Gadis posesif

JJ Bridal Boutique

12:05

Hampir setengah jam berlalu, Aurora berusaha sebaik mungkin dan tetap profesional untuk melayani kliennya.

Mina tampak begitu bahagia, berbanding terbalik dengan calon pengantin pria yang tampak tidak nyaman berada disana.

Galen namanya..

Aurora baru tahu setelah Mina saling mengenalkan mereka.

Setelah merasa puas dengan gaun pengantin yang akan dia kenakan untuk dua bulan kedepan, Mina pamit sebentar untuk berganti pakaian, meninggalkan Aurora dan Galen hanya berdua saja disana.

"Aku yakin kau pasti masih mengingatku." ucap Galen tiba-tiba.

Aurora sibuk dengan tuxedo hasil karyanya tak jauh disana, membenahi beberapa yang menurutnya masih kurang.

"Kau pikir kejadian malam itu bisa aku lupakan begitu saja?" tanya Aurora tanpa perlu repot-repot untuk menoleh.

"Aku masih bisa mengingatnya dengan sangat jelas meskipun dua bulan telah berlalu. Pagi itu kau bahkan pergi begitu saja, persis seperti seorang pengecut." sindir gadis itu secara telak.

Galen disana sudah merasa kesal setengah mati, ingin membantah namun semua ucapan Aurora benar adanya.

"Saat itu aku sangat kebingungan. Itu tidak akan menjadi masalah besar jika saja aku belum memiliki pasangan. Tapi posisiku yang sudah bertunangan dan akan segera menikah membuat keadaan semakin rumit. Aku tidak bisa membuat orang yang aku cintai dengan tulus merasa kecewa." jelas Galen.

Aurora tampaknya tidak terlalu peduli. Baginya seluruh ucapan Galen hanyalah omong kosong.

Awal mula sebelum mereka mendatangi JWN hotel malam itu, mereka sepakat mampir di sebuah minimarket terlebih dahulu untuk membeli beberapa botol minuman beralkohol.

Begitu sampai, Galen menunjukkan kamar hotel tempat Aurora menginap dan lelaki itu ikut masuk kedalam dengan dalih butuh teman minum.

Disisi lain, Aurora yang sedang dilanda stres akibat ulah mantan pacarnya merasa memiliki seorang teman curhat. Galen dengan suka cita mau mendengarkan curhatan gadis itu.

Aurora pikir Galen hanya merasa iba padanya, hingga secara suka rela mau menampung segala curhatannya.

Tapi ternyata kejadian yang tidak terduga malah menimpah dirinya. Kehilangan keperawanan akibat ulah seorang lelaki asing. Saat itu Aurora merasa hidupnya sudah tidak berarti lagi.

Banyak menghabiskan waktu dengan melamun dan membayangkan masa depannya yang suram.

Aurora melewati banyak hal selama dua bulan terakhir, hingga secara perlahan dia bisa mulai bangkit kembali.

Namun takdir yang mempertemukan dirinya kembali dengan Galen, membuat perjuangan Aurora selama dua bulan ini menjadi sia-sia.

Aurora membenci lelaki itu sampai ke ubun-ubun!

"Modelan sepertimu sudah kelihatan sekali hobi memainkan perasan perempuan!"

Galen merasa tersinggung. "Aku bukan laki-laki yang seperti itu."

"Kau bahkan sengaja masuk kedalam kamar hotelku malam itu, bahkan sebelumnya aku tidak pernah mengundangmu untuk datang! Sudah kelihatan sekali niat busukmu itu!"

"Aku melakukannya karena khawatir kau akan melakukan hal bodoh! Kebanyakan wanita tidak bisa berpikir dengan jernih begitu hubungan asmara mereka kandas."

"Aku bukan wanita bodoh yang akan melukai diriku sendiri hanya karena seorang laki-laki!" balas Aurora emosi karena menurutnya alasan Galen sama sekali tidak berdasar.

Galen menghela nafas dalam. "Tentu saja. kau 'kan bukan Mina." gumamnya lirih.

Aurora mengernyit tak mengerti. "Apa maksudmu?"

Galen dengan segera mengabaikan pertanyaan Aurora.

