Ch 2. Pria Menyebalkan

Ayara mengambil makanan yang tersedia di meja makan. Menikmatinya tanpa banyak bicara. Dia hanya mendengarkan obrolan Papa dan Mamanya saja. karena perasaannya masih sedih lantaran kepergian sang kekasih tanpa ia bisa mengantarnya.

“Hari ini ada jadwal ke kampus nggak, Ay?” tanya Devina.

“Nggak, Ma. Sidang sudah selesai dan tidak ada lagi keperluan kecuali persiapan wisuda bulan depan.” Jawab Aya sambil mengunyah makanannya.

“Ya sudah nanti siang datang ke kantor. Papa butuh bantuan kamu untuk merekap beberapa data keuangan.” Sahut Mirza menimpali.

Aya hanya menganggukkan kepalanya. Tidak juga berniat membahas perdebatannya dengan sang Papa semalam. Devina sendiri juga melanjutkan makannya, sebelum akhirnya mendapat panggilan dari asistennya kalau ada panggilan mendadak dari rumah sakit.

“Mas, sepertinya aku harus ke rumah sakit sekarang. ada operasi yang dimajukan pagi ini.” ucap Devina setelah menerima panggilan dari asistennya.

Mama Ayara adalah seorang dokter kandungan di sebuah rumah sakit swasta. Namun tak satu pun dari anak-anaknya yang mengikuti jejaknya di dunia kesehatan. Kedua anaknya sama-sama tertarik di dunia bisnis seperti Papanya. Namun Devina sama sekali tidak keberatan akan hal itu. baginya, apapun cita-cita dan keinginan anaknya akan selalu ia dukung.

“Ya sudah, ayo kita berangkat sekarang!” ujar Mirza juga segera mengakhiri kegiatan makannya.

Devina menurut saja. padahal ia akan berangkat sendiri jika suaminya masih menyelesaikan sarapannya. Namun ternyata sang suami dengan sigap mengantarnya ke rumah sakit. Itu lah yang disukai Devina dari sosok suaminya. pria itu selalu mengutamakan kepentingan keluarga, termasuk dirinya. Mirza sejak dulu selalu mengantar jemput istrinya ke rumah sakit. Kalaupun sibuk, dia pasti meminta sopir yang menjemput Devina.

“Papa dan Mama berangkat dulu!” ucap Mirza meninggalkan kecupan singkat di kening Ayara. Begitu juga dengan Mamanya.

“Hati-hati Pa, Ma!” teriak Aya hanya diangguki oleh Mamanya.

Ayara yang sempat sedih karena baru saja ditinggal pergi oleh kekasihnya kini sudah terlihat biasa saja. apalagi melihat perlakukan hangat kedua orang tuanya. Sejenak ia membayangkan bagaimana jika nanti hubungannya dengan Gandhi terhalang restu dari kedua orang tuanya? Khususnya dari Papanya. Kalaupun ia memaksa, tentu ia akan kehilangan momen keharmonisan di keluarganya.

“Ah, mikir apaan sih. Aku yakin Papa nanti akan menyetujui hubunganku dengan Gandhi setelah dia menyelesaikan kuliahnya dan mendapat pekerjaan yang mapan.” Batin Ayara menyemangati dirinya sendiri.

Setelah semua orang melakukan aktivitasnya masing-masing, Ayara hanya sendirian di rumah. karena memang ia belum terlalu aktif bekerja di kantor Papanya sebelum ia wisuda. Papanya juga tidak terlalu memaksanya. Membiarkan Ayara menikmati masa santainya pasca menyelesaikan sidah skripsinya yang cukup menguras tenaga dan pikiran beberapa bulan yang lalu.

Ayara masuk ke kamarnya. Dia mengirim pesan pada sahabatnya, namun tidak ada balasan. Mungkin Lissa sedang sibuk bekerja. Karena setahu Aya, sahabatnya itu kuliah sambil kerja sampingan. Akhirnya Aya masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri, setelah itu barulah bersiap untuk pergi ke kantor Papanya.

**

Sebelum jam makan siang tiba, Ayara sudah pergi ke kantor Papanya. Seperti biasa, perempuan dua puluh dua tahun itu selalu tampil modis dan cantik. Banyak sekali karyawan laki-laki Papanya yang tertarik dengan kecantikan anak bosnya itu. sayangnya mereka hanya bisa mengagumi, karena tidak mungkin bisa menyanding si putri sultan.

