Ayara menatap Papanya dengan tatapan marah. Hatinya sangat sakit mendengar penolakan Papanya terhadap Gandhi.
“Papa nggak mau tahu. Kamu harus nurut dengan Papa. Nanti malam persiapkan dirimu untuk bertemu dengan Darren dan Papanya.” Lanjut Mirza mengabaikan tatapan marah anak perempuannya.
“Aya benci sama Papa!” teriak Aya kemudian berlari masuk ke kamarnya.
“Mas, bisa nggak sih kamu bicaranya baik-baik? Sudah tahu kalau reaksi Aya akan begini, masih saja pakai emosi.” Ujar Devina juga ikut kesal dengan nada bicara suaminya.
“Kamu urus saja semuanya. Kamu buju Aya agar nanti malam mau ikut makan malam.” ucap Mirza sambil memijit keningnya.
Devina hanya menggelengkan kepalanya. Ia segera menyusul Aya ke dalam kamarnya untuk membujuk anak perempuannya itu agar mau menikah dengan Darren. Walau sebenarnya Devina sendiri kurang setuju dengan perjodohan ini. bukan mengenai siapa calon suami Aya, melainkan tentang hak Ayara untuk memilih pasangan.
Namun Devina juga sama seperti suaminya. tidak setuju jika Aya menjalin hubungan dengan Gandhi. Sedangkan Darren juga pria baik, jadi akhirnya mau tidak mau Devina menyetujui perjodohan anaknya itu.
**
Kini Devina sudah masuk ke dalam Aya. Anak perempuannya itu sedang duduk termenung di balkon kamarnya. Wanita yang bergelar dokter kandungan itu sangat tahu kalau suasana hati Aya sedang tidak baik-baik saja.
“Sayang, maafkan ucapan Papa yang kasar tadi.” ucap Devina yang kini sudah duduk di samping Aya.
“Maaf, tapi tidak dengan membatalkan perjodohan itu kan, Ma?”
“Aya, tolong untuk kali ini menurutlah sama Mama dan Papa. Percayalah kalau pilihan Mama dan Papa ini benar dan terbaik untuk kamu dan masa depan kamu, Aya.”
Ayara masih diam. dia tidak ingin banyak tanya apa alasan kedua orang tuanya melakukan perjodohan ini. namun yang membuat Aya heran, di zaman modern seperti sekarang ini kok masih ada perjodohan seperti zaman dulu.
“Mama dan Papa sangat sayang kamu, Aya. Jadi nanti malam bersikap baiklah saat makan malam bersama Darren dan Papanya.” Ucap Devina sebelum akhirnya meninggalkan Aya.
Aya benar-benar tidak bisa berpikir dengan jernih. Dia tidak menyangka dengan kabar mengejutkan pagi ini. namun untuk mengatakan semua ini pada Gandhi juga tidak mungkin. Yang ada justru akan membuat pria itu kecewa berat. Akhirnya Aya menghubungi sahabatnya untuk menceritakan semua masalahnya sekaligus meminta solusi.
***
Sementara itu tampak seorang pria berusia tiga puluh tahun sedang termenung di dalam kamarnya sambil memegang sebuah foto seorang wanita cantik yang telah menemani hidupnya. Meski tidak lama.
Mata Darren berkaca-kaca saat memandangi foto Jenifer, mantan istrinya. Terlebih dengan rencana perjodohan yang dilakukan oleh Papanya dengan anak dari rekan bisnisnya.
Darren masih mencintai mendiang istrinya. Namun dia juga sangat menghormati keputusan Papanya untuk dijodohkan dengan Ayara.
“Maafkan aku, Sayang! Aku menerima perjodohan ini juga karena rasa hormatku pada Papa. Percayalah, kalau sampai kapanpun cinta ini tidak akan berpaling sedikit pun. Sampai mati akan aku bawa cinta ini.” lirih Darren sambil memandangi foto Jenifer.
Perjalanan rumah tangga Darren dengan Jenifer memang terbilang singkat. Keduanya menjalani masa pacaran hanya beberapa bulan saja. setelah itu sepakat untuk menikah.
Kehidupan rumah tangga Darren dan Jenifer juga sangat bahagia. Apalagi setelah beberapa bulan menikah, mendapati kabar kalau Jenifer tengah mengandung. Namun di saat usia kehamilan Jenifer yang menginjak bulan ke empat, atau lebih tepatnya saat mereka sedang melakukan babymoon ke luar negeri, di situ lah musibah datang.
