Puspa sangat terkejut melihat Madina membawa tas besar.
"Madina kamu mau kemana nak?"
Tanya Puspa menghentikan Madina.
"Madina mau cari ayah?"
Jawab Madina membuat Puspa terdiam dan melepaskan genggaman tangannya.
"Madina sudah tidak tahan Bu, Madina ingin memberitahu seluruh dunia jika Madina bukan anak haram, Madina juga mempunyai seorang ayah dan ibu lengkap seperti yang lain, Madina capek Bu, Madina tidak tahu arah saat ini, karena setiap Madina tanya pada ibu siapa ayah Madina, ibu selalu diam bahkan menghindari pertanyaanku dengan seribu alasan ibu, Madina sudah besar Bu, Madina bukan anak kecil lagi yang bisa dengan mudah ibu bohongi. Atau apa mungkin semua yang orang katakan tentangku itu benar, makanya ibu selalu menghindar setiap aku bertanya siapa ayahku? Jawab Bu, jawab apa benar aku ini anak haram? Apa benar aku anak dari seorang wanita murahan seperti ibu?"
Jawab Madina dalam kemarahan.
Mendengar semua jawaban anaknya Puspa pun tak bisa mengendalikan tangannya dan langsung menampar pipi Madina dengan sangat kasar.
Plak
Satu tamparan mendarat di pipi Madina hingga berbekas,
"Ibu, ibu tega menamparku? Aku tidak percaya ini?"
Ucap Madina yang tidak percaya dengan apa yang dilakukan sang ibu padanya.
"Tidak, maafkan ibu nak, ibu tidak sengaja ibu tidak bermaksud seperti itu?"
Ucap Puspa yang khilaf karena tidak bisa mengendalikan amarahnya.
"Ibu jahat, ibu jahat"
Ucap Madina bergegas pergi meninggalkan Puspa, namun langkahnya berhasil pak Mamat dan Bu Siti hentikan.
...
"Kamu yang jahat Madina, kamu sudah tega melukai hati wanita yang paling baik di dunia ini, wanita yang rela menghabiskan hidupnya hanya untuk menjaga dan mengurus kamu, wanita yang rela berkorban dan berpisah dengan kelurganya hanya demi bersama kamu, tapi apa yang dia dapatkan, luka di hati karena semua yang kamu katakan"
Jawab pak Mamat spontan karena tidak tega melihat Puspa menangis dengan semua yang Madina katakan padanya.
"Apa maksud kakek"
Tanya Madina penasaran.
"Jangan pak, jangan katakan "
Pinta Puspa menarik lengan pak Mamat memintanya untuk tidak bicara.
"Lepaskan bapak nak Puspa, sudah saat nya Madina tahu yang sebenarnya jika dia bukanlah anak kandungmu, melainkan anak asuh yang kamu temukan di Singapura tempat kamu bekerja dulu"
Jawab pak Mamat membuat Madina terkejut.
"Apa?"
Ucap Madina tidak percaya dengan semua yang kakeknya itu katakan padanya.
"Benar nak, sebenarnya Puspa menemukan kamu terlantar di sebuah panti pijat tempat dia bekerja saat di Singapura, karena ibu kandung kamu sudah meninggal saat melahirkan kamu, Puspa tidak tega membiarkan kamu terlantar sendirian itu sebabnya dia membawa kamu sampai kesini dan memutuskan untuk membesarkan kamu dengan semua pengorbanan nya, kamu juga harus tahu jika Puspa rela diusir keluarganya sendiri hanya karena lebih memilih untuk mengurus kamu yang mereka sebut anak haram,
Puspa rela berjuang bekerja siang dan malam demi kelangsungan hidup kamu, kemudian pantaskah kamu mengatakan semua yang melukai hatinya atas apa yang telah dia korbankan selama ini untuk kamu?"
Madina menangis mendengar semua yang pak Mamat katakan tentang ibunya, begitupun dengan Puspa, dadanya terasa sesak mendengar semua yang pak Mamat katakan tentang dirinya.
Ditambah lagi sebutan wanita murahan yang Madina ucapkan terngiang di telinganya.
Madina menatap sang ibu yang sedang mengelus dada menahan sesaknya, dia pun segera berbalik memeluk sang ibu dengan semua penyesalannya karena telah melukai hati sang ibu.
"Ibu maafkan Madina Bu, "
Ucap Madina terisak mengucapkan kata maaf pada Puspa, dia sangat menyesali semua yang dia katakan sebelumnya tentang Puspa.