Ayara kini sudah masuk ke dalam lift yang akan membawanya menuju ruangan Papanya. Namun tak lama kemudian ada dua orang pria yang juga ikut masuk ke dalam lift yang sama dengannya. bahkan lantai yang dituju pun sama.

Ayara sedikit minggir memberi jarak pada dua orang pria itu. salah satu dari pria itu memang terlihat sangat tampan. Namun sayangnya wajahnya kaku dan tidak bisa senyum. Sedangkan pria yang satunya terlihat sedikit lebih sopan pada Ayara, meskipun Ayara sendiri tidak mengenalnya.

Ting

Pintu lift terbuka. Ayara lebih dulu keluar dan segera menuju ruangan Papanya. Ternyata dua pria yang keluar setelah Aya itu juga menuju ruangan Mirza.

“Siang, Pa!” sapa Aya pada Papanya yang tampak sibuk dengan layar laptop di depannya.

“Kamu duduk sebentar, Ay. Papa masih sibuk. Setelah ini selesai, akan Papa tunjukkan tugas kamu.” Jawab Mirza tanpa mengalihkan pandangannya dari layar laptopnya.

Tok tok tok

Baru saja Aya duduk di sofa, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar. Mirza pun menyuruh masuk pada orang itu.

Aya sendiri langsung berdiri kala ada tamu masuk. Ternyata yang masuk adalah dua orang pria yang ia jumpai saat di lift tadi.

“Darren, silakan masuk! Om hampir lupa kalau ada janji dengan kamu.” Ujar Mirza mempersilakan Darren dan asistennya duduk di sofa. Sontak Ayara pun segera berdiri, beralih duduk di kursi kerja Papanya.

“Ay, kemana? Di sini saja, sekalian Papa kenalkan sama anak rekan bisnis Papa. Namanya Darren. Darren, kenalkan ini anak Om, Ayara.” Ucap Mirza memperkenalkan.

Ayara menganguk samar sambil tersenyum kaku. Lalu mengulurkan tangannya pada Darren. Sayang sekali tak mendapat sambutan dari pria dingin itu.

“Saya Julian. Asisten pribadi Tuan Darren.” Julian menyambut uluran tangan Ayara karena ia tahu kalau atasannya tidak menerima uluran tangan Ayara.

Ayara sendiri tampak kesal. Lalu ia segera duduk di samping Papanya. Sedangkan Mirza sendiri tidak banyak komentar saat melihat sikap dingin Darren terhadap wanita. sekalipun itu sama putrinya sendiri.

Mirza sendiri sangat tahu tentang sifat Darren. Tentunya karena masa lalunya yang cukup kelam. Maka dari itu dia dan Tuan Melviano yang tak lain ayah Darren, sudah sepakat untuk menjodohkan Ayara dengan Darren. Hanya saja Mirza tidak ingin membahasnya sekarang. mungkin dengan membuat mereka berdua saling mengenal satu sama lain dulu sebelum menuju babak yang lebih serius.

Ayara sendiri diam dan menyimak obrolan Papanya dengan pria yang bernama Darren itu. meskipun sikapnya dingin, namun menurut Ayara, pria itu terlihat sangat cerdas. Apalagi saat bicara dengan Papanya terlihat santai tidak seperti saat menatapnya tadi.

Ayara pun lama-lama bosan hanya menjadi pendengar setia dari tiga pria yang tengah duduk tak jauh darinya itu. karena Mirza memang tidak melibatkan Aya dalam kerjasamanya dengan perusahaan Darren.

Akhirnya pertemuan Mirza dan Darren terpaksa berhenti karena sudah jadwalnya makan siang. Mirza pun mengundang Darren untuk ikut makian siang bersama. Sayangnya pria itu menolak secara halus dengan alasan yang cukup masuk akal.

“Untuk kelanjutannya, biar nanti diurus sama Julian saja, Om. Maaf sekali saya harus segera kembali ke kantor.”

“Nggak apa-apa. Oh iya, Papa kamu pulang kapan?”

