Madina yang terluka masih belum sadarkan diri, darah dari kepalanya pun belum berhenti keluar meski Jonathan menahan kepala Madina dengan jaketnya.
"Ayo lebih cepat lagi pak"
Ujar Joe yang cemas.
Merekapun tiba di rumah sakit dengan di kawal polisi hingga Madina segera mendapatkan penanganan medis.
"Ini ada apa Jonathan?"
Tanya ajudan pamannya yang mengurus Jonathan selama ini.
Dengan perasaan cemas dan khawatir Joe pun menceritakan yang sebenarnya jika dirinya hendak di begal dua pria bertubuh besar yang mengincar tas miliknya,
Naas supir yang membawa Joe terikat di dalam mobil sehingga dia tidak bisa menolong Joe, kemudian Madina datang membantunya.
"Aku tidak tahu gadis itu siapa? Yang jelas dia bukan berasal dari sini..."
Belum selesai Joe menjawab supir yang membawa Madina pun datang dan memberikan semua barang miliknya.
"Maaf tuan, ini tas milik gadis itu tadi dia naik mobil saya, dia juga sempat meminta saya untuk menolong tuan saat dihadang pria besar itu namun saya tidak berani dan coba menelpon polisi, tapi gadis itu sungguh pemberani, dia rela mengorbankan keselamatannya demi tuan"
Ucap supir itu mengenai Madina.
Joe pun merasa menyesal karena di pesawat dia terus menghinanya dan bahkan memandangnya remeh dengan semua tingkahnya yang konyol.
"Terimakasih pak"
Joe pun membawa tas Madina dari supir tersebut.
"Lebih baik kita segera pergi tuan, dan biar saya berikan tas gadis itu pada polisi "
Ucap Arman si ajudan.
Meski hati nurani Joe menolak untuk meninggalkan Madina yang masih belum sadarkan diri, namun dia memang harus pergi karena pamannya sudah menunggunya di rumah.
Arman pun berkata pada suster yang menangani Madina jika semua biaya korban akan kami tanggung semuanya.
"Berikan gadis itu penanganan yang terbaik, berapapun biayanya saya yang akan tanggung"
Ujar Arman sebelum pergi meninggalkan rumah sakit.
Joe pun menyempatkan diri untuk melihat keadaan Madina yang masih terbaring tak sadarkan diri.
"Apa aku jahat jika aku pergi disaat dia belum sadarkan diri?"
Pikir Joe.
"Yasudah lah besok aku bisa kembali lagi kesini?"
Joe dan Arman pun pergi dari rumah sakit meninggalkan Madina.
***
Di tempat lain nyonya Zakaria yang kini sudah bebas kembali membuka panti pijatnya dengan karyawan yang masih sedikit, pelanggannya pun juga masih belum banyak.
Dan seperti yang di ketahui, nyonya Zakaria juga membuka jasa pelayanan plus bagi pria yang ingin lebih. Bahkan tak jarang pelayannya sendiri yang menjadi pelayan nafsu pria berhidung belang tersebut.
Di panti pijat yang baru saja dia buka kembali nyonya Zakaria memiliki satu perempuan yang menjadi kembang atau rebutan disana.
Celina.
Gadis remaja berwajah cantik putih dan bertubuh seksi kerap menjadi rebutan para pelanggan yang datang untuk di pijat, namun yang bagusnya dari Celina. Meski dirinya tumbuh dan lahir diantara para bajingan dan wanita nakal, dia memiliki prinsip yang kuat jika dirinya tidak ingin menjadi seperti orang di sekelilingnya. Dia boleh saja bekerja sebagai pemijat, namun dia pantang menerima pelayanan lebih meski berapapun tawarannya.
...
Pada suatu malam, setelah tragedi perkelahian dua pria melawan Joe dan Madina yang harus jadi korban, akhirnya kedua preman itu datang ke tempat pijat nyonya Zakaria untuk meregangkan syaraf nya setelah Madina pukul dengan besi waktu itu.
Mereka pun meminta pelayanan yang baik.
"Aku ingin wanita yang terbaik disini? Jangan kecewakan aku dengan pelayanan karyawan mu oke"
Ujar Ja'far dan Gopal.
Celina pun diminta nyonya Zakaria untuk datang ke alamat mereka tinggal.
