08:32
Galen dengan wajah kusut masuk kedalam rumah, pengecut memang, meninggalkan Aurora begitu saja tanpa memberikan penjelasan apapun.
Pikiran Galen masih melayang jauh ketika dia membuka pintu kamarnya dan seketika mendapati confetti berhamburan disekitar tempatnya berdiri.
"Surpriseee..."
Galen yang masih dalam keadaan terkejut bisa melihat Mina berjalan mendekat kearahnya sembari membawa sebuah kue ulang tahun.
Gadis itu juga menyanyikan lagu selamat ulang tahun dengan suara lembutnya.
"Selamat ulang tahun yang ke dua puluh delapan."
Terlalu sibuk dengan perusahaan keluarga hingga Galen melupakan hari ulang tahunnya sendiri.
"Semoga panjang umur, selalu diberikan kesehatan, kebahagiaan, dan yang terpenting impian kita untuk membina rumah tangga bisa terwujud tahun ini."
Mina tersenyum manis sembari menatap Galen yang masih enggan bersuara. Ada perasaan marah juga kebingungan yang beradu menjadi satu.
Jadi ini memang murni kesalahpahaman semata?
"Aku sudah mendengar ceritanya dari Austin, mengenai aku dan Mark, itu tidak seperti yang kau pikirkan. Aku hanya meminta dia menemaniku membeli kue ulang tahun untukmu." jelas Mina dengan raut wajah sedih.
"Lalu mengenai kami yang tidak menjawab panggilan darimu, kami memang sengaja mengerjaimu, aku tidak tahu hal ini bisa sampai membuatmu merasa cemas. Maafkan aku.." Mina menundukkan kepalanya, merasa bersalah dan menyesal.
Galen tidak tahu, jika melupakan hari ulang tahunnya sendiri bisa mengakibatkan tuduhan tak berdasar terhadap tunangan serta sahabat karibnya.
Dan hal yang paling fatal adalah kejadian tadi malam, dengan seorang gadis asing. Bayang-bayang gadis itu terus saja mengusiknya. Apalagi tadi Galen pergi meninggalkan kamar hotel begitu saja, persis seperti seorang pengecut.
Disisi lain Galen merasa bersyukur mengetahui fakta jika hubungan antara Mina dan Mark hanyalah kesalahpahaman semata. Pernikahan yang digelar dalam waktu empat bulan kedepan sepertinya tidak akan dibatalkan.
Tak ingin terlalu lama membuat tunangannya menunggu, juga lilin yang akan segera meleleh secara keseluruhan jika Galen tidak juga segera bergerak, lelaki itu memilih untuk melupakan segalanya, lagipula itu hanya kejadian yang tidak disengaja.
Tidak akan terjadi hal apapun 'kan? Semuanya pasti akan baik-baik saja seperti sedia kala.
"Terima kasih.." ucap Galen setelah dia memanjatkan doa serta harapan dan meniup lilin kue ulang tahunnya.
Mina juga sudah tampak lega. "Apa harapanmu kali ini?"
Galen berpikir sejenak. "Eumm.. bisa segera menikahi gadisku." jawabnya.
Senyum Mina mengembang. "Semoga semuanya bisa berjalan dengan lancar."
"Ya, semoga saja.."
Satu hal yang sangat Galen inginkan, dia bisa melupakan kejadian tadi malam tanpa merasa bersalah. Bahkan nama gadis ituㅡah ya, nama! Galen tidak tahu siapa nama gadis asing itu.
***
JJ Bridal Boutique..
11:36
Sebuah bisnis butik baju pengantin, warisan dari mendiang sang ibu. Terkenal dengan kualitasnya yang terbaik.
"Kau baru tiba?" sambut Briella.
"Oh, kau disini rupanya.. siapa yang menjaga Sean di rumah sakit?" tanya Aurora.
"Aku menitipkannya pada pengasuhnya. Selain itu kehadiranku tidak terlalu penting di mata Sean, juga keadaan Sean yang sudah jauh mendingan."
"Tidak terlalu penting bagaimana?" Aurora tak suka ketika Briella sudah memiliki pikiran negatif seperti itu.
Tentu saja kehadiran seorang ibu sangat berarti bagi buah hatinya.
Sekalipun benar kenyataannya jika Sean lebih dekat dengan sang pengasuh. Karena Briella jarang berada di rumah untuk menghabiskan waktu bermain bersama Sean.
"Kembalilah ke rumah sakit, aku bisa menangani butik sendirian."
