Setelah Madina dipindahkan ke ruang inap sederhana, dia tidak sengaja mendengar percakapan dua orang pria di sebelah kamarnya yang hanya terhalang tirai.
"Kita tidak seharusnya takut pada gadis itu Ja'far, justru kita harus memberi pelajaran pada gadis itu agar dia mau tutup mulut dan tidak melaporkan kita ke polisi"
Ujar Gopal pada Ja'far yang kini berada di sebelah Madina.
Madina pun merasa tidak asing dengan suara mereka hingga saat tirai sedikit tersingkap, Madina akhirnya melihat siapa yang ada di samping ruangannya.
"Astagfirullah mereka? Apa mungkin gadis yang mereka bicarakan tadi adalah aku? Mereka ingin menangkap aku? Oh tidak?"
Pikir Madina saat menyadari semua percakapan keduanya.
Madina yang ketakutan tidak sengaja menjatuhkan gelas di meja samping tempat tidur nya hingga pecah dan memancing kedua preman itu untuk melihatnya.
Prakk...
"Aduh gawat, gimana ini? Lindungi aku ya Allah"
Ujar hati Madina berdoa untuk keselamatan nya dia berharap kedua preman itu tidak sampai membuka tirai untuk melihat dirinya.
Untuk melindungi diri Madina pun segera menyingkapkan kerudung bawahnya untuk dijadikan cadar hingga menutupi sebagian wajahnya.
Dan benar saja, salah seorang preman itu membuka tirai kamar Madina dan melihat Madina yang seolah hendak meraih gelas yang terjatuh.
"Astaga sudah biar aku panggilkan suster"
Ucap Ja'far yang melihat Madina kesulitan. Ja'far pun memanggil suster dan memberitahu jika pasien wanita di sebelahnya sedang memerlukan air minum namun jatuh dan pecah.
"Segeralah bersihkan pecahan beling itu"
Perintah Ja'far pada salah seorang suster dan melihat ke arah Madina yang berterima kasih padanya karena sudah memanggilkan suster untuk mengurus Madina.
"Terima kasih tuan"
Ucap Madina pelan dengan tangan yang memberi kode untuk rasa terima kasih nya.
Ja'far pun tidak membalas ucapan Madina dia langsung menuju Gopal.
"Suster, apakah saya sudah bisa pulang?"
Tanya Madina serius.
Suster mengatakan jika Madina masih belum bisa pulang karena dirinya masih belum sembuh total.
"Jika saya belum bisa pulang bisakah saya di pindahkan dari ruangan ini? Sebenarnya dua orang pria di sebelah saya ingin mencelakai saya, saya mohon saya sangat takut"
Bisik madina pada suster dengan hati-hati. Suster sangat terkejut dengan semua permintaan Madina kepadanya.
"Baiklah saya beritahu dokter terlebih dahulu"
"Bolehkah saya ikut dok, saya mohon saya sangat takut sekali disini sendiri"
Pinta Madina.
Suster menolak permintaan Madina, namun suster tersebut tidak juga menyelamatkan Madina dia memanggil suster lain untuk menemaninya.
"Tolong kamu temani adik ini sebentar ye, saya nak jumpa dokter sekejap, ada yang ingin saya bagi tahu dengan beliau"
Kata suster pada rekannya.
"Terimakasih sus"
***
Saat tiba di rumah Jonathan terpikirkan Madina, bagaimana keadaan Madina? Apa dia sudah sadar? Dana banyak lagi pertanyaan yang melanda pikirannya!
"Aku jadi merasa bersalah sekali padanya? Tidak seharusnya aku pulang meninggalkan dia? Karena dia sudah menyelamatkan hidupku!"
Pikir Jonathan.
"Tuan sebaiknya membersihkan diri terlebih dahulu kemudian turun ke bawah untuk makan, paman bos sudah menunggu tuan di bawah"
Ucap Arman pada Joe.
"Baiklah aku segera ke bawah"
Jonathan bangkit dan berjalan menuju kamar mandi dengan lesu. Arman pun menggelengkan kepalanya melihat tingkah saudara majikannya itu.
Dibawah paman Joe sudah menunggunya di meja makan, CEO perusahaan batu berlian yang cukup ternama dan sudah membuka cabang di setiap kota di Singapura.