"Ini alamat mereka, jangan pernah kecewakan mereka, jika sampai mereka mengeluh sedikitpun, aku tidak segan untuk menendang mu ke jalanan"
Ujar Bu Zakaria, dia pun berpesan pada Celina agar tidak bereaksi berlebihan jika seandainya mereka menyentuhnya sedikit saja.
"Ibu tahu sendiri, aku tidak mau itu, jika mereka sampai menyentuhku maka aku tidak segan-segan untuk mematahkan tulang lehernya"
Jawab Celina tegas pada Bu Zakaria.
Bu Zakaria pun hanya menghela napas karena kesal dengan keras kepala Celina.
"Kamu hanya seorang anak angkat yang angkuh Celina, andai saja jika aku tidak memungut mu dulu mungkin saat ini kamu sudah tiada "
Ucap kesal dihati Bu Zakaria.
Celina pun pergi menuju alamat tersebut, Celina sendiri sebenarnya tipe gadis yang hanya bisa bicara saja, padahal dia tidak mempunyai ilmu bela diri sedikitpun, hanya saja setiap kata yang diucapkannya selalu tegas dan meyakinkan Hinga siapa-siapa yang mendengarnya pasti akan percaya jika dia bisa mematahkan leher seseorang jika berani kurang ajar padanya.
Dan semua itu dia lakukan demi menjaga diri dan kehormatannya di tengah keluarga yang berantakan yang telah membesarkannya.
Saat tiba di tempat tujuan, kedua preman itu sangat terkejut melihat kedatangan Celina.
"Astaga ternyata wanita itu lagi"
Kata Ja'far yang masih trauma akan pukulan Madina di malam itu.
Gopal pun juga ikut terkejut, hingga akhirnya diapun berpikir sebelum Celina benar-benar datang ke kamar mereka, dengan segera mereka pun melarikan diri.
Celina pun masuk ke dalam rumah yang pintunya sedikit terbuka, rumah nampak sepi saat dia masuk.
"Om Billy ini alamat rumah yang diberi ibu kan?"
Tanya Celina penasaran.
Bily pun mengecek kedalam rumah dan memang tidak ada siapa-siapa ?
Ja'far dan Gopal akhirnya menuju rumah sakit untuk mengobati diri mereka.
Di rumah sakit Madina sudah mulai sadarkan diri walau kepalanya masih terasa sangat sakit.
"Saya dimana dok?"
Tanya Madina saat tersadar.
Dokter mengatakan jika saat ini Madina sedang berada di rumah sakit setelah insiden di malam itu terjadi.
"Lalu siapa yang membawa saya?"
"Ada seorang pemuda dan para polisi mengantar adik, baiklah kalau begitu adik istirahat dulu, makan obatnya ya, jika nanti sudah merasa lebih baik kamu akan pindahkan adik ke ruang inap"
Jawab dokter dengan ramah.
"Tapi dok, saya pulang saja, saya tidak mempunyai uang untuk membayar rumah sakitnya, saya juga baru datang kesini untuk berkuliah, tapi oh astagfirullah alamat asrama saya pasti tertinggal di mobil itu"
Jelas Madina yang teringat akan barang-barangnya di mobil.
"Oh jadi adik ini hendak kuliah kemari? Semua barang adik ada disini"
Jawab dokter
Madina pun merasa lega, akhirnya dia di pindahkan ke ruang inap.
Dia juga teringat akan pemuda yang dia selamatkan malam itu? Madina tidak melihat wajah pemuda itu dan tidak tahu siapa?
"Semoga pemuda itu baik-baik saja"
Ucap Madina dalam hati.
Setelah Madina dipindahkan ke ruang inap sederhana, dia tidak sengaja mendengar percakapan dua orang pria di sebelah kamarnya yang hanya terhalang tirai.
"Kita tidak seharusnya takut pada gadis itu Ja'far, justru kita harus memberi pelajaran pada gadis itu agar dia mau tutup mulut dan tidak melaporkan kita ke polisi"
Ujar Gopal pada Ja'far yang kini berada di sebelah Madina.
Madina pun merasa tidak asing dengan suara mereka hingga saat tirai sedikit tersingkap, Madina akhirnya melihat siapa yang ada di samping ruangannya.
"Astagfirullah mereka? Apa mungkin gadis yang mereka bicarakan tadi adalah aku?"
Pikir Madina saat menyadari semua percakapan keduanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
khazanah
lanjutan
2023-04-12
0