"Sebenarnya aku memang tidak berniat datang hari ini, tapi seorang pegawai mengatakan kau tidak kunjung datang kemari, itu sebabnya aku datang." Briella menjelaskan.
"Aku hanya sedikit terlambat dan lupa memberitahumu." balas Aurora.
"Apa kemarin malam kau tidak pulang ke rumah? Bibi memberitahuku." tanya Briella penasaran.
"Ya, begitulah.."
Teringat kembali kejadian tadi malam, pikiran Aurora menjadi kacau. Dia bahkan tidak tahu nama laki-laki yang sudah merenggut keperawanannya. Selain informasi mengenai keluarga laki-laki itu adalah pemilik JWN hotel.
"Bagaimana kabar hubunganmu dengan Aron?"
"Aku sudah putus dengannya kemarin siang." balas Aurora singkat.
"Putus? Ada masalah apa?"
Tentu saja Briella tidak tahu. Mereka memang tak sedekat dulu karena sudah sama-sama memiliki kesibukan.
"Hanya merasa tidak cocok."
"Jangan terlalu pilih-pilih pasangan. Jika kau mencari seseorang yang sempurna, sampai kapanpun kau tidak akan bisa menemukan orang yang seperti itu di dunia ini."
"Jangan khawatir.. Sejak tadi malam, aku sudah memutuskan tidak akan pernah menikah selama sisa hidupku." balas Aurora, berkata seolah tanpa beban.
Briella hanya bisa menghela nafas. "Kau yakin?"
Aurora mengangguk tegas. "Aku benci laki-laki!"
"Aku tidak menyalahkanmu. Kita memang berada didalam lingkungan dimana para lelaki terdekat kita selalu memberikan kesan yang buruk. Seperti ayah dan juga suamiku. Tapi aku pikir Aron adalah sosok lelaki yang cukup baik."
"Kau bahkan belum banyak bicara padanya selama kami menjalani hubungan dua tahun terakhir ini. Jadi dari segi apa kau bisa menarik kesimpulan jika dia lelaki yang baik?"
Briella cukup sadar diri jika yang Aurora katakan benar adanya. "Baiklah, aku mengerti. Apapun itu keputusanmu aku akan mencoba untuk selalu mendukungmu, termasuk keinginan untuk tidak menikah."
Briella meraih tasnya. "Aku rasa aku harus pergi untuk melihat Sean."
"Ah, ya.. suamimu sudah datang untuk membesuk?" tanya Aurora penasaran.
Briella menggeleng pelan dengan senyum getir.
Aurora mendengus kesal. "Kalau sudah tidak tahan, ceraikan saja lelaki tidak tahu diri itu!"
"Tentu saja tidak semudah itu, banyak hal yang harus dipertimbangkan karena kami juga sudah memiliki seorang anak. Perceraian hanya akan menjadikan Sean sebagai korban." balas Briella.
"Aku tidak mau kelak Sean merasa berbeda dari teman-temannya yang lain yang memiliki keluarga utuh. Apapun itu, jika masih ada sesuatu yang bisa aku pertahankan, aku tidak akan ragu untuk tetap bertahan meskipun terasa sulit."
Aurora hanya bisa menatap Briella sendu.
"Aku akan pergi sekarang." Briella pamit sebelum Aurora semakin memperpanjang obrolan mereka.
"Ya, hati-hati di jalan." balas Aurora.
***
"Lokasinya di JWN hotel, dengan tema pernikahan raja dan ratu sehari yang terkesan indah dan megah. Itu impianku sejak dulu." Mina berkata dengan binar mata yang terlihat bahagia.
Galen mengangguk setuju. "Kau bisa atur semuanya sesuai keinginanmu."
Mina tak bisa berhenti tersenyum mendengar jawaban Galen. "Kau tahu, sayang.. aku merasa sangat beruntung sekali bisa menikah dengan laki-laki sepertimu. Tidak pernah terbayangkan olehku jika kita harus berpisah, aku pasti tidak akan sanggup, lebih baik aku mati saja."
Galen tersentak mendengar ucapan tunangannya itu, karena jujur saja, dia merasa sangat tidak nyaman.
"Jangan berkata seperti itu. Aku tidak sebaik yang kau kira."
"Bicara apa? Kau yang terbaik. Terbaik dari yang paling baik. Itu sebabnya aku tidak ingin kau pergi dari sisiku." Mina meraih lengan Galen, mengistirahatkan kepalanya dipundak lelaki itu.
"Galen.."
"Hm?"
"Kita akan selalu bersama-sama 'kan?"
"Tentu saja. Aku tidak akan pergi meninggalkanmu. Aku berjanji." balas Galen.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments