Berbekal informasi mengenai Zamrun dan selembar foto dirinya saat kecil bersama Zulham Madina pun akhirnya berangkat menuju bandara dengan diantar Puspa, nenek dan kakeknya.
Meski terasa berat, Puspa pun akhirnya melepas kepergian Madina ke Singapura.
Puspa tidak kuasa Manahan air mata saat tiba di pintu gerbang bandara, ingatannya pun mulai menyeruak pada saat dirinya dan Zulham tiba di tanah air setelah 3 tahun di Singapura saat itu, dimana Puspa yang masih remaja menggendong Madina yang masih bayi dengan segenap keyakinan jika dia akan menjaga Madina selamanya.
"Ditempat ini pertama aku berjanji untuk selalu menjagamu apapun yang terjadi nak, dan ditempat ini pula ibu akhirnya harus melepas kamu pergi dengan semua tujuan dan usahamu disana, jaga diri kamu baik-baik nak, ibu akan sangat merindukanmu setiap saat"
Ucap Puspa sebelum dia pergi.
"Ia Bu, Madina juga akan selalu merindukan ibu, ibu jangan khawatir Madina akan baik-baik disana, Madina juga akan selalu menghubungi ibu setiap waktu untuk melepas semua kerinduan kita, ya kan kek, nek"
Jawab Madina dengan ceria pada Puspa dan nenek kakeknya.
Suara pemberitaan jika pesawat akan segera berangkat dan penumpang harap segera masuk pun sudah terdengar, Madina pun memeluk ibunya sebelum dia benar-benar pergi.
"Aku sangat sayang ibu"
Ucap Madina dalam pelukan ibunya membuat air mata Puspa menetes.
"Ibu juga sangat menyayangimu nak, cepat kembali lagi padaku"
Jawab Puspa tak kuasa menahan air matanya, keduanya pun larut dalam kesedihan yang harus terpisah karena sebuah tujuan Madina untuk melanjutkan pendidikannya dan mencari ayah kandungnya.
Madina pun melepaskan pelukannya dan berjalan masuk menuju pesawat.
"Madina, Madina anakku"
Panggil Puspa melihat anaknya pergi.
"Madina "
Teriaknya saat Madina benar-benar pergi dari pandangannya.
Puspa menangis sejadinya melepas Madina, dia akan selalu merindukan anak asuhnya itu setiap waktu.
***
ADEGAN BERPINDAH DI DALAM PESAWAT
Madina duduk disamping seorang pria Asia berwajah oriental, dia terus memperhatikan Madina yang bertingkah konyol, karena ini kali pertama Madina naik pesawat, dia merasa takut hingga saat pesawat hendak terbang Madina memejamkan mata dan memegang kursi dengan sangat keras dengan bibirnya yang bergerak cepat seperti dukun yang sedang membacakan mantra. Padahal saat itu Madina sedang memakan doa agar dia selamat sampai tujuan.
"Haha dasar konyol"
Ujar si pria di sampingnya, Madina mendengar semua ucapan pria itu, hingga Madina pun mulai membuka matanya dan melihat sosok pria itu.
Madina tidak membalas semua ucapan si pria karena dia tidak ingin mendapat masalah.
Dia pun menghela napas panjangnya dan coba melupakan semua yang pria itu katakan tentangnya.
Sepanjang perjalanan Madina tak berhenti berdoa dan itu membuat si pria heran, disaat penumpang lain tidur dengan tenang Madina justru tidak henti membaca mantra di sepanjang perjalannya. Menurut pria itu.
Dan akhirnya pesawat pun berhasil mendarat sampai tujuan, Madina sangat bahagia sekali saat untuk pertama kali langkah kakinya menapakkan kaki di negara Singapura, tanah kelahirannya.
"Alhamdulillah ya allah akhirnya aku selamat sampai tujuanku"
Ucap Madina bersyukur, sementara di pria Asia itu berlalu dengan tatapan meremehkan Madina.
"Dasar kampungan"
Ucap pria itu dan tak sengaja terdengar oleh Madina.
Seketika Madina pun mengejar pria itu dan mengentikan langkahnya.
"Kamu itu siapa? Kenapa dari tadi kamu terus saja menghinaku? Apa kesalahanku?"