Setelah pulang dari babymoon, saat dalam perjalanan, kejadian naas itu datang. dimana ada sebuah mobil yang berlawanan arah melaju dengan kecepatan penuh. Darren yang duduk di jog belakang bersama sang istri sama sekali tidak tahu awal mula kejadiannya. Sopir pribadi Darren hanya berteriak sambil mencoba menghindar. Namun tetap saja gagal. Mobil yang ditumpangi Darren dihantam dengan kencang oleh mobil itu. hingga membuat mobil sempat terbalik beberpa kali di jalan raya. Darren sendiri berusaha melindungi istrinya. Namun Tuhan berkendak lain.
Darren melihat banyak darah yang keluar dari sela-sela paha istrinya. Tak lama kemudian ia melihat mata Jenifer yang mulai terpejam dengan pelan.
Sungguh sangat sakit hati Darren saat mengingat kejadian itu. impiannya mempunyai keluarga bahagia harus musnah karena kecelakaan hebat yang merenggut nyawa istrinya. Dari kejadian itulah membuat Darren menjadi sosok pria yang sangat dingin. Khususnya terhadap wanita.
Tok tok tok
Suara ketukan pintu kamar membuat Darren sadar dari lamunannya. Ia segera menyimpan foto Jenifer kemudian membukakan pintu pada seseorang yang hendak menemuinya.
“Papa?”
“Apa kamu sibuk? Ada yang ingin Papa bicarakan.”
“Tidak, Pa.”
Setelah itu Darren mengikuti Papanya yang menuju ruang kerjanya. Sepertinya ada hal penting yang ingin Tuan Vanno bicarakan dengan putranya.
“Kamu ingatkan kalau nanti malam ada makan malam bersama keluarga Tuan Mirza?” tanya Papa Darren.
“Ingat, Pa. termasuk dengan rencana perjodohan Darren dengan Ayara.” Jawab Darren berusaha biasa saja, agar tidak membuat Papanya kecewa.
“Papa tahu bagaimana perasaan kamu saat ini, Ren. Memang tidak mudah melupakan sosok wanita yang sangat kita cintai. Begitu juga dengan Papa yang sampai saat ini tidak bisa melupakan mendiang Mama kamu.” Tuan Vano menjeda sejenak ucapannya.
“Namun berbeda antara kamu dan Papa. Mama kamu meninggal di saat Papa sudah tidak muda lagi. tentunya kamu masih ingat. dan memang Papa tidak ingin menikah lagi, karena sudah memiliki kamu yang bisa membanggakan Papa. Tapi tidak denganmu, Ren. Kamu masih muda dan masa depanmu masih panjang. Papa tidak mau melihat kamu terus bersedih dengan mengenang Jenifer. Awalnya memang sulit, namun jika kamu menjalaninya dengan kerelaan hati kamu, Papa yakin suatu saat kamu akan jatuh cinta pada Ayara.”
Darren hanya mendengarkan nasehat Papanya. Dia memang tidak berani menyela ucapan Papanya. Jadi memang tidak ada pilihan lagi selain menuruti kemauan Papanya. Untuk masalah cinta, Darren tidak yakin bisa jatuh cinta lagi. terlebih pada sosok Ayara yang sama sekali bukan tipenya.
***
Waktu itu pun tiba. Darren dan Papanya sudah tiba di kediaman Mirza. Mereka menyambut hangat kedatangan tamu istimewa itu. Ayara juga ikut hadir di sana dengan menunjukkan senyum termanisnya. Terntunya sebuah senyuman palsu yang Darren sendiri pun bisa memahaminya.
Pertemuan dua keluarga itu memang untuk membahas rencana perjodohan anak-anak mereka. Bahkan Mirza dan Tuan Vano sudah sepakat akan melangsungkan pertunangan Ayara dan Darren minggu depan tanpa meminta persetujuan dari Ayara maupun Darren.
“Terserah Papa saja. Darren ikut.” Jawab Darren dengan ramah. Namun melirik dingin pada Ayara yang juga tengah menatapnya tak suka.
“Ya sudah, untuk cincin pertunangan dan kebutuhan kalian berdua, Papa serahkan pada kalian berdua saja. biar lebih enak dan saling mengenal satu sama lain.” Ucap Tuan Vanno dengan senyum ramah.
“Saya juga setuju.” Tambah Mirza.
.
.
.
*TBC
Happy Reading!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Hernawati Husnul Khotimah
gimana nyesek nya perasaan Ayana,, ketika mau di tunangkan minggu depan dngan daren,,
2024-01-29
0
Nur Haida
aku kalo g suka,g mau pura2 senyum.kayak bias aj...kalo perlu muka cemberut
2024-01-26
0
Nnek Titin
biasanya pilihan orang tua itu terbaik dech
2023-05-07
0