza
23 Ch 23. Aya Sakit
24 Ch 24. Menjengkelkan
25 Ch 25. Candu
26 Ch 26. Setia
27 Ch 27. Mengganjal
28 Ch 28. Keberangkatan Papa Vano
29 Ch 29. Bertemu Lissa
30 Ch 30. Kamu Gugat Aku
31 Ch 31. Hampa
32 Ch 32. Memberi Kejutan
33 Ch 33. Sesuai Judul
34 Ch 34. Mulai Dari Awal
35 Ch 35. Benda Keramat
36 Ch 36. Ada Yang Bangun
37 Ch 37. Sangat Pulas
38 Ch 38. Jatuh Cinta
39 Ch 39. Membiasakan
40 Ch 40. Minta Maaf
41 Ch 41. Datang Bulan
42 Ch 42. Adegan Romantis
43 Ch 43. Siang Pertama
44 Ch 44. Rasa Sesal
45 Ch 45. Pemaksa
46 Ch 46. Ungkapan Perasaan
47 Ch 47. Jabatan Baru
48 Ch 48. Sahabat Lama
49 Ch 49. Memanfaatkan
50 Ch 50. Terasa Aneh
51 Ch 51. Sangat Menuntut
52 Ch 52. Kontribusi
53 Ch 53. Terlalu Bersemangat
54 Ch 54. Mual-mual
55 Ch 55. Foto Kenangan
56 Ch 56. Berniat Pergi
57 Ch 57. Rahasia Besar
58 Ch 58. Mencari Aya
59 Ch 59. Satu Kamar
60 Ch 60. Ajakan Lissa
61 PROMO NOVEL BARU
62 Ch 61. Sangat Kecewa
63 Ch 62. Terlibat Masa Lalu
64 Ch 63. Kecurigaan Gandhi
65 Ch 64. Mengklaim
66 Ch 65. Isyarat
67 Ch 66. Selamat Tinggal
68 Ch 67. Berbadan Dua
69 Ch 68. Masa Lalu
70 Ch 69. Sadar
71 Ch 70. Tidak Nyaman
72 Ch 71. Mengarang Cerita
73 Ch 72. Kecupan Singkat
74 Ch 73. Lebih Agresif
75 Ch 74. Ujian Terberat
76 Ch 75. Sangat Nyaman
77 Ch 76. Rendang
78 Ch 77. Bertemu Gandhi
79 Ch 78. Menolak
80 Ch 79. Menguliti
81 Ch 80. Hadiah Ulang Tahun
82 Ch 81. Kado Dari Mantan Kekasih
83 Ch 82. Masakan Mama
84 Ch 83. Baby Moon
85 Ch 84. Mau Melahirkan
86 Ch 85. Damai dan Bahagia
87 I'm Comeback
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Ch 1. Janji
2
Ch 2. Pria Menyebalkan
3
Ch 3. Tidak Merestui
4
Ch 4. Makan Malam
5
Ch 5. Tidak Ada Rasa
6
Ch 6. Cincin Pertunangan
7
Ch 7. Pertunangan
8
Ch 8. Bertemu Gandhi
9
Ch 9. Perempuan Murahan
10
Ch 10. Seperti Bunglon
11
Ch 11. Tidak Bisa Tidur
12
Ch 12. Menyiapkan Rencana
13
Ch 13. Kopi Hitam
14
Ch 14. Salah Tingkah
15
Ch 15. Wisuda
16
Ch 16. Bayangan Darren
17
Ch 17. Obat Tidur
18
Ch 18. Sah
19
Ch 19. Bekerjasama
20
Ch 20. Suamiku
21
Ch 21. Bulan Madu
22
Ch 22. Amanat Mirza
23
Ch 23. Aya Sakit
24
Ch 24. Menjengkelkan
25
Ch 25. Candu
26
Ch 26. Setia
27
Ch 27. Mengganjal
28
Ch 28. Keberangkatan Papa Vano
29
Ch 29. Bertemu Lissa
30
Ch 30. Kamu Gugat Aku
31
Ch 31. Hampa
32
Ch 32. Memberi Kejutan
33
Ch 33. Sesuai Judul
34
Ch 34. Mulai Dari Awal
35
Ch 35. Benda Keramat
36
Ch 36. Ada Yang Bangun
37
Ch 37. Sangat Pulas
38
Ch 38. Jatuh Cinta
39
Ch 39. Membiasakan
40
Ch 40. Minta Maaf
41
Ch 41. Datang Bulan
42
Ch 42. Adegan Romantis
43
Ch 43. Siang Pertama
44
Ch 44. Rasa Sesal
45
Ch 45. Pemaksa
46
Ch 46. Ungkapan Perasaan
47
Ch 47. Jabatan Baru
48
Ch 48. Sahabat Lama
49
Ch 49. Memanfaatkan
50
Ch 50. Terasa Aneh
51
Ch 51. Sangat Menuntut
52
Ch 52. Kontribusi
53
Ch 53. Terlalu Bersemangat
54
Ch 54. Mual-mual
55
Ch 55. Foto Kenangan
56
Ch 56. Berniat Pergi
57
Ch 57. Rahasia Besar
58
Ch 58. Mencari Aya
59
Ch 59. Satu Kamar
60
Ch 60. Ajakan Lissa
61
PROMO NOVEL BARU
62
Ch 61. Sangat Kecewa
63
Ch 62. Terlibat Masa Lalu
64
Ch 63. Kecurigaan Gandhi
65
Ch 64. Mengklaim
66
Ch 65. Isyarat
67
Ch 66. Selamat Tinggal
68
Ch 67. Berbadan Dua
69
Ch 68. Masa Lalu
70
Ch 69. Sadar
71
Ch 70. Tidak Nyaman
72
Ch 71. Mengarang Cerita
73
Ch 72. Kecupan Singkat
74
Ch 73. Lebih Agresif
75
Ch 74. Ujian Terberat
76
Ch 75. Sangat Nyaman
77
Ch 76. Rendang
78
Ch 77. Bertemu Gandhi
79
Ch 78. Menolak
80
Ch 79. Menguliti
81
Ch 80. Hadiah Ulang Tahun
82
Ch 81. Kado Dari Mantan Kekasih
83
Ch 82. Masakan Mama
84
Ch 83. Baby Moon
85
Ch 84. Mau Melahirkan
86
Ch 85. Damai dan Bahagia
87
I'm Comeback

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!