“Kemungkinan tiga hari lagi, Om. Apa Om ada janji dengan Papa?” tanya Darren sedikit kepo.

“Tentu saja. ya sudah, biar nanti Om hubungi lagi Papa kamu.”

Setelah itu Darren dan Julian pamit undur diri. Darren mengangguk hormat pada Mirza. Namun pada Ayara, sama sekali tidak mempedulikannya. Padahal Ayara sudah berusaha bersikap ramah pada pria itu.

“Pria menyebalkan!” gerutu Ayara yang masih didengar oleh Papanya.

.

.

.

*TBC

Happy Reading!!

Terpopuler

Comments

Neneng cinta

Neneng cinta

novel ini kayanya bakalan nyesek deh😁 ditikung sahabat sendiri...

2023-04-01

3

❤ Nadia Sari ❤

❤ Nadia Sari ❤

Otw jodoh Ay??ati2 lho menyebalkan jadi menyenangkan 😆

2023-04-01

1

❤ Nadia Sari ❤

❤ Nadia Sari ❤

Napa papa Mirza gak setuju Ay sama Gandhi ya🤔

2023-04-01

1

lihat semua
Episodes
1 Ch 1. Janji
2 Ch 2. Pria Menyebalkan
3 Ch 3. Tidak Merestui
4 Ch 4. Makan Malam
5 Ch 5. Tidak Ada Rasa
6 Ch 6. Cincin Pertunangan
7 Ch 7. Pertunangan
8 Ch 8. Bertemu Gandhi
9 Ch 9. Perempuan Murahan
10 Ch 10. Seperti Bunglon
11 Ch 11. Tidak Bisa Tidur
12 Ch 12. Menyiapkan Rencana
13 Ch 13. Kopi Hitam
14 Ch 14. Salah Tingkah
15 Ch 15. Wisuda
16 Ch 16. Bayangan Darren
17 Ch 17. Obat Tidur
18 Ch 18. Sah
19 Ch 19. Bekerjasama
20 Ch 20. Suamiku
21 Ch 21. Bulan Madu
22 Ch 22. Amanat Mirza
23 Ch 23. Aya Sakit
24 Ch 24. Menjengkelkan
25 Ch 25. Candu
26 Ch 26. Setia
27 Ch 27. Mengganjal
28 Ch 28. Keberangkatan Papa Vano
29 Ch 29. Bertemu Lissa
30 Ch 30. Kamu Gugat Aku
31 Ch 31. Hampa
32 Ch 32. Memberi Kejutan
33 Ch 33. Sesuai Judul
34 Ch 34. Mulai Dari Awal
35 Ch 35. Benda Keramat
36 Ch 36. Ada Yang Bangun
37 Ch 37. Sangat Pulas
38 Ch 38. Jatuh Cinta
39 Ch 39. Membiasakan
40 Ch 40. Minta Maaf
41 Ch 41. Datang Bulan
42 Ch 42. Adegan Romantis
43 Ch 43. Siang Pertama
44 Ch 44. Rasa Sesal
45 Ch 45. Pemaksa
46 Ch 46. Ungkapan Perasaan
47 Ch 47. Jabatan Baru
48 Ch 48. Sahabat Lama
49 Ch 49. Memanfaatkan
50 Ch 50. Terasa Aneh
51 Ch 51. Sangat Menuntut
52 Ch 52. Kontribusi
53 Ch 53. Terlalu Bersemangat
54 Ch 54. Mual-mual
55 Ch 55. Foto Kenangan
56 Ch 56. Berniat Pergi
57 Ch 57. Rahasia Besar
58 Ch 58. Mencari Aya
59 Ch 59. Satu Kamar
60 Ch 60. Ajakan Lissa
61 PROMO NOVEL BARU
62 Ch 61. Sangat Kecewa
63 Ch 62. Terlibat Masa Lalu
64 Ch 63. Kecurigaan Gandhi
65 Ch 64. Mengklaim
66 Ch 65. Isyarat
67 Ch 66. Selamat Tinggal
68 Ch 67. Berbadan Dua
69 Ch 68. Masa Lalu
70 Ch 69. Sadar
71 Ch 70. Tidak Nyaman
72 Ch 71. Mengarang Cerita