Air mata keduanya pun mengalir deras dalam satu pelukan.
Sebagai seorang ibu, Puspa memaafkan Madina dengan ikhlas karena bagaimana pun dia adalah anaknya, meskipun tidak terikat darah.
***
Beberapa bulan telah berlalu, setelah Madina tahu yang sebenarnya dia kini hidup lebih baik dan lebih menghormati Puspa sebagai wanita yang paling berjasa didalam hidupnya. Madina sudah tidak menggubris setiap cemooh yang menghinanya. Tujuan hidupnya kini adalah kebahagiaan Puspa dengan niat ingin mencari keberadaan sang ayah kandung yang dia yakini masih hidup.
Madina pun kini sudah lulus SMA dan diam diam tanpa sepengetahuan Puspa ternyata Madina sudah mendaftarkan dirinya untuk melanjutkan studi di Singapura dengan di bantu oleh sang kakek pak Mamat dan Bu Siti dalam pembiayaannya, Madina sangat bahagia karena dia berhasil masuk di universitas xx di Singapura sesuai dengan jurusan yang dia kuasai.
"Ibu"
Teriak Madina kegirangan memeluk dan mencium Puspa dengan penuh rasa cinta. Puspa pun tidak mengerti apa yang terjadi pada anaknya, mengapa dia sangat terlihat gembira.
"Ibu lihatlah ini?"
Ucap Puspa memperlihatkan pemberitahuan kelulusan di ponselnya.
Puspa pun coba membaca setiap kata di pemberitahuan itu dengan teliti, dahi nya pun mulai mengerut pertanda hatinya tidak menyetujui semua pemberitahuan yang dia baca di ponsel anaknya.
"Ini apa nak? Sejak kapan kamu memilih kuliah di tempat yang sangat jauh dari kita?"
"Sejak aku tahu kalau aku lahir di Singapura, Madina tahu ibu pasti tidak menyukai ini, tapi Madina berharap ibu mau mendukungku?"
Jawab Madina.
Puspa pun terdiam sejenak, dia tidak kuasa menentang keinginan Madina, karena Puspa melihat semua kebahagiaan di mata Madina kala tahu dirinya lulus di sebuah universitas Singapura.
Puspa pun memeluk Madina dengan erat dan penuh linangan air mata.
"Jika memang ini membuat kamu bahagia, ibu tidak bisa menghalangi kamu nak"
Jawab Puspa dengan semua doa yang dia panjatkan dalam hatinya untuk kebahagiaan Madina.
"Terimakasih Bu, Madina sayang ibu, Madina sangat sayang ibu"
Ucap Madina tak henti mengucapkan kata sayang pada Puspa yang selama ini telah menjaga dan mengurusnya dengan sepenuh hati meski dia tahu Madina bukanlah darah daging Puspa, melainkan anak dari hasil hubungan gelap sang ibu dan ayahnya di Singapura.
Madina pun mulai bertanya dimana Puspa dulu bekerja? Apakah tempat itu masih ada?
Sejenak Puspa pun terdiam mengingat semua kejadian yang menimpanya di Singapura dukun sesama Zulham.
Tidak ingin menutupi lagi semuanya Puspa pun akhirnya mengatakan yang sebenarnya jika Madina adalah anak dari Natasha dan Zamrun.
"Jadi om Zulham saudara kembar ayah? Sedangkan ibuku sudah tiada?"
Tanya Madina
"Benar nak, mungkin ini memang saat nya kamu tahu, memang semua pasti dirasa sakit dan berat, tapi inilah kenyataannya, dan ginjal yang sekarang membuatmu hidup adalah ginjal om kamu, Zulham"
Kata Puspa kembali menjelaskan.
Madina tentu masih ingat wajah Zulham, namun dia tidak tahu bagaimana rupa Zamrun meski dulu dia sempat bersamanya, karena yang Madina tahu saat itu dia bersama zulham bukan Zamrun.
Madina pun kini mendapat sedikit pencerahan, kalaupun dia ingin tahu rupa ayahnya, dia akan mengingat sosok Zulham yang selalu bersamanya saat kecil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
khazanah
siapa tuh natasha dan zamrun?
2023-04-03
2
khazanah
kaaihan madina ...
2023-04-03
2
khazanah
twrnyata ini yng sbenarnya terjadi ....oalah
2023-04-03
2