Jonathan sendiri memeng tumbuh dan besar bersama pamannya, karena kedua orangtuanya sudah tiada, meski keduanya tidak mempunyai ikatan darah namun Joe sangat menyayangi pamannya itu.
...
"Paman memanggilku?"
Tanya Jonathan saat tiba di meja makan.
"Sebenarnya apa yang terjadi? Bicaralah?"
Joe sudah menduga pasti pamannya ingin dia mengatakan semua yang terjadi padanya hingga membuat celana seorang gadis!
Joe pun akhirnya menceritakan dari awal jika sebenarnya saat dia tiba di bandara dan naik mobil, dua orang pria mengikutinya dan mengincar tas miliknya padahal di dalam tasnya tidak ada banyak uang hanya saja ada foto keluarga yang sangat penting untuk dirinya hingga dia mempertahankan tasnya itu. Dan disaat yang bersamaan seorang gadis datang menolongnya, dia berhasil melumpuhkan satu preman namun saat preman lain hendak mencelakai joe gadis itu datang dan menyelamatkan dia hingga akhirnya gadis itu yang terkena serangan dari pria jahat tersebut.
"Lalu dimana gadis itu? Apa kamu mengenalnya?"
"Aku sendiri tidak mengenal siapa gadis itu paman, tapi yang jelas gadis itu berasal dari Indonesia"
Jawab Joe membuat pamannya terdiam dan hanya mengatakan " Indonesia!"
"Ya, gadis itu berasal dari Indonesia, aku tahu sebab di pesawat aku duduk disampingnya, dan sepertinya dia baru pertama kali naik pesawat karena tingkahnya sangat konyol sekali saat berada di pesawat aku bahkan terus menghinanya, aku sangat menyesal paman"
Jawab Joe sedih teringat Madina.
"Kalau begitu besok kita akan jenguk gadis itu"
Joe pun tersenyum dan berterima kasih pada paman kesayangannya itu.
***
Ditempat lain Celina meminta pengawalnya untuk pulang terlebih dahulu, karena dia ingin pergi ke sebuah cafe untuk meminum segelas kopi dengan rileks.
"Pergilah, jika ibu Zakaria menanyakan aku bilang saja aku hendak pergi ke cafe!"
Perintah Celina pada pengawalnya.
Celina pun duduk sendiri dengan secangkir kopi hangat di hadapannya, dia terdiam sambil menatap langit malam membayangkan sebuah senyuman yang selalu dia impikan.
Celina sering bermimpi mendapat senyuman dari seorang wanita dan pria dewasa yang dia kira mungkin mereka adalah ibu dan ayahnya yang sudah tiada.
"Mama, papa, andai kalian masih ada mungkin aku tidak akan menjalani hariku seperti ini? Tumbuh besar di tempat hina seperti itu? Mengapa secepat itu kalian pergi meninggalkan aku? Apa kalian tidak menyayangi aku?"
Tanya hati Celina meratapi nasib hidupnya yang tidak sempurna.
Celina sendiri tahu jika dirinya hanyalah seorang anak pungut yang nyonya Zakaria temukan da titipkan di sebuah panti pijat milik saudaranya.
Saat nyonya Zakaria masuk penjara karena ulah Puspa, Zulham dan Zamrun disaat itulah Celina di besarkan di rumah tempat wanita malam itu yang berkedok panti pijat.
Di rumah sakit, Madina pun berpikir sama seperti Celina, Madina yang sedang duduk di kursi roda menatap langit malam Singapura yang masih asing baginya, dalam hati banyak pertanyaan yang menyelimuti pikiran nya serta kerinduan hatinya pada Puspa sang ibu tercinta di tanah air.
"Ibu sedang apa ya disana? maafkan aku bu ternyata benar kata ibu, akan ada banyak rintangan dan perjuangan demi mencapai tujuan kita dan saat ini aku sedang merasakan itu Bu, aku sangat merindukan ibu! Semoga ibu baik-baik di sana"
Ucap Madina sendu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
khazanah
meski wajah madina tertutup cadaar, namun jika dari dasarnya sudah cantik, melihat tatapan matanya saja sudah ferpana oleh madina.... next next next thor
2023-04-12
0
khazanah
celina dan madina itu kembar ya thor ?
2023-04-12
1