73 Ch 72. Kecupan Singkat
74 Ch 73. Lebih Agresif
75 Ch 74. Ujian Terberat
76 Ch 75. Sangat Nyaman
77 Ch 76. Rendang
78 Ch 77. Bertemu Gandhi
79 Ch 78. Menolak
80 Ch 79. Menguliti
81 Ch 80. Hadiah Ulang Tahun
82 Ch 81. Kado Dari Mantan Kekasih
83 Ch 82. Masakan Mama
84 Ch 83. Baby Moon
85 Ch 84. Mau Melahirkan
86 Ch 85. Damai dan Bahagia
87 I'm Comeback
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Ch 1. Janji
2
Ch 2. Pria Menyebalkan
3
Ch 3. Tidak Merestui
4
Ch 4. Makan Malam
5
Ch 5. Tidak Ada Rasa
6
Ch 6. Cincin Pertunangan
7
Ch 7. Pertunangan
8
Ch 8. Bertemu Gandhi
9
Ch 9. Perempuan Murahan
10
Ch 10. Seperti Bunglon
11
Ch 11. Tidak Bisa Tidur
12
Ch 12. Menyiapkan Rencana
13
Ch 13. Kopi Hitam
14
Ch 14. Salah Tingkah
15
Ch 15. Wisuda
16
Ch 16. Bayangan Darren
17
Ch 17. Obat Tidur
18
Ch 18. Sah
19
Ch 19. Bekerjasama
20
Ch 20. Suamiku
21
Ch 21. Bulan Madu
22
Ch 22. Amanat Mirza
23
Ch 23. Aya Sakit
24
Ch 24. Menjengkelkan
25
Ch 25. Candu
26
Ch 26. Setia
27
Ch 27. Mengganjal
28
Ch 28. Keberangkatan Papa Vano
29
Ch 29. Bertemu Lissa
30
Ch 30. Kamu Gugat Aku
31
Ch 31. Hampa
32
Ch 32. Memberi Kejutan
33
Ch 33. Sesuai Judul
34
Ch 34. Mulai Dari Awal
35
Ch 35. Benda Keramat
36
Ch 36. Ada Yang Bangun
37
Ch 37. Sangat Pulas
38
Ch 38. Jatuh Cinta
39
Ch 39. Membiasakan
40
Ch 40. Minta Maaf
41
Ch 41. Datang Bulan
42
Ch 42. Adegan Romantis
43
Ch 43. Siang Pertama
44
Ch 44. Rasa Sesal
45
Ch 45. Pemaksa
46
Ch 46. Ungkapan Perasaan
47
Ch 47. Jabatan Baru
48
Ch 48. Sahabat Lama
49
Ch 49. Memanfaatkan
50
Ch 50. Terasa Aneh
51
Ch 51. Sangat Menuntut
52
Ch 52. Kontribusi
53
Ch 53. Terlalu Bersemangat
54
Ch 54. Mual-mual
55
Ch 55. Foto Kenangan
56
Ch 56. Berniat Pergi
57
Ch 57. Rahasia Besar
58
Ch 58. Mencari Aya
59
Ch 59. Satu Kamar
60
Ch 60. Ajakan Lissa
61
PROMO NOVEL BARU
62
Ch 61. Sangat Kecewa
63
Ch 62. Terlibat Masa Lalu
64
Ch 63. Kecurigaan Gandhi
65
Ch 64. Mengklaim
66
Ch 65. Isyarat
67
Ch 66. Selamat Tinggal
68
Ch 67. Berbadan Dua
69
Ch 68. Masa Lalu
70
Ch 69. Sadar
71
Ch 70. Tidak Nyaman
72
Ch 71. Mengarang Cerita
73
Ch 72. Kecupan Singkat
74
Ch 73. Lebih Agresif
75
Ch 74. Ujian Terberat
76
Ch 75. Sangat Nyaman
77
Ch 76. Rendang
78
Ch 77. Bertemu Gandhi
79
Ch 78. Menolak
80
Ch 79. Menguliti
81
Ch 80. Hadiah Ulang Tahun
82
Ch 81. Kado Dari Mantan Kekasih
83
Ch 82. Masakan Mama
84
Ch 83. Baby Moon
85
Ch 84. Mau Melahirkan
86
Ch 85. Damai dan Bahagia
87
I'm Comeback

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!