Ujar Madina yang sudah tidak bisa menahan emosinya.
"Kamu ingin tahu aku siapa? Maaf aku tidak selevel denganmu, pergilah mobilku sudah menungguku, waktuku akan terbuang percuma bicara dengan gadis seperti mu"
Jawab pria asing itu dengan angkuhnya dan berlalu meninggalkan Madina.
"Euh"
Madina pun mengalah, dia tidak ingin memperpanjang masalah kecil ini, akhirnya diapun juga mencari mobil untuk menuju asrama tempat dia tinggal disini.
Madina membuka catatan alamat asramanya da menunjukannya pada sopir mobil.
"Baiklah nona masuklah"
Ucap sang sopir dengan ramah. Madina pun masuk dengan perasaan yang masih sangat kesal pada pria Asia tadi. Namun dia berusaha untuk tenang dengan melihat keindahan negri Singapura di balik kaca mobil.
"Singapura, tanah kelahiran ku rasanya aku tidak percaya dengan semua ini, aku lahir di sini, di Singapura tapi aku besar di Indonesia bersama ibu Puspa"
Ucap Madina dalam hati tersenyum teringat akan sang ibu, diapun memberi pesan pada Puspa memberitahu jika dirinya sudah sampai dengan selamat dan hendak menuju asrama.
"Ayah, aku pasti akan menemukanmu"
...
Ditengah perjalanan Madina tidak sengaja melihat mobil yang sedang dihadang oleh dua pria bertubuh besar, dan sedang menyerang pemuda di depannya.
"Berhenti pak, lihat itu kita harus membantu pria itu pak"
Ucap Madina memberhentikan mobilnya dan mengajak sang supir untuk menolong pria yang sedang dianiaya itu.
"Tapi saya takut non, lebih baik aku telpon polisi saja ya"
Jawab sang supir menolak ajakan Madina.
"Kelamaan pak"
Madina pun bergegas turun dari mobil dan meminta supir untuk tetap menunggu dan menelpon polisi, sementara dia akan membantu pria yang sendiri itu.
Madina pun mencari cara untuk melawan dua pria itu, setelah melihat sekitar, Madina pun menemukan sebatang besi dan membawanya, Madina berjalan mengendap-endap agar dia bisa langsung menyerang pria sangat itu.
Dan
"Pergi kalian pergi"
Teriak Madina memukul salah satu pria bertubuh besar dengan sekuat tenaga tanpa ampun.
Pria itupun merasa tertolong karena ada yang membantunya, setelah satu pria tumbang Madina coba menolong pria yang hendak di pukul dengan kayu baseball oleh pria besar satunya lagi, namun tiba-tiba saja saat pria itu hendak menyerang si pemuda Madina berhasil mendorongnya namun dia yang terkena pukulan kayu itu dengan sangat keras hingga Madina tidak sadarkan diri dan terjatuh.
"Awas"
Teriak Madina mendorong pria itu dan
Bugh...
Satu pukulan keras mendarat di belakang kepalanya hingga membuat pandangan Madina mulai kabur dan akhirnya Madina jatuh tidak sadarkan diri.
Disaat yang tepat suara sirine polisi pun terdengar dari kejauhan membuat dua pria itu lari Engan cepat untuk kabur.
"Ayo kita harus segera lari sebelum polisi itu datang kemari"
Pria itu pun segera menolong Madina yang terkapar dengan luka di kepala, darah yang keluar dari luka di kepala Madina membuat pria itu ketakutan dan sangat panik hingga dia terus berteriak minta tolong.
Pria itu sangat terkejut kala melihat wajah Madina.
"Dia... Ternyata gadis ini yang telah menolongku?"
Ucap pria Asia yang ternyata bernama Jonathan, pria Asia yang duduk disamping Madina saat di pesawat.
Dia sangat tidak menyangka jika gadis yang terus dia hina dan dia cela adalah gadis yang menolongnya.
"Cepat bawa gadis ini ke rumah sakit pak"
Pinta Jonathan pada keamanan agar segera membawa Madina untuk ditangani.
Supir mobilnya pun akhirnya datang dan membawa Madina.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
khazanah
jonathan
2023-04-12
0
khazanah
next thor
2023-04-12
0