"Kejadian malam itu memang murni kesalahanku. Aku bersedia melakukan apapun untuk bertanggung jawab padamu. Asalkan tunanganku jangan sampai mengetahui hal ini. Aku juga tidak mau hal ini sampai berpengaruh pada acara pernikahan kami yang akan diselenggarakan dua bulan yang akan datang. Jadi katakan padaku apa yang harus aku lakukan untukmu?" tanya Galen tidak ingin basa-basi lagi.

Pada akhirnya Aurora tidak cukup memiliki kesabaran untuk balas menatap kedua mata Galen dengan pandangan sinis.

"Menurutmu bagaimana? Dengan cara apa kau bisa mengembalikan sesuatu yang telah kau renggut dariku? Mungkin bagimu hal ini bukan apa-apa. Tapi bagiku, kejadian malam itu akan menjadi mimpi buruk selama sisa hidupku." balas Aurora setengah berteriak.

Galen mendengus kesal. "Intinya aku sudah memiliki niatan baik untuk bertanggung jawab. Kapanpun itu ketika kau sudah menemukan apa yang kau inginkan dariku, segera temui aku. Lalu pergilah menjauh, sejauh mungkin hingga tidak ada kemungkinan untuk kita bisa bertemu lagi di lain kesempatan setelah kau merasa semuanya telah impas." ucapnya sebelum pergi menjauh setelah melihat Mina telah selesai berganti pakaian.

Galen menemukan Mina tengah menatap keduanya dari jauh, itu sebabnya Galen dengan segera menghampiri Mina disana.

"Kau sudah selesai?"

Mina mengangguk pelan. "Kalian mengobrol tentang apa? Kelihatannya seru sekali."

"Tuxedo milikku agak terasa longgar pada bagian lengannya, jadi aku meminta designer-nya untuk sedikit memberikan perbaikan disana. Hanya masalah itu saja, tidak ada hal serius yang tengah terjadi." balas Galen berdusta.

"Oh.. tapi semuanya sudah selesai 'kan? Apa kita bisa pulang sekarang?"

Galen mengangguk. "Ayo, kita pulang."

Keduanya menghampiri Aurora disana sebelum pulang. Aurora bisa melihat tatapan yang Mina berikan padanya jadi berbeda setelah memergoki mereka saling bicara berdua.

Sepertinya Mina tipe gadis yang pencemburu, tapi tenang saja.. Aurora tidak memiliki minat pada lelaki pengecut sejenis Galen.

"Kami akan segera pergi." ucap Mina datar. Dengan sengaja bergelayut mesra ditangan Galen.

Aurora membalasnya dengan senyuman palsu yang terlihat ramah. "Terima kasih atas kunjungannya. Nanti setelah gaun dan tuxedo kalian telah rampung pengerjaannya secara keseluruhan pihak kami akan segera menghubungi kalian via telepon."

"Kunjungan berikutnya aku mau Briella saja yang menemani kami. Bisakah kau kabulkan permintaanku ini?" tanya Mina.

'Dasar gadis posesif..' batin Aurora. "Tentu saja, nanti aku akan menyampaikannya pada Briella."

Mina mengangguk singkat sebelum akhirnya pergi meninggalkan butik bersama Galen.

Aurora mendengus keras. "Setidaknya aku tidak perlu melihat wajah lelaki itu lagi, membuatku merasa emosi saja!"

Anna, salah satu pegawai JJ Bridal Boutique yang kebetulan lewat menatap Aurora dengan pandangan heran. "Kakak, kau bicara sendirian? Ada apa?"

"Memangnya kenapa? Aku sedang kesal!" balas Aurora galak.

"Kau benar-benar aneh." ejek Anna dengan tawa geli.

"Kau mau gajimu bulan ini dipotong ya karena sudah bersikap tidak sopan?!"

Anna tampaknya tidak merasa terancam sama sekali, gadis itu berlalu dari hadapan Aurora dengan tawa yang masih saja terdengar.

"Dasar anak itu, selalu saja bersikap jahil." dengus Aurora yang sudah terbiasa dengan sikap menyebalkan Anna.

Pegawai butik disini memang sudah mereka anggap seperti saudara sendiri. Jadi jangan heran ketika melihat mereka saling melempar candaan atau menertawakan satu sama lain.

"Kak.." Anna kembali datang menemui Aurora disana.

"Apa?" dari tatapan matanya saja, Aurora bisa menebak ada sesuatu yang Anna inginkan. "Langsung pada intinya saja. Katakan saja apa maumu."

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!